Tetes air hujan
yang jatuh dari lembah tepat pada batu besar nan gagah, di beberapa sudut batu
ditemukan lubang-lubang yang mengangga hasil percikan air.
Sekuat itukah tetesan air yang tak seberapa mampu memberikan lubang pada batu besar nan gagah?
Hanya dari tetesan
air yang jatuh lembah bermodal konsisten menghujam punggung batu secara terus
menerus mampu meluluhkan kerasnya batu.
Seperti
perumpamaan di atas, konsisten adalah kekuatan sebenarnya dalam menaklukkan
segala sesuatu yang kamu inginkan kelak. Gaya hidup kini banyak sekali orang
yang ikut-ikutan (terbawa arus) sehingga lupa bahwa konsisten dan kerja keras
ibarat dua sisa mata uang yang saling berikatan.
Mereka rela
mengikuti kebiasaan yang sedang begitu ramai digandrungi oleh banyak orang.
Budaya ikut-ikutan begitu merambah, namun dalam sekejap bosan datang melanda.
Hasilnya mereka mencari hal lain yang menurut kamu menarik lebih menarik lagi
dengan alasan.
Kami tak mampu, yang dilakukan sepertinya kami tak mampu dan kamu lebih beruntung.
Banyak yang
sekedar ikut-ikutan dan berhenti saat ia belum mendapatkan apa-apa menurut saya
karena mereka merasa itu bukan passion-nya.
Mereka menganggap
sesuatu yang dicoba terlihat menarik dan menguntungkan, saat dijalani sebagai
rutinitas, batin terasa berkecamuk. Bosan dan putus asa, serta terbesit di
dalam pikiran: Kenapa yang selama ini diberlakukan tak menghasilkan apa-apa.
Hasilnya menyerah
dan mencari haluan arus lain yang menurut mereka begitu mudah. Begitu banyak
orang yang melihat segala kesuksesan dan keberhasilan orang lain berdasarkan
kacamata gunung es.
Melihat sisi yang
menyenangkan tetapi lupa melirik begitu banyak derita yang diraih. Manusia
diberikan anugerah mata sebagai kemampuan melihat yang tampak-tampak tapi
terlihat buruk saat mengabaikan yang luput terlihat.
Tak ada ikan salmon yang mengikuti arus, kecuali ia adalah ikan salmon yang mati sebelum sampai tujuan
Bertahan pada
konsistensi itu berat apalagi hanya sekedar ikut-ikutan karena melihat orang
lain sukses. Padahal kesuksesan yang lahir dari orang lain berasal dari proses
konsistensi dan juga belajar dari kegagalan-kegagalan.
Seperti gambar
yang saya tampilkan di atas, terlihat begitu banyak yang menyerah apa ia jalani
sebelum dengan melihat sebongkah keberhasilan orang lain. Di dalam fase itu
hidup manusia merasa putus asa ingin terus melanjutkan atau tetap bertahan pada
konsistensi yang ia jalani kini.
Saya menganggap
manusia punya jalan sukses masing-masing yang ingin ia jalani. Terlihat begitu
mudah di awal tetapi mulai berliku jelang akhir. Terlihat sangat berat dan
berliku di akhir.
Saya melansir
beberapa pengaruh yang manusia sangat sulit tetap konsisten atas segala yang ia
lakukan, padahal segala yang telah dilakukan punya rahasianya, berikut
penjabarannya:
Ikut-ikutan,
budaya inilah yang menjadikan kenapa konsistensi tak mampu terkawal hingga
sampai ke tujuan. Sesuatu yang baru dan unik itu seperti magnet yang sangat
kuat menarik banyak orang untuk ikut-ikutan.
Saya rasa ikut
serta itu baik kecuali ikutnya hanya sebatas ikutan-ikutan. Ibarat sangat tepat
dalam masalah ini adalah memperamai keadaan. Passion itu terbangun dari
keyakinan pribadi walaupun di awalnya hanya sebatas ikut serta tetapi
berdasarkan perjalanan waktu di situlah passion-nya bermuara.
Sedangkan mereka
yang sekedar ikut-ikutan hanya sebatas menumpang lewat, dengan berbagai alasan,
dan rasa tak nyaman. Semua harus gugur di tengah jalan karena konsisten tidak
bakal bisa diraih hanya dengan ikut-ikutan.
Bosan dan jenuh,
sudah jadi alasan klasik saat konsisten tak mampu dijaga. Alhasil kedua rasa
itu terus menghinggap secara terus-menerus. Semua yang dijalani tanpa passion
dan nyaman akan semakin cepat pula bosan menghinggapi.
Walaupun kelak
mendapatkan profit yang menguntungkan tetapi tak ada yang mampu menolak gejolak
batin untuk segera mengakhiri segala kejenuhan yang melanda. Saat berada kondisi
seperti ini adalah untuk mengingat-ingat hal yang menyenangkan terhadap apa
yang dijalani selama ini bukan harus putus asa.
Bosan dan jenuh
adalah sikap manusiawi yang sangat wajar, tetapi bukan karena rasa itu sudah
memuncak harus mengakhiri konsistensi yang selama ini dibangun.
Berubah haluan,
Ada hal lain yang lebih menarik jadi cobaan yang membuat begitu banyak manusia
berubah haluan di tengah. Perjuangan yang sedang dirintis tak mengalami
perubahan dan apa yang sedang dijalani seperti salah arah.
