Siapa sih yang
ngga suka mengikuti perkembangan informasi setiap hari. Berbagai jenis
perangkat gadget makin memudahkan buat mengakses berita yang dimau. Dari gaya
hidup, olahraga, politik, ekonomi, dan sama masalah hati.
Bila dulu di awal
perkembangan gadget, mau mencari berita harus ke warnet dulu. Biaya
operasionalnya mahalnya minta ampun, bisa-bisa uang jajan terkurang. Perangkat
dahulu pun tak bisa portable, bentuknya begitu besar. Andai saja tak ada
inovasi terhadap teknologi, wanita yang doyan selfie pakai ponsel
bisa-bisa otot bisepnya besar akibat memangkul gadget sedemikian besar.
Kini gadget
semakin multifungsi dan bentuknya begitu ramping, mudah dibawa ke mana saja.
Segala kemudahan itu buat semua kalangan punya gadget dan salah satu fungsinya
ialah mengikuti segala perkembangan informasi.
Melahirkan
pengakses dan pengguna layanan internet, mereka semua bernama netizen. Kata itu
lahir dari gabungan net (internet dan citizen yang berarti warga), jadi netizen
ialah warga pengguna internet.
Awal mulanya
netizen dicetus oleh Michael F. Hauben, selaku penulis dan pencetus internet.
Di masa-masa itu internet mula berkembang, ia menganggap di masa depan setiap
manusia akan saling terhubung satu sama lain melalui internet dan melahirkan
generasi virtual tanpa terhalang jarak.
Membludaknya jumlah para penggunaan internet aktif, melahirkan generasi internet baru dan terus
bertambah dengan sering waktu. Ini menjadikan wajah netizen penuh dengan
anak-anak baru kemarin sore, meramaikan jagat maya.
Saya pun
memperhatikan dalam-dalam setiap komentar, kadang ada nilai tambah lebih dari
berita, postingan dan segalanya yang mampir di Timeline setiap pengguna.
Ada yang menghujat, mengecam, menghakimi dan ada yang memuji.
Saat di postingan
ada yang menghujat sedang mayoritas memuji, si penghujat malah mendapatkan hal
serupa atau sebaliknya. Netizen kini punya pihak pro dan kontra, saling
membenarkan segala bentuk pendapatnya. Saling balas komentar sudah jadi bumbu
sehari-hari, ini dunia internet jadi ngga usah takut ujar netizen cupu
Kadang saya juga
pernah memperhatikan dan mencari tahu siapa dibalik tukang hujat di komentar
atau yang menyebarkan berita hoax tanpa diproses lebih lanjut. Umumnya
mereka masih berusia belia, bahkan saya pernah menemui si penghujat adalah anak
sunat saja belum (belum dewasa).
Saya mau cerita,
hobi saya yang sangat menyukai berita olahraga terutama sepak bola. Selain
karena sepak bola punya basis penggemar yang begitu besar di tanah air. Saat
saya membaca berita tentang klub kesebelasan favorit saya, selalu saja ada
komentar sinis dan penuh dengki saat tim saya mendapatkan hasil positif, saat
kalah negatif saja.
Akibatnya saya
mencari tahu siapa orang yang sering berkomentar, mencari id dan namanya.
Mengejutkannya adalah bocah kelas 2 SMP, wajahnya masih begitu polos. Mungkin
dia pakai gadget orang tuanya untuk berkomentar. Hmm.. begitulah warga netizen
kini.
Internet seakan
membuat seseorang begitu ganas dengan kata-katanya, namun begitu cupu saat
bertemu. Harimau di dunia maya, kucing di dunia nyata begitulah tepatnya.
Bersembunyi dibalik keyboard gadgetnya masing-masing, istilah perang
komentar di dunia maya jadi hal yang sering terjadi.
Saya mengharapkan
bahwa netizen sedikit bisa mengontrol diri dengan menjaga ucapannya, tata krama
dan juga menyebarkan berita yang tidak bisa dipastikan keabsahannya. Netizen
bukan sekadar pengamat dan pelempar opini semata yang terjadi di publik, mereka
bisa jadi pemberi solusi dan ide di sekitarnya.
Kebebasan setiap
warga mengeluarkan pendapat sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan 2. Ini
membuktikan setiap pendapat warga negara didengarkan dengan seksama oleh
pemangku kekuasaan. Bukan memperkeruh keadaan dan memprovokasi orang lain dan
menganggap pendapat diri sendiri benar.
Marilah dengan ini
kita sama-sama menjadi warga netizen yang saling menghormati orang lain. Jangan
sampai karena komentar pedas netizen yang mengganggu, pihak yang dirugikan
melaporkan ke pihak berwajib. Alhasil, karena iseng semata malah harus
diinterogasi pihak berwajib.
Baiklah, itu saja pendapat saya tentang netizen dalam
negeri. Bila ada pendapat dan pengalaman yang sama, silakan share di
kolom komentar.
Semoga kita jadi warga netizen jempolan.
Ambil positip ama negatifnya aja gan.... :) :)
ReplyDeletebener gan, netizen kini harus belajar tata krama karena internet bukan ladang menebar kebencian
Deletenetizen harus bijak menikmati internet...
ReplyDeletejangan di salah gunakan...
nitip blog ane gan...
http://primbonmujarobatsite*blogspot*com
benar mas, apalagi internet ibarat dua sisi mata uang
ReplyDeleteya intinya kembali pada diri sendiri
ReplyDeletemau percaya atau tidak
kunjungi juga link partner kami
https://goo.gl/NHUlPR
http://bit.ly/2fND2Id