Ibu... Andi berak di celana bu!!
Sambil semua menunjuk ke arah Andi dan menutup hidung
Andi merasa terpojok layaknya tersangka
Sudah-sudah, biar ibu bawa ke kamar mandi buat di cebok
Ayo semua kembali ke bangkunya masing-masing
Petikan percakapan tadi pasti kalian semua
pernah mengalami atau menuduh temannya berak di celana? Yupps... moment seperti
itu sering terjadi di sekolah dasar. Bila dipikir-pikir ulang, masa itu masa
yang paling suram andai kalian pernah di-cap sama teman berak atau ngompol di
celana.
Ibu guru dengan sabar menuntun, menenangkan dan bahkan mencebok muridnya dengan ikhlas. Itulah mengapa saya pribadi layak dapat gelar pahlawan tanpa tanda jasa. Menyambut hari guru, kita semua pasti punya pengalaman pertama sekali di antar ke sekolah oleh orang tua.
Masih malu-malu dan canggung kenalan
dengan teman baru. Ada yang belum bisa membaca, menulis, dan mencatat. Jangankan
itu, mengelam ingus saja masih belepotan. Semua ditenangkan oleh guru.
Hampir sebahagian besar, guru sekolah
dasar dipegang guru wanita. Apa karena di level itu naluri keibuan bu guru
sangat manjur atau malah guru lelaki tertarik di level pendidikan lebih tinggi
dan ngga mau ribet.
Jangan heran bila kalian lewat atau
singgah ke TK atau SD pasti umumnya semua pelajaran dipegang oleh bu guru. Kaum
bapak-bapak, paling jadi koordinator sampai kepala sekolah.
Di pagi hari bu guru sudah datang, menunggu
di depan pagar siswa datang dan mencium tangannya sebelum masuk ke kelas.
Sejuta harapan orang tua yang mengantarkan si anak sambil berucap:
Bu guru, tolong dijaga anak saya. Dia orangnya pintar tapi suka nakal, Ibu silap mata sedikit, dia sudah gelantungan di bola lampu
Baik pak, baik bu.. kami upayakan
*Sang orang tua langsung pergi ke tempat
kerja dan menghilang di kejauhan*
Namun kini jasa besar guru sekolah dasar seperti
dipandang sebelah mata. Banyak pengajarnya guru honorer paruh waktu dan dibayar
kecil. Memang ada sekolah TK, Paud, SD bergajinya besar, akan tetapi untuk
seleksi masuk begitu sulit. Hanya diperuntukkan kalangan anak orang elit dan
guru berjam terbang tinggi.
Sedangkan di TK, Paud, TPA dan sekolah
dasar lain biaya cenderung kecil. Tanggung jawab jangan tanya besarnya, dari
mengajar, membimbing, hingga bahkan menenangkan. Susahnya minta ampun, saat
sang anak lari ke sana kemari, ada yang membawa mainan dari rumah dan sebagainya. Tugas guru sekolah dasar sangat kompleks.
Guru sekolah dasar juga harus mentransfer
segala kemampuan dan pengetahuannya untuk bisa diterima siswa. Hampir 100% dari
guru, semakin menciut sampai ke level perguruan tinggi.
Jadi bila hari guru atau lebaran tiba,
apakah kalian pernah ke rumah guru sekolah dara dahulu buat minta maaf dan
mengucapkan rasa terima kasih pernah dicebok? Mayoritas menjawab tidak atau ngga
ingat nama sampai wajah gurunya dulu. Jujur bukan?
Namun mereka ngga pernah berharap lebih,
melihat siswa bertampang lugu saja sudah senang minta ampun. Bayaran yang kecil
dan ngga ada jamin diangkat saja sudah lebih dari cukup.
Mereka seperti bermain di dunia anak-anak
yang penuh kepolosan. Mereka orang pertama kali yang menggoreskan tinta pemahaman,
ilmu dan dasar-dasar budi pekerti. Di saat orang tuanya sedang sibuk di kantor
dengan setumpuk kerjaannya.
Jasa besar guru selama ini sedikit
tercoret, banyak guru yang rela dilaporkan ke pihak berwajib akibat siswanya
akibat mencubit, memukul dan menegur karena ketahuan tidak salat berjamaah,
cabut di jam sekolah atau nilai yang merah semua.
