Setelah sekian lama bergelut dengan mengumpulkan kredit
SKS yang sudah menumpuk.
Bangun pagi buat mengejar
kuliah pagi hingga pulang larut sore. Terus malamnya harus menyiapkan deadline
tugas yang menggunung buat menjadi calon sarjana. Butuh berapa semester buat jadi
sarjana Paling bangga itu jadi sarjana sambil di belakang nama kita ada
singkatan “S” yaitu sarjana, terserah apa itu dari hasil kerja keras belajar
atau hanya usaha menitip tugas atau absen.
Tapi jangan senang dulu, karena itu belum akhir dari perkuliahan.
Ada palang pintu terakhir yang menghalangi buat sarjana dan banyak sudah jadi
korban yaitu “Skripsi” sengaja gue hitam biar keliatan gregetnya pas baca.
Banyak sih yang kuliahnya awalnya lancar tapi malah nyangkut lama di skripsi
atau yang kuliah lama tapi skripsi cepat. Dan yang paling apes yang sudah kuliahnya lama terus skripsinya lebih lama dan terancam jadi mahasiswa abadi.
Konsep yang mengalir dari skripsi tidak berpengaruh
dari IP (indeks kumulatif) hasil belajar selama ini. Ini mata kuliah yang beda
dan datangnya belakangan, makanya banyak mahasiswa yang mengeluh dan terjebak lama dalam kubangan skripsi.
Bayangkan saja banyak nyangkut di mata kuliah sebelumnya tapi lancar adem pas
skripsi-an, walaupun itu tak jadi patokan utama sih.
Kadang di setiap kampus sering dijumpai Mahasiswa tua
yang sudah hampir kadaluwarsa di makan jaman. Alasan yang masuk akal sih
terkendala skripsi yang tak
kelar-kelar. Itu sih alasan yang tak bisa
di terima umumnya buat adik kelas yang belum mengalaminya. Nanti kalian akan
tiba masanya di mana pas mengerjakan skripsi mandek tanpa sebab.
Apa yang belum dijalani itu kadang dianggap mudah atau
sulit, semua itu kembali pada diri sendiri. Menulis skripsi itu tak hanya mengandalkan skill, butuh
juga mental sama emosional buat hasilkan seni tulisan yang berkualitas. Banyak
yang tak punya jiwa menulis harus dipaksakan buat menyelesaikan skripsi.
Terakhir banyak marak ditemukan, adalah hasil skripsinya plagiat dan dari
buatan joki skripsi yang minta biaya gede dengan iming-iming kelar menurut yang
kamu mau.
Di sini nantinya dirimu akan merasakan perasaan tak enak buat diri sendiri dan orang lain karena rasa
bersalah. Lebih baik percaya dari hasil tulisan sendiri, penuh hasil revisi dan
pas-pas yang tulis dengan kekuatan sendiri, itu bergairah banget dibandingkan
hasil buatan orang lain. Itulah mahakarya yang kamu buat dan bisa dibanggakan
dari sekian lama kuliah, bangga kan..!!
Nah sekarang gue mau memberi
sedikit alasan kenapa skripsi
itu sulit, bagi yang sudah tahu
benar-benar kesulitannya tapi buat yang belum mengerjakan atau lagi di tengah
jalan nih gue mau kasih tahu, cekidot:
1. Memantik Semangat
Lama terbengkalai di atas meja coret-coretan revisi
yang belum diperbaiki yang diberikan dosbing. Dalam masa-masa seperti ini
timbul niat mengerjakan tapi tak pernah kesampaian. Waktu berjalan begitu cepat
dan selalu saja terucap begini:
Aah ntar aja dikelarin, tunggu inspirasi sama semangat
balik lagi.
Problem yang kamu dapat saat beginian paling susah
mengumpulkan niat-niat yang hilang. Saat kondisi mental sudah nge-drop susah
banget buat bangkit lagi dan apabila bangkit butuh waktu lama banget. Niat buat
mengumpulkan semangat itu harus datang dari diri sendiri, dukungan teman,
keluarga dan pacar, karena kondisi beginian butuh dukungan yang gede.
