Trafik aktivitas
di grup chat meningkat jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba, hampir semua
anggota chat banyak membahas wacana yang sama:
Bukber yokk!!Kapan nih rencananya?
Sebenarnya sih Apa
itu bukber?
Bukber adalah
sebutan buka bareng, ada juga yang menyebutkan dengan sebutan lain yaitu bubar.
Istilah yang telah ada sejak zaman Mesir kuno lama dan dianggap wajib
dilaksanakan saat Bulan Ramadhan telah tiba, tergantung janjinya kapan dan di mana. Setelah lama tak menyapa, lama tak saling ejek dan lama tak saling pamer.
Itulah kenapa bukber jadi ajang yang sangat pas momentnya buat semua kegiatan itu terlaksana.
Bukber = Reunian, bukan semata-mata ajang pamer pada teman lama
Sebenarnya bukber
kewajiban atau cuma ajang pamer?
Bukber kini lebih
banyak yang ingin menampilkan kesuksesannya biar para temannya iri hati dan
dengki semangat sehingga terpacu bisa meraih sukses sama seperti dirinya.
Di awali dengan memamerkan hal baru yang temannya belum pernah liat, misalnya
tunggangan baru, gadget baru, kostum baru, karier yang melejit hingga cita-cita
yang kesampaian. Jelas-jelas ada yang langsung ngalah dan ada yang balas
pamer-pamer, niat bukber tapi sudah seperti showroom. Semoga bukber
kalian ngga ada yang beginian ya!
Di grup chat banyak yang merencanakan bukber jauh-jauh hari, akan tapi hanya sebatas wacana belaka. Bila terwujud sangat layak diapresiasikan
Tujuan bukber jadi ajang mempererat silaturahmi yang
sedikit merenggang bukan pamer-pameran. Walaupun sering chatting di dunia maya
rasanya beda banget saat berinteraksi langsung di dunia nyata. Lebih akrab dan
lebih banyak yang dibahas tanpa ada kesan yang ditutupi, maka sejenak jangan
sibuk menunduk sambil plototin gadget sendiri.
Ingatlah!!! jangan sampai keseruan bukber hilang karena sibuk menunduk sambil plototin gadgetnya masing-masing, karena bukber itu moment langka nan kaya makna.
Di awal puasa,
berbuka lebih diutamakan sekali berbuka dengan di rumah (read: keluarga).
Jelang pertengahan Bulan Ramadhan saatnya undangan dan ajakan berbuka membanjiri
grup chat dan sms konfirmasi untuk turut serta. Apakah undangan yang cuma
datang, makan, dan pulang. Apakah undangan berbuka yang paling penting
kedatangan serta donasinya dan apakah undangan masalah kehadiran belakangan tapi dana nomor satu. *Jadi
Pusing*
Sebenarnya bukber mampu bikin kantong cekak padahal
makan di rumah dan masjid bisa makan malah gratis. Bukber ada banyak
ragamnya, dari alumni sekolahan (SD, SMP, SMA, kampus, hingga TK). Lingkup lain
yang lebih majemuk misalnya organisasi, komunitas, kantoran, dan teman se-genk.
Bila dirunut kembali, ngga cukup sebulan buat ikutan bukber. Apakah karena
banyaknya reunian, benturan jadwal hingga masalah pelik lain seperti ngga ada
duit (read: bokek).
Yang ngajak bukber banyak tapi isi di dalam dompet juga ngga banyak
Kebanyakan
undangan berbuka peserta yang ikut harus membayar uang berbuka tergantung biaya
yang ditentukan panitia dan kita cuma datang, ngoceh-ngoceh dan pulang. Bukber
seperti organisasi dan kantoran berupa undangan khusus biasa menggratiskan para
undangannya tapi selain dari itu jelas-jelas bayarlah.
Bahkan kamu yang
terlihat sudah tajir padahal hanya pencitraan media sosial saja, langsung deh
diminta kesediaan sebagai donatur. Kan jadi ngga enak bila nolak sekalian buat
mempertahankan ideologi gengsi tinggi. Ujung-ujungnya malah tekor, aduh sial
padahal uang gaji bulan ini ujar dalam hati.
Saat puasa datang,
hal yang paling utama adalah hari pertama buka puasa harus dilakukan oleh rumah
sisanya di luar. Selain salah satu bentuk seremonial, berbuka di rumah
dikarenakan banyak dari tempat makan yang tutup. Solusi terbaik adalah makan di
rumah tanpa sungkan-sungkan makan sepuasnya. Masakan ibu kita selalu
dirindukan dan yang pasti gratis.
Di kegiatan bukber
selalu ada teman yang dijadikan sebagai panitia acara. Nah dalam bukber dengan
teman biasa terbagi dalam berbagai orang. Tipe pertama biasa sibuk banget
saat sebelum bukber terlaksana, diawali menentukan hari, tempat bukber,
konfirmasi teman-teman sampai yang rela datang paling cepat dan pulang paling
akhir. Apakah karena dia punya jiwa kepemimpinan mengatur para koleganya,
karena dia tanpa sungkan-sungkan minta duit anggota bukber supaya dikumpulkan
secepatnya atau karena dia bego (read: gampang dibodoh-bodohin) hingga rela
jadi panitia.
