Peristiwa bersejarah yang kamu rasakan setelah susah payah
menyelesaikan berbagai mata kuliah rumit hingga yang deg-degan waktu nyusun skripsi.
Skala penulisan skripsi dari hitungan bulan, tahun dan hingga ganti rektor
berkali-kali. Sampai pada waktunya saat rektor dan dekan memberikan ijazah dan
menggeserkan tali di topi toga dari kiri ke kanan.
Kamu senang bukan main kan..?, iya senang bukan main apalagi buat kamu berada di ujung tanduk terutama semester ini adalah 14 semester
Juga orang tua kamu yang
udah lama banget namanya anaknya dipanggil orang MC untuk maju ke podium
menerima penghargaan dari prestasi cumlaude yang anaknya dapat.
Setelah waktu demi waktu berlalu dari hari wisuda yang dilakukan
universitas berlangsung banyak dari pengangguran fresh graduate yang
sulit banget buat mendapatkan pekerjaan walaupun sudah ikut berbagai kesempatan
jobfair, ngelamar kesana-kemari. Bila yang cuma kerjanya kongkangin kaki di
rumah malah lebih ngenes dan lebih lama lagi periode nganggurnya.
Kenapa hal itu bisa terjadi...?
Apa karena salah pemerintah dan lapangan kerja yang ngga siap banyaknya menampung para lulusan sarjana dari berbagai bidang..?
Apa karena ketatnya persaingan buat mendapatkan jatah pekerjaan yang layak, seketat celana cabe-cabe yang nongkong di fly over malam-malam...?
Atau kamunya sendiri yang asik bengong dan puas-puasin rehat lama setelah kuliah, bingung mau kerja di mana dan akhirnya milih nganggur lebih lama..?
1.
Minim Lowongan Pekerjaan
Setiap tahunnya angka pengangguran meningkat begitu banyak dari
tahun ke tahun dan bila ngga ditanggulangi bisa berakibat fatal akibat jumlah
buruh akan kalah banyak dengan pengangguran intelektual.
Jadi apakah yang harus dilakukan..?
“Gue tanya sendiri dan gue jawab sendiri”
Begini,.. kecilnya jumlah lowongan kerja berbanding terbalik dengan
besarnya jumlah lulusan yang sangat-sangat banyak. Apalagi dalam
setahun ada ribuan yang tamat dari satu perguruan tinggi saja dan itu belum
lagi dari perguruan tinggi lain yang punya dasar ilmu yang banyak yang sama. Alternatifnya banyak dari pemberi dan pembuka lowongan pekerjaan
yang menawarkan pekerja dari jurusan favorit. Mau ngga mau bagi jurusan atau
bidang ilmu yang kedengaran langka atau ngga banyak yang tau, harus ikut via
jalur umum.
Buat jalur khusus aja susah apalagi jalur umumnya yang ramenya
bejibun. Maka nya banyak dari sarjana dari bidang A banting arah haluan ke
bidang pekerjaan B akibat tekanan hidup serta prinsip “gue harus dapat kerja,
apa pun kerja walaupun menyimpang dari skripsi gue bidang ilmu gue.
Bukan hal yang aneh saat kamu lagi di bank dan kebetulan suasana
agak lengah dan kamu tanya sama teller bank.
Mbak dulu kuliahnya di kampus apa,..?
Mbak dulu kuliahnya di kampus apa,..?
Kampus Pertanian..., *Kamu mahasiswa yang gagal*
Bila dulunya saat aktif di berbagai BEM fakultas sibuk banget
mengkritik dan anti dengan pemerintah yang gagal dan kinerjanya dipertanyakan.
Eh pas dapat kerja malah ke instansi pemerintah yang dulunya dia kritisi *Kamu mahasiswa yang gagal*
2.
Malas Berwirausaha
9 dari 10 rezeki yang Allah kasih itu berasal dari usaha
perdagangan (wirausaha). Nyatanya banyak banget yang setelah tamat kuliah
merasa malu dan gengsi buat memulai berwirausaha. Merasa level hidup jatuh
dengan berjualan, padahal dengan berwirausaha kamu bisa kenalan dengan
cewek-cewek cantik yang jadi langganan. Ibarat pepatah: Sambil berenang ria
baca koran “Cuma di laut mati yang beginian bisa kamu lakukan”
Selain bisa meringankan beban kedua orang tua dan menambah
pemasukan sambil menunggu dapat pekerjaan yang layak. Kecuali kamu ngasih
gratis atau diskon buat cewek cantik yang beli dijamin malah menambah beban
orang tua serta usaha kamu semakin dekat ke ambang gulung tikar #AkibatWanita
Ada baiknya bila usaha kamu sudah maju pesat, kamu bisa
mempekerjakan teman kamu atau orang lain. Sehingga dengan usaha muliamu mampu
mengurangi populasi jomlo pengangguran yang buat semrawut perkotaan. Dan
bila usaha kamu semakin maju dan berkembang, maka jangan sungkan-sungkan beli
saham perusahaan ternama seperti Google, Apple dan Microsoft
#BerawalDariMimpi
3.
