Pengalaman tak
terlupakan itu dimulai menginjakkan kaki di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Hamparan
alam dengan pemandangan hutan hujan tropis dengan aliran sungai bebas dari
aktivitas manusia. Udara yang sejuk dan belum tercemar sedikit pun seakan
merasakan indahnya surga dunia. Melihat pemandangan khas warga desa dengan
aktivitas seperti bertani dan berkebun, semua itu mampu menyajikan potensi
besar bernama Ekowisata.
Sekilas dari KEL
sendiri miliki luas cakupan mencapai 2,63 juta hektar yang membentang di 7
kabupaten di dua provinsi. Dengan seluas 2,25 juta hektar terbentang luas di
daerah Aceh. Menjadi penopang utama bagi 4 juta masyarakat yang hidup di
sekitarnya.
Keanekaragaman dari
KEL pun sangatlah beragam dan bahkan tidak ditemukan di tempat lain. Ada
sekitar 380 spesies burung, 205 spesies, dan 89 spesies langka. Termasuk empat
satwa kunci yang ada di KEL berupa gajah, harimau, orangutan, dan badak.
Stigma itu
tidaklah benar, namun hutan jadi lokasi pilihan berlibur paling tepat. Semua
itu tersedia di daerah ekowisata KEL. Anda bisa merasakan sensasi yang sangat
berbeda di bandingkan dengan tempat liburan mainstream lainnya.
Potensi wisata yang bisa ditawarkan dari KEL
Potensi besar
bisa datang dari KEL, salah satu cara dalam peningkatan lokasi menjadi daerah
lestari. Pilihan itu jatuh pada ekowisata, yaitu kegiatan alam yang mampu
bertanggung jawab penuh pada proses penjagaan alam dan lingkungan tetap
lestari. Serta mampu meningkat kesejahteraan masyarakat setempat tanpa mengubah
alam tersebut.
Tak hanya itu
saja, ekowisata mampu menggali potensi masyarakat setempat seperti budaya dan
mata pencaharian. Nantinya mampu menjadi penunjang dalam pendapatan masyarakat
yang berkesinambungan.
Mengapa
ekowisata punya potensi besar?
Aceh memang
lebih dikenal beragam potensi wisata yang mampu menarik para wisatawan untuk
datang. Salah satunya adalah potensi KEL
yang bisa dijadikan sebagai lokasi ekowisata paling menarik. Anda bisa
merasakan sensasi satu tempat dengan pengalaman, mulai dari tracking,
penelitian, berburu, menikmati alam hingga potensi hasil kebun masyarakat.
Leuser saat ini
dianggap sangat tepat dalam proses persiapan ekowisata yang ada di Sumatera. Ada
berbagai aspek yang dinilai cukup menarik yang ditawarkan dari KEL pada
masyarakat. Berkat sejumlah ekowisata menarik yang datang dari KEL:
Wisata
pemandangan alam, Leuser
merupakan taman nasional yang memiliki berbagai objek yang yang mengagumkan.
Anda bisa melihat hutan yang masih murni terbentang sangat luas. Untuk jalur
pendakian membutuhkan waktu yang paling panjang dibandingkan lokasi pendakian
lainnya yang ada di Indonesia. Jelas saja ini menjadi pemantik para pendaki
dalam maupun luar negeri untuk menjajal kemampuannya.
Pemandangan
yang menakjubkan dan lokasi masih sangat asri dikelilingi oleh hutan hujan
tropis yang memanjakan mata. Pendaki akan merasakan perjalanan tidak terlupakan
untuk bisa sampai ke puncak Gunung Leuser.
Berbagai flora
dan fauna langka ataupun endemik dengan mudah ditemukan. Seakan pendaki bisa
melihat berbagai biota tersebut saat perjalanan menjelajah Leuser. Kemudian Leuser
menawarkan wisata petualangan alam tanpa batas. Seakan jadi penjalanan dan
pengalaman tak terlupakan seumur hidup.
Kunjungan ke
kawasan Leuser untuk pertama sekali seakan pengalaman tidak terlupakan. Jauh
dari hingar-bingar perkotaan, ke daerah hutan hujan tropis yang menenteramkan
jiwa. Suara desir air sungai ibarat simfoni yang tak pernah berhenti.
