Bermain game, mungkin sudah jadi kebiasaan
yang sulit dilepaskan sejak kecil. Dan kebiasaan itu seakan sulit dihilangkan
bak penghilang stres dan pembunuh rasa bosan. Beruntunglah kalian yang lahir
saat ini, akses bermain game pun semakin mudah dan gampang. Era gaming sudah
bergeser bak hiburan di kala senggang hingga kompetisi yang hadiahnya besar
bukan kepalang.
Seakan saya mengenang masa saat kecil, bermain
game sangat sulit dan bahkan mahal. Butuh ke rumah teman buat bisa bermain.
Bermain ke rental pun harus menyisihkan sebagian besar uang jajan buat sendiri,
andai bermain sendiri. Siap-siap saja kantong bisa jebol dan satu hal lagi,
dimarahi emak karena ngabisin uang jajan.
Keleluasaan itu baru saya rasakan saat dewasa,
meski begitu semangat ngegame tetap tak sirna. Di era yang kini game pun
bak sebuah gaya hidup dari sekian banyak hiburan menjanjikan. Tidak berlebihan
memang, karena gaming saat ini sudah semakin beragam sesuai kebutuhan.
Dunia game saat ini sudah jadi industri
menggiurkan, setiap tahunnya jumlah pemain game semakin bertambah besar. Alasan
itulah mengapa segmen gaming jadi sangat menggiurkan bagi produsen ponsel.
Menggaet para pembeli dengan fitur gaming lebih menjanjikan dibandingkan hanya
mengedepankan faktor seperti kamera selfie semata.
Jumlah pangsa gaming mobile terus meningkat |
Sebagai contoh pengguna game kini mulai lintas gender beda dengan kualitas
kamera yang mengandalkan selfie hanya dimintai para wanita buat
aktivitas sosial media. Bermain gaming tidak kalah seru dibandingkan hanya
bersosial media yang bikin pikiran campur aduk. Segmen gaming sudah lintas
gender, jangan heran saat di cafe wanita bukan lagi sibuk selfie atau bersosial media namun tanding bermain game.
Semua itu didukung kuat dari data Studi Pokkt bersama Decision Lab di tanah air. Mereka
menyatakan bahwa basis gamer sudah didominasi 51% dari kalangan wanita dan
hanya 49% dari lelaki. Mengejutkannya lagi, level game ringan para wanita buka
sebatas game level newbie tetapi hingga level berat sekalipun.
Salah satunya teman saya adalah buktinya, namanya Cut
Mulya. Seorang gadis yang sedang menempuh program studi kedokteran ini keranjingan
bermain game berat hingga level hardcore. Baginya bermain game bak
pelepas rasa penat setelah pulang kuliah dan tugas menumpuk.
Meskipun seorang wanita dan sangat feminim, ia tak
jarang mengajak sparring online kepada siapa saja termasuk saya buat
mendapatkan Winner-Winner Chicken Dinner. Ini membuktikan wanita mulai keluar
dari zona nyaman dan menganggap game lebih menjanjikan dibandingkan selfie
dan sosial media yang buat hati kadung campur aduk.
Kemampuan bermain game wanita jangan dianggap sebelah
mata, gap level bermain mereka bahkan bisa melampaui lelaki andai saja diasah
dengan benar. Siap-siap saja kalian para lelaki dipermalukan dengan main game,
karena itu sangat menyakitkan dibandingkan ditolak cinta.
Kesejahteraan gamer kini sudah berubah, dulunya gamer
identik dengan kaum lelaki kucel, jarang pulang ke rumah dan lupa cara mandi.
Bahkan sering dianggap sebagai pengangguran yang terselubung karena tingkah
polah yang aneh di masyarakat.
Namun kini game dan para pemainnya dianggap sudah naik
kelas, bahkan produsen ponsel berbondong-bondong hanya untuk menyasar para
gamer. Pengembang game seakan harus berpikir keras untuk menghasilkan inovasi,
semua itu karena bisnis game laris manis bak kacang goreng.
Gamer lebih beragam bukan hanya lelaki tetapi wanita
mulai dari melepas rasa bosan hingga kompetisi game dengan hadiah menggiurkan.
Bahkan gamer bertransformasi menjadi pekerjaan
menjanjikan. Salah satu pekerjaan menghasilkan keuntungan ialah menjadi atlet
E-Sport. Pamornya sedang menanjak dan gemari anak milenial.
