Aduh...!!! teman se-geng hampir semuanya udah duluan
nikah sekarang tinggal aku sendiri yang belum menikah. Mungkin ada yang salah
dengan diriku. Kenapa jodoh ngga muncul-muncul sambil membawakan seikat bunga dan sekotak coklat mewah sambil
berucap:
Marry with me
Siklus saat wanita galau karena jodoh belum datang
untuk melamar tapi tekanan hidup yang terus meningkat dari hari ke hari.
Mencari pelarian lewat nikah dengan alasan: ada lelaki yang
setia, senang susah bersama dan rela nanggung nafkah walaupun pas-pasan > ternyata setelah nikah galaunya
malah tambah banyak > Bathin makin tertekan.
Lewat tweet random yang bikin para cowok yang baca jadi perhatian dan kasihan, moment foto sosial media di tempat kondangan sahabat atau teman dekat yang menikah dengan hastage #KiniGiliranAku #SiapaBersedia #AyoDatanglah hingga maksa siapa yang mau dia nikahin segera. Ngga terima syarat yang muluk-muluk.
Penulis selaku pria sejati yang ngga ada modal turut
prihatin saat mendengar keluh-kesah seorang wanita gundah hati yang kini membutuhkan sesosok imam idaman, tapi penulis hanyalah sebatas muadzin cadangan :(. Berarti ngga bisa ikut meramaikan bursa calon imam idaman.
Sebenarnya jodoh itu cerminan diri kita, tapi
masalahnya cerminnya belum kunjung siap dan datang. Makanya dibutuhkan banget kesabaran
mengingat usia yang terus bertambah setiap harinya serta makin banyak yang
tanyain. Dulunya hanya sebatas keluarga, teman dekat dan tetangga. Sekarang
malah bertambah dari orang yang baru dikenal dan saat menyinggung masalah
sensitif (read: nikah) langsung nyambung ke arah sini:
Kapan rencana nikah?
Apa sudah punya calon?
Memang ada yang rela dan setia?
Ingat umur, tuh teman-teman sudah punya anak!!
*Langsung nangis masuk kamar*
Pertanyaan yang makin membuat hati para wanita jadi gundah
gulana ngga karuan, akibatnya banyak wanita yang harus mengatakan sesuatu yang
berat bercampur pasrah:
Siap pun saja yang berani datang ke rumah menemui orang tuaku langsung diajak menikah, syarat dan ketentuan ngga berlaku atau urusan belakangan
Andai saja yang datang calon imam yang ngga bener atau tampangnya mirip
Smeagol di Film Lord of The Ring, ngeri bukan!!! Bukannya gundah hilang tapi
malah bertambah sama rasa takut sewaktu-waktu kamu bisa dijadikan santapan
siang saat masakan kamu ngga enak.
Ngomongin hal sensitif seperti kapan nikah, jodohku
siapa, dan teman-teman sudah menikah semua butuh sabar. Anggaplah sebagai angin
lewat, kok penulis sok bijak begini layaknya motivasi jempolan.
Pengalaman ini penulis sampaikan dan tuliskan berdasarkan rasa perhatian
yang penulis tujukan kepada kaum wanita termasuk teman-teman penulis yang mulai berpikiran negatif akan kedatangan jodoh yang
ngga kunjung muncul. Dan akibat gatal tangan dengan segera penulis refleks menulis tulisan ini setelah beberapa hari yang
lalu pergi ke kondangan teman sekolah dulu yang sudah menikah. Respons
teman-teman perempuan kebanyakan bahagia tapi miris dalam hati seperti begini:
Kapan yah bisa di pelaminan bersandingan dengan orang yang kami cintai?
Siap sih yang rela menunggu lama walaupun apa yang
ditunggu hal yang sudah pasti “menunggu bikin pikiran dan jiwa bete”
Penulis kasih contoh misalnya kamu adalah penumpang yang
menunggu angkutan umum buat pergi ke tujuan yang kamu mau, suasana saat itu
tanpa disadari cuaca saat itu sedang begitu ekstrem. Bisa hujan deras + angin
kencang atau panas terik menyengat dan ngga ada sebatang pohon buat kamu
berlindung. Salah satu cara ialah menunggu angkutan umum yang melalui tujuan
kamu tiba walaupun butuh waktu lama.
Di lain sisi, penumpang yang baru nunggu sebentar
malah langsung dapat angkutan yang dia tunggu tanpa pake *kata lama*. Kamu iri
banget melihatnya dan karena ngga sanggup nunggu lagi berniat naik angkutan
yang bukan tujuan kamu walaupun urusan salah tujuan urusan belakangan. Nanti
pun mana tau ada angkutan tujuan lain yang bersedia ngantarin.
Bila ngga ada angkutan yang bersedia ngantarin gimana?Itu berarti harus nungguin lagi dan nambah biaya. Bisa-bisa kamu tersesat, hayo!!!!
Problematika mendasar yang dialami oleh kebanyakan wanita saat
ini yang sedang galau dan gundah yang bertambah-tambah akibat jodoh yang belum
keliatan hilalnya. Karena ngga sanggup menerima kritikan dan perkataan ngga
penting dari orang ngga penting. Kamu langsung ngambil inisiatif sendiri buat
membungkam suara-suara sumbang dengan nikah biar ngga dikatain terus-terusan.
Akibatnya bukan kebahagiaan abadi yang didapat tapi Miss komunikasi karena
memilih jodoh terdesak keadaan.
Jadi solusinya apa?
Semua butuh kesabaran dan ngga ada salahnya menunggu
sedikit lebih lama, andai kamu sabar nunggu angkutan yang merupakan tujuan kamu
walaupun datangnya cukup telat. Bisa karena trayek yang dilalui jauh, terjebak
macet atau jumlah armada yang terbatas. Eh... siapa yang bisa menyangka saat
angkutan yang kamu tuju ternyata lebih mewah dan nyaman, beda dari angkutan dan
trayek lain.
Dan sopirnya ramah dan ngga ugalan-ugalan, asal naik dan baru turun langsung ngegas serta berhenti sembarangan. Kamu jadi penumpang yang beruntung, coba bandingkan dengan penumpang yang duluan dapat angkutan tapi jantung lemas, badan pucat, dan perut mules akibat sopirnya mengemudi secara ugal-ugalan.
Dan sopirnya ramah dan ngga ugalan-ugalan, asal naik dan baru turun langsung ngegas serta berhenti sembarangan. Kamu jadi penumpang yang beruntung, coba bandingkan dengan penumpang yang duluan dapat angkutan tapi jantung lemas, badan pucat, dan perut mules akibat sopirnya mengemudi secara ugal-ugalan.
Berkah seorang wanita menunggu sedikit lebih lama dari
teman-temannya yang udah duluan, bisa jadi jodohnya lagi giat-giatnya menabung
dan memperbaiki diri. Senang sih ngga harus datang duluan tapi bisa datang
belakangan tapi bikin bahagia selamanya.
*Tulisan itu penulis tulis setelah pulang nikahan teman
sekolahan dulu, dan yang nikah ialah teman perempuan. Dan di situ penulis dapat
inspirasi absurd saat melihat teman perempuan yang lain senang dan bahagia temannya nikah
walaupun bercampur rasa galau menunggu kapan gilirannya*
0 komentar:
Post a Comment