Sore itu gue
berlatih sepak bola seperti biasa, sudah jadi kebutuhan jasmani yang ngga bisa
gue lewatkan minimal seminggu sekali buat merumput (maksudnya bukan jadi tukang
potong rumput tapi bermain bola). Seperti biasa pertandingan bola yang gue
mainkan hanya sebatas pertandingan latihan dan sekali-kali lawan yang
bertanding hanya sebatas bertajuk laga eksebisi.
Tak berapa lama
pertandingan sudah ada anak-anak kecil yang berdiri di belakang gawang untuk
mengambil bola. Lokasi gue bertanding punya pagar pembatas yang rendah. Sudah
jadi kebiasaan buruk pemain bola dari level hingga profesional dalam negeri.
Dengan akurasi tendangnya entah nyeleneh tapi tanpa pikir panjang langsung
ngeshoot. Hasilnya bola melewati pagar pembatas.
Gue yang berposisi
sebagai kiper mau ngambil bola yang out. Bocah di belakang gawang langsung
ngomong:
Ngga usah
bang, biar saya ambilin!!!
Dengan cekatan si
bocah mengambil bola yang terbang ke bulan melewati pagar pembatas, ke
rumah warga hingga melewati tantangan Ninja Warrior. Dalam sekejap bola sudah
diberikan ke gue.
Di akhir
pertandingan si bocah tadi mengejar gue sambil berkata:
Bang... harus
bayar atas jasa kami ngambil bola
Berapa? jawab gue
Karena kami berdua
jadi 10 rb saja (gue dipalakin bocah)
Apa!!! Gue kira
gratis, ternyata Ball Boy sekarang udah punya tarif
Itu untuk uang untuk upah kami om, kata bocah itu dan
gue langsung memberikannya
Dalam perjalanan
pulang ke rumah, di antrian lampu lalu-lintas, gue ingat petikan kata-kata mantan
Presiden Amerika terdahulu, Ronald Reagan:
Tak ada makan siang gratis, kecuali kamu ditaktirin atau dapat undangan makan (bait terakhir gue yang tambahin)
Dari pengalaman
tadi, gue menarik kesimpulan bahwa anak kecil yang cara ngelap ingus aja masih
belum bisa, begitu jeli melihat peluang. Walaupun duitnya ngga seberapa dan
ngga jelas kapan, tapi saat melihat peluang dengan jeli bocah-bocah itu
memanfaatkan kesempatan itu.
Jiwa bisnisnya
jalan!!!
Ngga butuh ijazah
dan skill khusus, cukup jeli melihat peluang yang ada. Sama hal juga tukang parkir dadakan saat ada
event besar. Melihat animo masyarakat yang tinggi, jelas butuh lahan parkir
kendaraan yang memadai. Para penyedia parkir liar memanfaatkan peluang tersebut
meraut untung.
Masyarakat yang
resah ngga tau parkir di mana pun rela membayar biaya parkir yang mahal asalkan
kendaraan mereka bisa terparkir.
Omzetnya pun luar biasa besar, makanya jangan anggap remeh tukang parkir.
Duitnya dalam beberapa hari penyelenggaraan event saja bisa ngalahin gaji bulanan pegawai
kantoran. Mulai sekarang jadi tukang parkir aja!!!
Well... makin hari
jumlah pengangguran makin banyak, ada yang makin ngga jelas ke mana arah dan
tujuan. Mengharap ada dibuka lowongan pekerjaan yang mumpuni seperti
pendaftaran PNS atau penerimaan di perusahaan besar. Mau masuk pun serba ketat
dan saingannya ngga kalah banyak.
Makin tinggi level
kuliah maka semakin tinggi gengsi buat nyari pekerjaan. So... dibandingkan
terlalu banyak berharap pekerjaan yang layak, lebih baik melihat peluang dan
minat yang kamu sukai untuk untuk dikembangkan.
Menurut gue,
segala keresahan dan kegundahan yang terjadi masyarakat bisa jadi peluang yang
menjanjikan serta bertahan lama. Sifatnya ngga musiman atau ikut-ikutan, hingga
saat animonya hilang, peluangnya ngga ikutan hilang.
Ngga ada alasan sulit nyari pekerjaan tapi sih lebih banyak mentingin gengsi. Toh... kejelian sangat dibutuhkan dan duit yang dihasilkan halal
Nah... peluang
kerja itu datangnya dari kemampuan serta kejelian dalam melihat keresahan dan
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat saat ini.