E-Sport sekarang sudah masuk ke kalangan elit,
olahraga yang mulanya sebatas eksibisi menjadi kompetisi dari level warung kopi
hingga level mengharumkan negeri. Atlet E-Sport ditempa hingga
memiliki skill, taktik, pengambilan keputusan, dan mental dalam bermain game di level
tertinggi. Butuh koordinasi tangan dan mata yang cukup cepat serta pengambilan
keputusan serba cepat andai ia atau timnya tersingkir.
Pengembang game pun kecipratan rezeki dari
bisnis ini, game Clash of Clans adalah game yang berhasil sukses di awal
pengembangan media smartphone. Kini menjamur beragam game dengan FPS dan tema
permainan yang memacu adrenalin saat memainkannya. Game Mobile Legend, PUBG
hingga yang sedang naik daun sekaligus menjangkit para gamer yaitu Free Fire.
Semuanya saling mendukung dimulai dari
produsen smartphone, para gamer yang makin menjamur hingga pengembang game yang
terus melakukan riset terhadap gamer selanjutnya. Akan ada lonjakan jumlah
gamer yang terus bertambah setiap tahunnya, sekaligus lahan basah yang
dihasilkan.
Sudah lebih sebulan
lamanya saya kepincut mempunyai ponsel yang dikhususkan buat aktivitas game.
Akhirnya pilihan itu hadir dari salah satu varian ASUS yang diluncurkan di
akhir tahun 2018. Namanya adalah Zenfone Max M2 yang merupakan adik kandung
Zenfone Max Pro M2.
Besarnya kebutuhan
para gamer seakan jadi lahan basah menggiurkan, para gamer harus jeli melihat
produk yang ia inginkan khususnya gamer pemula. Semua itu terjawab dari ASUS
ZenFone Max M2 yang layak sebagai Next
Generation Gaming. Pangsa gamer pemula adalah angka yang sangat besar, buat
mereka yang baru tahu tentang dunia game mobile hingga pilihan harga menarik
yang ditawarkan jadi satu dari sekian banyak opsi tersebut.
Sudah sebulan
terakhir saya menggunakan Zenfone Max M2 sebagai salah satu ponsel daily
driver. Ia saya gunakan sebagai back up andai saja Zenfone 5
kehabisan baterai. Bila Zenfone 5 cocok dengan pangsa elit dan multimedia,
Zenfone Max M2 lebih layak dengan pangsa gaming low-end.
Saya pun menjadi
Zenfone Max M2 sebagai secondary ponsel yang ditujukan buat aktivitas
gaming dan fotografi. Ada dua varian pilihan RAM yang tersedia yaitu 3/4 GB
dengan penyimpanan 32/64GB. Untuk yang saya miliki saat ini adalah pilihan RAM
3GB dengan penyimpanan 32GB.
Saya langsung
terpesona dengan warna kotanya yang memadukan warna hitam dengan gradasi biru
tua. Seakan ada logo kilat yang menyambar pada desain kotaknya. Dalam paket
pembelian terdapat sejumlah perlengkapan yang diberikan, mulai dari unitnya,
charger 5V = 2A, bumper case, kitab petunjuk pengguna, kartu garansi, dan ejektor
pin.
Pertama sekali
menggenggam unitnya, saya merasakan sangat nyaman meskipun terkesan panjang
dibandingkan ponsel umumnya. Ukuran Zenfone Max M2 berdimensi 159 x 76 x 7,7 m
berfinishing all metal pada bagian back cover. Perpaduan warnanya adalah
warna hitam pekat dengan sedikit gradasi biru tua. Ada logo ASUS yang
terpampang di bawah fingerprint scanner.
Makin sempurna
karena ZenFone Max M2 tidak gampang overheating saat diajak main
berjam-jam. Indikatornya karena telah menggunakan bodi berbahan metal yang
cepat melepas panas. Jadi tetap dingin meskipun telah lama dipakai bermain
game. Saya pun merasakan bahan metal ini tidak gampang kotor dan ada jiplakan
tangan yang mengganggu. Untuk membersihkannya cukup dengan menggunakan kain
perca atau tisu.
Meskipun berbahan
metal dan berukuran 6,26 inchi, bobotnya sangat ringan yang hanya 160 gram.
