Pantai barat memang terkenal dengan keelokan pantai
dan hamparan luas hutannya. Bukan hanya itu saja, salah satu yang paling identik
dengan Aceh Barat yaitu daerah estuaria nan luas. Sangat mudah ditemukan
beragam spesies estuaria seperti kepiting hidup di sana. Kadar garam yang
rendah jadi lokasi mereka berkumpul selain dibalik teduh rimbunnya pepohonan
nipah.
Masyarakat pun menjadikan sebagai mata pencaharian utama selain dari bercocok
tanam di area persawahan. Ada dua pilihan berpeluh keringat di laut atau di air
payau. Kepiting yang hidup di rawa punya kandungan protein tinggi, sangat lezat
buat disantap dan dijadikan menu makanan. Jangan heran harganya sangat
terjangkau karena begitu mudah menemukannya.
Daerah Aceh Barat punya karakter kuat seperti
itu, ada banyak aliran sungai yang mengalir hingga bermuara ke lautan.
Percampuran itu jadi fenomena yang jarang dilihat di daerah lainnya. Sekaligus
membangun kembali Aceh Barat setelah bencana gempa dan tsunami 15 tahun silam.
Waktu berlalu dengan cepat, kini jalan
transportasi di pantai barat sudah terhubung kembali. Geliat ekonomi masyarakat
pun kembali hidup. Pantai yang dulunya sempat mati suri, kini menjadi sentra
ekonomi menjanjikan. Masyarakat seakan mulai melupakan traumanya dan menganggap
kembali lautan sebagai sumber pencaharian masyarakat. Ekosistem yang rusak pun
kembali dengan caranya sendiri (suksesi).
Salah satu daya tarik yang datang adalah Pantai
Kuala Bubon, keindahan pasir yang putih dengan desiran angin pohon cemara
sangat menggoda. Ada jembatan laying yang menambah indah daerah tersebut dan
umumnya masyarakat di sana menggantungkan hasilnya dengan melaut. Kemudian ada
infrastruktur baru berupa Pelabuhan Kuala Bubon sebagai denyut ekonomi
masyarakat.
Selain hasil laut, hasil dari tambak juga
punya nilai yang sangat menggoda khususnya kepiting. Bagaimana lezatnya bila dipadukan
dengan makanan yang tepat, salah satunya Mie Aceh. Paduannya dengan mie kuning kiloan
atau mie instan dengan racikan rempah-rempah khas Mie Aceh sangat menggoda
siapa saja yang mencicipinya.
Salah satunya adalah warung kedai Mie Aceh
yang ada di dekat Jembatan Kuala Bubon. Berada di jalan lintas Meulaboh – Banda
Aceh. Menawarkan pemandangan yang menarik yaitu pemandangan rawa khas estuaria.
Menu andalannya Mie Aceh dengan paduan kepiting segar yang menggoda, memang ada
pilihan lainnya seperti mie daging, dan mie udang. Namun kepiting begitu
menggoda karena dengan mudah ditemukan di sini.
Antrean pengunjung yang datang dari Meulaboh
dan sekitarnya adalah pelanggan paling banyak datang ke sana. Menu mie kepiting
jadi sebuah pilihan karena cita rasanya serta rasa manis yang dihasilkan. Proses
membuatnya tidak jauh beda dengan mie goreng umumnya. Pengunjung bisa memilih
mie kuning yang berukuran besar atau mie instan.
Kemudian ia dimasukkan bersama di dalam kuali
besar, dicampurkan dengan beragam bumbu khas. Salah satunya ada cita rasa
rempah-rempah yang sangat kuat di dalamnya. Kemudian ada campuran beragam
seperti racikan seperti bawang, tomat, sawi, hingga daun kol. Satu padu dan
rasa di dalam mienya. Mie aceh yang paling saya sukai adalah yang memiliki
banyak kue, karena bumbu khas rempah-rempah begitu kue. Seakan lidah tak pernah
berhenti bergoyang karena kelezatannya.
Proses memasak kepiting pun tidak kalah
menarik, awalnya pengunjung bisa memilih kepiting mana yang akan dieksekusi. Ia
dibersihkan dengan sedemikian rupa sebelum nantinya dimasukkan ke dalam mie
yang sedang dimasak. Kuatnya bumbu khas Mie Aceh seakan begitu menarik
perhatian, termasuk gurihnya bau mie yang sedang dimasak.
Kami datang sudah jelang siang hari, kondisi yang tidak ideal karena ada
banyak pelanggan serupa menunggu pesannya. Perut yang belum terisi sejak siang
hari ,mulai bersuara keroncongan. Sampai akhirnya menu itu datang, Mie Aceh khas
udang dari pantai barat.
Hari itu saya datang bersama para petugas
provinsi dalam kunjungan daerah terhadap sentra koperasi dan UMKM. Sebelumnya sejak
pagi kami sudah berjalan-jalan ke daerah memantau, mewawancarai berbagai
koperasi dan UMKM yang ada di Aceh Barat.
Perjalanan sejak pagi pun sangat melelahkan,
hingga akhirnya rasa lapar karena matahari mulai mengarah ke barat. Tanda petak
mulai datang, terlintas di dalam kepala lokasi makanan khas aceh yang menggugah
selera. Satu nama terucap adalah kedai Mie Aceh yang ada di Jembatan Kuala
Bubon sebagai jawabannya.
Satu porsi mie yang datang seakan memenuhi
piring, seakan porsi besar yang mampu membalas keroncongan perut sejak tadi.
Untuk urusan Mie Aceh, saya tidak suka yang terlalu pedas. Penjualnya pun
seakan menyetarakan rasa dengan semua lidah. Mungkin hanya ada sedikit rasa
pedas dari campuran rempah-rempah di dalamnya.
Makan mie kepiting memang butuh keterampilan,
bagi saya yang jarang makan kepiting sedikit kesulitan. Di setiap cangkangnya
ada isi yang penuh dengan daging kaya protein. Akhirnya sepiring Mie Aceh berhasil
berpindah ke dalam perut. Mungkin nanti malam saya tidak perlu makan malam lagi,
satu porsi saja sudah sangat mengenyangkan.
Lokasi kedai mienya pun sangat menarik, ada
pemandangan tambak udang dan kepiting di tengah rimbunan pohon nipah. Seakan
ada sesuatu yang spesial di pantai barat, ada banyak peluang ekonomi berbasis
wisata yang sedang dibangun di sana.
Mungkin nama kopi khas Aceh Barat, Kupi Khop sudah
melegenda sejak masa Teuku Umar. Kini ada banyak kuliner lainnya yang
ditawarkan, salah satunya adalah Mie Aceh dengan taburan kepiting di atasnya. Akan
ada banyak UKM kuliner yang terus menjamur di pantai barat nantinya.
Untuk urusan harga cukup terjangkau, hanya di
banderol dengan harga Rp30.000. Harga yang puas dan mengenyangkan. Satu hal
lagi adalah penuh dengan protein, tidak salah saya datang ke sana. Apalagi saat
ke sana saya membawa rombongan dari Ibukota Provinsi.
Semilir angin dari pepohonan nipah dan sepiring mie kepiting sudah mampu
menjawab rasa penasaran mereka. Tugas pendampingan yang berlangsung seharian
dan melelahkan berhasil dilupakan. Semua karena sepiring Mie Aceh dan segudang
kenikmatannya. Siapa saja akan sulit menolaknya.
mmmm.... yummmyyy....
ReplyDeletekok kayak jadi lapar ya liatnya :)