Aksi penembakan keji yang terjadi di Christchurch, New Zealand beberapa
waktu lalu berbuntut panjang. Bukan saja ada banyak korban yang berjatuhan jiwa, tetapi pelaku penembakan ternyata terinspirasi dari game FPS yang ia mainkan di rumahnya. Pikiran radikalnya hingga merela membeli
senjata, berlatih menembak dan kemudian melakukan aksi terkutuk tersebut.
Dampaknya, sejumlah game FPS akan jadi korban pemblokiran
di sejumlah negara. Negara seperti India, China, Malaysia hingga menyusul Indonesia akan melakukan pemblokiran dan pembatasan jam main bagi penggunanya. Pemblokiran ini
beralasan karena banyak adegan kekerasan seperti tembak-tembakan dan pemukulan hingga adegan
kekerasan lainnya.
Namanya saja game bergenre FPS, sudah pasti adegan tembak-tembakan.Di Indonesia melalui fatwa MUI dan pemerintah di bawah Kominfo sedang getol melarang game FPS (PUBG), meskipun kesannya tebang pilih. PUBG jadi korban karena alasannya menginspirasi penembak di New Zealand, meskipun penembak sebenarnya bermain Fortnite, game saingan PUBG.
FPS (First Person Shooter) sendiri game yang paling banyak
dikembangkan para developer game sejak dulu. Hanya saja karakter, sudut pandang
dan jalan cerita yang dihadirkan
memberikan sensasi lebih hidup. Para gamer FPS sendiri sangat banyak karena
dinilai bisa bermain lepas tanpa terikat waktu layaknya genre game seperti
sport.
Berbicara game FPS, seakan saya ingat masa kecil saat itu dibelikan
sebuah Nintendo sebelum ekspansi PlayStation hadir. Game bernama Duck Hunt
tidak menggunakan konsol, akan tetapi menggunakan pistol yang diarahkan ke
kawanan bebek di pinggir kolam. Game itu seakan melatih konsentrasi dan fokus
hingga akhirnya bisa menembak kawanan bebek. Bila gagal fokus, kita malah
menembak Anjing yang sudah berhasil menangkap bebek tersebut.
Kemudian game FPS berkembang pesat khususnya saat era PC berkembang
pesat. Bermain game tidak harus di rental PS, karena warnet sudah menghadirkan
segudang game mulai dari FEAR, Call of Duty, Counter Strike, hingga era Battlefield.
Kini di era mobile, game jadi lebih banyak variasinya. Kehadiran
game online yang bisa bermain secara global dengan koneksi internet adalah
gambaran arah game di masa depan. Misalnya saja ada PUBG, Fortnite, Free Fire
hingga Apex. Lawan yang dikalahkan pun kini bukan kecerdasan buatan lagi tapi
manusia sendiri. Ia bisa saja datang dari benua lain atau teman sebelah rumah
yang malas gerak. Bertarung hingga akhirnya bisa mendapatkan Winner-Winner Chicken
Dinner atau Booyah.
Bila game dianggap (khususnya FPS) dianggap mengubah pribadi yang
jahat hingga ke level teroris. Ada banyak
anak-anak yang kini sudah dewasa seperti saya jadi pembunuh berdarah dingin.
Nyata tidak kecuali orang yang punya pribadi menyimpang. Malahan game bak
pelampisan setelah belajar atau kala membunuh bosan.
PUBG, Game terlarang tapi disayang
Siapa di sini yang belum tahu game PUBG?
PUBG sendiri adalah akronim dari (PlayerUnknows BattleGrounds), game
FPS terkemuka saat ini. Pertama sekali diluncurkan di awal tahun 2017 oleh
pengembang oleh orang anak muda bernama Brendan Greene. Meskipun bukan seorang
gamer akan tetapi seorang fotografer yang tertarik ke dunia game. Ia berhasil
menciptakan game yang punya nilai adiktif buat para gamer dan menjadi jutawan
atas game buatannya.
Brendan Greene, non-gamer yang sukses di dunia gamer |
Semenjak itulah popularitasnya melonjak karena pemain bermain
secara online tanpa terbatas regional. Setiap satu sesi game diisi oleh 100
orang yang bertarung hingga yang paling terakhir bertahan untuk bisa
mendapatkan Winner-Winner Chicken Dinner. Bisa saja bermain solo untuk player yang
nyali besar, bermain berdua atau bermain berempat yang bermain aman.
