Mulai
berkembangnya berbagai digital aset oleh masyarakat membuat digital aset jadi
salah satu investasi menarik di masa depan. Berkat informasi dan edukasi yang
diberikan, banyak pengguna baru yang tertarik berinvestasi di digital aset.
Ada yang
belajar dari ahlinya dan ada juga yang belajar secara otodidak dari berbagai
sumber yang ia baca. Dunia digital aset memang cenderung fluktuatif khususnya
harga dan banyak regulasi sejumlah negara yang masih berpikir ulang tentang
digital aset.
Namun begitu,
prospek yang menjanjikan di masa depan akan jadi peluang besar. Nah.. itulah
yang menjadi alasan saya untuk berbagai istilah-istilah asing yang ada di dunia
digital aset. Ada 10 isilah yang begitu akrab di dan akan sering didengar
nanti, berikut ini ulasannya:
1. Bearish
Kata ini
diambil dari makna hewan mamalia raksasa beruang (merujuk kata Bear). Pada
pasar kripto sering disebutkan dengan istilah market Bearish. Saat itu sejumlah
instrumen kripto yang diperdagangkan mengalami penurunan signifikan.
Terjadi aksi
panik penggunanya yang berakibat menjual asetnya secara besar-besaran. Hal
paling mudah melihat fenomena Bearish adalah warna merah dan penurunan tajam
pada grafik. Warna merah identik dengan grafik penurunan sebuah instrumen.
2. Bullish
Kebalikan dari
Bearish adalah istilah Bullish, diambil dari kata Bull (merujuk pada Banteng).
Bila pada Bearish mengalami penurunan aset yang diperdagangkan, sedangkan
Bullish kebalikannya. Sejumlah aset akan melesat naik secara stabil, itu
ditandai dengan grafik berwarna hijau.
Para digital
aset saat melihat fenomena ini pasti hatinya berbunga-bunga karena aset yang ia
investasinya mendapatkan keuntungan. Fenomena Bullish terbesar terjadi di Bulan
Desember tahun kemarin saat semua digital aset memecahkan rekor dan sulit
diulangi kembali.
3. Sideway
Beda dengan
kejadian yang terjadi sebelumnya, ada fenomena yang tidak bisa dikatakan
mengenakkan atau menyedihkan. Fenomena ini disebut Sideway, saat itu
kondisi pasar relatif datar tanpa kenaikan atau penurunan berarti. Bila
harganya tinggi jelas menguntungkan sedangkan bila berada di bawah, jelas
membuat para pemilik digital aset bimbang.
Pada fenomena
ini, pasar sedang menimbang dan mencari harga selanjutnya yang ideal sedangkan
bila berlangsung cukup lama itu artinya ada keraguan pasar. Sebaiknya adalah
menunggu kebijakan selanjutnya, jangan gegabah menjual aset yang Anda miliki.
4. Panic Sell
Kondisi yang
paling menakutkan adalah saat semua digital aset turun pada harga yang sangat
drastis dalam waktu singkat. Bagi pengguna baru, mereka melakukan aksi Panic
Sell yang berakibat efek domino berupa penurunan seluruh digital aset
secara bersamaan.
Penyebabnya
beragam dan tidak bisa diprediksi, jelas harga pasar akan terpengaruh dengan
kuat. apalagi banyak yang tidak ingin rugi besar dan berakibat Panic Sell.
Namun banyak yang menyesal di kemudian hari saat digital aset naik kembali
dengan harga lebih fantastis.
Saya ingat dengan ucapan Warrent Buffet:
Orang yang sukses berpikir akan 10 tahun ke depan bukan yang berpikir 10 menit ke depan. Secara tak tersirat punya makna bahwa kita harus mempertimbangkan secara matang dan perhitungan tentang apa yang kita pilih. Jangan karena kepanikan pasar berakibat menyesal di kemudian hari.
5. HODL
Istilah
terakhir ini pasti sangat dikenal oleh para digital aset, saat kondisi apa pun
harus tetap HODL. Merujuk pada maksud tidak menjual atau bahkan tergiur dengan
harga pasar, apakah sedang naik atau turun. Terus mempertahankan hingga
harganya waras.
Memang banyak
yang tergiur saat naik, ada juga panik takut jatuh miskin saat Panic Sell. Kalangan
tertentu tetap berpedoman dengan mempertahankannya. Istilah ini pertama sekali
populer sekitar 5 tahun yang lalu saat kejatuhan harga digital aset Bitcoin.
Salah seorang anggota Bitcointalk dengan nama akun GameKyuubi. Ia menuliskan: I
am Holding.
