Kamu sih kerjaannya apa sih?Mengapa asyik ngadem di kamar saja tanpa ke mana-mana, ibarat keong!
Kata-kata yang
sering kali teman-teman saya ucapkan saat mencoba membujuk saya keluar dari
kamar sembari mengajak ngopi agar tetap waras. Sambil bercakap-cakap ringan dan
penuh tawa. Sudah pasti banyak teman dan tetangga bingung dengan apa yang saya
lakukan dari rumah.
Saya pribadi
hanya keluar kamar untuk pergi salat berjamaah dan bermain sepak bola
selebihnya hanya kebutuhan mendesak yang memasak keluar. Rumah dan kamar sesuatu
yang begitu kentara bagi saya, memberikan rasa nyaman berlebih.
Tetangga saja sering
heran karena setiap akhir bulan selalu bisa belanja yang aneh-aneh. Jangan-jangan
saya dituduh memberdayakan ternak tuyul kilo-an yang bisa diekspor ke mana-mana
atau sibuk menyusun rencana membobol ATM terdekat kala malam tiba.
Tenang teman-teman,
saya tidak melakukan pekerjaan seperti itu. Namun saya melakukan hal lain yang
masih jarang dilakukan di kota saya yaitu bekerja online dari rumah. Persepsi
itu lahir dari pengalaman buruk saya setelah tamat kuliah.
Harus pergi
pagi untuk bekerja dan pulang saat laron sedang begitu banyak kala Magrib tiba,
belum lagi kala lembur yang membuat waktu di akhir pekan harus terpotong. Sungguh
melelahkan bukan!
Awal mulanya pengalaman
berharga saya bekerja di rumah di mulai pada akhir tahun lalu, awal mulanya
saya pun bingung. Begitu banyak para freshgraduate yang kebingungan
setelah tamat termasuk saya pribadi. Bagaimana rasa dunia kerja berbeda jauh
dengan dunia kuliah. Mungkin saya merasa sedikit beruntung, setelah tamat
kuliah dapat dengan mudah mengaplikasikan ilmu yang didapat sesuai bidang studi.
Saya pun
menjadi asisten dosen di kampus, berbekal kedekatan dan juga koneksi dengan
mudah saya bekerja dengan pada kampus beliau. Euforia kesenangan pasti terasa,
apalagi dengan dengan pimpinan tertinggi di dunia kampus.
Namun itu semua
berubah dalam sekejap, acap kali freshgraduate dimanfaatkan untuk
menyelesaikan tugas beliau yang menumpuk. Selain punya bayaran yang rendah,
para freshgraduate punya kemampuan yang sangat mumpuni.
Sifat saya yang
mudah bosan dengan pekerjaan yang sama namun tinggi tekanan membuat saya harus
mengambil keputusan. Akses internet yang terbatas dan lambat makin membulatkan
langkah saya untuk berhenti. Kouta yang mahal dan ditambah jauhnya lokasi dengan
membuat saya kesulitan.
Cara yang saya
lakukan ialah dengan mencari kedai kopi yang mampu menunjang pekerjaan saya. Di
Aceh kedai kopi telah bertransformasi ke arah lebih modern. Salah satunya
tersedianya Wi-fi untuk memudahkan menyelesaikan tugas sambil menyeruput kopi.
Namun itu semua
tidak nyaman, banyak asap rokok ditambah lagi dengan internet yang begitu lelet
hingga menghambat pekerjaan. Jaring kouta yang tersedia pun sangat mahal dan bila
dipakai untuk bekerja bisa habis dalam sekejap. Jelas saja pekerjaan sering
terganggu.
Akhirnya saya
mengambil keputusan untuk berubah. Saya kembali lagi ke Banda Aceh, jauh dari
orang tua yang ada di Meulaboh. Saya memutuskan bekerja dari rumah, jelas saja
bekerja dari rumah apalagi lelaki bertentangan dengan kodratnya. Lelaki
digambarkan sebagai pemburu tangguh yang kerjanya di luar rumah.
Saya harus
mengambil keputusan meminta pamit tidak bekerja lagi dengan beliau. Saya ingin
membuktikan bekerja bisa di mana saja dan halal asalkan ada kemauan. Apalagi
lowongan pekerjaan saat ini terbatas mulai dari yang sesuai jurusan hingga
sesuai minat.
