Luasnya Indonesia tak berbatas jangkau mata. Hamparan pegunungan berganti
hutan menutup daratan, hiasan persawahan memperindah pandangan. Gelepar ikan dan
hiasan terumbu karang di laut nan biru jadi bukti Indonesia indah luar dalam.
Surga itu nyata dalam wujud nusantara dan keindahannya yang memukau
siapa saja. Panorama alam jadi daya tarik Indonesia untuk disinggahi siapa
saja. Langkah kaki, rasakan kejutan dari pesona nusantara.
Ada jati diri yang sangat melekat bagi para pelancong mengenai Indonesia,
hutan.... hamparannya dengan hutan hujan tropis terbaik di dunia. Dilintasi garis
tak semu zona garis katulistiwa yang membelah nusantara jadi bukti negeri kita
terlihat dari udara.
Hutan rapat yang kaya keanekaragaman hayati di dalamnya sekaligus
penopang kehidupan di sekitarnya. Leuser, hutan hujan tropis yang begitu luas dan
masyhur ada di Sumatera yang bukti Wonderful Indonesia
Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), lokasi itulah pesona itu lahir. Hamparan
alam dengan pemandangan hutan hujan tropis dengan aliran sungai bebas dari
aktivitas manusia. Udara yang sejuk dan belum tercemar sedikit pun seakan
merasakan indahnya surga dunia. Seakan belum ada jamahan tangan manusia nakal
yang mencoba mencemarinya. Wisata alam khas hutan hujan tropis Indonesia jadi
daya tarik wisatawan melangkahkan kaki ke sana.
Cakupan Kawasan Leuser membentang di tujuh kabupaten di dua
provinsi paling ujung Sumatera, luasnya 2,63 juta hektar yang menjadi penopang empat
juta masyarakat yang hidup di sekitarnya. Beragam fauna mendiami kawasan Leuser, mulai dari
380 spesies burung, 205 spesies mamalia, 89 spesies langka, dan empat satwa kunci
berupa gajah, harimau, orangutan, dan badak.
Menjelajah alam Indonesia tanpa batas, ada beragam pesona
yang diberikan dalam menjelajah hutan hujan. Leuser jadi daerah yang paling
terdepan yang menawarkan pengalaman hutan hujan tropis Indonesia.
Menjejaki Kawasan Leuser, menjejaki rimba raya
Terbesit di awal pikiran mengenai kawasan hutan Leuser atau di
manapun hutan itu, penuh dengan hutan hujan dan satwa buas di dalamnya. Stigma
mengenai hutan sering dikaitkan dengan binatang buas dan tempat bersemayamnya
roh jahat di dalamnya.
Segala kegundahan itu akhir mencair saat tiba di sana, ada banyak
pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan dalam penjelajahan ke sana. Pengalaman
pertama saya seakan membuat mata terbelalak dengan cipta ilahi. Begitu sempurna
tanpa cela...
Saya mendapatkan kesempatan berkunjung di sebuah desa yang ada di
Kawasan Ekosistem Leuser, desa paling ujung untuk bisa mencapai Gunung Leuser
yang menjulang tinggi. Butuh waktu belasan hari ke sana dengan perjalanan darat
ke sana, hanya saja di desa kecil itu saja sampai di bawah kaki Leuser sudah begitu
bahagia rasanya.
Agusen, desa yang penuh dengan keindahan alam yang ia tawarkan. Satu
tempat dengan sejuta pengalaman, dimulai dari hiking, wisata air, lokasi
penelitian, dan menikmati alam hingga potensi hasil kebun masyarakat.
Perjalanan ke sana tidaklah mudah, butuh perjalanan darat lebih
dari ± 600 km dari Kota Banda Aceh. menyusuri jalur tengah daratan Aceh
menempuh waktu 15 jam. Sepanjang jalan disuguhi berbagai aneka hutan hujan
tropis yang begitu rapat, pegunungan luas membentang dengan jalan penuh liku.