Hal yang lain sama pentingnya yaitu mendapatkan
feeling akan ide menggarap skripsi. Bila lagi badmood susah banget
ide itu datang dan di sini kamu harus butuh suasana hati sama lingkungan
kondusif biar skripsi kembali jalan.
2. Judul Skripsi Malah Nyangkut
Permasalahan anak skripsi yang masih sulit dipecahkan
hingga saat ialah nyangkut di judul. Bisa dibayangkan berapa banyak
hasil print out yang di tolak. Niat bikin proposal skripsi yang lebih
bagus malah kembalian lebih cocoknya buat jadi kertas goreng pisang dan
bungkusan kacang. Butuh berapa kali usaha buat nge-golin judul skripsi, saat
judulnya cocok buat diri sendiri tapi tak cocok buat dosbing dengan alasan
terlalu mudah atau terlalu rumit.
Ada juga yang judulnya tak
cocok buat mahasiswanya tapi cocok banget buat dosbing-nya yang ada si
mahasiswa akan merasakan termakan judul manis dosen. Ini ditandai dengan efek
gelisah, bingung, dan yang terakhir gugur di medan pertarungan perskripsian.
Pengalaman lain hampir sama kayak di atas cuma yang
dihadapkan anak skripsi itu judulnya dari ide orang lain atau dosbing. Mereka
yang memberikan judul belum tahu sejauh kesulitan judul yang akan dihadapi,
tapi malah anak skripsi yang harus hadapi.
Itu sih ibarat sinetron yang episodenya sudah
berseason-season dengan endingnya berlarut-larut. Setiap pemeran utamanya ketabrak-amnesia-mati-hidup lagi
sampai kiamat gitu-gitu terus.
3. Cepat Putus-Asa
Baru mencoba berapa kali revisi terus malah menyerah
dan malah keberatan bertemu dosen. Ini salah satu contoh mahasiswa yang putus
asa, baru kena revisi sama siraman sekali tapi buat kembali lagi butuh waktu
lama banget. Bisa berminggu-minggu atau hitungan bulan dan hitungan semester.
Bisa dibayangkan berapa banyak waktu yang diabaikan
buat Back street
bikin proposal skripsi ulang, nge-refresh pikiran buat mengembalikan
poin-poin judul proposal yang sudah lupa. Tidak bisa dibayangkan putus asa
membawamu beban di kemudian hari, lebih baik jalani karena semua tak akan sulit
bila mampu dijalankan dengan baik.
Kadang hal yang paling susah mengerjakan skripsi salah
satunya mengembalikan segala yang “putus” Yoi.. maksud di sini hubungan cinta,
karena cinta yang sudah putus lebih baik di cari lain daripada terjebak memori
lama.
4. Korban Revisi dari Dosen Pembimbing
Tak ada yang lebih indah dari menulis skripsi dari
hasil tulisan sendiri walaupun dosbing sampai bosan melihat tampangmu saja yang
kena revisi. Kadang sih pada saat ini cuma dapat capek dan lelah karena revisi
terus-terusan, nanti malah dapat kesan jadi “mahasiswa pengejar skripsi”.
Gue mengingatkan jangan sampai terjerumus sama joki
skripsi. Yang suka memberikan kode buat yang tak mau menulis skripsi. Tak usah
hiraukan kode-kode-an joki skripsi yang menawarkan jasa buat skripsi yang
biayanya bikin dompetmu jebol dan kamu menyesal di kemudian hari.
Ada juga dosen yang teliti banget terhadap penulisan
seperti tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar tapi tak terlalu perhatikan
pada tata penulisan. Ada juga kebalikannya hanya melihat tata penulisan tapi
bahasa yang baik dan benar tak terlalu diperhatikan. Keduanya serba asyik yang
penting revisi itu memperbaiki yang salah dan membuat diri tegar bahwa benar
akan tiba waktunya.
