Ini kayak tulisan
yang gue tulis sudah yang paling keren dan indah. Tertawa sambil menatap
tulisan yang baru ditulis *tutup laptop sambil senyam-senyum* Keesokan harinya
saat buka draft tulisan yang ditulis semalam.
Apa... itu kok ngga mengalir banget
Ini kok malah ngga nyambung
Kok gue nulis bisa se-absurd ini
Kok banyak yang typo dan meluber ke mana-mana
Itu namanya
Swasunting!
Sering banget kamu
bisa nulis dengan secepat kilat, dengan mudahnya tulisan mengalir begitu deras
dengan dari kepala ke Word. Suara-suara dari tuts Laptop berbunyi begitu cepat,
semua berjalan lancar apalagi mood sedang tinggi-tingginya siapa yang tidak
banget kerja keras menelurkan tulisan.
Fase paling sulit
adalah menulis dan memulai dari mana, dan setelah melewati fase itu yang paling
berat adalah fase editing. Menulis itu mengeluarkan emosi, pemikiran, opini dan
juga ide segar yang mengalir begitu deras di dalam kepala. Kadang di posisi itu
kita bisa mengeluarkannya terlalu vulgar.
Di fase editing
kita harus kembali membumi, mengingat apa yang kita tulis layak atau tidak
layak. Apakah ini bisa dipotong, dibuang, dimodifikasi atau dipertahankan.
Namun harus diketahui, waktu menulis sebaiknya bisa digunakan semaksimal mungkin
untuk menulis bukan mengedit. Saat mengedit hal sebaliknya bisa dilakukan,
semisal menulis ulang kalimat tak nyambung atau putus di tengah jalan. Ada
beberapa opsi yang bisa dipilih, apakah itu ingin segera diperbaiki atau terkesan
berulang-ulang lebih baik di delete saja.
Ada beberapa kiat
yang ingin saya bagian untuk bisa menghasilkan tulisan terbaik dan menjadi
kepuasan sendiri khusus dan pembaca umumnya. Apa sajakah, berikut
penjelasannya.
Merevisi,
saat dengar kata-kata keramat itu langsung saja terbayang masa tersulit bagi
mahasiswa tahap akhir. Saat sang dosen pembimbing mengatakan: kamu revisi ulang
semuanya, langsung tubuh terkulai lemas.
Tapi tunggu dulu,
ini revisi yang dilakukan oleh diri sendiri. Selaku Blogger ia menjadi orang
yang paling berhak atas segala tulisan yang ia tulis. Buah pikiran yang ingin
di posting tak ingin sekedar lewat atau tak punya nilai tambah kepada pembaca.
Itu dimulai dari hal-hal kecil, misalnya ejaan, kata tak nyambung dan sampai maksud
keluar dari jalur.
Cara terbaik
proses self editing ini dengan membaca dengan suara keras. Saat itu anda
memposisikan diri sebagai pembaca bukan penulis. Bila tidak, anda merasa
tulisan yang anda tulis terlihat seluruhnya benar. Bagi yang tak
terbiasa jadi sangat memberatkan, bila dibiasakan akan jadi mudah dengan
sendirinya.
Sama halnya bila
anda ingin mengajukan naskah anda ke penerbit, pasti saat naskah diterima
penerbit ia akan bergerak ke meja editor. Tulisan yang telah jadi dan renyah dibaca
dan tertaruh rapi di rak toko buku ialah proses revisi yang berkali-kali.
Kadang naskah awal yang ditulis dengan yang terbit terlihat begitu berbeda,
tujuan utama ialah penerbit, penulis, dan pembaca untung.
Memotong tulisan, Memang menulis terlihat mudah saat dibayangkan, ingin nulis ini dan itu.
Ceritanya malah berbeda saat menatap layar laptop dan menulis di word, pikiran
serasa miskin ide. Semua yang dipikirkan tadi mulai lupa atau bahkan yang masih
diingat malah terlihat begitu sedikit.
Alhasil malah
menulis sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan materi yang ingin diangkat.
Problem lain yang akan muncul saat proses pemotongan tulisan yang melebihi
batas, alhasil banyak yang kena proses pemotongan tulisan. Menulis 1000 kata, tapi yang layak hanya 700
kata. 300 lagi menjadi korban delete tak bersisa. Kalimat rancu dan kata hubung
yang tak sesuai harus siap-siap kena deleted. Memotong tulisan rasanya begitu tega, apalagi banyak ide dan waktu yang terkuras, namun itu salah satu cara terbaik
Menulis ulang, Cara lain dan bijak adalah menulis ulang segala tulisan yang banyak kekurangan
dan terkesan dipaksakan. Pada proses ini ide tulisan tetap dipertahankan
semaksimal mungkin, namun gaya bahasa dan proses penulisan yang berbeda. Selain
itu menulis ulang membuat nuansa baru terutama tulisan lama. Ada energi segar
yang mengalir dan setiap kata yang terangkai.
Menyiapkan
tulisan, Setelah semuanya selesai dari menulis mengedit, merevisi, memotong dan
sampai menulis ulang. Kini saatnya melakukan sentuhan terakhir yakni menyiapkan
tulisan. Semua langkah yang dijalankan jadi jalan menuju tulisan yang
memuaskan.
Memang menulis tak hanya menulis, banyak faktor lain
yang menentukan kesuksesan tulisan anda dan kesempatan itu jangan dilewatkan
percuma. Karena swasunting dan menulis ibarat komponen yang ngga bisa
dipisahkan.
...apalagi rewrite hasil pemikiran orang lain.
ReplyDelete2 kali kombinasi mas,harus rewrite dan mikir.
Delete...apalagi rewrite hasil pemikiran orang lain.
ReplyDelete