Namun ada hal yang
unik, kebanyakan dari mereka punya baju yang sama dan terkesan itu melulu.
Banyak yang bertanya-tanya kenapa mereka rela memakai pakaian yang sama dan
terkesan casual.
Apa saja alasan
mereka sehingga sangat sulit menanggalkan pakaian favorit mereka dalam
pengembangan bisnis dan brand, berikut ini ulasannya:
Mudah Dikenali,
Anda pasti pernah melihat mendiang Steve Job dengan pakaian favoritnya dalam
mempresentasi produk Apple terbaru. Setelan baju kerah kura-kura dipadukan
dengan celana Jeans biru, dan sepatu adalah sebuah ciri khas dirinya. Di dalam
negeri ada pula pengusaha Indonesia Bob Sadino dengan ciri khas celana pendek. Ke mana pun selalu mempertahankan ciri
khasnya.
Mereka semua
memakai pakaian yang hampir sama sebagai wujud mudah dikenali oleh kliennya dan
juga sebagai nilai lebih (nyentrik) dengan sesuai gayanya.
Ciri Khas (brand),
Citra ini sangat baik terutama sekali dalam pengenalan sejumlah produk dan
pakaian yang dipakai jadi sebuah brand yang melek kepada sang CEO dan
juga perusahaannya. Itulah mengapa banyak strategi ini yang dilakukan oleh CEO
teknologi dan pengusahaan.
Membangun kesan
unik juga termasuk dalam pengembangan brand. Apalagi citra pakaian
terkesan formal dengan setelan dan Jas dan sepatu pantofel seakan sudah
terkesan ketinggalan zaman. Inovasi itu malah lahir dari pakaian nonformal.
Kesan para CEO
yang berpikir kreatif dan inovasi juga terlihat dari pakaiannya, berpakaian casual
dan suasana kantor yang kantor yang kondusif menjadikan inovasi terus
hadir.
Sudah nyaman,
bekerja di tempat favorit dan dengan pakaian favorit jadi impian banyak orang.
Tak harus berbaju rapi dan formal. Cukup mengandalkan baju kaus dan celana
Jeans. Kombinasi ini terlihat sangat santai, walaupun bekerja dengan tingkat
stres yang besar. Semua terkikis begitu saja termasuk dalam pemilihan pakaian.
Oleh karena, para
CEO tidak membatasi karyawannya dalam membatasi masalah seera berpakaian.
Penampilan itu masalah sekilas, terpenting sekali adalah ide dan inovasi yang
brilian.
Jauh dari kesan
formal, Bos raksasa Facebook juga melakukan hal yang sama, ia malah memiliki
begitu banyak kaus oblong berwarna abu-abu di dalam lemarinya. Jumlah itu
selalu ia gunakan dalam bekerja di kantor setiap hari.
Kesan perusahaan
Facebook yang sederhana dan juga banyak waktu lain yang harus dipikirkan,
menjadikan memakai baju yang sama adalah keuntungan. Mudah dikenali dan juga
menghemat banyak waktu.
Irit waktu, seperti
yang dijelaskan di atas, begitu banyak waktu yang terbuang percuma hanya
gara-gara pemilihan baju. Ini sering terjadi di setiap orang, baju yang
terkesan itu-itu saja seakan tetap fokus, karena masalah pakai baju apa sudah
terselesaikan.
Mengendalikan Berat Badan, baju casual terutama kaus menjadikan
pemakainya bisa mengontrol berat badan secara tidak langsung. Baju yang dipakai
dengan ukuran dan warna yang sama setiap hari seakan bisa sempit bila tak
ditunjang oleh pola makan teratur.
Fungsi ini
ternyata membuat pemakainya mengontrol berat badan dan rutin olahraga. Kesan
menjalankan perusahaan yang banyak tekanan membuat para CEO rutin olahraga
untuk menghilangkan stres dan kenaikan berat badan.
Nah... dari ulasan
tadi dapatkan bahwa kesimpulan, pakaian bukan halangan dalam berinovasi dan mau
berpakaian formal atau casual kembali ke pribadi masing-masing.
Terpenting adalah kinerja, inovasi, dan perubahan yang dilakukan.
Semoga memberikan secercah inspirasi dan membuat Anda tahu bahwa prestasi dan inovasi lebih penting dari sebuah penampilan. CEO perusahaan besar sudah membuktikannya.
0 komentar:
Post a Comment