Bentuknya tipis hanya 7,7 mm seakan memberikan dimensi baru bahwa ponsel gaming
tak selalu bongsor dan berat. Otomatis pengalamannya enak, apa itu digenggam
dengan satu tangan. Tangan saya yang berukuran kecil tetap nyaman saat menggenggamnya
termasuk dalam pengoperasian dengan satu tangan.
Peletakan lubang
audio jack yang berada di bagian atas ponsel bagi saya sangat nyaman di
bandingkan pada posisi bawah ponsel. Ini tidak akan membuat sesak saat
dicharger dengan mendengarkan musik dengan audio jack. Serta saat
bepergian dan dimasukkan kantong celana, posisi ponsel tegak lurus sehingga
menghindari kabel head set cepat rusak. Sekaligus bisa melihat lampu
kedip notifikasi.
Ponsel gaming bukan
berarti mengurangi estetika layaknya ponsel kekinian, citra yang disertakan
adalah ketersediaan notch (poni) pada bagian atas ponsel. Ibarat seorang pria
tampan yang terlihat penuh gaya. Notch yang digunakan pun akan otomatis mati
dengan menyesuaikan rata kiri dan kanan saat digunakan bermain game. Jadi jelas
tidak akan mengganggu dalam sudut bermain.
Saat pertama sekali
menyalakan, mata saya langsung terpana dengan tampilan wallpaper dari sesosok karakter
Free Fire. Pada ZenFone Max M2, pihak ASUS bekerja sama dengan game FPS
kenamaan yang sedang naik daun: Free Fire. Saat pertama sekali ponsel
dinyalakan sudah terinstal game Free Fire di dalam jajaran aplikasi ponsel.
ZenFone Max M2
menggunakan tampilan yang berbeda dengan produk Asus yang umumnya menggunakan
ZenUI. Akan tetapi mengusung Pure Android versi 8,1 Oreo yang terkesan clean
dari beragam tampilan pihak ketiga.
ASUS punya alasan
menanggal tampilan khas ZenUI khususnya meminimalkan bloatware, efeknya
tampilan ponsel terlihat polos dan apa adanya. Efeknya performa jadi lebih
ringan dan smooth khususnya buat para gamer yang tidak mau neko-neko
urusan interface.
Otomatis tanpa
tampilan pihak ketiga akan menghemat daya, karena ASUS menyasar konsep Pure
Android diperuntukkan buat gamer. Kabar gembiranya yaitu dalam waktu dekat pun
ASUS sudah menyertakan update versi Android Pie pada Zenfone Max M2. Tunggu tanggal mainnya ya!
Pada sistem Log in,
Zenfone Max M2 sudah dibekali sistem keamanan beragam. Mulai dari face
unlock, fingerprint scanner, dan model pola kata sandi. Pada proses face
unlock dan fingerprint scanner berjalan dengan sangat cepat. Jadi ada
tiga pilihan yang aman dalam keamanan ponsel Anda, sehingga bisa mengamankan
data dari tangan jahil yang tak bertanggung jawab.
ASUS membenamkan
teknologi True Pallete sehingga warna yang dihasilkan lebih alami dan
ada pula EcoPix yang memastikan layar tetap bisa dilihat saat di bawah
cahaya matahari. Tak cukup di situ saja, ASUS sudah memberikan Mode Night
Light untuk melindungi mata dari efek cahaya biru berlebihan yang
memberikan rona kekuningan pada layar ZenFone Max M2, khususnya saat membaca
kala malam hari.
Layar yang luas ini
makin sempurna dengan dukungan layar 6,26 inchi dengan resolusi HD+ 1520 x 720.
Screen to-body ratio hingga 88%
dengan kepadatan pikselnya cukup baik yaitu 402 ppi. bentuk aspek rasio
yang dihasilkan adalah 18:9, sehingga nyaman digenggam. Semuanya karena
kemampuan FullView Display sanggup
menyala terang hingga 450 Nits.
Sebagai contoh saat
saya menonton YouTube, aspek ratio ini seakan membuat pengalaman menonton jadi
lebih hidup. Serta dukungan Contrast Ratio dengan 1.500:1 memberikan
sudut pandang lebih jelas dari sudut mana pun.