Minim Pengalaman
Saat interview kerja, sesi yang paling penting saat kamu isi pada
form CV ialah pengalaman kerja yang berkaitan dengan bidang yang kamu lamar.
Syarat pengalaman kerja jadi acuan yang dipegang banget dari setiap pembuka
lowongan kerja. Pertanyaan besarnya muncul di benak pencari kerja, gimana mau ada
pengalaman kerja kalo kami ini ngga dikasih kesempatan pekerjaan.
Fresh graduate itu ibarat kertas putih yang masih hampa banget dari
pengalaman kerja makanya bila diterima jangan minta besar dan lebih. Karena
semua yang dimulai dari bawah gajinya memang relatif kecil dan kerjanya berat.
Andai saja lowongan kerja yang dibuka peluang buat ngisi kursi CEO yang
kosong #LangsungIkutDaftar
4.
Konsep Kuliah dengan Kerja Berbeda
Perbedaan konsep kuliah sangat bertolak belakang dengan yang ada di
dunia kerja. Bila pada perkuliahan yang paling banget ditekankan ialah
kemampuan akademisi dalam menyelesaikan mata kuliah yang dijalankan dengan
nilai yang memuaskan berdasarkan waktu tenggat yang diberikan, apapun caranya
yang sangat dilihatlah ialah hasilnya.
Dunia kerja yang paling dikedepankan bukan nilai akademisi kamu
yang tinggi walaupun saat pertama kali kamu ngelamar kerja IPK juga dilihat
namun bukan sebagai prioritas utama kecuali kamu mau ngelamar studi lagi.
Mungkin IPK tinggi dibutuhkan banget. Yang dibutuhkan ialah seperti hal sederhana yang bisa kita dengar seperti kerja keras, bisa bekerja di dalam tim, mampu mengejar target yang dicanangkan, bisa bekerja di bawah tekanan,bisa
nyanyi di dalam air dan mampu menjalankan aspek keamanan bila kamu kerja di
lapangan.
Mungkin IPK tinggi dibutuhkan banget. Yang dibutuhkan ialah seperti hal sederhana yang bisa kita dengar seperti kerja keras, bisa bekerja di dalam tim, mampu mengejar target yang dicanangkan, bisa bekerja di bawah tekanan,
Makanya banyak sarjana muda yang banyak bangga-banggain kampus dan
nilai IPK tinggi agak lama diterima kerja. Bila pun diterima agak sulit beradaptasi
dengan dunia kerja. Jadi sekarang ngapain rajin kuliah.. ayo pergi bolos ke
kantin #AjakanSesat.
5.
Informasi dari Dosen Kurang
Tingginya angka pengangguran ngga Cuma kesalahan pemerintah,
pembuka lowongan kerja, atas kamunya yang malas keluar dari zona nyaman. Tapi minimnya
dosen ngasih segala informasi kamu tamat kelar harus jadi apa, apa jadi orang
atau jadi power ranger pengangguran abadi.
Dunia setelah tamat kuliah itu kejam banget dan jarang banget dari
dosen yang ngatain kepada mahasiswa kayak beginian:
“Hai nak, sebenarnya dunia perkuliahan hanya batu loncatan buat
kamu hidup di tengah masyarakat kelak dan ilmu kamu sangat bermanfaat tapi ilmu
saja ngga cukup dibutuhkan tapi membangun kedekatan dengan masyarakat serta di
tempat kerja kelak”
Tidak heran kenapa masyarakat dan mahasiswa punya jurang yang
terpisah, padahal bila keduanya mau kerja sama dijamin bangsa ini maju dan hutang negara ngga lagi menumpuk ibarat cucian kotor.
Dosen sekarang cuma ngasih materi serta tugas akademisi sedangkan
saat kamu terjun ke dunia kerja, kecil banget materi yang kamu pelajari dulu
ditanyakan terlebih skripsi yang kamu tulis dengan penuh air mata berhubungan
dekat tempat kerja kamu. Kecuali kamu punya keinginan yang sangat besar buat
jadi dosen atau peneliti.
Kebayang bukan, waktu kamu sadari dulu dari kamu mengenyam di
bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Banyak pelajaran atau mata kuliah
yang kamu pelajari dan hanya sebahagian kecil banget yang bisa dipakai atau
memang ngga dibutuhkan lagi. Bila pertanyaan dari orang lain akan ada jawaban:
Kayaknya aku pernah belajar yang beginian saat masih di pondok
pesantren, tapi lupa kalo ditanyain lebih lanjut.