Malah orang tua sependapat dengan anaknya,
guru melakukan tindakan menyeleweng dan lawan “dipolisikan”. Andai ditelusuri
lebih lanjut, sangat banyak jasa sang guru, namun karena merasa menganiayakan
dengan murni mendidik, malah dipolisikan.
Guru seakan-akan tersudut dengan segala
tuduhan, si anak merasa dirinya diperlakukan tidak adil. Guru melakukan itu
bukan atas dasar kesengajaan, itu bentuk teguran lisan yang tak digubris dan
semua untuk pendidikan.
Orang tua dulu
Mak... saya tadi jemur di halaman upacara seharian?
Salah kamu apa tong?
Saya cabut di jam pelajaran matematika, sambil tertunduk ke bawah
Apa!!! Bulan depan kamu ngga Emak kasih jajan sebulan
Ta.. ta.. tapi?
Orang tua sekarang
Mami... Elin tadi dicubit bu guru di sini (tunjukin tangannya), walaupun tak sakit tapi Elin dendam mami cuma gara-gara ngga buat PR
Apa!!! Mami tak terima
Tunggu mami telepon kenalan mami dari pihak berwajib
Efek pendidikan usia dini yang keras dan
disiplin mempengaruhi tumbuh kembang anak di masa depan. Tak boleh ada sedikit
pun tindakan kekerasan dalam lingkup pembelajaran berakibat mental anak saat
kini gampang down menghadapi masalah kecil. Akibatnya curhat ke
mana-mana, seakan-akan masalah yang ia hadapi adalah yang paling besar.
Itu semua karena dimanjakan hidup, berbeda
sekali dengan orang dahulu. Saya pribadi pernah mengalami saat belajar ngaji,
karena tidak lancar membaca dan salah di tempat yang sama berkali. Si Ustadz
marah dan memukul dengan rotan Tak pernah saya terbesit sedikit pun mengadu ke
orang tua.
Setelah pukulan sang Ustad, beliau tidak
memberikan raut dendam dan akrab dengan semua santrinya seperti sediakala.
Beliau melakukan itu sebagai lecutan untuk bisa yang diajarkan. Ada saatnya
manusia butuh lecutan agar bisa salah satunya lewat ancaman.
Bercermin dari negara maju Finlandia serta
masukan dari saya pribadi. Pendidikan harus optimal sejak dari usia dini,
pendidikan guru dan bayaran upah guru harus ditingkatkan.
Mereka pencetak dasar pemahaman bagi calon
generasi bangsa, sudah sepantasnya mendapatkan apresiasi yang layak seperti
gaji dan pengangkatan yang jelas. Serta harus adanya perlindungan guru dari
lembaga pendidikan sehingga tak ada lagi pelaporan dari siswa ke guru.
Karena mendidik anak-anak tak sama dengan
mendidik orang dewasa, kesabaran dan kecintaan itulah kenapa para guru sekolah
dasar dapat apresiasi lebih. Mereka punya jasa lebih besar dari guru di level
lainnya.
Apa pengalaman berkesan anda semua kepada
para guru sekolah dahulu, bila ada silakan share di kolom komentar.
Sebagai penutup, selamat hari guru
semuanya!!
guru yang lebih besar lagi gan, "Pengalaman"
ReplyDeletebener banget gan, itu sih yang paling berharga
Deleteiya om
DeleteBisa berhitung, lancar membaca ya di SD ya :)
ReplyDeleteTermasuk cara ngelap ingus yang benar. semua ilmu dapat di SD.
Deletesungguh besar jasa guru SD, cerita di atas real dan pernah saya rasakan ��
ReplyDeletewaduh... jadi dilema antara merasa bersalah atau keenakan dicebokin bu guru
Deletesuper...
ReplyDeletejosss om
DeleteSepakaat. Guru sekolah dasar sangaat berperan dalam pembentukan karakter 😇
ReplyDeleteDan karena usia kita masih kecil, kebanyakan kita ngga ingat jasa beliau
Deletebetul sekali, guru sd memang memberikan dasar segala hal bagi kita, dasar dalam membaca, berhitung, bernyanyi, pembentukan karakter, bahkan bersosialisasi
ReplyDeletebetul sekali, apalagi kesabaran level guru sekolah dasar ada di level tertinggi walaupun mengajar di level dasar. Kalo mereka tak serius dulu, mungkin kita jadi apa sekarang
Delete