Bicara jauh mengenai
urusan audio, Zenfone Max M2 dibekali Magnet Speaker pada bagian bawah ponsel
yang menggunakan teknologi NXP Smart amp. Lubang speaker ada di bagian bawah
dari ponsel, pantulan suaranya aman tanpa terhalangi tangan saat bermain game.
Sehingga hasil suara yang dikeluarkan terdengar optimal dan gelegar.
Untuk sebuah ponsel
baru, saya selalu tidak pernah luput mengukur kemampuannya. Ada dua acuan
aplikasi perhitungan yang saya pakai, yaitu PCMark Work 2.0 dan Benchmark
Antutu. Sebuah ponsel yang nyaman bermain game menurut saya adalah yang punya
skor PCMark Work di atas 5500. Sedangkan Benchmark Antutu adalah mendekati angka 10000
Pada Zenfone Max M2,
hasil yang didapatkan adalah 5785 pada PCMark Work dan 99347 pada Benchmark
Antutu. Saya rasa ini cukup baik dalam memainkan game kekinian saat ini,
apalagi sudah ditopang dengan Snapdragon 632 yang punya efisiensi daya buat
para gamer pemula.
Qualcomm memang
terkenal sebagai pembuat chipset terbaik, salah satunya adalah menghadirkan
Snapdragon 632 yang menyasar segmen kelas middle dan low end. Kehadiran
Snapdragon 632 sebagai renegerasi chipset sebelumnya yaitu 626 dan 625.
Kemampuan yang
dimiliki Snapdragon 632 punya kinerja GPU lebih baik 40% serta olah grafis
hingga 10% dari generasi sebelumnya. Pada Snapdragon 632 tergolong kelas High-Tier 600 Series yang menekankan
efisiensi daya pada performa terbaiknya.
Makin lengkap karena
sudah ada GPU Adreno 506 yang mampu menunjang grafik terbaik yang bertenaga dan
hemat daya. Ada hal lain yang saya suka dari GPU Adreno 506, sudah ada teknologi
Universal Bandwidth Compression
(UBWC) dalam menghemat Bandwidth.
Saya yang tinggal di
daerah dengan sinyal lemah otomatis jumlah bandwidth yang didapatkan terbatas.
Adanya fitur UBWC seakan bisa mengoptimalkannya sesuai kebutuhan dan buat hemat
kouta. Membantu seakan sobat Missquen dan sekte penyembah kouta seperti saya.
Sebuah ponsel
kekinian harusnya sudah teknologi 14nm, syarat ini sangat berguna dalam
menghemat daya. Apalagi dengan berukuran 4.000 mAh dan ditambahkan dengan
teknologi 14nm, jangan terkejut untuk bisa menghabiskan bermain PUBG dengan setting
high dengan kecerahan tinggi, membutuhkan 14 ronde (asumsi sekali tamat 30
menit).
Kemudian clock yang mampu dihasilkan sampai 1,8GHz,
berkonfigurasi pada empat core
Cortex-A73 sehingga mampu menampilkan performa terbaik. Sedangkan empat core sisanya menggunakan Cortex-A53
efisien daya. Sudah pasti game kekinian seperti PUBG, Fornite, dan Free Fire
mampu berjalan lancar dengan performa grafis terbaik. Semua karena dukungan CPU
Kyro 250 yang punya kinerja lebih baik hingga 40%.
Urusan perekaman
video pada Zenfone Max M2 sudah mendukung perekaman video 4K pada pengaturan
30fps serta pengatur 1080 pada 120fps. Dalam penggunaan sensor pada single kamera 24 MP dan dual-camera sebesar 13 MP. Pastinya
sudah terintegrasi dengan AI dalam pengambilan foto dengan hasil smooth.
Snapdragon 632 juga
telah mengusung modem X9 LTE yang mampu mendukung teknologi LTE Advanced seperti carrier addregation. Sehingga kemampuannya membawa kapabilitas LTE
Cat 12 hingga 300 Mbps (downlink) dan
LTE Cat 5 hingga 150 Mbps (uplink). Serta
sudah terpasang teknologi DSP Hexagon 546 yang mampu menerima sinyal dari luar
dengan sangat baik.
Walaupun bukan
ponsel bukan berari ZenFone Max M2 menganaktirikan kemampuan kameranya. Malahan
sudah memberikan kamera ganda sesuai keinginan yang didukung dengan kamera
ganda 13 MP kamera belakang dan 5 MP untuk kamera depan. Letak posisinya dibuat
secara vertikal seperti ponsel kekiniaan saat ini dengan bukaan lensa f2.0.