Keberhasilan Gojek
berdiri, si pendirinya Nadiem Makarim melalui kegundahan dan keresahan
saat merasakan saat naik ojek pengkolan yang punya stigma negatif. Terbesit
dalam dirinya untuk melahirkan ide ojek berbasis online yang ngga ribet. Tukang
ojek bisa menghemat waktu dibandingkan duduk di pengkolan dan penumpang ngga perlu repot-repot dan ongkosnya masuk akal. Hasilnya Gojek berkembang pesat,
walaupun berawal dari keterbatasan namun bermodal terobosan menarik.
Alur peluang
menurut gue seperti ini:
Peluang kerja terbatas > Melihat keresahan dan
kegundahan sekitar > Melahirkan
inovasi dan terobosan baru > Menawarkannya ke masyarakat > Di terima dan
jadi pangsa pasar > Sukses besar.
Peluang kerja kini
yang sulit dan terbatas membuat banyak kaum intelek yang terkatung-katung tak
tau ke mana. Banyak anak-anak muda yang ingin mandiri berjudi dengan
mempertaruhkan modal dan kreativitas yang ia miliki seperti membuka peluang usaha. Nah.. kini yang sedang berkembang pesat inovasi di bidang technopreneur.
Berbekal banyak
kegundahan yang dialami oleh masyarakat. Manusia yang inovatif yang tidak terserap di dunia kerja,
memanfaatkan moment langka ini sebagai waktu yang tepat melakukan riset sembari
mengembangkan menjadi inovasi dan solusi. Andai terobosan yang dilakukan sukses
besar, itu mampu menghasilkan ladang pekerjaan buat orang lain.
Saat penjajakan ke
masyarakat, dilakukan proses penyesuaian seperti mendengarkan kesan dan saran
terhadap inovasi yang dikembangkan. Suara dan keluh-kesah masyarakat akan jadi
solusi tepat yang mereka inginkan agar apa yang diciptakan sesuai dengan kebutuhan
pasar. Nah... makanya bukan cuma dengerin keluh-kesah teman curhat tak berujung.
Serta yang
terakhir ialah memanfaatkan kesempatan. Apalagi sesuatu yang kamu geluti
diyakini akan sukses besar kelak, terlebih kamu sebagai pelopor pertama. Ide
itu mahal dan kesempatan itu sifatnya langka banget. Sayang banget bila
dilewatkan atau didahulukan oleh orang lain. So... saatnya mencoba dan berbuat,
buka sebatas wacana semata.
Dear.... anak muda
kini, jangan lebih banyak merisaukan kegundahan dan keresahan tentang hatinya
dibandingkan dengan kegundahan dan keresahan yang terjadi di masyarakat. Lebih
senang galau ngga jelas, negara lain udah memulai ekspedisi ke luar angkasa.
Ini masih galau gara-gara gebetan cuma nge-read doang. Hufft!!!
Saatnya bikin inovasi bukan asyik galau-galauan tak berujung yang bikin sakit hati
Keterbatasan bukan
sebagai hambatan tetapi dengan segala keterbatasan malah melahirkan
kreativitas. Malah dengan segala keterbatasan dan latar belakang pendidikan tak
mumpuni malah bila melahirkan kreativitas ngga kalah tokcer.
Baru-baru ini ada
seorang kuli pangkul yang sekolah SD aja ngga tamat (life is hard). Pak
Henry Jurfi orangnya, ia punya ide brilian mengembangkan aplikasi Android bertemakan
pendidikan seperti: Unyil The Adventure, Ninja Konoha Run, King Arthur dan
seabrek aplikasi bertema pembelajaran lainnya.
Karena apa? Karena
Pak Jurfi melihat peluang itu mampu berkembang ke depan. Mempertaruhkan waktu, tenaga
dan pikirannya serta melihat peluang terutama aplikasi pembelajaran yang masih
sangat jarang. Akhirnya beliau sukses besar
dan meraut begitu besar pundi-pundi uang melalui aplikasi yang ia unggah di
Play Store.
Karena memulai sesuatu hingga semuanya ada, dijamin kamu ngga akan mulainya segera
Sekarang
kegundahan dan keresahan apa yang terjadi di sekitarmu dan bisa dimanfaatkan jadi peluang bisnis. Terus orang sukses kini, bukan karena dia hebat dengan
dirinya sendiri tapi bisa ngasih solusi buat orang lain.
Sebagai penutup
dari gue, bila kita ngga bisa bekerja dengan orang lain. Buatlah ladang pekerjaan
sendiri dari kejelian melihat keresahan dan kegundahan yang masyarakat butuhkan. Bukan
cuma sukses yang didapatkan kelak, pahala pun mengalir terus.
Semoga
harinya berwarna, Bye!!!
0 komentar:
Post a Comment