Hampir semua
pekerjaan saya mencari pekerjaan via online. Selain dianggap sebelah
mata karena dianggap pengangguran hingga jarang mandi. Itu diperparah dengan orang tua saat ini yang
menganggap lelaki di rumah saja adalah malas dan aksi duduk di depan laptop.
Alasan saya
memilih bekerja dari rumah ada beberapa alasan, semua telah saya pertimbangkan
masak-masak. Apalagi kini dunia online mulai menggantikan pekerjaan
sehingga memudahkan pekerjanya. Berikut ini alasannya:
Banyak waktu di
rumah, begitu banyak orang yang bekerja
sampai lupa pulang ke rumah. Waktu yang begitu banyak habis di kantor seakan
rumah hanya untuk istirahat malam dan kembali berangkat lagi.
Bagi orang yang
sudah berkeluarga, waktu dengan keluarga akan berkurang dan jangan heran sang
anak lebih mengenal pembantunya dibandingkan orang tua sebenarnya.
Jauh dari macet, selain di kantor waktu yang paling banyak menyita waktu dan stres
ialah saat di jalan. Bermacet-macetan atau berdesak-desak di angkutan umum jelas
tidak mengenakan. Bau ketiak di waktu jam pulang, penumpang yang nyeselin
hingga telat di kantor jadi konsekuensi untuk sampai ke tempat kerja.
Cukup menjanjikan, kata siapa bekerja di rumah itu hanya sambilan atau hasilnya
recehan. Begitu banyak orang yang mengendalikan bisnisnya dari rumah, apalagi
bekerja dari rumah mulai beragam dengan hadirnya internet.
Potensi perkembangan
dari ekonomi Digital di pegang oleh 4 pelaku penunjang. Mulai dari Financial
Technology (Fintech), E-Commerce, On Demand Services, dan Internet
of Things (IOT). Indonesia jadi
salah satu negara pusat ekonomi digital di tahun 2020. Makin banyak usaha
rumahan yang tumbuh.
Menghilangkan
stereotip, anggapan lelaki itu harus bekerja
di kantor, harus pergi pagi pulang malam melekat. Nyatanya kerja bisa begitu
fleksibel terhadap terhadap waktu, bekerja bukan lagi urusan kuantitas tapi
kualitas yang dihasilkan.
Bekerja dari
rumah mampu menunjang hal tersebut, selain bisa mengerjakan tugasnya dan
kemudian bisa mengalihkan pekerjaan pada pekerjaan-pekerjaan rumah. Tak
seharusnya semua dikerjakan oleh istri (bagi yang telah berkeluarga) namun si
suami juga ikut andil.
Tanpa seragam
khusus, pasti seragam melambangkan
pekerjaan sesuatu orang dan level golongan yang ia capai. Namun kini banyak
orang yang tidak lagi berpatokan pada seragam dalam menghasilkan duit. Asalkan itu
halal dan prosesnya benar, bekerja di rumah hanya modal celana pendek dan
bertelanjang dada bukan masalah.
Tidak terikat, hampir sebahagian pekerjaan mengikat pekerja, misalnya tidak boleh
bolos nanti bisa kena marah bos. Apabila bandel dan menyalahi aturan, bisa "dipindahtugaskan" hingga dipecat. Semua tergantung seberapa keras anda bekerja dan
itulah hasil yang didapatkan.
Saya pribadi
bekerja dengan passion saya, menyadari bahwa mengerjakan sesuatu dengan passion
menghasilkan bahan bakar yang tak pernah habis dan tak ada rasa capek. Makanya
saya memilih jalan tersebut karena mengerjakan apa yang anda sukai.
Bekerja penuh
dengan deadline dan kadang harus berakhir dengan kecewa sudah jadi
makanan sehari-hari. Saat orang lain sibuk dengan menonton film favoritnya,
bermain game ria hingga tertawa keras, saya sibuk mengedit tulisan yang
andai telat sedikit saja telah melewati waktu deadline.
