Game Arcade, mungkin jadi game pertama yang saya cicipi
pertama sekali. Kala itu game bukan sesuatu yang populer, hanya bisa dijangkau anak
berduit dan waktunya hanya puas dimainkan kala akhir pekan tiba. Belum lagi
harus ke Mall dan merogoh kocek yang dalam
Tapi kini game sudah jadi gaya hidup dan sebagai
alternatif cara membunuh rasa bosan. Makin beragamnya game dan menawarkan
banyak tantangan menaklukkannya. Di awali dengan kehadiran rental PS yang
menjadi idaman anak-anak, cukup sisa uang jajan di pagi hari sudah bisa bermain
sendiri atau ngajak teman.
Memori saya masih sangat lekat saat bermain
konsol di rental, kaset yang macet dilap dengan kain perca atau bahkan kadang
dengan air liur abang rental. Konsol gamenya harus dimiringkan supaya kasetnya
bisa terbaca sistem, sungguh bahagia saat kaset berhasil terbaca.
Game bola
Konami seakan jadi salah satu game wajib para bocah. Bahkan ada peraturan yang tidak
boleh dilanggar, mengeluarkan jurus: One-Two…
Yang main dua orang, tapi yang nonton satu kompleks |
Terdengar suara
teriakan dari komentator, One-Two and Sutttoooo…!!! Goaaallll!
Itulah momen
yang menakutkan karena gawang sudah pasti kebobolan, belum lagi posisi ditempati
Roberto Carlos. Langsung pertahanan lawan langsung acak-acakan, teriakan anak
rental pun menggema:
Wah… curang, ngga boleh main One-Two dan pakai Roberto Carlos sebagai penyerang.
Kalah-kalah saja, sesuai perjanjian yang kalah harus gantian.
Dalam sekejap roda pangsa gaming berubah, jumlah rental
PS mulai tergerus dan kalah populer. Perangkat Game
bertransformasi semakin mobile dan mudah dimainkan di mana saja.
Spesifikasi perangkap mobile bahkan sudah setara dengan PC dan konsol
sekalipun.
Arah itu semakin nyata saat era smartphone hadir,
dahulunya ponsel hanya digunakan untuk menelepon dan membalas pesan. Beralih
pada peran ponsel jadi multiguna yang menunjang segala aktivitas manusia,
termasuk gaming. Mengubah cara manusia bermain game jadi lebih praktis dan
ekonomi, bisa di mana saja dan kapan saja. Pabrikan smartphone semakin termotivasi menghasilkan produk dengan spesifikasi
gahar dalam menjalankan berbagai aplikasi termasuk aplikasi game.
Bagaimana tidak, dahulunya gaming hanya
dilakukan para pemain gaming profesional dan butuh perangkat mahal. Kini gaming
sudah terjangkau oleh semua kalangan tanpa terkecuali. Makin beragamnya
perangkat yang digunakan dan ditambah lagi dengan makin terjangkau, membuat
siapa saja bisa merasakan pengalaman gaming terbaik.
Mobile gaming yang dianggap praktis dan fleksibel |
Pelaku gaming bukan lagi dari kalangan lelaki
saja, bahkan para wanita pun tidak mau kalah. Bermain gaming tidak kalah seru
dibandingkan hanya bersosial media yang bikin pikiran campur aduk. Segmen gaming
sudah lintas gender, jangan heran saat di café wanita bukan lagi sibuk selfie atau bersosial media namun
tanding bermain game.
Saya pun memperhatikan hal demikian, dulunya game hanya
menyasar para lelaki. Namun saat ini pangsa gaming lebih berimbang tanpa
memandang gender. Itu didukung dari data Studi
Pokkt bersama Decision Lab yang
menyatakan basis gamer di tanah air didominasi 51% dari kalangan wanita dan
hanya 49% dari lelaki. Bukan hanya level game ringan tapi hingga level berat
sekalipun.
Menurut data dari We are Social tahun 2018, dari jumlah penduduk Indonesia mencapai
265,4 juta. Ada 132,7 jutanya atau 50% penduduk Indonesia yang sudah rutin
mengakses internet, sebagian besar digunakan untuk mengakses sosial media
hingga 130 juta.
