Wah..... itu abang anaknya teman mama sudah mapan dan dalam waktu dekat akan segera menggelar pernikahan.
Itu anak tetangga yang satu kelas dengan abang sudah lanjut kuliah S2 sedangkan kuliah saja masih banyak ngulang.
Kamu tampang cakep, tapi kok sampai saat ini ngga punya pacar? Mungkin jodohnya belum lahir!
Kumpulan dari
sejumlah anggapan di atas pasti kalian serring alami di kehidupan nyata. Masa saat
dibanding-bandingkan dengan pencapaian orang lain oleh orang terdekat. Itu ditambah
lain perasaan membanding-bandingkan keberhasilan orang lain dengan diri
pribadi. Itu sebuah kesalahan besar, apalagi keberhasilan orang lain membuat
beban pada diri sendiri.
Andai saja
tindakan itu dilakukan oleh kalangan terdekat dari keluarga, saudara, dan teman
maka kamu yang melakukan tindakan ini secara ngga langsung sama dengan membully.
Kebiasan membully bukan hanya kontak fisik tetapi sekedar sindiran halus atas
segala pencapaian yang belum optimal tercapai oleh korban. Itu sangat berpengaruh
dan mengganggu pencapaian yang ia jalanin walaupun belum memenuhi ekspektasi.
Bagi orang yang memberikan nasihat, memberikan perbandingan
orang yang selangkah lebih mau bisa jadi nasehat yang manjur. Akan tetapi bagi
yang menerima nasihat tersebut akan merasa jatuh semangat, minder, frustasi dan
kadang menyerah sebelum tujuan.
Tanpa disadari
dari niatnya menasehati tanpa solusi, bentuk candaan dan mengarah bully
akibatnya malah jadi dendam bagi korban. Ia seakan-akan menjadi orang yang
bersalah akibat pencapaian yang belum sesuai harapan. Apalagi itu berlangsung
terus-menerus, pasti jengah dan kadang berefek fatal.
Dibandingkan
dengan orang lain termasuk bully kah?
Iya.. secara tidak
langsung itu berefek ngga baik bagi yang menerimanya apalagi berulang kali dan
sifatnya ejekan persuasif. Dan apalagi secara terus-terusan membandingkan apa
yang kita alami dengan orang lain lebih ngga sehat. Niat awal sebagai pelecut
agar mampu selevel dengan yang kita bandingkan.
Apakah itu berupa
prestasi, kesuksesan, pangkat hingga harta. Namun bila bertolak belakang atau
pun gagal, kamu malah depresi. Kebanyakan mimpi terlalu besar tapi kecil dalam
usaha sama saja gagal dan berujung depresi berat.
Jadi apa yang bisa
dilakukan?
Terpenting adalah
menghargai pencapaian kecil setiap orang lakukan, walaupun belum optimal karena
ia sedang berusaha. Toh selama berada di jalan yang benar, bukan hal yang salah.
Namanya saja sebuah proses dan menghargai kerja keras serta proses bukan
melihat hasil yang telah orang lain raih.
Ibarat sebuah
fenomena gunung es, jelas saja yang ingin dilihat adalah yang tampak saja dan
mengabaikan tak tampak termasuk keberhasilan orang lain raih. Seperti itu pula
yang sedang dibangun oleh yang kini sedang dibullly. Ia bak ibarat sedang
membangun gunung es terbawah yang tak tampak ke permukaan air.
Cara terbaik
adalah memberikan motivasi terbaik dan memberi akses (cara) menggapainya. Semua
pencapaian membutuhkan orang terdekat dalam mendukung. Saat itulah jadi cara
terbaik mencapai tujuannya dan bahkan melebihi orang yang dibanding-bandingkan
terlebih dahulu.
So... bila kalian
sering melakukan tindakan bully, ganti dengan cara seperti ini. Jangan sampai hubungan
kekerabatan rusak karena bully-an membanding-bandingkan, tetapi dipupuk dengan saling
memotivasi dan mengingatkan.
Sebagai penutup, semoga tulisan ini memberikan secerah
inspirasi. Sampai berjumpa di tulisan lainnya.
0 komentar:
Post a Comment