Popularitas PUBG saat ini, membuatnya sudah di download lebih dari 400
juta download di berbagai platform mobile hingga PC. Alasan para gamer karena
punya grafis yang baik, kontrol mudah, alur cerita sederhana tapi menarik, dan
banyak main event keren. Aksi pencekalan di sejumlah negara seakan tak akan
membendung dominasi PUBG. Permainannya menarik dan variatif termasuk
kejuaraannya berhadiah yang jadi rebutan para gamer.
Gebrakan besar yang dibuat oleh PUBG seakan mampu mengalahkan
seterunya Fortnite. Masing-masing punya pengguna aktif mencapai 30 juta pemain
aktif setiap harinya. Hanya saja popularitas dan grafik pengguna yang terus
bertambah seakan mampu mengalami peningkatan tersebut.
Peningkatan drastis pemain PUBG |
PUBG lagi jadi game FPS terdepan, jangan heran Game bergenre FPS
ini sangat digandrungi oleh para anak muda, anak-anak duduk saling berhadapan
di mejanya masing-masing. Tangan mereka cekatan seakan ingin menembak musuh,
pemandangan yang paling saya sering lihat dari tempat bermain, kedai kopi
bahkan sembunyi-sembunyi di ruang kelas.
Baiklah… mari kita bahas gamer yang ada di tanah air saat
ini sudah mencapai angka lebih dari 42 juta gamer. Dan game FPS jadi salah satu game yang
terinstall di ponsel atau PC, mengalahkan game Sport atau Action terkenal saat
ini sekalipun.
Nilai gamer akan meningkat tiap tahun |
Mungkin dahulunya saat saya melihat anak-anak bermain game di balik
layar ponselnya, mereka bermain seperti Mobile Legend hingga game lainnya. Tapi
kita mereka semua beralih ke arah PUBG yang punya beragam fitur yang menarik.
Jangan heran popularitasnya terdongkrak naik dalam setahun terakhir buat anak
negeri.
Menurut Katadata, PUBG jadi game paling populer kedua di
tanah air dengan 13,1 juta di Google Store dan 58,3 ribu download di IOS. Hanya
kalah dari game buatan Garena yaitu Free Fire yaitu 20 juta player. PUBG
sendiri adalah game buatan Tencent Game buatan China yang di tahun lalu saja
berhasil meraup keuntungan sebesar US$ 19 Juta di Indonesia saja.
Alhasil dampak buruknya yang diberikan pun kalah besar, apalagi game sifatnya membuat
candu dan lupa diri. Khususnya para anak-anak penerus bangsa rela duduk
berjam-jam sambil menatap ponsel atau PC-nya dengan game. Sistem bermainnya
secara online seakan cara berkomunikasi dari panggilan suara jadi salah satu
pilihan. Parahnya lagi para anak-anak tersebut sering berkata kasar dan
mengumpat di keramaian dengan suara lantang.
Jelas itu mengganggu ketenteraman umum dan kesannya tidak sopan.
Game Bisa Bernasib sama dengan platform
Di jajaran platform ada nama Reddit dan Vimeo yang pernah menjadi
korban pemblokiran oleh pemerintah beberapa tahun silam. Situs tersebut dianggap
pernah menampilkan konten berbau pornografi dan pemerintah melalui kominfo
mengambil tindakan tegas dengan memblokirnya. Padahal semua platform di
internet punya konten pornografi yang bisa diakses siapa saja.
Memblokir sebuah media bukan cara bijak mengambil langkah, tapi
mendidik bagaimana user di platform tersebut menggunakan media tersebut dengan bijak
Memang saat ini pemerintah sudah menyaring sejumlah konten yang
mengandung pornografi, perjudian, hingga hoax dengan membeli mesin filter
khusus. Tetap saja konten itu bisa ditemukan dan diakses dengan mudah. Ini
semua bukan salah platformnya, tapi salah usernya yang tidak tepat
menggunakannya. Tujuan semua platform baik, tapi selalu ada celah buat melawan hukum
di dalamnya.
Baiklah… bicara tentang Reddit serupa dengan forum sharing berbagai
informasi mirip dengan Kaskus atau Kompasiana. Anda bisa menemukan begitu
banyak pengetahuan yang dibagikan penggunanya di Reddit dari berbagai Bahasa termasuk
Bahasa Indonesia. Namun hanya karena nila setitik dari pengguna yang
menyebarkan konten pornografi, Reddit diblokir hingga saat ini tidak bisa
diakses sampai saat ini.
Nama lainnya ada Vimeo, berupa platform video sharring menyerupai
YouTube. Anda bisa melihat sejumlah video menarik yang kadang tidak dibagikan
di Youtube ada di Vimeo. Namun karena dianggap melanggar, nasib Vimeo tak jauh
berbeda dengan Reddit. Hingga kini tidak bisa diakses.