Untuk mengakses internet, perangkat yang
digunakan sangat beragam, ada sebanyak 60% yang menggunakan smartphone sebagai device yang paling banyak digunakan.
Mengalahkan laptop dan tablet. Alasannya karena smartphone penetrasinya sudah menyasar berbagai segmen dengan harga
yang ditawarkan pada konsumen.
Pengguna perangkat mobile kini bukan hanya sebatas membuka sosial media, menonton
video, dan membaca berita saja. Makin terjangkau harganya dan spesifikasi makin
gahar seakan mampu melibas banyak gaming berat.
Tercatat ada 37% pengguna smartphone menghabiskan waktunya dengan gaming. Serta 7% selama
sepekan mengalahkan pengguna komputer yang hanya 2% saja selama sepekan. Waktu
yang dihabiskan untuk gaming sebanyak 25% atau setara 53 menit. Mengalahkan
aktivitas lainnya seperti bersosial media yang hanya 17%, streaming video 12%, browsing
10, hingga berbelanja online 7%.
Pengguna dari rentang umur muda khususnya
generasi Z mencari ponsel gaming dengan harga terjangkau dan melampiaskan
hasrat bermain game. Tak harus lagi ke rental menikmati game, karena semua
sudah bisa dilakukan di smartphone.
Nah… ada 15 kriteria wajib buat perangkat ponsel gaming. Penasaran, berikut
ulasannya:
Ponsel gaming diharuskan punya bentangan layar
super lega, minimal berukuran di atas 5,5 inchi, Revolusi ponsel seakan makin
mempunyai bezel yang makin tipis
sehingga membuatnya mampu berukuran lebih dari 6 inchi. Khususnya saat bermain gaming mobile akan mudah dalam menyerang
dan membidik musuh seperti di PUBG atau Free Fire.
Layar besar adalah sebuah keharusan yang
dimiliki oleh sebuah ponsel gaming. Ukuran layar besar juga harus mudah
digenggam dengan satu tangan dan masuk ke dalam saku celana. Bentuk layarnya
harus melengkung pada ujungnya sehingga tampilan layar terlihat lebih penuh.
Bukan sebatas ukuran layar saja, ponsel gaming
didukung dengan resolusi terbaik. Bagi saya, ponsel gaming minimal punya layar
HD+ karena membuat saturasi warna dari game bisa terlihat dengan jelas. Gamer
yang sering bermain di luar ruangan pastinya merasakan dampak saat layarnya
terpapar cahaya.
Otomatis ponsel yang berada di bawah HD+
layarnya jadi buram, meskipun sudah menggunakan tingkat brightness
tertinggi sekalipun. Selain itu ditambah lagi game saat ini minimal sudah
menunjang pengalaman minimal HD+, sehingga pengalaman game di outdoor tak akan berpengaruh.
Tren ponsel kekinian pastinya sudah mengusung
konsep poni (Notch) termasuk pada ponsel gaming. Selain membuat rasio layar
lebih luas, fitur Notch pada ponsel gaming bisa hilang saat bermain game dan
otomatis muncul kembali setelah game selesai. Apalagi ponsel gaming bukan hanya
menjual performa, juga nilai estetika.
Urusan bodi dan nilai estetika, ponsel berbahan
metal punya keistimewaan. Memiliki bodi metal, proses pendinginan saat bermain
dalam jangka waktu dan pastinya terlihat eksklusif untuk kelas gaming
dibandingkan berbahan plastik. Ada kesan gahar di dalamnya, bahan metal akan
membuat bobot drastis dan lebih solid lagi saat digenggam, pas dengan tangan
dan jauh dari kesan ringkih.
Ponsel gaming pastinya harus punya kemampuan
yang sangat menawan terhadap berbagai segala jenis kondisi jatuh dan bantingan.
Itu sangat dibutuhkan supaya memastikan barang yang digunakan mampu bertahan di
segala kondisi tak biasa. Misalnya saja ponsel jatuh dari kantong, terendam
rendaman air hujan, hingga tertimpa barang yang lebih berat dari bebannya. Kualifikasi
yang wajib pabrikan ponsel perhatikan.
