Siapa di sini khususnya anak muda yang ngga punya akun Instagram?
Sontak hampir
semua menjawabnya dengan serempak: Iya... jelas punya!!! Punya akun Instagram
termasuk kalangan anak muda kekinian. Walaupun masalah jumlah postingan dan
follower masih miris, masih bisa dihitung dengan jari.
Ngomong-ngomong
tentang Instagram, sosial media wajib yang pasti dipunyai selain di aplikasi
gadget. Perusahaan besutan Kevin Systrom dan Mike Krieger tak menyangka, di
kemudian hari aplikasi buatan mereka jadi sangat digandrungi. Itu terbukti di medio tahun 2012, raksasa
teknologi Facebook mengakusisi perusahaan mereka seharga 1 Miliar US Dollar
(ketiban rezeki nomplok mereka).
Baiklah.. begitulah sepak terjang Instagram hingga bisa menjadi
salah satu sosial media favorit terutama berbagi foto dan video pendek.
Tampilannya yang minimalis, menjadikan sangat diminati walaupun sedikit banyak
memakan kouta.
Instagram jadi
salah satu media berbagi segala macam foto, dari foto selfie, bersama
teman lama, di tempat fotogenik, panorama alam, hingga kadang foto dengan
sekawanan Cheetah Afrika yang sedang kelaparan. Semua dilakukan salah satunya
adalah untuk follower mendapatkan like sebanyak-banyaknya.
Apalagi banyak follower berkesempatan jadi endorse
produk-produk terkemuka. Ini jadi gairah tersendiri bagi para pemilik akun yang
punya banyak K (kelipatan seribu) atau bahkan M (jutaan). Pemilik produk tak sungkan-sungkan menjadi
endorse mereka, hmm.. sambil bergaya bisa menghasilkan pundi-pundi uang jajan.
Kadang begitu
banyak cara dilakukan, apalagi punya banyak follower dan like jadi kebanggaan
khususnya Instagramer. Cara-cara ngga benar dipakai, misalnya jasa beli
follower. Tak apa fake yang penting rame, begitu tepatnya sehingga begitu
mengagung-agungkan follower.
Hampir kebanyakan
dari pengguna Instagram yang memiliki banyak follower semisal artis, akun
joke-joke, Selebgram dan lain sebagainya. Yang paling sepi umumnya kebanyakan
kaum jelek lagi ngga terkenal, saat ia posting fotonya malah cibiran yang
datang dari pengguna jagat Instagram.
Media sosial
membentuk sesuatu kelompok yang begitu dikagumi di jagatnya, mulai dari tindak
tanduk kegiatannya yang di-upload menjadi sebuah viral walaupun hal tak
penting.
Misalnya:
Wanita cantik capture:
Baru bangun tidur, (penuh taik mata dan iler di mana-mana). Namun like yang
didapatkan tembus puluhan ribu dan komentarnya bernada positif misalnya: Duh...
tai mata imut-imut gitu. (ada-ada saja).
Sekarang contohnya
diganti:
Orang jelek yang
akunnya tidak dikunci. Akhirnya dapat pekerjaan (foto di Background
kantor baru). Akan muncul tanggapan jelek misalnya: Hmm... paling kerja di sini
jadi Satpam, dari wajahnya sih meyakinkan. *tutup akun*
Begitulah sosial
media salah satunya Instagram yang lebih mengkhususnya gambar. Bila sosial
media lain mungkin bisa berekspresi dengan tulisan, suara dan sebagainya.
Makanya banyak orang-orang yang terpinggirkan dari Instagram lebih banyak
beralih dengan foto panorama, kegiatan
sosial dan aktivitas lain yang buat dirinya kurang terekspos.
Memang nyatanya,
hampir kebanyakan pengguna Instagram adalah wanita. Kebiasaan wanita dengan
foto jadi sebuah cara mengekspresikan diri (selfie), bila lelaki yang
melakukannya akan terlihat aneh dan ditinggalkan para follower. Semakin cantik
si wanita, maka semakin banyak yang menfollow akunnya apalagi tidak digembok
layaknya pagar rumah ditinggal mudik.
Harus diakui,
tingkat rasis ini sebenarnya wajar karena umumnya wanita lebih suka
mengekspresikan diri sedangkan kaum Adam lebih suka menikmati ekspresi
tersebut. Hehehe!!
Baiklah, supaya
tak terus-terusan jadi korban rasisme. Kaum yang tak berparas tampan dan
terkenal bisa mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Misalnya memposting
kegiatan yang punya nilai edukasi, inspirasi dan imajinasi kepada orang lain.
Walaupun tak mendapatkan like yang banyak, itu lebih baik dibandingkan dengan
membeli follower hanya mencari ketenaran untuk semata.
Tak apa sedikit
namun dikenal, dan tak mendapatkan komentar negatif dari orang yang tak
dikenal. Di satu sisi jadi orang yang tak terlalu berpengaruh salah satunya di
sosial media Instagram, namun sangat berpengaruh di dunia nyata.
Pesan terakhir, Ingat bro.... hidup bukan cuma di layar
gadget.
Salam damai semuanya.
0 komentar:
Post a Comment