Kemampuan fungsi
dari dual kamera mampu menciptakan efek foto bokeh maksimal. Fitur khas
smartphone dalam menghasilkan gambar tidak pernah dilupakan, Phase Detection
Auto Focus, dan LED Flash. Berbagai momen berhasil ditangkap dengan sangat
detail karena sudah dibekali dengan kemampuan AI kamera yang mampu mendeteksi
13 objek berbeda.
Adanya teknologi
Snapdragon Camera agar hasil foto lebih bagus termasuk fitur Mode Auto, HDR
Mode, dan Portait Mode (Bokeh) jadi andalan hasilkan jepretan terbaik. Ada juga
efek depth of field terlihat begitu artistik dan mengagumkan sehingga
mampu menghasilkan gambar terbaik.
Saya pun berhasil
mengabadikan banyak gambar yang bisa Zenfone Max M2, sehingga mampu menjawab
rasa penasaran pembaca lainnya:
Mode HDR panorama |
Efek Bokeh |
Khususnya untuk
ponsel gaming. ZenFone Max M2 menghadirkan 2 Slot untuk SIM Card berbentuk (Nano Card) yang sudah mendukung 4G
LTE dengan kecepatan speed hingga
300Mbps. Cocok buat gaming yang butuh 2 SIM Card yang salah satunya bisa
digunakan buat kouta gaming.
Masalah penyimpanan
tambahan pun tergolong besar karena sudah mendukung ruangan MicroSD hingga 2TB.
Semuanya sekaligus khususnya dalam menyimpan gaming berukuran besar. Varian
yang saya miliki 3GB/32 GB, meskipun begitu karena tersedia MicroSD Card yang
mampu menyimpan banyak koleksi game, foto, dan video beresolusi HD.
Tak perlu khawatir
karena sudah termasuk bonus storage Google
Drive sebesar 100 GB pada paket pembelian. Opsi ini bisa jadi pilihan
penyimpanan cloud selain tambahan storage eksternal. Saya pribadi banyak
menyimpan berbagai foto yang sudah diambil dari bonus storage Google Drive yang
ASUS berikan.
Bagi saya dan
kebanyakan pengguna, baterai jadi hal vital yang menunjang segala produktivitas
dan aktivitas multimedia. Bonusnya lagi bisa memainkan game dalam jangka waktu
lama.
Saat saya
menggunakan Zenfone Max M2 dengan intensitas yang tinggi dimulai dari pukul 08:00
WIB hingga waktu istirahat. Malam hari intensitas menggunakan ponsel sedikit
meningkat karena lepas dari kesibukan kerja. Kadang masih menyisakan 20% daya.
Itu artinya lebih dari 12 jam pengguna maksimal sebuah smartphone.
Biasanya saya bukan
mengisi daya pada malam hari tetap setelah bangun subuh. Dalam hitungan 2 jam
13 menit baterai sudah penuh, waktu yang saya rasa ideal karena ukuran baterai
yang besar. Sembari bersiap-siap sebelum pergi bekerja pada pukul 08:30,
baterai sudah penuh dan siap tempur seharian tanpa bawa charger.
Mengingat kebiasaan
buruk saya yang sering meninggalkan charger di rumah. Bila dulunya galau tak
karuan dan rela pulang hanya untuk menggambar charger di rumah. Kini tak perlu
khawatir karena komponen baterai berukuran jumbo dengan kapasitas 4.000 mAh,
kuat diajak memenuhi aktivitas saya.
Ponsel yang
mendukung multimedia bukan hanya sebatas gaming saja, tetap aktivitas harian
yang sangat sulit dijauhi. Sebagai contoh saya sering memanfaatkan ponsel dalam
dua hal, sebagai produktivitas di waktu produktif dan gaming dikala waktu
relaksasi.
Aspek multimedia
yang saya tekankan adalah membuka banyak sosial media dalam satu waktu, belum
lagi membuka beragam video di YouTube. Termasuk membuka berbagai file dan
slide, otomatis akan ada banyak tab yang terbuka.