Ponsel gaming pastinya punya prosesor terbaik
di kelasnya dan tangguh segala aplikasi tanpa ngelag. Semua berkat
dukungan SoC (System on Chip) dalam mengoptimalkan kinerja Prosesor dan
GPU. Makin baik sebuah prosesor, jelas makin memudahkan proses game jadi lebih
cepat.
Pilihan prosesor andal saat ini datang dari Qualcomm
Snapdragon, Exynos, Kirin, dan MediaTek. Pilihan prosesor saya jatuhkan
pilihan pada Qualcomm Snapdragon. Serta kemampuan minimalnya pun harus
di level Quad-core, agar proses gaming tanpa kendala, bahkan pada game ber-FPS
besar sekalipun.
Inovasi di segmen RAM makin besar khususnya
mendukung kini prosesor, rata-rata ponsel kekinian sudah mengusung RAM 3GB. RAM
jadi lokasi menyimpan berbagai game yang ingin saya mainkan secara sementara
untuk nantinya bisa diakses dengan cepat oleh prosesor atau GPU.
Tak hanya CPU dan RAM yang harus memadai, faktor
GPU harus diperhatikan. Khususnya dalam menghasilkan grafis gaming yang lancar tanpa
mengalami penurunan FPS dan smooth saat
gaming. Komponen ini punya tugas dalam mengolah grafis dan visual akan konsep
yang ditampilkan di ponsel.
Menggunakan memori ponsel 32 GB saja sudah
terlalu kecil untuk batas minimal gamer. Alasannya dikarenakan game saat ini
bukan lagi berukuran puluhan atau ratusan MB, tapi hingga belasan GB. Sebut
saja game seperti PUBG Mobile, Need For Speed hingga PES 2019, semua game berukuran
Gigabyte. Jelas akan memakan banyak tempat hingga memori internal jadi sesak.
Kapasitasnya memori internal kecil, hanya bisa
dimanfaatkan untuk mengunduh beberapa game saja. Itu belum lagi masuk aplikasi
non-game seperti sosial media, office, dan aplikasi multimedia lainnya
yang makin bikin kapasitas mendesak banget. Bagi saya, kapasitas ponsel gaming minimal
berukuran di atas 64 GB. Supaya gamer leluasa melibas game mana saja yang
diinginkan, tanpa perlu khawatir harus uninstall
game dan memindahkan data ke laptop karena kapasitas yang terbatas.
Stigma ponsel gaming sering dianggap tidak
harus memiliki kamera yang cakep, karena hanya mengandalkan prosesor dan daya
tahan saja. Tapi tunggu dulu, kini ponsel gaming bertransformasi dengan
kualitas kamera yang sama baiknya di line
up ponsel kelas lainnya, hingga mampu menghasilkan efek foto maksimal.
Fitur dasar kamera seperti Fitur Mode Auto, HDR Mode, dan Portait Mode
(Bokeh) jadi andalan hasilkan jepretan terbaik. Harus ada juga efek depth of
field terlihat begitu artistik dan mengagumkan sehingga mampu menghasilkan
gambar terbaik.
Daya yang dibutuhkan ponsel gaming sangat
besar, sebuah kewajiban punya baterai berukuran besar. Syarat minimal bagi saya
untuk ponsel gaming, punya kapasitas di atas 3500 mAh. Itu penting karena gamer
akan kecewa saat harus selalu berdekatan dengan stok kontak. Dukungan baterai
yang besar jadi tolak ukur semakin lama gamer bisa menghabiskan waktunya bermain
game tanpa harus mengecash ponselnya.
Saat gaming otomatis ponsel akan bekerja optimal,
dan mengharuskan dirinya menghasilkan performa terbaik. Efeknya berupa panas
berlebih pada bagian belakang dan layar ponsel. Overheating jadi masalah
serius buat gamer yang mengharuskan
mengistirahatkan sejenak ponselnya kembali ke suhu normal. Ponsel didesain
dengan sedemikian rupa bisa lebih dingin saat bermain game. Sehingga efek penurunan
performa saat gaming tidak terjadi.