Saya pribadi
saat ini merangkap beberapa hal, di blog saya lebih banyak menuliskan hal-hal
pencerahan atau pengetahuan. Untuk masalah lomba saya orangnya pemilih
khususnya dirasa cocok dengan niche blog saya pribadi. Itu saya lakukan
agar membuat pembaca nyaman tentang tulisan saya.
Walaupun
awalnya sulit, namun lama kelamaan akan ada peningkatan atas kerja keras.
Hasilnya kini saya telah jadi Blogger terkemuka di daerah saya dengan
pengunjung banyak. Tak hanya itu saja, saya juga menuliskan di sejumlah
platform blogging di media ternama dan hampir setiap hari tulisan saya tayang.
Merambah di
dunia lain yang sedikit berbeda namun sama, sama melatih bakat saya dalam
merancang design web yang powerfull dan friendly. Hasilnya
cukup banyak pesanan yang datang dari beberapa klien di akun freelance saya.
Terakhir ialah
pekerja saya sebagai rater di perusahaan penyedia jasa konsultasi dan
solusi teknologi khusus terhadap penilai baik atau buruknya dari hasil
pencarian di internet. Pekerjaan saya ialah sebagai Social Media Evaluator dan Web
Search Evaluator. Bayaran yang digunakan pun cukup menjanjikan sesuai jam kerja,
hanya modal perangkat PC dan internet ngebut.
Usaha tidak
pernah mengkhianati hasil, itu hal yang tepat untuk menggambarkan kerja keras
saya selama 6 bulan terakhir. Saya kesetanan dengan mencoba berbagai lamaran
pekerjaan online. Terlalu banyak mimpi besar saya termasuk bisa terbang ke Silicon
Valley dan mengunjungi Startup terkemuka yang ada di muka bumi.
Semua akun
pembayaran saya punyai mulai dari akun bank lokal, Paypal hingga Payoneer. Itu
saya lakukan karena banyak transaksi menggunakan pembayaran internasional.
Sehingga setiap hasil kerja saya berhasil sampai ke tangan saya dan saat
melihat saldo rasanya senyum-senyum sendiri.
Tren bekerja
dari rumah
Bekerja di
rumah harus membutuhkan ruangan atau rumah yang nyaman, sehingga bisa
mendapatkan mood yang tepat dalam bekerja. Apalagi dengan rumah yang memiliki
akses internet, hampir sebahagian besar generasi millenial yang bekerja dari
rumah menggunakan koneksi internet mumpuni.
Pada tahun 2016
berdasarkan pada hasil survei Polling Indonesia dan APJII didapatkan hasil ada 131,1
juta pengguna internet tanah air yang menggunakan berbagai perangkap untuk
melakukan browsing. Sudah pasti angka itu semakin bertambah di tahun
ini.
Statistik
jumlah pengguna juga hampir sebahagian besar di dominasi oleh generasi millenial
yang berusia dari 10 tahun hingga usia 34 tahun yang mendominasi hingga akan
42,8%. Hampir separuh pengakses internet berasal dari usia tersebut, sudah
pasti pengadaan jaringan internet mumpuni jadi kebutuhan pokok.
Setelah
ditelusuri, jenis konten yang paling sering diakses di internet adalah media
sosial. Masyarakat Indonesia hampir seluruhnya memiliki jejaring sosial,
apalagi kebiasaan pengguna yang suka berbagi dengan koleganya. Setelah itu
barulah disusul dengan konten hiburan ringan yang bisa diakses pada waktu
senggang disusul dengan berita. Sedangkan berita pendidikan, komersial, dan
layanan publik berada di bawah 95% total jenis konten yang dicari.
Kenal dengan Tamansari
Cyber
Tamansari Cyber
berada di lokasi yang strategis yang di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor
Selatan, Kota Bogor. Tak hanya itu saja, hunian ini punya pemandangan yang
menakjubkan yang berlatarkan Gunung Salak serta nuansa asri sekitarnya.
Anda yang
bekerja di rumah tak perlu khawatir usah khawatir, apalagi kini banyak yang
mengeluhkan rumahnya tidak memiliki koneksi mumpuni. Seluruh rumah telah
tersedia dengan internet dengan kecepatan yang tidak main-main yaitu 100 Mbps,
tak masalah untuk dipakai untuk upload dan download.