Selama sebulan
terakhir saya doyan mengunduh semua game terbaru di Zenfone Max M2. Rata-rata
game yang berjalan punya grafik tinggi dan kayak
taktik sepeti genre game First Person Shooter (FPS), Fighting Games,
Real-Time Strategy (RTS), Sport Games, dan Racing.
Game pertama yang
saya coba adalah game kekinian yang sedang naik daun dengan genre FPS. Pilihan
yang saya mengunduh dan mainkan adalah PUBG dan Free Fire. Pada Free Fire tidak
perlu lagi karena sudah terinstal secara langsung di Zenfone Max M2.
Pada pengujian yang
saya lakukan pada game tersebut, PUBG dan Free Fire dapat berjalan di settingan
balance dengan frame rate medium. Memang bisa pada settingan
high, hanya saja settingan medium menghasilkan FPS lebih bagus dalam
bermain ditambah dengan internet yang sedikit lambat, opsi medium jadi pilihan
saya.
Game play kedua game
tersebut sangat smooth dan sangat nyata, tidak ditemui lag saat bermain.
Serta tidak terjadi frame drop khususnya saat aksi tembak-tembakan dan
baku hantam. Dengan begitu saya bisa mendapatkan Winner-Winner Chicken Dinner
dan Booyah dengan aman.
Bagi saya game
fighting adalah game baku hantam paling seru, salah satu game yang menjadi
primadona saya yaitu UFC (Ultimate Fighting Championship). Olahraga seni bela
diri campuran ini sangat digandrungi saat ini termasuk versi game yang
diluncurkan oleh EA Sport.
Setelah saya mengunduhnya,
pengujian game saya lakukan. Salah satu petarung UFC yang saya pilih adalah
Conor McGregor yang terkenal dengan pukulan KO-nya, Melawan Nate Diaz dengan keahlian Juijutsu khasnya.
Hasilnya saat
beberapa kali bermain, saya tidak mengalami kendala dan bisa dimainkan hingga settingan
high. Kendalanya hanya satu, saya sering kalah karena minim jam terbang.
Bagi saya game ini cukup direkomendasikan untuk bermain di Zenfone Max M2.
Sebagai penggemar
sepak bola, game bola mungkin jadi game yang paling lama saya mainkan sejak era
konsol Nintendo dulu. Saat ini game bola sudah banyak dimainkan secara mobile
gaming. Saya pun dari dulu adalah fans yang menyukai game keluaran FIFA
dibandingkan pesaingnya PES.
Alasannya karena
punya gameplay yang lebih hidup ditambah dengan grafis yang bagus. Saya pun
kini seakan mengurangi jam bermain game di rental dengan menggunakan konsol dan
beralih mengisi waktu luang dengan FIFA versi mobile.
Alhasil tetap
menyenangkan dengan settingan medium yang rata kiri dan kanan. Dengan
grafis yang tidak ngelag dan patah-patah, seakan saya bisa membalaskan
dendam kekalahan Madrid atas Barcelona dan Ajax minggu lalu versi mobile.
Siapa yang tak kenal
game Need for Speed?
Game lawas yang
sudah ada di ponsel Symbian seakan tetap jadi primadona. Kini lahir dengan
versi terbaru dengan berbagai fitur terbaik. Adegan yang paling saya suka pada
game ini adalah aksi kejar-kejaran di jalanan kota. Akan ada beberapa penambah
kekuatan (NOS) yang buat mobil melaju cepat, serta pilihan mobil yang makin eye-catching.
Game ini sengaja
saya unduh di ponsel sebagai pemacu adrenalin dan pembunuh bosan. Saat makan
siang pasti bawaan malas gerak, dengan bermain game ini sejenak bisa memacu adrenalin
buat bangkit dan semangat kembali.
Hasil pengujian yang
saya lakukan pun sangat memuaskan, Game Need for Speed bisa berjalan pada settingan
high tanpa ngelag sedikit pun. Saturasi warnanya yang dihasilkan pun
cerah termasuk efek getaran saat tabrakan dan ledakan.
Nah…. game terakhir
yang ada di ponsel saya adalah game Helix Jump. Game ini mungkin game ringan
karena hanya berukuran 44MB, namun bikin
otak panas saat dimainkan. Butuh kesabaran, konsentrasi, dan taktik buat bisa
naik level.
