Waktu berlalu begitu cepat, 21 tahun lalu tepatnya tanggal 11 Mei 1997 jadi hari yang begitu bersejarah. Seorang grand
master catur kenamaan dunia asal Rusia, Garry Kasparov harus takluk oleh sebuah
komputer bernama Deep Blue.
Semua mata
penonton tercengang saat melihat grand master yang tak terkalahkan itu harus
takluk oleh komputer keluaran IBM tersebut. Manusia dahulu yang meragukan akan Artificial
Intelligence seakan ciut nyali. Persaingan bukan hanya dari manusia, tapi
dengan para AI.
Penulis sejak
kecil pun sudah merasakan hal demikian, saat pertama sekali mengenal dunia game
di tahun yang sama. Penulis yang masih seorang bocah ingusan dihadiahi sebuah
video game konsol SEGA.
Tidak butuh
lawan main anak tetangga kompleks yang pada sibuk main layang dan menangkap
ikan cupang. Penulis hanya buat lawan sparring melawan program komputer
sendiri. Memang saat itu level kemampuan AI dalam sebuah konsep game masih
sangat sederhana sebelum era Playstation di mulai pada tahun 1998.
Game Konami
yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang yang kini berevolusi jadi PES (Pro
Evolution Soccer) dan EA Sport dengan brand FIFA. Bersaing jadi game sepak
bola paling berharga di dunia.
Kemampuan dari
AI yang paling dominan adalah kemampuan dari waktu ke waktu. Coba saja Anda
bermain pada game edisi awal di tahun 90-an dengan yang keluaran terbaru saat
ini. Jelas tinggi kesulitannya makin kompleks. Ia bisa mengalahkan siapa saja, termasuk
master game itu sekalipun.
Sama halnya
dengan pengembangan Deep Blue sebagai lawan tanding dari Garry
Kasparov. Si pengembangnya yang merupakan teknisi dari IBM yaitu Feng-Hsiung
Hsu. Ia bersama para koleganya mengembangkan Deep Blue sejak tahun 1989.
Memang Deep Blue tidak sepintar seorang grand master, namun ia punya
kemampuan mumpuni yaitu kemampuan terus belajar.
Kemampuan dasar
dari AI memiliki 4 komponen penting yang mampu membuat ia bekerja dengan
maksimal. Konsep dasar sebuah AI terdiri atas kemampuan searching,
reasoning, planning, dan learning. Alhasil AI mampu membaca 200 juta
peluang posisi catur hingga jutaan kemungkinan lainnya. Garry Kasparov
harus tertunduk lesu saat kalah telak.
Itu juga yang
berlaku di dunia game bola dan semua game lainnya. Saat Anda menggunakan sebuah
klub dengan level kesulitan Legendary (level paling tinggi). Anda akan
merasakan sensasi luar biasa, segala pergerakan pemain, marking zone hingga
bahkan potensi serangan berhasil diredam oleh AI pada game tersebut. Bahkan ia
bisa mengalahkan seorang juara dunia game tersebut hanya dengan mengandalkan
klub papan bawah.
Saat ini
kemampuan AI sudah sangat mandiri dan bahkan hampir mampu mengerjakan pekerjaan
manusia jadi begitu mudah. Ia bahkan berhasil menggerus banyak potensi peluang
yang manusia kerjakan saat ini. Di masa depan ia bisa mengambilnya dengan
mudah, apalagi kemampuan belajarnya yang sangat cepat.
Nasib manusia dari
eksistensi AI
Anda mungkin
tidak bisa membayangkan sesuatu yang ekstrem seperti pada film Terminator yang
diperankan oleh Arnold Schwarzenegger dengan begitu epik. Saat para AI membunuh manusia yang hidup di
muka bumi, para manusia harus bertarung hingga darah terakhir karena AI menjadi
hilang kontrol.
Baca Juga: Mencoba Hidup Berdampingan dengan AI
Walaupun mereka
punya keunggulan, namun memang tidak ada yang bisa menyamai kecerdasan dari
penciptanya (manusia). Banyak hal-hal sederhana yang tidak bisa dilakukan oleh
kecerdasan buatan. Misalnya saja sebuah robot sangat sulit untuk berjalan atau
bahkan membuka pintu. Padahal bagi manusia itu sesuatu yang sangat sederhana.
AI sendiri
hanya bisa digunakan pada sebuah program khusus dari penggunanya. Misalnya saja
sebuah konsol game. AI akan belajar dari berbagai kemungkinan dari lawannya,
sehingga ia sangat sulit dikalahkan. Sedangkan manusia mampu melakukan segala
hal dengan mudah karena kontrol otak yang bisa mampu belajar dengan mudah.
Namun tidak
tertutup kemungkinan akan muncul AI (bisa berbentuk robot) yang mampu belajar
dari setiap pengalaman baru yang ia dapatkan. Kemudian ia mencoba terus-menerus
hingga akhirnya ia mahir di bidang tersebut. Sama halnya dengan seorang anak
yang belajar pada sebuah hal baru yang ia lihat.
Menakutkan
memang, namun manusia tidak mau eksistensinya harus tergerus dari ciptaannya.
Misalnya saja setiap AI diberikan peraturan khusus yang mampu melindungi
manusia seperti tidak boleh membunuh manusia. Atau bahkan manusia bisa bekerja
sama dengan AI untuk menemukan terobosan besar di masa depan.
Seperti
menemukan anti vaksin, pengembangan nanoteknologi, atau bahkan penjaga bumi
dari kerusakan yang sering menjarah saat ini. Memang kita tidak bisa mengetahui
apa yang terjadi di masa depan. Manusia hanya bisa memprediksi dan bahkan
mempersiapkannya sebaik mungkin.
Bagaimana pendapat
Anda AI saat ini dan di masa depan, berguna atau bahkan berbahaya buat manusia.
Silakan bagikan komentarnya pada kolom komentar di bawah ini.
Semoga menginspirasi kita semua dan silakan komentar Anda.
0 komentar:
Post a Comment