Dan gue rajin baca tentang pendidikan di luar negeri padahal
malas baca. Di sana pendidikan sejak dini sudah dipisahkan antara yang
benar-benar tertarik pada bidang ilmu tertentu. Makanya kalo ketemu ama bule
bila ditanyain bukan ilmu yang ia pelajari, langsung deh geleng-geleng tanya
ngga tau. Beda sama orang kita yang tetap jawab biar yang nanya makin sesat.
6.
Pasif dan Ngga Membangun Jaringan
Hidup itu bukan cuma diri, pacarmu, keluargamu dan teman-teman
dekatmu. Hidup itu luas banget seluas semut lagi jogging keliling lapangan
sepak bola dan bukannya sesempit WC umum yang pintu toiletnya dikunci pake
gagang sendok.
Saat inilah membangun jaringan dengan orang-orang yang punya
kredibilitas yang tinggi. Bila hidupmu cuma dihabiskan hanya bersama kekasihmu
saja bilang aja syirik merugilah kamu, karena saat putus teman-temanmu jadi tempat curhat.
Hanya dengan pacar kamu memang mana tau bisa buat perusahaan gede kaya PT.
Mencari Cinta. Pekerjanya ialah kalangan orang-orang yang kerjanya jadi
budak-budak cinta yang ngga ada hentinya pamer kemesraan di dunia nyata dan
dunia maya.
Punya sahabat atau teman yang kita mau ialah hak pribadi, tapi
jangan sampai kamu ngga mengembangkan teman-teman yang bisa memperluas jaringan
pertemanan dan juga kesempatan kerja ke depan.
Walaupun sebenarnya semakin banyak kamu makin banyak teman palsu yang muncul. Well... hal seperti itu coba dibuang jauh-jauh sejenak saat ini, karena kamu ngga akan tau ke depan kenalan yang baru kamu bisa dijadikanpacar partner kerja.
Walaupun sebenarnya semakin banyak kamu makin banyak teman palsu yang muncul. Well... hal seperti itu coba dibuang jauh-jauh sejenak saat ini, karena kamu ngga akan tau ke depan kenalan yang baru kamu bisa dijadikan
Bila kamu dari universitas A atau kampus C ngga usah sungkan nyari
teman universitas B atau kampus D. Mana tau asik, teman kamu baru kamu punya
adik atau saudara perempuan cantik #NyariUntung
7.
Pulang Kampung
Setelah tamat kuliah banyak sarjana muda yang pulang kampung dari
alasan besarnya biaya hidup di kota atau tempat kamu kuliah, kota ngganggur
ngga jelas, yang cewek biasa mau segera nikah, atau orang tua yang ngga mau
anaknya lupa arah jalan pulang ke kampung.
Satu sisi pulang kamu punya dampak yang besar banget buat sarjana muda yang masih segar banget ilmunya untuk mengabdi ke sana. Bila dipikir-pikir di kampung kamu ngga ada peluang atau jurusan kamu ngga cocok dengan daerah kampung kamu.
Satu sisi pulang kamu punya dampak yang besar banget buat sarjana muda yang masih segar banget ilmunya untuk mengabdi ke sana. Bila dipikir-pikir di kampung kamu ngga ada peluang atau jurusan kamu ngga cocok dengan daerah kampung kamu.
Maka merugilah orang tua yang nyuruh kamu pulang kampung.
Sesampai di kampung malah disuruh kerja yang menyimpang dari kuliah kamu dulu. Maka kamu masuk mahasiswa gagal meneruskan warisan kuliah dan kerja
yang selaras.
8.
Malas Mencari Informasi
Mencari peluang kerja sekarang mudah banget semudah tinggal googing
dan scrolling di smartphone kamu. Bila ngga punya smartphone jangan berkecil
hati, karena kamu mampir ke warnet terdekat yang gampang lari waktu adminnya ke
belakang. #AjararanSesat.
Nyari peluang kerja atau yang mau lanjut kuliah sekalian nyari
beasiswa ngga sesulit dulu. Harus beli koran atau tanya langsung ke instansi
mana kamu mau melamar. Susah dan bila informasinya dapat tapi tesnya udah
berlansung, nyesek banget kan.
Makanya manfaatkan informasinya yang mudah dengan nyari peluang dan
jangan sampai malah nyasar ke situs nganu yang rajin banget di blokir sama
Depkominfo.
Ya begitulah kenyataan nya, cape-cape kuliah cape-cape skripsi ujung ujungnya nganggur juga
ReplyDelete