Sesuai dengan
namanya yang mengusung strategi dan memecahkan masalah dengan cepat. Setiap
loncatan harus dipikirkan secara presisi supaya tidak game over. Saya sengaja
mengunduh game ini sebagai alternatif dari game lainnya. Sekaligus pengujian pada game bergenre RTS.
Dari keseluruhan
game yang saya mainkan di Zenfone Max M2, tidak masalah sedikit pun. Meskipun
tidak secara keseluruhan berhasil dimainkan pada settingan high. Bagi
saya itu wajar karena layarnya yang HD+ sehingga menyesuaikan dengan layar.
Efek lainnya buat durasi lama bermain jadi lebih lama dan intens. Terpenting
saat bermain game bagi saya adalah rasa nyaman dan bebas lag, semua itu
tidak saya temukan saat bermain.
Setelah panjang
lebar yang menceritakan cerita gaming, review hingga pengalaman gaming. Saya
rasa ZenFone Max M2 seakan menjawab segala kebutuhan gamer pemula dalam satu
ponsel. Di mulai dari pengalaman gaming, multimedia, baterai, bodi yang tipis, dan
kualitas kamera jadi satu padu di ZenFone Max M2. Urusan harga pun ramah di
kantong buat para gamer pemula yang siap naik level.
Secara aspek
kemampuan baterai dan chipset menyasar para gamer pemula yang baru terjun di
dunia FPS. Harga yang ditawarkan ada pada dua varian yaitu RAM 3/4 GB dengan
storage 32/64GB, harga yaitu Rp.1.999.000 dan Rp. 2.399.000.
Di tengah gempuran
banyak pesaing lainnya, ASUS memberikan sebuah pilihan yang lebih unggul. Kini
tinggal para pengguna menentukannya, pengalaman saya gunakan selama sebulan terasa memuaskan dan bisa jadi
referensi untuk kalian semua.
Semoga saja postingan ini bermanfaat buat sobat
gamer semuanya dan berikut ini spesifikasinya lengkap Zenfone Max M2:
Spesifikasi Ponsel
|
ZenFone Max M2
|
Ukuran
|
Panjang: 76,23 mm,
Tinggi: 158,4 mm,
Lebar: 7,7 mm,
Berat: 160 g
|
Warna
|
Midnight Black,
Space Blue,
Meter Silver
|
Layar
|
6,26 inch
screen-to-body ratio 88%.
Resolusi: HD+ 1520x720
|
CPU dan GPU
|
Snapdragon 632 (14nm)
Octa-core (4x1,8 GHZ Kryo
250 Gold & 4x1,8 Kryo 250 Silver
GPU Adreno 506
|
OS
|
Android 8.1 Oreo
|
Memori
|
3/4 GB RAM + 32/64 GB ROM
|
Jaringan
|
SIM I (4G LTE, 3G dan 2G)
SIM II card: 4G LTE dan 3G
|
GPS
|
GPS, GLONASS, BDS
|
Koneksivitas
|
802.11b/g/n, 2.4 GHz,
Bluetooth 4.2,
Micro USB, USB 2.0,
3,5 mm Headset Jack,
PC Data Synchronization |
Sensor
|
Sensor Gravitasi,
Sensor Cahaya, Sensor Sentuh, Giroskop, Kompas, Sensor Sidik Jari |
Kamera Selfie
|
8 mega-pixel + 2 mega-pixel
F/2.0 aperture,
LED Flash, HDR
1080@30fps
|
Kamera Utama
|
13 mega-pixel + 2 mega-pixel,
F/1,8 aperture, LED Flash, HDR, Panorama
2160p@30fps, 180@30fps
|
Audio/Video
|
Audio File Format: mp3, mp4,
3gp, ogg, aac, flac, midi.
Video File Format: 3gp, mp4
|
Fitur lainnya
|
Fingerprint (rear-mounted),
Accelerometer, Gyro,
proximity, Kompas
|
Baterai
|
4000mAh, 5 V/2 A charger
|
Isi Kemasan
|
Unit ponsel x 1,
Built-in battery x 1, Buku petunjuk x 1, Charger x 1, Kartu garansi x 1 Ejektor pin x 1, Micro USB cable x 1, TPU Protective case x 1 TP protective film x 1 |
Harga
|
Rp 1.999.000 (3GB/32)
Rp 2.399.000 (4GB/64GB)
|
0 komentar:
Post a Comment