Kemunculan trend startup di tanah air seakan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang sangat besar. Salah satunya adalah dengan pertumbuhan
ekonomi yang sangat pesat. Ini terbukti dengan tingginya investasi di Indonesia
yang masuk ke tanah air, Indonesia berada di peringkat keempat dengan skor
mencapai 84,4. Hanya kalah dari tiga negara lainnya yaitu Malaysia, Polandia,
dan Filipina.
Derasnya kemajuan teknologi digital seakan mendorong
berbagai startup baru bermunculan dari berbagai daerah. Salah satunya data dari
Indonesia Digitial Creative Industry Society di tahun 2018, ada 992
startup. Jumlahnya tersebar di sejumlah daerah dengan yang paling banyak
konsentrasinya di daerah Jabodetabek hingga 552.
Pastinya di tahun ini ada banyak startup baru
dengan ide menarik yang hadir dan meramaikan persaingan. Itu juga didukung
dengan begitu banyak startup lokal yang berkembang. Suntikan dana asing yang
besar membuat sejumlah perkembangan dari ekonomi digital dipegang oleh empat pelaku
penunjang. Mulai dari Financial Technology (Fintech), E-Commerce,
On Demand Services, dan Internet of Things (IoT).
Iklim startup yang baik dan bantuan dari
pemerintah seakan menggenjot banyak aspek di dalamnya. Salah satu yang paling
merasakan dampaknya adalah UMKM. Kemunculan dari startup seakan mendorong UMKM
di dalamnya dalam satu lingkaran besar. Misalnya saja sejumlah e-commerce dan
transportasi online besar tanah air seperti Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan
Traveloka kini melewati level Unicorn.
Itu didukung dengan pangsa e-commerce terbesar
di Asia Tenggara, jumlah penduduk Indonesia yang melebihi 250 Juta jadi acuan
peluang akan menjanjikan tersebut. Volume masyarakat yang besar jadi peluang
yang menjanjikan pangsa e-commerce.
Keberhasilan ini seakan mendorong banyak
investasi yang datang khususnya dari luar negeri terhadap investasi di bidang startup. Bisa dibayangkan andai saja kita berinvestasi 5% saja saat
berupa startup kecil level crockroach (level pertama) dan kini
perusahaan tersebut sudah menjadi Decacorn. Jelas sangat besar profit
keuntungan yang didapatkan.
Kesuksesan sejumlah perusahaan besar startup
tanah air tidak luput dari gelontoran dana melimpah sebagai modal ventura.
Adanya konsep bisnis yang menarik, unik, dan punya peluang besar di masa depan.
Seakan membuat para investor tergiur dalam berinvestasi di startup tanah air
tersebut.
Iklim startup Indonesia sangat kondusif, ada
banyak anak muda yang melihat peluang besar tersebut. Tak ada yang menyangka
akan lahir “Next Decacorn” baru dari duit Investing Indonesia. Urusan pertumbuhan
akan bisnis digital ada banyak aspek yang berpengaruh di dalamnya di antaranya:
Orientasi pasar berbasis mobile, Saat ini hampir 70% dari pangsa akses internet yang ada di Indonesia
berasal dari gawai ponsel dibandingkan laptop atau PC. Penetrasi yang sangat
besar tersebut mendorong berbagai aspek khususnya transaksi digital jadi lebih
mudah dengan gawai ponsel, Mendorong aplikasi startup yang user friendly
via mobile akan punya pengguna banyak dan setia. Ditambah dengan segudang fitur
yang menjawab kebutuhan pengguna.
Konsumen muda dan melek akan teknologi, Tak bisa dipungkiri pengguna internet di Indonesia datang dari generasi
muda. Apalagi saat ini ada sekitar sepertiga jumlah penduduk Indonesia yang
berusia 16 – 35 tahun. Demografi ini membuat konsumen yang besar dalam setiap
transaksi online yang ada. Mereka lebih mengandalkan teknologi dan sadar bahwa
teknologi lebih memudahkan urusan.
Peningkatan jumlah UMKM di ranah digital, para UMKM melihat pasar internet sangat seksi dan penuh kejutan. Tidak
perlu mendirikan toko fisik, cukup dengan memamerkan produk yang mereka punya
dari setiap layanan online. Para konsumen pun seakan terlayani dengan baik dari
UMKM yang dulunya harus diakses secara offline, kini sudah bisa ditemukan secara
online. Hasil yang didapatkan lebih menjanjikan dengan waktu kerja lebih
fleksibel.
Pertumbuhan Investasi yang pesat, Saat ini investasi tumbuh subur dalam beberapa tahun
terakhir. Jumlah paling besar yang diserap datang dari perusahaan berbasis
e-commerce. Semua itu tidak berbagai pihak terlibat di dalamnya, mulai dari
aspek pelaku usaha, founder, investor, dan pemerintah.
Terakhir adalah melalui dukungan pemerintah yaitu dengan mempermudah regulasi investasi
Indonesia dan menunjang ekonomi digital. Salah satu yang sedang dibuat dengan
sangat baik adalah pembangunan Palapa Ring Indonesia dalam membangun kabel optik dan kabel bawah laut di seluruh negeri
mempercepat akses internet.
Alasan itulah
pemerintah mempersiapkan program Making Indonesia 4.0 dalam lima sentra
industri potensial dalam negeri yang berkelanjutan. Ada sejumlah prioritas yang
diterapkan di antaranya dengan memperbaiki alur barang dan material dengan
meningkatkan produksi lokal dan menekan angka impor.
Penerapan ini akan
berdampak pada sejumlah sentra industri kecil termasuk salah UMKM yang
menerapkan konsep digital berbasis e-commerce. Semua pihak yang ada dalamnya
akan tumbuh, termasuk startup yang menghimpun sejumlah UMKM dalam negeri.
Bukan pemandangan
asing lahirnya startup tanah air, dari level pemula Crockroach hingga level
besar seperti startup Decacorn. Akan banyak investor yang tertarik dengan
startup buatan anak negeri dalam proses pendanaan dan pengembangan risetnya.
Dukungan investasi tersebut akan membantu memperkuat ekonomi Indonesia, sejalan
dengan ide pemerintah menjadikan Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Digital di
Asia Tenggara di tahun 2020.
Semoga postingan ini
memberikan pencerahan dan Have a Nice Day Guys!
0 komentar:
Post a Comment