Kamu jahat banget, kami semua ngga mau temanan lagi.
Asal main selalu curang, besok kami ngga ke sini lagi.
Kami nyari tempat main lain.
Maaf ya.!!
Beberapa hari yang
lalu saya mendengar percakapan khas anak-anak itu di lapangan tempat mereka
bermain. Sifat anak kecil begitu lucu, mereka gampang marahan dan cepat baikan
dalam bermain. Terlebih selalu mengutarakan isi hati apa adanya, boleh
dibilang:
Anak kecil itu lebih jujur dan apa adanya
Itulah kata-kata
manjur yang sering keluar dari persahabatan ala anak kecil. Beda banget dengan
para dewasa yang sangat selektif dan birokratif dalam memulai persahabatan.
Masa kecil juga masa terindah di mana punya begitu banyak sahabat dan kenalan
tanpa batasan. Walaupun penuh kata-kata jujur bila tak suka, namun akan kecil
transparan dalam membangun persahabatan.
Persahabatan itu
bukan memilah mana untung dan rugi, tapi bagaimana bisa bermain bersama. Andai
terasa ada yang tidak puas langsung saja dengan cekatan ia memutuskan
persahabatan tanpa istilah “bicara di belakang”
Di waktu beranjak
besar, barulah kita menyadari bahwa saat di usia dewasa manusia lebih
mementingkan logika dalam berteman bukan sebatas nyaman semata. Bukan sesuatu
yang aneh saat ada istilah teman mencari keuntungan, memanfaatkan teman dan
sampai teman makan teman. Semua karena logika sudah bermain.
Di usia dewasa
pulalah jumlah pertemanan semakin sedikit, selain karena lokasi bermain yang
semakin sempit. Serta aktivitas dan rutinitas membentuk suatu kebiasaan
mengharuskan selektif memilih teman. Pola pikir juga sudah berbeda dijamin
pembicaraan tak seseru saat masih kecil seakan ada gengsi dan batasan-batasan
mutlak dalam persahabatan ala orang dewasa.
Nostalgia kembali
masa kecil bila dipikir-pikir jadi sangat indah, apalagi masa itu lebih banyak
menghabiskan waktu bermain dengan segala permainan alam. Bukan terbelenggu
dengan gadget masing-masing.
Saya pribadi
pernah membaca bagaimana teman masa kecil punya andil menjadi teman seumur hidup.
Persahabatan yang terjalin lebih dari 8 tahun akan awet sampai mati. Coba
dihitung-hitung apakah kalian punya sahabat yang seperti itu? Bila ada
pertahankan sebaik mungkin.
Jangan melihat teman
masa lalu tidak sesukses atau sepintar dirimu, namun lihat perjuangannya
menjadi temanmu. Berganti waktu dan tahun segala tindak tanduk dirimu sejak
masih kecil. Bukan terlalu legowo dengan teman yang baru dikenal kemarin sore
tetapi sudah begitu akrab denganmu. Mana tahu ia ingin mencari keuntungan atau
meninggalkan saat dirimu jatuh.
Kedekatan dirimu
dengan sahabat masa kecil seakan ia mengetahui seluk beluk dirimu sebenarnya.
Makanya jangan heran pendapat seorang sahabat masa kecil begitu ditunggu.
Karena persahabatan yang lama seakan berakar kepada pengetahuan kepada
sahabatnya. Ia memuji sepantasnya dan mengkritik sewajarnya.
Kedekatan dengan
sahabat masa kecil itu paing tulus saat beranjak dewasa. Walaupun usia sudah
dewasa tapi rasa tulus dan yakin satu sama lain seakan kembali ke masa kecil.
Paling menarik dari teman masa kecil adalah bercerita akan segala kenangan saat
kecil dan sesekali tertawa terbahak mengingat kenangan itu.
Apakah kalian punya sahabat masa kecil yang
menyenangkan dan tak terlupa terganti oleh zaman? Bila ada bisa share di
kolom komentar. Persahabatan masa kecil setulus-tulusnya
jalinan persahabatan. Semoga menginspirasi.
0 komentar:
Post a Comment