Travelling kini sudah
menjadi gaya hidup ala modern. Menikmati destinasi menarik dari lokal hingga ke
mancanegara jadi salah satu pilihan orang saat ini. Dahulu travelling belum
setenar seperti saat ini. Berkat begitu banyak acara yang menyajikan tempat dan
pengalaman menarik travelling seakan mampu menarik animo masyarakat.
Selain bisa
mengenal lebih jauh tentang keindahan alam, budaya, dan adat setempat.
Travelling jadi sesuatu yang mengasyikkan, siapa yang mau menolak andai diberikan
tiket jalan-jalan gratis dan tempat tersebut ada lokasi yang anda idam-idamkan.
Tak hanya itu
saja, naiknya para wisatawan sebanding dengan maraknya istilah para travelling
coba-coba. Harus disadari bahwa sosial punya andil yang cukup besar pada
perkembangan lokasi wisata. Promosi yang dilancarkan secara gratis ini mampu
menyedot animo pengunjung.
Mereka umumnya travelling
terdorong dari sosial media menjadi traveller. Tujuannya salah satunya ingin
memenuhi daftar koleksi terutama IG stories dengan berbagai foto di
spot-spot menarik.
Akibatnya kadang
mereka lupa memikirkan risiko kelak, misalnya rela naik ke puncak gunung hanya
untuk sebuah jepretan foto. Padahal untuk proses persiapan ke sana membutuhkan
bekal dan mental yang kuat. Risikonya bisa mengancam nyawa mereka sendiri.
Tak hanya itu
saja, andai saja spot yang menarik yang dibagikan di sosial media, tak lama kemudian
langsung booming. Spot yang begitu natural tersebut kedatangan banyak
pendatang yang kurang kesadarannya menjaga. Hanya untuk hasil jepretannya,
namun merusak keindahan yang ditawarkan oleh tempat tersebut.
ada pula hal
miris yang menurut saya pribadi cukup aneh, ialah mereka para pemburu moment
bukan penikmat moment. Menghabiskan begitu banyak uang, menyisihkan waktu, dan
menguras fisik untuk bisa sampai ke tujuan. Lalu itu semua hanya untuk mengabadikan
moment yang menyita waktu sehingga saat ingin menikmati moment liburan,
waktunya sudah habis. Cukup disayangkan.
Sebenarnya mengapa kita harus travelling?
Alasan mengapa
banyak yang tergiur travelling salah satunya ialah karena butuh refreshing.
Pekerjaan yang berat dan beban pikiran memuncak jadi alasan kuat peri
travelling.
Menurut
penelitian, setiap sekali travelling atau liburan, efeknya dapat meredam stres
hingga kurang lebih 6 bulan ke depan. Tetapi kalau kelamaan travelling juga
bikin stres, karena duit habis dan kehilangan pekerjaan karena keburu dipecat. Hehe!!
Sebenarnya
travelling itu bukan pemborosan, asalkan bisa mengatur mulai dari keuangan dan
waktu bisa efisien. Asalkan tidak kelabakan setelah pulang, semua sah-sah saja.
Travelling juga memberikan berbagai memberikan sejumlah manfaat yang tak
diduga. Apa sajakah itu, berikut ulasannya:
Merasakan
sesuatu yang baru, Menjadi
traveller pasti akan akrab hal yang baru bisa saja suka dan duka. Misalnya bisa
berkenalan dengan sejumlah orang atau teman baru, pengalaman salah naik
kendaraan, hingga tersesat tak tahu jalan pulang. Semua itu bisa dirasakan
salah satunya saat travelling
Mendapatkan
kepuasan tersendiri, Siapa yang tidak
senang saat tujuannya bisa tercapai mulai dari mempersiapkan keberangkatan
hingga kepulangan. Sudah pasti sangat-sangat menguras pikiran, kantong dan
tenaga.
Namun dibalik
itu semua ada nilai kepuasan dan kesenangan tersendiri yang didapatkan.
Bagaimana mengatur itu semua jadi lancar, apalagi moment tersebut jarang-jarang
bisa kembali terulang.
Keluar dari zona
nyaman, Bepergian ke tempat
yang jauh dan asing seakan memberikan suasana baru. Perbedaan budaya dan bahasa
serta ditambah dengan rasa sabar seperti waktu-waktu menunggu keberangkatan.
Itu butuh perjuangan berat dan itu semua tak mengenakkan.
Dalam hati kecil
sering berujar:
Ngapain haruspergi jauh-jauh, lebih enak di rumah dan aman.
Keluar dari zona
nyaman itu lumayan berat, namun ada sisi positif terutama dalam menghadapi dan
memecahkan masalah saat melakukan traveller. Semua akan terbayar lunas setelah
liburan tersebut sukses berjalan.
Menambah wawasan
baru, Secara tidak langsung
pergi travelling memberikan sesuatu wawasan tentang suatu daerah yang
dikunjung. Pengunjung bisa mengenal lebih jauh tentang keindahan alam, budaya,
dan adat setempat. Ini jadi pengalaman berharga yang dirasakan.
Beberapa lembar
jepretan mungkin hanya sebagai kenangan semata, tetapi bertambahnya jadi modal
berharga andai melakukan travelling serupa di lokasi yang berbeda. Selain itu
timbul rasa akan keberagaman dan perbedaan punya nilai unik yang diambil.
Apa yang
sebaiknya jangan dilakukan saat travelling?
Bagi sebahagian
orang saat tiba di lokasi yang tujuan adalah lupa untuk menjaga yang sudah ada.
Sering kalimat seperti ini terlontar.
Ahh... nanti ada yang bersihkan itu sampah, ngapain harus repot-repot segala.
Tak apa pipis sembarangan, apalagi cuma saya sendiri. Nyatanya banyak yang melakukan hal yang sama dan ikut-ikutan apa yang ada lakukan.
Ngga apa-apa nginjak taman ini, yang penting anglenya dapat, lumayan buat koleksi di IG histories. Nanti pasti ada yang perbaiki kok.
Kalimat-kalimat sini
seperti ini sering terdengar terutama sekali oleh sejumlah yang mengatakan
dirinya traveller sejati. Harus disadari itu bukan hanya tugas petugas
kebersihan setempat tetapi juga pengunjung. Kesadaran sangat dibutuhkan supaya
spot tersebut tetap terjaga.
Jangan ada lagi
golongan traveller yang datang dan merusak setelah ia puas menjamahi keseluruhan.
Para traveller yang baik bukan menjarah tetapi menikmati dan merasakan sensasi
baru yang tidak ada di tempatnya berasal. Bukan hanya diri kitalah yang bisa
merasakan, namun orang lain setelah ia pulang merasakan sama halnya yang ia
rasakan.
Travelling
menyenangkan ialah yang tak salah kaprah dengan menomorsatukan kenyamanan
bersama. Traveller yang hanya ditinggalkan adalah jejak dan tak mengambil
apapun kecuali foto. Termasuk di dalamnya menambah atau mengurangkan saat anda
datang ke tempat tersebut.
Well.. semoga
sedikit tulisan akan menjadi traveller bijak yang menjaga situs atau destinasi terbaik agar bisa tetap
menarik di masa depan. Ingat... jangan jadi traveller salah kaprah tapi yang
selalu terarah.
Salam hangat, Ciao!!
yeye... kenikmatan setelah travelling itu luar biasa. kalo kata anak kekinian,"jak piknik mangat beuk pungo."
ReplyDeletehaha
Yoii.. Apalagi setelah capek kerja dan dapat waktu piknik. Pasti sangat menyenangkan!!
DeleteIya, Iqbal. Semestinya para pewisata harus sadar keindahan. Jaga kelestarian.
ReplyDeleteJadi teringat saat saya liburan ke KL. Di salah satu taman yang kami kunjungi, terpampang pamplet bertuliskan "jangan tinggalkan apa-apa selain jejak langkah"
Itu artinya, dilarang tinggalkan sampah di situ. Kan gitu. Hehehe
Iya.. Jangan tinggal apa2 kecuali jejak misalnya ngga buang sampah sembarangan. kasihan yang datang belakangan. Spotnya ngga Indah lagi, mereka cuma dapat sisa spot yang kata orang sebelumnya menakjubkan.
Delete