Apalagi saat
melihat kesuksesan orang lain lakukan, belum tentu sukses yang orang lain
rintis akan sama dengan kita coba. Sehingga mengabaikan apa yang telah
diperjuangkan selama ini, padahal sedikit lagi andai bersabar maka lipatan
keberhasilan yang diraih lebih besar lain.
Melihat kesuksesan
orang lain, ini salah satu alasan yang sangat kuat kenapa begitu banyak orang
mencoba diri untuk konsisten pada kesuksesan yang orang lain berhasil gapai.
Ibarat gunung es yang menjulang tinggi tetapi sedikit sekali yang melihat
kenapa ia bisa menjulang karena es lain yang mengapung di bawah dasar laut.
Seperti itulah
kenapa banyak orang melihat kesuksesan orang lain dari enaknya saja, tetapi
rasa sakit, jatuh dan gagal berkali-kali kadang seperti diabaikan. Di saat ia
mencoba barulah ternyata rasa sakit lebih lama dan berkelanjutan sebelum
kebahagiaan yang datang belakangan.
Di fase ini banyak
yang menyerah sebelum mengecap indahnya manis keberhasilan. Alasannya
sederhana, karena melihat kesuksesan dari satu sisi berhasil saja tapi lupa
bahwa yang membuat berhasil datangnya seberapa banyak gagal yang dilalui bukan
mengubah arah haluan di tengah jalan.
Berpikir negatif,
alasan nyata mengapa konsisten tak berhasil akibat sudah berpikiran negatif dan
gagal dahulu padahal belum memulai apapun. Rasa takut gagal membayangi apa yang
dilakukan mengingat begitu banyak yang gagal sebelumnya ditambah energi negatif
yang diucapkan oleh orang-orang yang gagal agar kamu jalan melangkah ke sana.
Pengaruh itu
sangat kentara apalagi mereka yang gagal seperti melarang atas kegagalan yang
mereka lakukan bukan memotivasi agar kegagalan yang pernah terjadi oleh dirinya
tidak merambat ke orang lain.
Apalagi otak
sangat cepat merespons hal yang berbau kegagalan dibandingkan hal negatif dan
bersifat ancaman terutama saat kecil sering disuguhi kata-kata negatif:
Awas..
Jangan..
Hayo!!!
Dan lain sebagainya
Efeknya itu
berlanjut dengan saat transfer energi negatif yang terjadi saat melakukan
sesuatu. Akibat larangan dan himbauan tadi malah gagal sebelum sampai ke
tujuan. Ada baiknya tetap percaya kata hati, ibarat kita berhenti lebih dahulu
untuk menggapai sukses.
Menyerah di tengah jalan, inilah hal yang paling disayangkan apalagi melihat
tak ada hasil yang didapatkan. Mencoba untuk konsisten tapi saat belum bisa
mendapatkan apa yang diinginkan malah harus menyerah di tengah jalan.
Itu sebuah cara
terburuk dalam mengakhiri sebuah perjuangan, sudah terlalu jauh melangkah tetapi
harus menghentikan langkah dan berbalik arah. Hampir sama halnya berubah haluan
sebelum menggapai tujuan.
Alhasil harus
memulai lagi hal baru lainnya dan belum tentu berhasil. Waktu dan tenaga juga
habis andai mampu terus-terusan berjuang bukan lebih dahulu pulang.
Itulah beberapa
penyebab kegagalan mempertahankan segala konsistensi. Gue pernah baca seorang
Blogger sukses dari negara di benua hitam yakni Nigeria, seorang perempuan paru
baya yang sangat konsisten menulis tentang passion-nya di blog terutama
masalah fashion.
Hasilnya dia jadi
Blogger yang punya pendapatan berlimpah walaupun hampir 5 tahun pertama dia ngga
mendapatkan apa-apa. Toh konsisten itu perlu banget apalagi bosan jadi
penghalang utama buat konsisten.
Dan pengalaman
pribadi penulis yakni saat aktif di tempat kebugaran dan melihat begitu banyak
yang sangat semarak di awal keikutsertaannya, tapi selang beberapa Minggu
banyak yang hilang entah ke mana.
Cara
mempertahankan konsistensi itu kembali kepada diri sendiri, ibarat sudah begitu
waktu dan tenaga yang telah digunakan. Di tengah jalan malah mundur dan
berpaling ke hal lain yang lebih menarik.
Kini saatnya
kuatkan tekad terhadap apa yang ingin dijalani dan tanyakan kepada diri bahwa
untuk apa saya lakukan ini. Karena jawaban yang paling tahu akan penting atau
tidak yang dijalani hanya pada diri sendiri. Saran dan pendapat dari orang lain
hanya sebagai masukan.
Bila telah berada
di tahap yang dijalani sesuai dengan kehendak dan rasa nyaman, dijamin segala
sesuatu yang dijalani akan bertahan pada alur konsistensi dan buah kerja keras
tak pernah bohong dengan hasil.
Terakhir, sebagai penutup adalah konsistensi semakin
nyata saat tetap kuat berkomitmen atas yang dijalani. Dengan itulah tujuan yang
diinginkan akan selalu berdampingan serta semua itu semakin berkah bersama doa. Sekian, semoga menjadi pencerahan dan menginspirasi.
bacaan yang sangat memotivasi... ijin share ya min :)
ReplyDeletebaca juga www.curhatsisi.blogspot.com
Terima kasih atas kunjungannya
Delete