Para konten kreator yang bermain di media tersebut jelas gigit
jari, konten yang menarik dan informatif sepi pengunjung. Pemblokiran membuat viewer
dari tanah air jadi sedikit. Memang
banyak cara untuk bisa mengakses akun yang diblokir seperti menggunakan VPN
atau Proxy. Namun tetap saja itu ilegal, bagi pengguna internet pemula seakan
kehilangan media sosial tepat ia berselancar atau bahkan berkarya di platform
tersebut.
Mau ngga mau harus pakai VPN |
Para investor dan konten kreator harus mundur berkarya. Mereka
menganggap pemerintah lebih bertujuan mencari konten yang tidak baik namun
mengabaikan begitu banyak konten baik di sebuah platform. Hampir semua platform
punya konten seperti itu, namun kini bukan memblokir platform tersebut tetapi
mendidik penggunanya.
Setelah kasus dua platform besar tadi, kini game bernasib sama khususnya
yang menampilkan genre kekerasan dan adegan dewasa. Salah satu game benar-benar
diblokir pemerintah adalah game Bully. Game model lawas yang muncul di
PS2, Xbox, dan PC tersebut mengisahkan tokoh anak super bandel yang melawan
orang tua serta gurunya. Akibatnya peredaran game ini dilarang berdasarkan
himbauan dari KPAI.
Game bully yang penuh kontroversi |
Sedangkan game lainnya hanya diancam diblokir baik itu dari aduan
masyarakat hingga yang terbaru dari MUI. Alasannya beragam, bukan hanya dari
aksi penembakan saja, tapi perilaku negatif, emosional hingga sifat
pengendalian diri yang minim dari pemain gamer di bawah umur.
Penelitian terhadap orang yang dewasa yang rutin bermain dengan
yang jarang ternyata dampaknya terlihat berbeda. Orang dewasa yang rutin
bermain game akan lebih tangkas termasuk dalam pemecahan masalah kompleks.
Sedangkan yang jarang punya nilai di bawah tersebut.
Jangan heran di perusahaan teknologi hingga perusahaan rintisan
seperti startup menyediakan ruangan khusus ngegame buat pekerjanya.
Tujuannya sebagai pembunuh bosan dan meningkatkan mood setelah bekerja. Alhasil
para pekerja betah di kantor dan bisa menghilangkan stress bekerja. Bukan hanya
itu saja, karena mampu memupuk persaudaraan antar karyawan.
Beda hasilnya game yang dimainkan oleh anak-anak apalagi orang yang
punya kelainan jiwa. Game bergenre FPS seperti PUBG atau Fortnite seakan bisa
meningkatkan tindakan hiperaktif. Bahkan berpengaruh pada kejiwaan dengan
gampang marah, anti sosial hingga berkata kasar.
Efek game FPS terhadap anak-anak dan psikopat |
Di situlah peran orang tua dalam pembatasan anak dalam bermain
game. Sehingga sang anak bisa dikontrol dalam jam bermain game, khususnya game
bergenre FPS. Sifat dasar yang candu buat anak-anak serta adegan kekerasan di
dalamnya berdampak besar dalam tingkah-polahnya.
Diam dan game andalan kalian menghilang
Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah menurut saya sangat
protektif terhadap game yang mengandung unsur kekerasan dengan alasan akan
menghasilkan tindakan vandalisme. Memang niatan pemerintah sangat bagus
khususnya memerangi aksi vandalisme yang merusak bangsa, namun niat itu kadang
terlalu berlebihan.
Hanya karena seorang yang mengalami gangguan kejiwaan serta
melakukan aksi terorisme dan pernah bermain salah satu game FPS. Lalu MUI dan
pemerintah sepakat memblokir game tersebut. Ibarat gara-gara nila setitik, rusak susu
sebelanga. Bisa saja akan banyak gamer atau atlet E-Sport yang merasakan
dampaknya.
Bila boleh kita pukul rata, hampir semua game punya nilai kekerasan
di dalamnya. Saya selaku orang yang menyukai game Sport seperti FIFA18 tak jauh
dari kata kasar. Tackling berbahaya buat mencederai lawan, nyatanya di dunia
nyata niat jahat itu tidak pernah dilakukan saat bermain bola. Karena sadar konsekuensinya
yang merugikan orang lain, hal serupa yang ada di benak gamer lainnya.
GTA + Smack Down, bisa lebih brutal lagi |
Sama halnya dengan game lain seperti GTA atau Smack Down yang
terkenal dengan aksi sangat kasar. Bisa memukul lawan dengan apa saja dan
bahkan sesuka hati. Nyatanya game tersebut tidak masuk daftar blokir dan sudah
sangat lama hadir di kalangan gamer.
Tindakan yang terjadi karena termotivasi game jelas tindakan salah.
Akan tetapi hanya segelintir orang yang salah kaprah dalam mengetahui esensi
game. Selain itu dalam melakukan aksi keji tersebut, ia berusaha keras mendapatkan
senjata api, amunisi hingga perangkat lainnya dalam mendukung aksi yang telah
dipersiapkan secara rapi. Tidak semudah di game karena itu hanya sebatas dunia
maya saja. Serta si pelaku tahu konsekuensi tindakan yang ia lakukan telah
melanggar hukum.
Semua game punya potensi kekerasan dan pornografi di dalamnya, sangat
sulit dan bahkan mustahil membendungnya. Tujuan di sini adalah peran orang tua dan
pendidik dalam melakukan pendidikan terhadap anak.
Memperbaiki mental lebih baik dibandingkan tindakan blokir, andai
pemblokiran terus saja terjadi tak tertutup kemungkinan Indonesia akan mirip
dengan Tiongkok yang mengawasi segala aktivitas masyarakatnya dengan internet
dan game dari luar.
Baca juga: Ayo Batasi Penggunaan Internet buat Anak
Pasti di tahap ini segala kreativitas dan inovasi jadi terbatas.
Pemblokiran bukan solusi terbaik namun memperbaiki mental pengguna. Karena
semua pengembang game punya niat baik yaitu bermanfaat buat penggunanya bukan
mengubah penggunanya jadi seorang vandalisme atau terorisme.
Game juga menghasilkan bukan selalu merugikan
Tidak semua gamer merugikan dan pekerjaannya hanya buang-buang
waktu saja. Sama halnya dengan kerja cerdas, gamer melakukan hal seperti itu.
Ia punya potensi, bakat, hingga daya jual sehingga ia layak jadi atlet. Saat
ini kita mengenal atlet dunia game E-Sport, mereka tidak bisa dianggap sebelah
mata lagi. Malah dianggap sebagai atlet berprestasi.
Namun
kini game dan para pemainnya dianggap sudah naik kelas, bahkan produsen ponsel
berbondong-bondong hanya untuk menyasar para gamer. Pengembang game seakan
harus berpikir keras untuk menghasilkan inovasi, semua itu karena bisnis game
laris manis bak kacang goreng.
Namanya harum layaknya atlet umumnya, pertarungan jadi gamer
profesional sama sulitnya jadi atlet profesional. Bukan hanya sebatas bermain
saja sebagai pelampiasan emosi tapi pengenalan taktik hingga faktor gizi dan
olahraga yang cukup buat si atlet. Andai si atlet menang, ia mengharumkan
bangsanya dan jadi pemain kunci di dalam tim.
Tim e sport milik tanah air |
Gamer
lebih beragam bukan hanya lelaki tetapi wanita mulai dari melepas rasa bosan
hingga kompetisi game dengan hadiah menggiurkan. Bahkan gamer
bertransformasi menjadi pekerjaan menjanjikan. Salah satu pekerjaan
menghasilkan keuntungan ialah menjadi atlet E-Sport. Pamornya sedang menanjak
dan gemari anak milenial.
E-Sport sekarang sudah masuk ke kalangan elit, olahraga yang
mulanya sebatas eksibisi menjadi kompetisi dari level warung kopi hingga level
mengharumkan negeri. Atlet E-Sport ditempa hingga memiliki skill, taktik,
pengambilan keputusan, dan mental dalam bermain game di level tertinggi. Butuh
koordinasi tangan dan mata yang cukup cepat serta pengambilan keputusan serba
cepat andai ia atau timnya tersingkir.
Akhir kata, mari kita semua pihak mengubah mainset bermain
game sehat dan menyenangkan. Jangan jadi game sebagai pelampiasan emosional
hingga membuat candu. Karena segala yang candu dan berlebihan itu tidak baik.
Serta saat main game jangan lupa waktu ibadah tepat.
Semoga postingan menginspirasi
dan silakan komentarnya di kolom komentar.
E-Sport sekarang sudah masuk ke kalangan elit.....yg kalangan gak elit bikin anak males belajar....
ReplyDeleteE-Sport sekarang sudah masuk ke kalangan elit.....yg kalangan gak elit bikin anak males belajar....
ReplyDelete