Tak selamanya gamer
harus memakai earphone saat bermain, mereka
butuh kualitas speaker terbaik. Saat
diputar secara outdoor, tetap terasa menggelegar.
Bermain game terasa tak optimal bila kualitas speaker cempreng dan pecah, apalagi saat ada adegan
tembak-tembakan hingga ledakan. Speaker ponsel yang baik akan terasa penuh dan menggelegar.
Bagi gamer, tampilan UI sederhana adalah pilihan
wajib, tidak terlalu eye-catching yang rentang menguras daya ponsel.
Tampilan UI sederhana akan memudahkan proses pengaksesan fitur game dalam waktu
singkat. Kemudian suda ada fitur Background Limit yang meminimalkan
aplikasi yang jarang digunakan.
Proses log in kini beragam, mulai dari Fingerprint,3D
Facial unlock hingga yang paling
baru in-screen fingerprint scanner. Sudah tidak zaman lagi ponsel
harus mengetik password atau model pola yang merepotkan dan terkesan
lama. Sistem keamanan jadi lebih aman dari tangan jahil orang lain yang sudah
tahu password dan model pola yang digunakan. Minimal ponsel gaming yang
sudah memiliki log in Fingerprint, dan 3D Facial unlock.
Kemampuan sebuah
ponsel kini dapat diukur secara maksimal dari skor dari chipset yang ia
hasilkan. Perhitungan ini jadi acuan buat mengukur sebatas mana ponsel bisa
melibat game hingga level FHD. Dalam hal ini saya percaya pada pengukuran
melalui Benchmark Antutu dan PCMark Work 2.0 Skor minimal ponsel gaming adalah
100 poin dari pengukuran Benchmark Antutu dan 5.500 poin sesuai pengukuran
PCMark Work 2.0. Sehingga mampu menunjang performa gaming dengan optimal.
Rentan harga 2 – 3 jutaan adalah pilihan bijak
dan ramah di kantong para gamer. Ia bisa memberikan pengalaman menakjubkan para
gamer tanpa takut kantong jebol, segmen ini sudah jadi segmen yang low-end buat gaming. Apalagi kini banyak
gamer baru yang merintis karier mereka dari bawah salah satunya dengan memulai
membeli ponsel dengan harga terjangkau. Apalagi ponsel gaming tidak menjual
tampilan luar dan fitur spesial layaknya ponsel flaghsip.
Jawaban itu berhasil didengar oleh ASUS sebagai
vendor ponsel terkemuka di dunia. Cukup dengan harga 2 jutaan sudah bisa
memiliki ponsel idaman, semua itu hadir dari ponsel gaming MPV ZenFone
Max M2. Segudang fitur khas gaming dan dijamin pengalamannya terasa
sangat hidup.
Mencari ponsel
gaming dengan kinerja di atas rata-rata jadi pilihan para gamer. Semua itu
terjawab dari ASUS ZenFone Max M2 yang layak sebagai Next Generation Gaming. Mengusung tagline: More Performance, More Battery, More Fun. Sudah
membekali ponselnya dengan Chipset High-Tier terbaru yaitu Snapdragon 632.
Peluncuran dari ZenFone Max M2 masih sangat baru tepatnya pada Bulan Desember
2018.
Pilihan RAM mulai
dari 3 dan 4 GB dengan penyimpanan internal berukuran 32 dan 64 GB. Menghadirkan
pilihan warna biru dan hitam yang memanjakan mata dengan all finishing metal pada bodinya. Warna yang ditawarkan dari
ZenFone Max M2 ada tiga pilihan warna sesuai keinginan yang memanjakan mata saat
orang lain melihatnya.
ZenFone Max M2 sudah
dibekali dengan layar 6,26 inchi dengan resolusi HD+ 1520 x 720. Screen to-body ratio hingga 88% dengan kepadatan
pikselnya cukup baik yaitu 402 ppi. bentuk aspek rasio yang dihasilkan
adalah 18:9, sehingga nyaman digenggam. Itu karena kemampuan FullView Display sanggup menyala terang
hingga 450 Nits. Serta dukungan Contrast Ratio dengan 1.500:1 memberikan
sudut pandang lebih jelas dari sudut mana pun.