Tipe kedua
tipe teman IYA-IN aja, apapun itu yang penting aku ikut dan di manapun
tempatnya dan apapun makanannya yang penting ikut. Dan tipe yang beginian
gampang banget diminta kesediaan waktu dan yang paling penting dananya jangan
lupa. Hehe.
Tipe terakhir dan
cukup nyeselin yakni yang paling susah dihubungi dan ngga ada kabar. Saat hari
H malah ikutan. Duh nyusahin, dan sengaja lagi datang telat biar lengkap ngga bayar, sungguh tindakan yang merugikan banyak
pihak.
Kembali lagi ke makna bukber, sebelum pelaksanaan
bukber pasti ada siklus pra bukber. Apa sajakah siklus pra bukber, kira-kira
seperti ini:
Siklus Pra bukber : Menggodok wacana bukber > Semua sepakat > ada titik temu > Eksekusi hari Bukber
Siklus pra bukber
pertama adalah menggodok wacana kapan bukber, ini adalah tahapan yang paling
sulit dan menantang. Bukber itu yang paling sulit itu menentukan banyak pikiran
serta aspirasi anggota dan waktu dari semua anggota yang ikutan bukber. Jangan
sampai tanggalnya klop, Ramadhan telah usai. Yang terpenting sih komunikasi.
Kesepakatan final
bukber didapatkan setelah semua anggota tidak ada lagi yang beralasan karena
terbentur jadwal lain, sibuk, melahirkan, hingga bokek. Dengan ada titik temu
langsung dieksekusi di hari H, siapa saja yang bersedia membantu. Ada baiknya
saling membantu menyukseskan bukber, misalnya kaum wanita yang kerja dan kamu
lelaki yang ongkang-ongkang kaki. *Dikeplak*
Nah setelah tahap tadi berhasil, maka tibalah acara
yang ditunggu-tunggu yakni bukber. Menurut riset yang gue lakukan bersama tim handal dari anak-anak TK Perwanida (gilee riset
segala) ternyata bukber punya siklus serta tahapan yang harus ditaati dan seiring perkembangan
zaman bisa berubah. Apa sajakah itu?
Siklus bukber: Datang > Ngoceh-ngoceh > Berbuka > Foto-foto > Pulang
Siklus dari bukber
pertama adalah datang, banyak dari peserta bukber yang sengaja datang ngaret.
Bisa karena mau ngabuburit dulu, takuut terjebak macet, hingga ngga mau
terlibat bantu-bantu panitia. Siklus selanjutnya adalah ngoceh (read:
basa-basi), karena sudah lama ngga ketemuan maka basa-basi adalah cara yang
paling optimal dengan teman lama sambil menunggu waktu berbuka. Topiknya
beragam bisa tentang kesuksesan kini, kekonyolan dulu hingga curcol sekalipun
secara face to face rasanya lega
banget semua bisa tercurahkan.
Kegiatan utama
adalah bukber, setelah ngumpulin dana tapi ngga makan itu terasa hambar banget.
Walaupun ada yang kurang di sana-sini, tapi kebersamaan membuat kekurangan itu
tidak terlihat. Berdesak-desakan, pengapnya ruangan, hambar dan asinnya makanan
tak jadi massalah. Esensi nikmatnya kebersamaan memudarkan keraguan itu.
Setelah bukber
selesai selalu ada sesi foto-foto tanpa terkecuali. Sesi ini kewajiban sebagai
bentuk lain dari basa-basi. Bagi kaum wanita, hadiah dari bukber adalah
foto-foto sebanyak-banyaknya hingga memori penuh. Kesempatan langka dan kapan
lagi biar bisa di-share sebanyak-banyaknya dalam tempo waktu yang ngga
ditentukan.
Terakhir adalah
yang paling ngga enak adalah pulang, beres-beres selesai saatnya pulang. Namun
semakin seru bukber maka semakin lama pulang karena rindu yang bersua membuat
waktu ngumpul beginian jadi moment langka. Asalkan jangan terganggu oleh pamer
dan gadget masing-masing. Di jamin rela lama-lamain pulang.
Capek ngobrol dan
senda gurau bikin bukber terasa menyenangkan. Ada nilai-nilai reunian yang
wajib dipertahankan dan terus dilestarikan dari masa ke masa. Akan begitu indah
bila setiap Ramadhan selalu ada reunian sambil memperkuat ukhwah persaudaraan
yang sedikit renggang tergerus waktu. Terpenting salat yang ketinggalan karena
bukber sering membuat banyak kewajiban utama terabaikan.
Ini pengalaman bukber penulis, gimana pengalaman bukber
kalian?
0 komentar:
Post a Comment