Ada banyak rasa
lega dan pastinya seakan membuat kita menjadi sadar akan pentingnya menjaga
kelangsungan hutan untuk anak cucu kelak. Serta menumbuhkan rasa sadar tentang
potensi besar hutan, jauh dari tindakan tangan-tangan jahil yang merusak
ekosistem Leuser.
Wisata air, Anda yang menyukai tantangan alam seperi hiking dan arum jeuram? Leuser adalah tempatnya. Alamnya menawarkan pilihan yang tepat buat
pecinta alam dalam menjelajah alam. Hutan hujan yang masih terjaga jadi
tantangan dalam menaklukkannya. Belum lagi aliran deras dari Sungai Alas yang
mengalir membelah hutan hujan tropis Gunung Leuser. Seakan pasokan air tidak
ada habisnya.
Tercukupinya
pasokan air tersebut mampu menghidupi masyarakat yang hidup di sekitar KEL.
Wisata air tersebut mampu menawarkan sejumlah potensi seperti arum jeram, river
tubir, hingga lokasi pemandian. Semua ada dan sangat terjangkau di KEL. Pastinya
airnya masih sangat jernih dan jauh dari aktivitas manusia.
Wisata penelitian, Leuser ibarat surga untuk observasi berbagai flora dan fauna. Begitu
banyak peneliti dari berbagai dunia yang datang ke Leuser untuk melakukan riset
dan penelitian biota di dalamnya. Seakan-akan peneliti sedang berada di dalam
laboratorium alam.
Banyaknya flora
dan fauna endemik yang tidak ditemukan di tempat lain. Dengan mudah bisa
ditemukan di Leuser. Tak hanya itu saja, wisata penelitian mampu menawarkan
proses pendataan terhadap kerusakan alam yang terjadi di lokasi tersebut.
Tak terkecuali
Leuser pun mengalami hal serupa, ia seakan harus kehilangan sejumlah lahan
akibat deforestasi hutan oleh pihak tak bertanggung jawab. Proses pendataan
setiap kerusakan alam seperti pendataan
hutan yang beralih fungsi, pencemaran air dan kerusakan lainnya jadi
pertimbangan.
Selain itu
wisata penelitian juga berperan serta melakukan konservasi terhadap hutan
dengan berbagai tindakan yang dilakukan. Mulai dari aksi reboisasi hutan serta
lokalisasi berbagai pencemaran yang terjadi. Berikut ini infografisnya:
Agusen, Desa tersembunyi
kaya potensi ekowisata
Agusen
merupakan salah satu desa yang berada paling akhir dari Kabupaten Bener Meriah,
berada tepat berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser. Desa yang dihuni
lebih dari 200 kepala keluarga ini mulai berbenah.
Bila dahulunya
merupakan desa yang terkenal dengan catatan hitam, banyak oknum yang
memanfaatkan suburnya lahan dari TNGL untuk menanam tumbuhan haram bernama
ganja (Cannabis sativa). Kini label
hitam itu coba dihapus perlahan dengan menata ke arah yang lebih baik.
Salah satunya
adalah program dari ekowisata yang digalakan oleh Yayasan Java Learning
Centre (Javlec). Agusen terpilih dari empat desa lainnya untuk berbenah jadi
desa dengan pengelolaan hutan kolaboratif berbasis potensi ekowisata.
Masyarakat
setempat dilatih dan diberdayakan dalam mempromosikan desanya sebagai lokasi
ekowisata potensial di Gayo Lues. Selain itu mengubah lahan yang dahulunya
sering digunakan sebagai menanam ganja ke arah tanaman produktif untuk
kesejahteraan masyarakat.
Saat kunjungan saya
ke Desa Agusen bersama teman-teman INFIS, masyarakat setempat mulai menanam
berbagai tumbuhan produktif seperti tanaman kopi, serai wangi, cabai, tomat,
dan beras merah. Tak hanya itu saja, Javlec melatih masyarakat setempat akan besarnya
potensi ekowisata di Agusen.
Program yang
sudah berlangsung sejak 2016 tersebut mampu melatih masyarakat menjadi pemandu
wisata khususnya sebagai pemasukan tambahan selain hasil pertanian dan
perkebunan. Potensi besar yang paling menguntungkan di Agusen dalam DAS Sungai
Alas yang bisa dimanfaatkan sebagai wahana river tubir.