Kata-kata itu
terus populer hingga saat ini khususnya para pengguna digital aset. Dengan
melakukan HODL, mampu membuat harga pasar tetap stabil dari kejatuhan pastinya.
6. Dumping
Saat pasar digital
aset sedang mengalami guncangan penurunan aset, istilah dumping sangat akrab
bagi para pengguna. Dumping ialah sebuah keadaan saat harga pasar turun drastis
karena ada pihak yang menjual aset digital dalam jumlah besar-besaran saat
harga rendah.
Penyebab utama
karena kepanikan pasar aset digital global khususnya para trader pemula. Ini
sering terjadi apalagi di tahun ini. Sudah terjadi dua peristiwa dumping
digital aset sehingga harganya turun drastis.
Tak jarang
banyak yang menyesal khususnya para pemula, mereka tidak menyangka harga saat
melepas digital asetnya akan naik drastis di masa depan. Untuk itulah sebaiknya
pikiran investasi jangka panjang dalam dunia digital aset.
7. Volatility
Pada hampir semua
digital aset punya fluktuasi harga yang sangat besar di pasar. Kondisi ini
terjadi dalam satu tahun terakhir. Harganya merangkak jauh dan bahkan sangat
menguntungkan para trader.
Faktor
volatility ini sering dimanfaatkan trader senior dalam mencari keuntungan.
Mereka membeli saat harga murah dan menjual saat harga tinggi. Memang tidak
semua pihak bisa membaca perubahan harga tersebut.
Namun para
trader andal bisa membaca perubahan pasar sedang tinggi dan lesu untuk proses
menjual dan membeli digital aset. Jelas keuntungannya sangat besar khususnya
jeli membaca pasar.
8. Arbitrase
Kata-kata ini
mungkin sering Anda dengan khususnya pada sengketa peradilan. Namun nyata
kata-kata arbitrase juga sering digunakan dalam bidang ekonomi. Merujuk pada pembelian
dan penjualan secara simultan atas barang yang sama di dalam dua pasar berbeda
dengan tujuan mencari laba dari selisih harga.
Di dunia
digital aset sering terjadi selisih harga tipis setiap digital aset. Untuk bisa
mendapatkan untung (laba). Para pembeli yang jeli akan melakukan perbandingan
harga setiap digital aset mana yang dijual paling murah dan membelinya.
Kemudian menjualnya dengan selisih harga tipis tersebut.
Sebagai contoh
sederhana Indodax menjual Bitcoin dengan harga $6.505 sedangkan di Coinbase
atau binance menjualnya dengan harga lebih murah yaitu $6.500. Selisih harga
ini bisa menghasilkan keuntungan dari hasil penjualan kembali. Mereka yang
sering melakukan cara tersebut adalah para arbitrageurs.
9. Order Book
Kata-kata ini
sering diucapkan pada daftar harga jual dan harga beli yang tersedia saat ini.
Apakah harga saat ini sedang turun atau malah sedang naik. Itulah alasan
mengapa Order Book punya dua bagian seperti market jual dan market beli.
Pada market
jual berisi tentang daftar harga aset yang dijual lengkap dengan jumlah aset
digital antrean serta harga yang diminta. Kemudian pada market beli berisi
daftar permintaan pembelian aset digital lengkap pada sebuah marketplace dengan
jumlah antrean serta harga yang ditawarkan.
10. Zero Confirmation
Transactions
Isilah ini
sering merujuk pada keadaan mercant memberikan barang atau jasanya
terlebih dahulu sebelum proses transaksi terkonfirmasi. Pada kasus ini sering
berisiko karena rentan pada Double Spending (transaksi tertunda) sehingga
transaksi memiliki potensi gagal terkonfirmasi.
Dalam mengatasi
masalah tersebut, sejumlah exchanger memiliki peraturan yang ketat.
Umumnya ada 1-6 konfirmasi yang harus diselesaikan pada setiap transaksi dan
deposit pada akun exchange tersebut.
Tak
mengherankan sering terjadi keterlambatan transaksi dan waktu tunggu untuk
proses transaksi. Banyak digital aset dan penyedianya mengalami hal tersebut
dan pastinya Anda harus menyelesai konfirmasi yang dianjurkan agar proses
transaksi cepat diproses.
Itulah sejumlah
istilah penting yang ada di dunia digital aset dan pastinya akan akrab dengan
Anda. Semoga menambah informasi dan silakan komentarnya.
Have a Nice Day
0 komentar:
Post a Comment