5. Nunggu Teman Tamat
Yang ini gue tidak mengerti visi dan misi yang ingin
dicapai, maunya cepat tadi malah nyangkut dan nyangkutnya disebabkan oleh pihak
ketiga. Gue kasih contoh sederhana misalnya kamu proposal skripsi sudah kelar
jauh-jauh hari tapi buat naik seminar harus menunggu teman lain yang judul dan
penelitian hampir sama tapi dia malah tak
kelar-kelar, cuma buat menulis proposal. Jadi dosen bikin sebuah keputusan aneh
bin ajaib yang tidak memperbolehkan kamu naik bila teman-teman lain belum
kelar.
Di sini gue mau kasih tahu bahwa skripsi bisa
menjerumuskan diri ke jalan yang panjang, ibarat naik angkutan umum yang masih
belum ada orang dan kamu orang pertama yang naik di angkutan tersebut. Apa
boleh buat kamu harus menunggu hingga semua penuh baru deh berangkat.
Di posisi ini kamu tak
boleh mengeluh karena dirimu
hanya sebatas penumpang yang butuh jasa transportasi. Mau pindah ke angkutan
lain jadi serba salah yang ada malah lebih lama.
6. Judul Super Inovatif
Saat mencentang mata kuliah skripsi banyak mahasiswa
yang memberi judul yang beda dari yang lain. Niat awalnya biar dikatakan keren
para teman-teman dan pembuktian bahwa skripsi bukanlah sebuah masalah.
Seiring berjalannya waktu malah kelabakan buat mencari
referensi yang terbatas, pembimbing yang cocok dan akhirnya malah dilangkahi
sama yunior buat lulus. Menawarkan judul yang inovatif satu sih bisa menambah
referensi judul skripsi yang tak selalu itu-itu saja, tapi sisi lain menambah
daftar panjang waktu yang terbuang.
Harus dicatat erat bahwa duit paling besar yang di
dapat dari universitas dan kampus selain bantuan asing atau pemerintah,
pendaftaran mahasiswa baru dan mahasiswa akhir yang bayar SPP terus-terus dan
kuliahnya tak kelar-kelar. Kasihan bukan duitnya bisa dimanfaatkan buat yang
lain apa untuk usaha atau nikah. Malah habis buat kampus.....
7. Memikirkan Sulitnya tanpa dijalani
Kadang tipe mahasiswa yang begini buat menyelesaikan
skripsi karena sulit mikir sulitnya kenapa. Sudah setengah jalan malah bingung
judul skripsi, tinjauan pustaka sama metode penelitian. Kayaknya apa yang gue
buat ada yang salah, gerutu di dalam dirinya.
Memikirkan sulitnya kenapa ibarat mau menembak gebetan tapi sudah berpikir jauh banget seakan-akan sudah jadian. Semua itu harus
dijalani dulu, agar segala kendala bisa dipikirkan selanjutnya. Jangan nantinya malah menjadi beban pikiran yang
berlarut-larut.
Problem yang dihadapkan anak skripsi lainnya karena
judul skripsi semua berasal dari orang lain terlalu menganggap sulit yang
dijalankan hingga kurang cakapnya terhadap mata kuliah yang berkenaan dengan
judul skripsi yang diambil. Gue kasih contoh sederhana begini, tak ahli banget
hitung-hitungan tapi malah ambil yang berkenaan ke arah begituan.
Ada
malah bingung sih, bukan bingung lagi tapi pusing tujuh keliling. Makanya
sesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Ibarat mau menerbang layang-layang
tapi benangnya pakai benang jahit.
8. Program Studi Sulit dan Salah Jurusan
Jurusan tempat kuliah berpengaruh besar buat menyiapkan
skripsi walaupun tak mutlak apakah itu lama atau cepat. Ada jurusan yang
mewajibkan mahasiswanya tamat berdasarkan prosedur 3,5 - 4 tahun dan ada juga
yang tak ada batasan asalnya tak melewati batas akhir sebelum 14 semester.
Satu sisi ini baik yang memprogramkan tamatnya
mahasiswa oleh pihak jurusan agar memenuhi target kelulusan. Dan ada juga
jurusan yang tak membatasi waktu tamat yang penting tidak melebihi 14 semester,
lama bukan...!!!