Pengunjung
dapat merasakan sensasi yang memacu adrenalin berselancar dengan ban karet
mengarungi anak Sungai Alas. Saat hari libur, berbagai pengunjung datang ke Agusen
merasakan salah satu wahana tersebut. Tak hanya itu saja, pengunjung mampu mandi
di air sungai yang masih sangat jernih dan dingin.
Berbagai
ekowisata lainnya yang ditawarkan adalah rute hiking. Pengunjung dapat
memilih lokasi mana yang ingin dijelajahi. Lokasi hiking bisa dengan
menyusuri jalan di sepanjang anak Sungai Alas dan menaiki perbukitan terjalan
untuk bisa melihat Desa Agusen dari ketinggian.
Selain potensi
wisata air yang ditawarkan, Agusen mampu menghadirkan wisata berjalan-jalan ke
kebun kopi. Bila dahulunya Anda hanya bisa menikmati kopi, kini Anda dengan
mudah dapat berkeliling di perkebunan kopi milik warga yang tumbuh bebas di
pinggir perbukitan.
Potensi
terakhir yang dimiliki oleh daerah ekowisata Agusen adalah wisata. Gayo Lues sejak
dulu terkenal dengan Tarian Saman yang telah mendarah daging. Terbukti bahkan Tarian
Saman yang dilaksanakan tahun 2017 berhasil memecahkan rekor dengan melihat 12.262
ribu penari. Tahun ini, pemerintah setempat ingin menyelenggarakan pagelaran
serupa pada Hari Saman yang jatuh 12 November, melibatkan lebih dari 15 ribu
penari Saman Gayo.
Potensi budaya
yang kental dari Saman Gayo seakan menjadikan tarian penyambut berbagai tamu
yang datang ke Desa Agusen. Tarian saman akan terus dilestarikan hingga ke anak
cucu kelak sebagai warisan budaya masyarakat Gayo.
Peluang
Ekowisata, Pemantik Kesejahteraan Warga
Masyarakat yang
ada di daerah pegunungan dianggap masyarakat dengan pendapatan menengah ke
bawah. Mereka masih menilai hasil pertanian dan perkebunan belum menguntungkan.
Tak banyak masyarakat yang pendek akal melakukan pendekatan dengan menanam tumbuhan
terlarang ganja buat memperbaik taraf hidup.
Bukannya
menghasilkan untung malah berakhir buntung. Banyak masyarakat yang harus
merasakan tidur di dalam jeruji besi dengan hukuman sangat berat. Proses
pemberdayaan masyarakat menjadi masyarakat produktif dan kreatif terus digalakkan.
Setelah proses
pelatihan dan pembinaan yang dilakukan, kini warga Agusen mulai terampil.
Mereka mulai memanfaatkan lahan mereka dengan berbagai sentra menguntungkan.
Itu pun didukung dengan akses jalan yang lancar tanpa perlu khawatir memasok
hasil pertanian dan perkebunannya.
Masyarakat
mulai tahu bahwa sentra kopi dari Agusen dinilai sangat baik dibandingkan yang
dihasilkan di Takengon. Itu mendorong masyarakat untuk bisa menghasilkan lahan
kopi yang mampu memasok kopi. Kini tinggal peluang besar ekowisata perkebunan
terbentang luas. Masyarakat bisa menata ekonomi lebih baik dari hasil alam di
tanah bak hamparan surga.
Masyarakat Agusen tidak perlu khawatir andai hasil alam mereka
terganggu, mereka punya potensi lainnya yang bisa dimanfaatkan. Kini gaung dari
Agusen menyebar ke mana-mana, mampu menyihir media cetak dan elektronik untuk menuliskan
cerita tentang desa tersembunyi di kaki Gunung Leuser.
Masyarakat
mulai berbenah dengan potensi besar tersebut, mulai dari penyedia lokasi
wisata, lokasi penginapan memadai hingga menjual berbagai hasil alamnya. Misalnya
menjajakan kopi khas Agusen dan bahkan mendirikan kedai kopi di tengah hamparan
kedai kopi. Sungguh syahdu ngopi di tengah hamparan kebun kopi dan
Agusen menawarkannya.
Kini Desa Agusen
terus berbenah, dari desa penghasil ganja dan terpencil di tengah hutan Leuser,
menjadi desa yang paling kaya akan potensi ekowisata.
Yuk liburan ke Agusen
0 komentar:
Post a Comment