Satu sisi
didukung dengan industri kreatif yang berkembang saat ini. Begitu banyak anak
muda yang menggandrungi bidang Startup dan mempromosikan dalam bentuk
e-commerce.
Itu didukung
dengan besarnya akses internet di tanah air, di kawasan Asia Pasifik, Indonesia
ialah negara yang paling doyan mengakses internet. Setidaknya masyarakat
menghabiskan waktu sebanyak 181 hanya dari mengakses telepon seluler dalam
sehari dan belum termasuk perangkat teknologi lainnya.
Angka tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain yang ada di kawasan Asia Pasifik
yang hanya rata-rata hanya menghabiskan 150 menit mengakses internet. Waktu
sebanyak itu lebih banyak dihabiskan untuk mengakses jejaring sosial dan juga
berita.
Secara tidak
langsung itu menandakan masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengakses internet
untuk segala kebutuhan. Ini jadi peluang yang sangat besar mengingat pemerintah
juga ingin mencanangkan target, Indonesia sebagai pusat ekonomi di Asia
Tenggara pada tahun 2020.
Alasan itu
tidak muluk-muluk, apalagi sejumlah Statistik Indonesia didukung dengan terus meningkatnya transaksi online
dari waktu ke waktu. Untuk tahun 2016 saja, sedikit ada sekitar 8,6 juta konsumen berbelanja
online berasal dari tanah air.
konsumen e-commence tanah air |
Angka ini terus
meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 7,9 juta orang. Itu ditandai dengan
bertambahnya masyarakat yang melek teknologi. Ini sangat membantu berkembangnya
era digital. Dengan banyaknya generasi Z yang sangat gemar berbelanja online
dibandingkan secara konvensional.
Itu didukung
dengan pangsa e-commerce terbesar di Asia Tenggara, jumlah penduduk Indonesia
yang melebihi 250 Juta jadi acuan peluang akan menjanjikan tersebut. Volume masyarakat
yang besar jadi peluang yang menjanjikan pangsa e-commerce, apalagi itu didukung dengan Data Statistik yang ada
Itu juga didukung dengan begitu banyak Startup lokal yang
berkembang. suntikan dana asing yang besar membuat sejumlah Startup Indonesia
berada di peringkat kedua setelah Singapura.
4 elemen potensi ekonomi digital Indonesia |
Perkembangan
dari ekonomi Digital di pegang oleh 4 pelaku penunjang. Mulai dari Financial
Technology (Fintech), E-Commerce, On Demand Services, dan Internet
of Things (IOT). Setiap komponen
punya tugas masing-masing dalam, apa sajakah itu, berikut ini ulasannya:
Financial Technology, Indonesia jadi pangsa yang
tumbuh subur setiap tahunnya khususnya transaksi finansial. Di tahun ini saja,
total transaksi yang berlangsung menyentuh angka US$ 18,5 Miliar. Meningkat 24%
dari tahun sebelumnya yang hanya US$ 15 Miliar. Sedangkan sisanya adalah
pembayaran via mobile sebesar US$ 4 juta dan transfer peer to peer
sebesar US$ 29 juta.
total transaksi Fintech di Indonesia |
Selain itu Fintech didominasi oleh bidang pembayaran, ada sebanyak 40% yang mendominasi
dari 153 perusahaan yang ada di tanah air. Apalagi di tanah sendiri, ruang
lingkup mencakup tiga segmen seperti pembayaran digital, pembayaran bisnis, dan
pembiayaan personal.
E-Commerce, begitu banyak Startup lokal yang berkembang di era ekonomi digital
saat ini. Sejumlah Startup tersebut mendapatkan dana segar dari investor dan di
Triwulan II tahun 2016 kemarin.
dana segar investor di ASEAN |
Ada sebanyak 28 Startup tanah yang didanai, nilai investasi
menyentuh angka Rp 2,09 Triliun. Indonesia hanya kalah dari Singapura di
regional ASEAN yang mendapatkan investasi mencapai lebih dari Rp 14 Triliun. Sebanyak
Rp 17,2 Triliun investasi tersebut diberikan pada 94 Startup di ASEAN.