Cyberhome mendukung
pekerjaan anda di rumah yang terkoneksi internet tanpa henti. Seperti sejumlah
pekerja yang bisa ditunjang dari rumah, semua bisa anda selesaikan tanpa harus
kesulitan. Berikut pekerjaan yang dengan mudah ditunjang dengan adanya hunian seperti Cyberhome:
Saat ini sedang
dilakukan proses internet lebih ngebut menuju angka 1 Gbps, tak hanya itu saja
proses upgrade lanjutan dengan meningkatkan hingga angka 10 Gbps. Jadi tak
perlu khawatir internet lelet atau buffering sehingga bisa menunjang
segala macam keperluan, semua tersedia selama 24 jam.
Cara ini
dilakukan untuk menjadikan rumah tak hanya hunian semata, namun juga pusat
optik sebagai bentuk menumbuhkan cyber city, digital city, dan smart
city ke depannya. Bukan tidak mungkin akan banyak lahir technopreneur
dari generasi millenial yang mengembangkan kemampuannya dari huniannya
masing-masing.
Adanya hunian dengan konsep Cyberhome mampu menjawab segala kegelisahan akan internet nasional yang begitu
lambat. Sudah pasti lambatnya internet membuat segala akses terhambat, dengan
begitu masyarakat hunian tidak perlu khawatir harus membeli kouta yang harganya
selangit. Semua mampu dijangkau, mulai dari media bisnis, pendidikan,
informasi, dan hiburan.
Selain itu adanya proteksi terhadap anak-anak dalam mengakses internet, caranya dengan
pemasangan parental guidance. Sehingga anda tak perlu khawatir anak-anak
anda terkontaminasi pengaruh negatif dari internet.
Pilihan rumah Menawan
di Tamansari Cyberhome
Rumahku... Surgaku..., itu pepatah yang layak disematkan untuk rumah hunian idaman. Siapa yang
tidak menginginkan rumah yang menunjang segala aktivitas serta segala fasilitas
yang ada di dalamnya.
Tamansari Cyberhome hadir dengan gebrakan berbeda dalam berbagai
tipe rumah yang dapat anda pilih. Ada dua jenis rumah yang dapat dipilih dengan
total 331 unit, mulai dari Rumah tipe Homepage dan Rumah Tipe Bandwith
Terus apa bedanya?
Rumah Tipe
Homepage yang ditawarkan memiliki luas tanah 120 meter persegi dan luas
bangunan sebesar 75 meter persegi. Harga yang dibanderol cukup eksklusif yaitu
Rp. 1,22 Miliar untuk peminat.
Selanjutnya Rumah Tipe Bandwith dengan luas tanah 105 meter persegi dengan luas
bangunan yaitu 62 meter persegi. Tipe ini dibanderol dengan harga Rp. 1 Miliar
kepada para peminat. Berikut ini sejumlah kualifikasi yang dapat anda lihat dan
pertimbangkan.
Rumah Tipe Homepage
Rumah Tipe Bandwith
Tak hanya itu
saja, ada fasilitas penunjang lainnya yang membuat anda selaku pelanggan pasti
merasa menguatkan pilihan anda. Mulai dari fasilitas penunjang yang ada di kawasan
Cyberhome, sedikitnya telah tersedia 9 fasilitas penunjang seperti yang tertera
di bawah ini:
Fasilitas yang
berada di kawasan Cyberhome tak kalah lengkap, mulai dari akses transportasi,
pendidikan, layanan publik, pusat perbelanjaan, dan hotel. Semua tersedia dan
berada tidak jauh, sehingga anda tak kesulitan untuk mengaksesnya. Berikut
sejumlah fasilitas yang berada di kawasan hunian:
Sudah pasti
dengan sejumlah fasilitas yang lengkap, anda tak yang bekerja di rumah dengan
mudah menelurkan ide-ide cemerlangnya dengan mudah. Jadi tentukan terus pilihan
anda dengan tepat daripada harus gigit jari di kemudian hari.
Buat anda yang tertarik dengan sejumlah hunian yang ditawarkan oleh
Cyberhome. Bisa segera masuk ke laman dan memilih hunian yang layak dengan
penawaran menarik. Sambil bekerja dari rumah dan merasakan semua fasilitas yang
menjanjikan.
0 komentar:
Post a Comment