Begitu banyak
anggapan yang mengatakan dan menganggap bahwa Gym adalah sarang para homo,
maraknya kasus kaum LBGT yang menyeruak hingga menyeret nama Gym sebagai tempat
para penyimpang itu sering mangkal.
Anggapan buruk
yang mengatakan bahwa lelaki yang memiliki badan atletis dan banyak
menghabiskan waktu di tempat gm adalah calon-calon pecinta sejenis. Anggapan
itu semakin berdasar karena banyak orang mapan sangat identik dengan perut
buncit sedangkan yang berbadan atletis adalah orang-orang berkantong tipis.
*Anggapan keliru*
Di sini saya mau
membahas dalam konteks tempat bukan pribadi. Seperti yang kita ketahui semua,
bahwa Gym ialah tempat kebugaran di dalam ruangan (Indoor). Mengingat
terbatasnya ruang bebas (Outdoor) dan sedikitnya waktu olahraga terutama
buat masyarakat urban, Gym jadi tempat yang sesuai buat mengeluarkan keringat.
Hal itu dianggap sebuah pikiran yang picik, berarti
atlet ataukah aktor ternama yang terlalu lama di tempat Gym adalah para kaum
itu?
Ini seperti
tuduhan sepihak, yang membuat orang malas untuk ke tempat olahraga walaupun
olahraga tak harus pergi ke tempat kebugaran. Budaya Gym yang saling membantu
satu sama lain terutama partner yang kesulitan dalam berlatih sering dianggap
salah kaprah.
Bagi yang tak bisa
sering menganggap hal yang janggal, dari situ anggap buruk tersebar. Apalagi
banyak pria berbadan atletis yang kerjanya foto-foto Selfie dengan tubuhnya.
Padahal itu kembali ke pribadi masing-masing.
Tidak semua orang
suka narsis dan yang narsis tergantung cara mengapresiasikan diri. Saya pribadi
yang tidak suka narsis bahkan tak tertarik mengapresiasikan diri dengan memfoto
diri sendiri (Selfie). Sebagai lelaki, Selfie terlalu sering bisa buat dirinya
terlihat aneh dan dianggap macam-macam termasuk hasil latihannya di tempat Gym.
Memang olahraga
tidak hanya di tempat Gym, banyak Spot yang bisa digunakan terutama
warga perkotaan untuk mengeluarkan keringat. Namun, tempat gym bisa jadi
menawarkan segala macam olahraga pengeluar keringat dan pikiran sehat.
Nilai sehat sangat
berharga dan banyak kalangan yang menganggap negatif Gym, terutama kaum yang
malas olahraga. Salah satunya dengan men-cap tempat Gym dengan tempat kaum Maho
(Manusia Homo).
Akibatnya muncul
kecurigaan bagi yang ingin dan bergabung ke tempat gym, terutama yang ingin
mendapatkan tubuh yang diinginkan. Cerita-cerita yang digaungkan oleh omongan
orang lain yang belum pernah ke tempat gym. Alhasil, cerita berantai dan
membuat para newbie ketakutan dan was-was.
Muncul rasa takut
berlebihan dan saat melihat ada anggota Gym yang tiba-tiba berlaku baik
walaupun belum dikenal. Langsung dianggap bahwa kaum homo, padahal bisa jadi
dia mau menawarkan gabung MLM pelatihan latihan yang benar. Pengaruh dan
pelabelan itu merusak citra Gym sebagai pusat kebugaran bukan pusat nongkrong
kaum homo.
Selain itu adalah
ketakutan tersebut buat anggota baru menjadi risih saat masuk ke tempat Gym.
Anggapan para newbie terutama anggota lama yang cenderung buang-buang
waktu, memikirkan tubuh sendiri dan saat ada yang menyapa apa karena
benar-benar baik atau ada maksud lainnya.
Sebaiklah berpikir positif dan melihat secara jelas, bukan asal percaya
setiap omongan semata.
Dugaan yang buruk
itu pulalah yang merusak citra tak hanya anggota Gym tetapi juga para karyawan
yang mencari nafkah di situ. Pandangan seperti itu yang harus diubah, apalagi
kita lebih sering melihat dari sisi buruk tanpa bertanya dan memastikan
terlebih dahulu kebenarannya. Harus diingat, Gym diisi oleh berbagai kalangan
(termasuk wanita) dan status pekerjaan. Apalagi Gym sudah dianggap sebagai gaya
hidup orang perkotaan
So... Gym tak
benar dianggap sebagai sarang homo. GYM tempat kebugaran alternatif di saat
sempitnya waktu berolahraga di tengah kesibukan yang menggunung. Paling utama
itu pikiran sehat dan badan bugar dan Gym salah satu pemberi solusi kebugaran
bukan tempat yang dianggap tak benar oleh kalangan malas olahraga.
Bila kalian punya
cerita tentang tempat Gym dan pengalaman menarik, bisa sharing di kolom
komentar. Salam damai
semuanya.
0 komentar:
Post a Comment