Terus jurusan sains (IPA) lebih lama lulusnya ketimbang
lulusan sosial (IPS), itu sih pertama jumlah kesulitan dan penelitian untuk
skripsi di jurusan sains perlu data penunjang bermacam-macam dan waktu
penelitian yang relatif lama. Makanya jurusan sains sering dilangkahi dari yang
sosial walaupun sifatnya relatif tergantung si mahasiswanya juga.
Yang gue singgung lainnya tentang mahasiswa yang
tersesat di jurusan yang tak cocok banget dengan latar belakangnya. Kuliah di
jurusan teknik mesin tapi berjiwa tata boga yang ada asal ada baut malah
ditumis bukan dirakit.
9. Karena Semuanya Serba Sendiri
Maksud di sini bukan semuanya orang tak membantu dan
mengucilkanmu selama menyelesaikan skripsi, tapi semua yang membantu cuma bisa
berada di belakang layar buat memberikan dukungan. Di sini jiwa sebagai sarjana
di uji karena skripsi itu karya tulis yang butuh kemampuan khusus. Seperti yang
sudah gue katakan sebelumnya. Tak cukup pintar saja tapi pintar-pintar
menyiasati skripsi biar tidak mandek.
Pada saat seminar, hasil dan sidang semua harus
dijalani sendiri dan semuanya yang membantu hanya memberi dukungan secara tak
langsung dari belakang. Di sinilah rasa percaya diri yang butuh banget dibangun.
Skripsi itu mata kuliah yang mewajibkan kamu serba
sendiri walaupun sekalian mengambil dengan teman-teman, tapi saat menentukan
judul banyak yang beda dengan temanmu walaupun ada yang berhubungan tapi pasti
ada yang beda. Makanya gue tekankan di sinilah kemampuan dan kemandirian
seorang mahasiswa tahap akhir diuji.
10. Nasib Buruk Melanda
Ada sejumlah mahasiswa yang punya nasib buruk, aura itu
mulai terasa sangat kental sejak ia kuliah. Mulai dari sering mengulang mata
kuliah, teman tidak mau berteman (bisa saja karena bau ketiak) hingga masa
skripsi hampir sewindu.
Itu pun jadi pilihan yang buatnya penuh dengan dilema,
jangan heran ada banyak nasib buruk yang buat ia mengendap pala di kampus. Saat
ada proses pemutihan dan cuci gudang, barulah ia selamat sebelum ditendang dari
kampus.
Nah dari segala poin kenapa skripsi sulit disiapkan itu
hal yang tak enak lainnya dari pas menulis skripsi ialah mengejar deadline sama
terus ditanyakan sama saudara asal ketemu.Bagaimana kuliahnya? Sudah
siap terus kerjanya di mana dan jodohnya di mana?
Ini pertanyaan bertingkat yang makin buat dijawab. Cukup dijawab May.. !! Maybe Yes, Maybe No.
Nah... apa saja kendala lain yang pernah teman-teman
rasakan, silakan share di kolom komentar. Salam mahasiswa pejuang skripsi.
Semua kalian mampu menghadapi masa paceklik ini dan nikmati skripsi kalian
karena itu akan jadi sebuah kenangan indah di masa depan.
Mahasiswa yang susah skrisi ini sebenernya adalah tergolong dalam orang2 yang tidak mau meninggalkan zona nyaman! males mau pergi pagi nunggu dosen dll.
ReplyDeleteButuh support teman2, pacar, dll.
Karena sadarnya bakal lamaaaa
Ujung-ujungnya ditinggal wisuda, jadi malu deh sama adik kelas
DeleteUtk apa malu ditinggal wisuda, orang yg wisuda itupun belum tentu bisa dijamin mengerti apa yg mereka pelajari cuman sekedar bagusin ipk walaupun dgn cara tdk jujur dan skripsi selesai meskipun tak paham apa yg ditulis. PERCUMA !
DeleteHahaha jgn kerjain skripsi, berat. Biar aku aja
ReplyDeletekendala aku mager,,apalagi saat ini lg pandemi...buat ngelangkah kluar aja harus berpikir ulang dan akhirnya mager...padahal dosen uda tanya trs2n sampai mana kita buat skripsi....
ReplyDelete