ASUS membenamkan
teknologi True Pallete sehingga warna yang dihasilkan lebih alami dan
ada pula EcoPix yang memastikan layar tetap bisa dilihat saat di bawah
cahaya matahari. Tak cukup di situ saja, ASUS sudah memberikan Mode Night
Light untuk melindungi mata dari efek cahaya biru berlebihan yang
memberikan rona kekuningan pada layar ZenFone Max M2.
Tampilan Walpaper sekali
saat mengakses ponsel ini adalah adanya karakter dari Free Fire. Pihak ASUS
bekerja sama dengan game Free Fire sehingga sudah terinstall game tersebut
sekaligus menonjolkan ponsel gaming pada ZenFone Max M2.
Urusan material,
sudah terbuat dari susunan aluminium berdimensi 159 x 76 x 7,7 mm dengan
bobot 160 gram. Bentuknya tipis seakan memberikan dimensi baru bahwa ponsel tak
selalu bongsor dan berat. Sebagian besar beratnya berasal dari komponen baterai
berukuran jumbo dengan kapasitas 4.000 mAh, kuat diajak ngegame sehari. Pastinya proses log
in pun tersedia pilihan sensor fingerprint yang berada di belakang
bodi ponsel dan Face Recognition Unlock
sehingga bisa mengamankan data dari tangan jahil.
ZenFone Max M2 menggunakan
tampilan yang berbeda dengan mengusung Pure Android versi 8,1 Oreo. ASUS punya
alasan menanggal tampilan khas ZenUI yaitu meminimalkan bloatware dan
tampilan ponsel terlihat polos dan apa adanya. Efeknya performa jadi lebih
ringan dan smooth khususnya buat para gamer yang tidak mau neko-neko
urusan interface.
ZenFone Max M2 sudah
dibekali Pure Android 8.1 yang punya kemampuan booting super cepat dan gesit
dibandingkan OS generasi lawas. Dalam waktu dekat pun ASUS sudah menyertakan update versi Android Pie pada ZenFone Max M2. Sudah
termasuk bonus storage Google Drive sebesar
100 GB pada paket pembelian.
Makin sempurna
karena ZenFone Max M2 tidak gampang overheating saat diajak main
berjam-jam. Indikatornya karena telah menggunakan bodi berbahan metal yang
cepat melepas panas. Kemampuan audionya juga sangat baik karena sudah ada 5
Magnet Speaker pada bagian bawah ponsel dengan menggunakan teknologi NXP Smart
amp.
Pada pengukuran
terhadap ZenFone Max M2 didapatkan skor PCMark Work 2.0 yaitu pada skor 5785
sedangkan pada Benchmark Antutu didapatkan skor 104,3. Ini cukup baik dalam
memainkan game kekinian saat ini, apalagi sudah ditopang dengan Snapdragon 632
yang punya efisiensi daya buat para gamer pemula.
Bagi saya ZenFone
Max M2 ponsel yang sangat tepat menyasar para gamer di jajaran entry-level dengan pengalaman
menakjubkan seperti saya. Fitur dan teknologi yang dihadirkan seakan begitu
kekinian dan punya daya pikat. Saya pun menilai ada banyak fitur dan teknologi
yang dihadirkan, namun saya menyeleksi 3 terbaik sesuai dengan keinginan saya. Berikut
3 pemikat di ZenFone Max M2.
Performa Snapdragon 632 yang Ngebut
Jelang akhir tahun
lalu Qualcomm mengeluarkan chipset terbaru untuk segmen menengah ke bawah. Menggantikan
chipset lawas seperti 626 dan 625. Salah satunya Snapdragon 632 punya kinerja
GPU lebih baik 40% serta olah grafis hingga 10% dari generasi sebelumnya. Pada
Snapdragon 632 tergolong kelas High-Tier
600 Series yang menekankan efisiensi daya pada performa terbaiknya.
Pada ZenFone Max M2
seakan memberikan kemampuan maksimal. Ia sudah dibekali dengan System on
Chip Qualcomm Snapdragon 632 dengan GPU Adreno 506. Sudah pasti game
kekinian seperti PUBG, Fornite, dan Free Fire mampu berjalan lancar dengan
performa grafis terbaik. Semua karena dukungan CPU Kyro 250 yang punya kinerja
lebih baik hingga 40%.