Bagaimana tidak, saya selaku orang pesisir dan perkotaan merasakan
sensasi tak terlupakan pada setiap keindahan alam yang ia berikan. Hutan,
perbukitan, perkebunan serta aliran sungai nan jernih. Siapa yang tidak tergoda
dan keramahan mereka mampu menghilangkan dingin di sana.
Kawasan Leuser sedang dikembangkan sebagai lokasi ekowisata yang
mampu berbicara banyak di nusantara. Mengedukasi masyarakat terhadap potensi
besar yang ia miliki sekaligus mempromosikan Leuser sebagai wisata kebanggaan Indonesia.
Wisata pemandangan alam jadi daya tarik di Kawasan Leuser, wisata bisa
melihat hutan yang masih murni terbentang sangat luas. Untuk jalur pendakian
membutuhkan waktu yang paling panjang dan alami dibandingkan lokasi pendakian
lainnya yang ada di Indonesia. Jelas saja ini menjadi pemantik para pendaki
dalam maupun luar negeri untuk menjajal kemampuannya.
Pemandangan yang menakjubkan dan lokasi masih sangat asri
dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang memanjakan mata. Pendaki akan
merasakan perjalanan tidak terlupakan untuk bisa sampai ke puncak Gunung
Leuser.
Beragam flora dan fauna langka ataupun endemik dengan mudah
ditemukan. Seakan pendaki bisa melihat berbagai biota tersebut saat perjalanan
menjelajah Leuser, menawarkan wisata petualangan alam tanpa batas. Jadi
perjalanan dan pengalaman tak terlupakan seumur hidup.
Anda yang menyukai tantangan alam seperi hiking dan arum jeuram?
Anak sungai Alas di Leuser jadi tempatnya, airnya masih sangat
jernih dan jauh dari aktivitas manusia. Belum lagi aliran deras dari Sungai
Alas yang mengalir membelah hutan hujan tropis Gunung Leuser. Aura sejuk dari
daratan tinggi seakan memberikan rasa segar bagi siapa saja yang bermain di
sana.
Wisata air yang ditawarkan seperti arum jeram, river tubir,
hingga pemandian. Semua ada dan bisa dengan mudah dijangkau, menjadi potensi
wisata yang penuh dengan tantangan dan nilai rekreasi. Aliran anak sungai yang
deras dengan bebatuan pegunungan jadi spot foto terbaik untuk siapa
saja.
Tak lengkap rasanya ke Leuser tidak pergi ke perkampungan di sana,
Desa Agusen jadi destinasi terbaik. Merasakan berjalan di perkebunan serai
wangi dan kopi yang terhampar luas, mencicipi segelas kopi dari aliran anak
sungai Alas. Sungguh syahdu, dinginnya setelah bermain air seakan terbalaskan
dengan hangat kopi di ujung gelas.
Budaya Saman yang mengakar kuat lintas zaman
Kawasan Leuser didiami oleh suku Gayo, tentu saja Tarian Saman yang
telah mendarah daging bagi masyarakat di sana. Sejak pertama sekali
diperkenalkan Syekh Saman dalam berdakwah dan mengenalkan ajaran islam di tanah
Gayo.
Anak-anak di Gayo Lues sejak kecil sudah terbiasa dan sangat
telaten di setiap gerakan dari Tarian Saman. Kini identik dengan tarian penyambut tamu sekaligus simbol dakwah dalam ajaran islam. Budaya Tarian Saman akan terus dilestarikan hingga
ke anak cucu kelak sebagai warisan budaya masyarakat Gayo.
Saya seakan bisa melihat anak-anak di sana dengan memperagakan Tarian
Saman dari dekat. Seakan tetap mempertahankan jati diri budaya dan identitas
mereka sebenarnya.Pengalaman tak terlupakan saat di Leuser dan Desa Agusen seakan menyimpan
sejuta cerita yang saya simpan di dalam memori.
Perjalanan singkat namun sangat sulit dilupakan, membekas jadi goresan tulisan bahwa Indonesia begitu memesona dengan alam, budaya, dan masyarakatnya. Semoga postingan ini memberikan pengetahuan dan pencerahan baru bagi kita, Have a Nice Days
0 komentar:
Post a Comment