Ketika terlintas kata transportasi,
acapkali pikiran kita terbayangkan akan sebuah ruang singgah, tempat kita
menunggu lalu bergerak ke tujuan. Pikiran itu seakan bagaimana bisa segera
sampai ke tujuan agar bisa melepas lelah dan bertemu dengan orang tercinta. Tapi
dari setiap perjalanan bukan hanya urusan jarak, ini bak ruang yang mampu
memantulkan identitas sebuah daerah. Namun kini transportasi mencoba memberikan
pandangan baru pada panggung kehidupan, ruang di mana sebuah daerah tercermin
dan menggambarkan identitas budaya buat siapa yang ada di sana.
Hingga kini, ruang-ruang transportasi di kota kita masih tampil seadanya, ia hanya sekadar pemberhentian jiwa. Halte yang bisa disinggahi hanya sebatas menunggu bis tiba, terminal hanya ruang singgah saat klakson kendaraan memanggil masuk ke dalam, pelabuhan dan stasiun hanya persimpangan melangkah sembari menunggu antrean panjang nan melelahkan. Belum ada rasa yang hadir, belum ada setiap kisah saat detak jarum jam waktu berangkat tiba. Menunggu memang membosankan, kini bagaimana menghapus bosan itu.