Sudah dilengkapi
dengan GPU Adreno 506 yang telah mendukung fitur standar seperti Vulkan 1.0,
OpenGL ES 3.1 + AE, OpenCL 2.0 dan DirectX 12. GPU Adreno 506 telah mendukung
teknologi Universal Bandwidth Compression
(UBWC) dalam menghemat Bandwidth. Serta teknologi 14mm dengan clock hingga 1,8GHz, berkonfigurasi pada
empat core Cortex-A73 sehingga mampu
menampilkan performa terbaik. Sedangkan empat core sisanya menggunakan Cortex-A53 efisien daya.
Sudah mampu mendukung
pada layar hingga FHD+ dan kemampuan perekaman video 4K pada pengaturan 30fps serta
pengatur 1080 pada 120fps. Kemudian pada penggunaan sensor pada single kamera 24 MP dan dual-camera sebesar 13 MP. Pastinya
sudah terintegrasi dengan AI dalam pengambilan foto dengan hasil smooth.
Snapdragon 632 juga
telah mengusung modem X9 LTE yang mampu mendukung teknologi LTE Advanced seperti carrier addregation. Sehingga kemampuannya membawa kapabilitas LTE
Cat 12 hingga 300 Mbps (downlink) dan
LTE Cat 5 hingga 150 Mbps (uplink). Serta
sudah terpasang teknologi DSP Hexagon 546 yang mampu menerima sinyal dari luar
dengan sangat baik.
Kemampuan Dual Kamera yang spesial
Walaupun bukan
ponsel bukan berari ZenFone Max M2 menganaktirikan kemampuan kamera. Ponsel
gaming, bukan berarti tidak harus punya kemampuan kamera di level biasa-biasa
saja. Malahan sudah memberikan kamera ganda sesuai keinginan.
Hadir dengan kamera
ganda 13 MP kamera belakang dan 5 MP untuk kamera depan. Letak posisinya dibuat
secara vertikal dengan bukaan lensa f2.0. Kemampuan fungsi dari dual kamera
mampu menciptakan efek foto bokeh maksimal. Fitur khas smartphone dalam
menghasilkan gambar tidak pernah dilupakan, Phase Detection Auto Focus,
dan LED Flash.
Pada ZenFone Max M2
seakan memberikan nuansa baru pada fitur di dalamnya. Menggantikan peran PixelMaster
Camera dengan teknologi Snapdragon Camera agar hasil foto lebih bagus. Fitur
Mode Auto, HDR Mode, dan Portait Mode (Bokeh) jadi andalan hasilkan jepretan
terbaik. Ada juga efek depth of field terlihat begitu artistik dan
mengagumkan sehingga mampu menghasilkan gambar terbaik.
Ketersediaan Triple Slot
Kebutuhan akan media
koneksi dan penyimpanan sangat penting, khususnya untuk ponsel gaming. ZenFone
Max M2 menghadirkan 2 Slot untuk SIM Card berbentuk (Nano Card) yang sudah mendukung 4G
LTE dengan kecepatan speed hingga
300Mbps.
Cocok buat gaming
yang butuh 2 SIM Card yang salah satunya bisa digunakan buat kouta gaming.
Masalah penyimpanan tambahan pun tergolong besar karena sudah mendukung ruangan
MicroSD hingga 2TB. Semuanya sekaligus khususnya dalam menyimpan gaming
berukuran besar.
Kesimpulan Akhir
Segala kelebihan
yang ada di dalam ZenFone Max M2 seakan menjawab segala kebutuhan gamer. Pengalaman
gaming, multimedia, baterai dan kamera jadi satu padu di ZenFone Max M2. Urusan
harga pun ramah di kantong, ZenFone Max M2 layak jadi MPV ponsel gaming entry-level untuk tahun ini.
Semoga saja postingan ini bermanfaat buat sobat
gamer semuanya.
0 komentar:
Post a Comment