Siapa di sini yang
tak punya perangkat teknologi? Hampir semuanya dengan serentak menjawab punya.
Pergeseran orang yang gaptek saat ini bukan orang yang tidak memiliki gadget,
namun lebih kepada penggunaan sewajarnya dan seperlunya.
Banyak yang punya
gadget canggih tapi hanya digunakan untuk hal yang tak perlu. Misalnya punya
ponsel spesifikasi yang sangat tinggi dan mumpuni tapi hanya digunakan sekedar
untuk sosial media, foto, mendengarkan musik dan searching internet.
Saya memperhatikan
anggapan gaptek kini lebih kepada kecenderungan kemampuan user dalam
memberdayakan teknologi yang ia pakai.
Teknologi yang setiap hari berkembang saat pesat membuat gaptek tak tahu
mengoperasikan teknologi terasa hilang. Memang secara kasat mata menghilang
namun sebenarnya tidak.
Sebelumnya saya
mau menjelaskan tentang beberapa generasi yang masih hidup kini, saya
membaginya dalam beberapa varian yakni X, Y, dan Z. Klasifikasi ini menjadi
pembanding gaptek setiap generasi.
Kita mulai yang
pertama yaitu dari generasi X, mereka ialah generasi saat teknologi gadget
belum ada. Generasi ini sekarang kakek dan nenek kita yang sudah penuh dengan
ubanan. Mereka tidak mengerti penggunaan teknologi bahkan tidak peduli dengan
teknologi.
Sangat jarang atau
bahkan tidak ada kita melihat orang tua renta yang sibuk ngecheck notifikasi
sosial media. Di usia yang sudah senja yang paling penting minyak urut dan
sandal rematik jangan hilang. Urusan teknologi mereka cuek karena terasa
menyulitkan dan tak mau tahu.
Baca juga: Membaca, Mengapa Malasnya?
Selanjutnya ada
generasi Y, mereka ini diisi oleh orang-orang yang lahir saat teknologi mulai
dirintis dan berkembang. Di usia sekarang ini, walaupun tak terlalu senja
mereka sedikit banyak paham dengan teknologi. Mereka umumnya datang dari kalangan
generasi ayah dan ibu kita.
Mereka umumnya hanya mengenal teknologi
hanya sekedarnya. Mengerti penggunaan berbagai gadget walaupun tak sepenuhnya
paham tentang hal remeh-temeh. Golongan seperti ini sebenarnya bukan masuk
generasi yang gaptek, segala kesibukan dan priorita lainnya buat teknologi
tidak terlalu dipikirkan.
Sangat jarang
generasi Y yang menjadi praktisi IT kecuali sejak mudanya bergelut ata hobi di
bidang tersebut. Hal itu hanya bisa ditemui dari para CEO perusahaan teknologi
besar dunia kini. Walaupun begitu generasi Y punya andil besar dalam kemajuan
teknologi yang berkembang kini selaku pelopor.
Gagasan dari beberapa ahli teknologi dari generasi Y mampu dirasakan
oleh generasi terakhir yakni generasi Z.
Terakhir adalah
generasi Z, lahir dan dibesarkan dengan di kelilingi oleh teknologi gadget yang
berkembang. Sudah pasti anggapan mereka sangat fasih teknologi. Hmm... jangan
salah banyak sebenarnya mereka gaptek.
Saya pun mengamati
dan berpendapat bahwa dominasi pengguna teknologi adalah generasi Z, tidak bisa
dilakukan perbandingan apple to apple dari beda generasi. Kadang yang
sudah sangat melek di generasi X atau generasi Y tidak bisa samakan dengan
generasi Z. Mereka punya pemahaman sesuai kebutuhan.
Baiklah... kita
kembali ke permasalahan gaptek lagi khususnya generasi Z. Mereka bersembunyi
atau tak terlihat dengan serangkaian gadget yang digunakan. Punya gadget kelas
satu namun segala bentuk penggunaan hanya sekedarnya. Sungguh disayangkan, apalagi gadget sudah bergeser ke gaya hidup bukan sekedar kebutuhan.
Ibarat membeli
sebuah supercar, hanya buat mengaspal di jalanan macet. Andai si gadgetnya
protes sambil berujar: jadi kenapa beli saya mahal-mahal tapi tidak
dioptimalkan secara benar.
Di generasi Z pula
gaptek berpengaruh pada gender, banyak dari yang gaptek dari kalangan wanita.
Sifat mereka yang tak suka ambil ribet dan hanya memakai gadget sesuai yang
diketahui menjadikan penyumbang gaptek.
Tapi jumlah
penetrasi dan kebutuhan akan teknologi yang memudahkan segala keperluan. Kini kaum wanita mulai berbenah dan belajar mengejar ketertinggalan itu. Malah saat mereka
diberikan peluang untuk belajar, kaum lelaki bisa disaingi dan bahkan ada yang
lebih.
Sebenarnya bagaimana solusi agar gaptek bisa hilang?
Menurut hemat saya
pribadi, semua tergantung bagi diri sendiri mau belajar dan tidak malu mengakui
tingkat gapteknya. Andai terlalu sungkan membuka kekurangan itu kelak gaptek
itu terus menghantui sampai kapan pun.
Bila terlalu risih
buat belajar dengan orang lain, mulailah dengan tutorial yang berseliweran di
internet. Tinggal mengikuti segala macam tutorial yang dimaksud, nah cara itu
sangat jitu apabila tidak ada yang tahu saat diajak bertanya.
Perbanyak pula
durasi dengan gadget yang kurang diketahui kegunaannya, walaupun sebenarnya itu
ngga menjamin. Karena yang paling utama rasa ingin tahu dan saya ingin
perkataan salah seorang dosen saat di bangku perkuliahan. Mau paham betul
dengan laptop, hp dan gadget lain, perbanyak durasi penggunaan terutama
berbagai fungsi. Kelak si gadget jadi ibarat teman, makin dipelajari maka makin
banyak tahu segala triknya.
Sebagai penutup,
di zaman kini yang paling utama adalah kemampuan melek teknologi. Tertinggal
dan tidak melek teknologi jadi pukulan telak kita dalam ketertinggalan. Bukan
berarti harus maniak atau pecinta gadget tapi cara pengoperasi yang terpenting.
Gadget yang
dimiliki boleh murahan dan kelas dua tapi kemampuan penggunaan nomor satu bukan
gadget elit dan kelas satu tapi sering bingung minta ampun.
Sekian dari saya, dadah sampai jumpa!
0 komentar:
Post a Comment