Secara tak
langsung, Startup tanah air punya prospek cerah dan itu dibarengi dengan
tingginya jumlah e-commerce dalam 5 tahun terakhir. Menurut pusat data
e-Marketer, angka itu meningkat drastis dari tahun ke tahun. Di tahun ini saja,
diprediksi transaksi e-commerce tanah air diperkirakan menyentuh angka Rp 108,4
Triliun, naik dari tahun sebelumnya yang hanya menyentuh angka Rp 69,8 Triliun.
transaksi e-commerce selama 5 tahun terakhir |
Banyak faktor
yang mendasari naiknya nilai tersebut, mulai populasi penduduk Indonesia yang
besar, akses internet yang mengalami peningkatan hingga tingkat antusiasme
masyarakat dalam sejumlah produk dan jasa yang ditawarkan.
Peran Startup
dalam perkembangan e-commerce jadi alasan kuat, apalagi banyak produk dan jasa
yang diinginkan oleh masyarakat. Serta pelayanan yang baik, inovatif dan tepat
guna makin mendorong masyarakat untuk giat memajukan ekonomi digital.
Pemerintah juga
turun tangan dalam menangani tujuan perdagangan digital tersebut. Ada 7 target
yang dicanangkan, mulai dari masalah pengadaan logistik, pendanaan,
perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, pajak, pendidikan SDM, dan
keamanan.
On Demand
Service, cara yang ditawarkan di tanah air
juga menarik, sejumlah Startup yang menawarkan jasa khusus salah satunya transportasi
untuk masyarakat urban. Perkembangan itu didukung oleh salah satu Startup anak
negeri yaitu Go-jek.
Di tahun
kemarin, perusahaan Go-jek mendapatkan suntikan dana investasi terbesar
dibandingkan dengan Startup tanah air lainnya yaitu US$ 550 juta.
pendanaan startup lokal oleh investor via: |
Walaupun begitu,
di bidang on demand service khususnya transportasi Go-jek masih kalah
dengan perusahaan asal San Fransisco, USA Uber dan perusahaan asal negeri singa
Grab. Hadirnya ketiga penyedia layanan jasa tersebut sangat membantu masyarakat, apalagi trend dari ekonomi digital beralih ke sistem online.
total pendanaan dari transportasi online di tanah air |
Internet of
Things (IOT), salah satu
cara dalam memperluas konektivitas internet tanpa henti. Itu didukung dengan
meningkatnya akses dan kecepatan internet di tanah air sendiri. IOT pun
mencakup berbagai pelaku yang hampir semuanya Startup karya anak negeri.
Mulai dari Cubeacon
sebagai pemancar Bluetooth dari iBeacon milik Apple, Qlue yang menjadi pusat pengaduan
masyarakat khususnya masyarakat ibukota dalam berbagai masalah yang terjadi di
sekitarnya.
Saya pribadi
sangat menyukai salah satu dari pengembangan alat perikanan, apalagi basis
pribadi berasal dari. Adanya alat yang memudahkan pemberian pakan pada ikan dan
udang di tambak dengan dosis telah ditentukan. Pengguna bisa mengetahui nafsu
makan ikan berdasarkan sensor dan kuantitas pakan melalui aplikasi eFishery.
Tampilan dari salah satu pelaku startup di bidang IOT |
Angka IOT juga
meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun ada sekitar US$ 250 Miliar dan
meningkat tajam menjadi US$ 583 Miliar di tahun 2020 di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia berpeluang besar menjadi pangsa menjanjikan, mengingat begitu banyak
persoalan sekitar yang bisa diselesaikan oleh sejumlah Startup baru yang
nantinya terjun di bidang IOT.
Kesimpulan
Peluang Indonesia
menjadi salah satu akan perkembangan ekonomi digital saat ini dan masa depan
saat kuat. Mengingat berbagai faktor, mulai dari pelaku dari tanah air hingga
regulasi yang dibuat pemerintah saat mendukung terciptanya ekonomi digital.
Bukan tidak mungkin, akan banyak lahir Startup terbaru tanah air
yang membantu meningkat transaksi digital serta meningkatkan taraf hidup dan
ekonomi masyarakat Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment