Siapa yang tak jenuh saat buka sosial medianya timeline dipenuhi aroma curhat, pamer, dan nada kebencian. Seakan-akan sosial media hanya sebatas itu semata, pasti kita semua ikutan jengah. Niat mencari hiburan, pengetahuan, dan melepas penat malah menghadirkan semua aroma itu. Sosial media perannya lebih dari itu.
Pendiri setiap
sosial media berpikir saat sosial medianya berkembang pesat adalah memudahkan
interaksi sesama pengguna sesuai minat dan kebutuhannya. Apakah itu
mempertemukan teman yang sudah lama tak pernah berjumpa, melihat segala
aktivitas, kesibukannya dan pencapaian yang ia dapatkan kini.
Selaku pengguna
sosial media tidak diharuskan memiliki semua sosmed yang ada, semua disesuaikan
dengan kebutuhan bukan hanya sekedar dianggap kekinian. Terbayang berapa banyak
waktu yang dihabiskan dan kouta termakan andai mengikuti semua sosial media.
Jadi kapan bisa hidup produktif andai saja hanya plototin gadget melulu.
Baiklah, bila
dirunut alasan terbesar mengapa sosial media jadi ladang curhat akibat
kurangnya orang yang bisa diajak curhat. Manusia adalah makhluk sosial yang
sangat butuh pengakuan. Itu semua karena
di dunia nyata bisa saja si pengguna kurang media mengekspresi dirinya.
Tak hanya curhat,
sosial media jadi tempat paling tepat buat pamer. Ada sedikit sekat kecil
antara pamer dan menampilkan pencapaian yang digapai selama ini. Jurang kecil
ini sering sekali menimbulkan iri bagi orang lain.
Curhat sudah
bergeser arahnya ke arah pengakuan dan
pemberitahuan bagi banyak orang lain. Memang ada yang peduli, malah curhat
memberi petaka besar dalam beberapa aspek seperti masalah pribadi, mengancam
karier dan masa depan dan sampai di-cap sebagai manusia kesepian. Miris bukan!
Media sosial
semacam, Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan Youtube kini terkesan dari curhat
dan pamer. Semua yang menyaksikan mulai berpikir:
Ini di antara pagi hingga siang pamer, sore jelang tengah malam gantian curhat. Memang tak ada kerjaan lain?
Semua yang melihat
mulai geram antara mau unfollow, unfriend dan unshare. Karena masih tergolong
teman jadi merasa tak enakan, akhirnya selalu terbawa emosi di setiap
postingannya. Ada baiknya untuk mengademkan sosmed anda kembali, jangan
sungkan-sungkan unfollow, unfriend, dan unshare dibandingkan banyak makan
hati nantinya.
Sosial media
nyatanya punya segudang manfaat, misalnya dalam membangun brand, sumber informasi, promosi diri sampai dengan mendatangkan
pundi-pundi pemasukan. Setiap sosial
media punya caranya, penasaran apa sajakah dan bagaimana, berikut ulasannya:
Facebook,
selaku sosial media dengan pengguna terbesar di dunia, Facebook juga punya
peluang bisnis tak kalah dalam mempromosikan dagangan. Coba perhatikan
timeline Facebook kalian, dalam satu waktu pasti ada yang promosi dagangan. Menanggapi itu, pihak Facebook menyediakan forum lapak khusus untuk
yang mau berjualan. Makanya jangan heran kenapa Facebook tetap diminati sebagai
lahan belanja walaupun telah banyak aplikasi toko online.
Salah satunya
adalah keakraban dengan teman di list pertemanan dan juga banyaknya grup
komunitas jualan dan wirausaha. Selain yang paling tua dan lama dari segala
sosial media lainnya yang masih bertahan. Hampir semua orang mencari kenalan
dan teman lama di kotak pencarian Facebook. Ngacung tangan deh?
Twitter,
mikroblogging Twitter sudah mulai ditinggalkan layaknya Facebook menyisakan
begitu banyak akun Twitter hantu, tapi saat ada peristiwa dan kejadian tetap
Twitter yang paling terdepan dalam mengabarkan berita dengan kabar yang akurat.
Twitter juga jadi media pelarian saat media sosial kekinian lain error.
Kehebatan Twitter
lainnya adalah kemampuan semua sosial media terkoneksi dengan Twitter tapi
media lain belum mampu seperti Twitter lakukan. Karena kehebatannya buat timeline
dari pengguna yang pensiun memenuhi timeline dengan tweet seperti ini:
7 person followed me and 12 people unfollowed me // automatically checked by http:// fllwrs.com
Latepost: Habis liburan ke Pulau Komodo, sekalian selfie bareng Komodo Lapar #BibirMelet #KomodoLaper Instagram.com/komodo/
With Gebetan at Lokasi Uji Nyali di bawah Pohon Beringin, nunggu setan mampir –path.com/p/eeq
Eh.. tau ngga ternyata jomlo dan single itu sepaket? Ngga, percaya, coba Check// bit.ly/kamprett/hoax
Serangkaian tweet mengganggu
sebaiknya dari akun hantu lebih baik di-unfollow sebagai bentuk peremajaan timeline
jadi lebih jernih, tak peduli apakah itu teman atau orang dekat. Follow-lah
akun-akun yang menarik sesuai minat tak masalah banyak following dari follower,
terpenting timeline Twitter jadi berkualitas lagi.
Sebenarnya banyak
yang mencari sosial media baru dengan tujuan terlihat kekinian, Migrasi itu
malah tak menarik dan ujung-ujungnya kembali ke sosial media lawas salah
satunya Twitter. Nyaman itu lebih penting dan Twitter memberikan segala
informasi lebih cepat dan tepat.
Twitter selain
media sosial yang paling sederhana juga paling banyak fungsi. Dari fungsi
mengirim tweet, gambar, video pendek dan aplikasi lainnya. Sehingga banyak yang
bekerja jadi admin dan buzzer akun, mereview berbagai seperti buku, film
dan produk. Pendapatannya lumayan dibandingkan asyik stalking dan twitwar di sosial media. Patut dicoba!!
Instagram,
sosial media Instagram kini jadi yang sangat populer saat ini memudarkan Facebook
dan Twitter yang duluan berdiri. Instagram tak hanya sebatas foto selfie, foto
pacaran dan pamer semata. Pundi-pundi uang bisa mengalir andai bisa melihat
peluang, jumlah follower yang berlimpah bisa dimanfaatkan buat endorse
produk dan buat video singkat keren.
Andai punya akun online
shop walaupun followernya masih sedikit, bisa memanfaatkan lahan media
komentar para artis atau selebgram buat promosi barang yang dimiliki. Lumayan,
mana tahu ada yang tertarik dari para follower yang melihat daftar barang yang
dijual. Bagi yang punya kemampuan fotografi yang mumpuni bisa menjadikan objek
sebagai karya seni bernilai. Itu semakin ditunjang dari teknik pengambilan,
editing, dan penyajian.
Path,
sebenarnya sosial media gabungan kolaborasi banyak sosial media dari Facebook,
Twitter, Tumblr, Instagram, dan Foursquare melebur jadi satu. Sosial media ini
terkesan dengan anggapan Pamer. Beberapa fitur dari Path rata-rata tak bisa
ditampik punya kesan pamer seperti:
Geotagging, pengguna bisa check in di tempat
berkelas, walaupun sebatas numpang lewat.
Upload foto/video,
penggunanya bisa memamerkan segala sesuatu yang wah menurut dirinya.
Music/book/movie,
pengguna bisa pamer segala macam musik, buku dan film keren sekalian sebagai
bentuk pamer bahkan menjurus curhat. Semisal, lagi galau playing now-nya
lagu Kuburan Band Raisa atau Isyana.
Sleep/wake up,
Pengguna bisa buktikan bahwa dirinya sudah tiduran saat bingung tak tahu mau
postingan apa, serta wake up buktikan
dirinya seakan-akan dirinya masih hidup.
Segala fitur yang
terkesan pamer bisa dimanfaatkan jauh dari kesan itu misalnya:
Geotagging
digunakan sebagai lokasi yang punya nilai edukasi, referensi dan sampai promosi
lokasi. Misalnya ada cafe baru, bisa jadi rekomendasi buat orang lain.
Upload foto/video digunakan
segala foto dan video bernilai positif dan inovatif termasuk fitur Path daily
bisa diisi dengan kata-kata bijak.
Music/book/movie
digunakan sebagai rekomendasi sejumlah musik, buku, dan film kekinian. Selain
sebagai spoiler, fitur ini pencerahan kepada yang belum pernah dengar, baca,
dan tonton. Jadi menarik bukan!
Sleep dan
Wake up juga punya kegunaan, adalah sleep
sejenak sampai timeline Path sudah kembali kondusif. Barulah saat itulah
Wake Up kembali. Silakan dicoba.
Youtube,
hampir sebahagian besar pengguna Youtube datang dari Generasi Z dan sudah
menjadikan channel Youtube sebagai keharusan termasuk menyaksikan segala macam
peristiwa sehari-hari terjadi. Peran TV sudah beralih ke Youtube karena banyak
acara TV yang menurun kualitasnya.
Selain itu Youtube
tak perlu repot-repot menunggu iklan buat menonton acara kesukaan yang
terpotong-potong semisalnya saya yang mau nonton cuplikan parade gol semalam.
Tak harus menunggu iklan atau kadang menunggu jam tayang, cukup buka Youtube dan
mencari cuplikan semalam. Gampang bukan.
Walaupun bisa
berakibat krisis kouta, Youtube lebih menarik sesuai subscribe channel
favorit dan yang pasti lebih meyakinkan. Terbukti dengan banyaknya channel Vlog
khas anak muda mulai berjamur. Hal itu juga ditunjang oleh banyak aplikasi
gadget yang mendukung menghasilkan gambar yang bagus.
Mengemas video
unik dan punya ciri khas (niche) mampu mendatangkan viewer. Jika terus
dikelola secara serius dan konsisten, dijamin pundi-pundi uang mengalir dari
akun Youtube.
Google+,
selaku raksasa mesin pencari Google tak mau ketinggalan termasuk di dunia
sosial media, buktinya di tahun 2011 Google meluncurkan Google+. Walaupun tak
sesukses dari Facebook dan Twitter, Google+ punya fungsi sangat besar dalam
koneksi segala macam anak perusahaan Google seperti Youtube, Adword, Adsense,
Picasa dan Gmail.
Bagi yang
mengembangkan website atau blog, Google+ jadi tempat promosi dan optimasi
sangat tepat. Selain itu Google+ banyak menyasar kalangan profesional dan
pebisnis, makanya jangan sia-siakan potensi yang dimiliki sosmed ini.
Soundcloud, sosial
media berbasis rekaman suara ini sifatnya lebih ringan kouta dibandingkan
Youtube. Penggunanya juga bisa mendengarkan secara offline apa yang telah
didengar sebelumnya cocok bagi yang miskin kouta. Terasa sangat mubazir sekali
andai Soundcoud yang sederhana jadi ribet gara-gara isinya curhat colongan di
list following.
Pengguna yang
kreatif bisa dengan sendiri menghasilkan berkarya melalui musik, puisi dan
motivasi tanpa proses editing seribet di Youtube. Apalagi anak-anak Youtube
selain melihat sisi suara juga sisi visual. Kemampuan editing gambar yang buruk
dan tampang yang pas-pasan jadi salah satu faktor di Youtube. Sedangkan
Soundcloud semua diabaikan. Asalkan yang diposting menarik dari lagu, puisi
sampai kata-kata motivasi.
Linkedin,
sosial media ini terkesan profesional khususnya di dunia kerja, memang jarang
yang curhat atau pamer di sosial media ini. Namun banyak yang kurang memanfaatkan
sosial media ini secara maksimal. Semisal mengisi portofolio secara asal-asalan
sampai pemilihan foto tak resmi seperti foto selfie duckface atau foto
alay.
Linkedin memiliki
peluang besar penggunanya mengetahui seberapa besar peluang kerja dan bahkan dilamar
perusahaan pelamar. Syaratnya dengan mengisi sejumlah pengalaman dan jenjang
karier di bidangnya. Sesungguhnya yang tak punya segudang aplikasi sosial media
tapi tak memanfaatkan Linkedin secara maksimal atau malah tak punya akun,
mereka tergolong kaum anak muda yang merugi.
Blog,
Fungsi ngeblog kini bukan lagi sekedar diary curhat semata. Sekarang Blog lebih
dari itu termasuk mendapatkan penghasilan yang sangat besar dari menulis. Blog
pribadi yang hanya membahas masalah pribadi terkesan tak menarik sedikit pun,
walaupun setiap Blog pasti punya pembaca sedikit atau banyak. Namun kerja keras
sehari semalam menulis di Blog hanya sebatas curhatan semata terkesan rugi.
Ngeblog harus
lebih dari itu, sebaiknya pilih tema (niche) yang disukai atau yang tak
mau beralih tema masalah pribadi. Bisa dikemas dalam bentuk yang mampu
memberikan inspirasi orang lain, masalah dan pengalaman pribadi penulis bisa
mengarah kepada pemecahan masalah. Blog seperti ini terkesan lebih menarik.
Platform Blog yang
beragam bisa dimaksimalkan sesuai kebutuhan dan dijadikan kecocokan
penggunanya. Mereka yang suka menulis puisi atau cerita pendek tak ingin
memusingkan SEO, traffik, dan Html. Sebaiknya lebih baik bermain di Tumblr dan
Wattpad walaupun sangat sulit mendapatkan profit dari kedua platform tersebut.
Sedangkan yang
sangat membutuhkan traffik, SEO dan hingga pendapatan dari ngeblog sebaiknya
bermain di platform Blogspot atau Wordpress. Selain paling populer, hasil
tulisan lebih mudah terindex di mesin pencarian. Banyak tawaran mulai dari
tawaran iklan, Job Review, dan Content Writer mengalir deras asal jeli
melihat peluang.
Nah masih banyak
sosial media lain yang tak mungkin dijabarkan satu persatu. Semua inti sesuai
dengan kebutuhan dan juga memanfaatkan media sosial sebijak mungkin. Mulai
berlakunya UU ITE kita semua harus berhati-hati dalam membagikan informasi yang
merugikan orang lain termasuk mengganggu kesejahteraan warga sosial media
termasuk pamer dan curhat. Malamnya ada yang melapor dan besoknya harus tiduran
di lantai penjara yang dingin. Hi!!!!
Dari semua cerita dan pengalaman pribadi saya, apakah
anda pernah mengalami hal serupa dan bila ada silakan sharing pengalaman anda di kolom komentar biar lebih ramai.
Semoga memberi pencerahan.
Apapun dicurhati ya, sampai lupa mana yang baik dan tidak sampai-sampai nggak ada rahasia lagi :(
ReplyDeleteYang baca dan melihat curhatannya di sosmed serasa lagi nonton opera sabun sambil ngemil jagung rebus
DeleteSaya setuju soal blog harus lebih dari sekedar curhat gan,
ReplyDeleteteringat masa - masa awal saya ngeblog dulu cuma penuh dengan curhatan yang kemudian malah capek sendiri karena nggak ada yang baca hehe.
Kalo ngeblog dengan serius secara nggak langsung membuat kita tambah pinter karena harus riset topik dulu
Ayo mas menulis secara serius dan konsisten, kalau hanya keluh kesah jangan. Karena pengalaman yang kita bagikan atau informasi yang kita ketahui untuk jadi tulisan berbobot butuh waktu dan riset mendalam. Nantinya, akan ada kepuasan sendiri dari tulisan yang dihasilkan.
Delete