Saat pertama sekali mendengarkan kata koperasi, langsung terbesit di
kalangan awam koperasi hanyalah lembaga yang hanya mengawasi simpan pinjam,
lembaga yang rawan dengan penipuan berkedok koperasi. Bahkan dianggap sebagai
lembaga kelas dua jauh di bawah perbankan dalam urusan keuangan. Sistemnya pun dianggap sudah ketinggalan zaman
dan tak cocok di era digital.
Nyatanya koperasi bukan sebatas simpan pinjam semata, ada banyak jenis
usaha yang dikembangkan seperti koperasi produsen, konsumen, dan serba usaha. Bahkan
kini koperasi sudah banyak menerapkan konsep seperti aplikasi dan layanan
khusus bak startup.
Dibutuhkan reformasi besar mengubah stigma tersebut dan koperasi makin
searah dengan industri 4.0. salah satunya melalui Kementrian Koperasi dan UKM
Indonesia merekrut para pendamping unggulan yang siap mengidentifikasi koperasi,
memecahkan masalahnya, sistem keuangan, pembukuan hingga modernisasi ke arah Koperasi Digital.
Itu selaras dengan pekerjaan saya
saat ini yang bergelut dengan dunia koperasi dan UKM sebagai seorang pendamping
di kampung halaman saya, Aceh Barat. Pendamping bertugas dalam hal membina,
mengawasi, dan mengontrol berbagai UKM dan koperasi.
Proses identifikasi terhadap koperasi aktif |
Setiap tulisan dan bukti kunjungan lapangan para
pendamping dalam laporan bak sebuah penyelamat. Materi yang
diberikan berupa identifikasi koperasi, pengembangan pola syariah, sistem
keuangan, proposal pengembangan bisnis koperasi, dan hingga digitalisasi
koperasi. Segala keluh-kesah dan harapan mereka terpatri dengan
rapi melalui paragraf demi paragraf di dalam laporan bulanan.
Potensi Koperasi di Setiap Daerah
Mengenal daerah pembinaan, saya mendapatkan kehormatan
dalam proses pendampingan di kampung halaman, Aceh Barat. Terkenal dengan
daerah Aceh yang terkenal akan beragam potensi ekonomi masyarakat. Mulai dari
sektor kelautan, perikanan, pertanian, dan perkebunan. Peran koperasi sangat
krusial dalam berbagai bidang seperti produsen, konsumen, pemasaran, jasa,
simpan pinjam.
Ada
sebanyak 312 koperasi aktif yang tersebar 12 kecamatan di Aceh Barat dalam
cakupan luas wilayah yang membentang hingga 2.900 KM persegi. Tapi masih banyak
koperasi lainnya yang tidak terdata secara langsung atau memenuhi persyaratan
koperasi aktif menurut KemenkopUKM. Tugas pendataan tersebut jadi bagian tugas
dari pendamping lapang dalam pembinaan dan pendataan.
Para
pendamping berjiwa muda dan energik dalam membina koperasi supaya bisa
meningkatkan kualitas koperasi di daerahnya. Menjadi garda terdepan dalam
berbagai sektor dari lapangan pekerjaan, pemberdayaan masyarakat, sumber
inovasi, dan tentu saja neraca pembayaran melalui aktivitas usaha. Koperasi
punya koneksi besar dalam menghimpun UMKM milik masyarakat yang sangat
strategis.
Ada
banyak persoalan klasik mendera koperasi yang harus diselesaikan oleh
pendamping. Menghidupkan peran koperasi sebagai sentral ekonomi suatu kelompok
masyarakat. Mandat dan pengaruh anggota di dalam koperasi mampu menjalankan
roda usaha dan ekonomi bermodal dari simpanan pokok dan simpanan wajib.
Kini
lembaran baru dimulai, koperasi yang sempat mati suri kembali dibangkitkan dan
ditata ulang. Mulai dari bawah sistemnya, AD-ART koperasi, keanggotaan, hingga
menghidupkan kembali usaha yang pernah dimiliki koperasi. Mengelola koperasi
yang sehat dan bersaing secara modern mengikuti era industri 4.0.
Tugas
Pendamping mengarahkan Koperasi berbasis ke arah digital
Di
tahun kedua saya ingin tampil beda, bila dulunya lebih banyak berupa
bincang-bincang dan penjelasan. Kini saya selalu membuat slide dan video
presentasi sebagai bahan visual, supaya lebih mudah dicerna anggota koperasi
binaan. Cara ini menurut efektif merangsang pengurus koperasi lebih tertarik
berkembang ke arah digital sesuai zaman now
Tahapan dari pengembangan koperasi ke arah digital |
Masyarakat
pun mulai sadar dengan teknologi bisa mengubah cara berorganisasi. Bila dulunya
hanya sebatas instant messaging atau pembukuan berbasis excel. Kini
mulai menerapkan aplikasi dan sosial media dalam akses tanpa batas setiap
anggota koperasi.
Sejumlah
koperasi binaan juga diajarkan mahir menggunakan komputer, pada tahap awal dikhususkan
pada bendahara dalam proses pembukuan keuangan koperasi. Supaya tidak harus
lagi menginput data secara manual yang menghabiskan waktu dan bahkan berpotensi
datanya keliru.
Baru-baru
ini juga sesuai arah dari KemenkopUKM adalah pelaksanaan NIK (Nomor Induk
Koperasi) terhadap sejumlah koperasi binaan. Tujuannya adalah digitalisasi data
koperasi aktif yang ada di Indonesia.
Setiap
koperasi akan memiliki NIK dan Sertifikat NIK yang sudah terdata dalam ODS (Online
Data System) di KemenkopUKM. Setiap data tersebut akan terkoneksi dalam Big Data (Data besar) miliki Komenkop. Segala aktivitas perkoperasian
terdata di bawah naungan KemenkopUKM secara real time.
Anggota atau masyarakat biasa dapat melihat
kinerja sebuah koperasi di database KemenkopUKM. Apakah terdata secara resmi dan grade
sertifikat koperasi tersebut. Ini bisa menghindari masyarakat dari penipuan
berkedok koperasi, mulai dari Badan Hukum, lokasi koperasi, kepengurusan, jenis
usaha hingga Grade-nya.
Standar utama dalam grade sebuat koperasi sesuai penilaian KemenkopUKM |
Berdayakan
koperasi bersaing di Industri 4.0
Pemerintah pun tak mau ketinggalan dengan
membuat cetak biru bernama Making Indonesia 4.0. Ada beberapa hal yang
ditekankan dalam menghadapi industri 4.0 dari pemerintah. Pertama dengan memperkuat SDM
khususnya yang berada di usia produktif. Kedua mengubah model arah pendidikan
yang link and match dengan dunia industri. Terakhir ialah mengedepankan
kolaborasi terhadap semua pihak dalam menghasilkan iklim kerja baru sesuai dengan
zaman perubahan zaman.
Internet pun sudah menjangkau ke semua pelosok
negeri, fokus utama adalah device, network, dan application. Device
artinya para pengguna sudah melek dan menggunakan ponsel pintar dalam mengakses
segala aktivitas perkoperasian. Network didukung dengan jaringan yang memadai
hingga pelosok dan application dihadirkan
dalam mengakses aplikasi khusus milik koperasi.
Millenial dan daya tariknya kini pada koperasi
Koperasi sudah sangat lama hadir di Indonesia jauh
sebelum kemerdekaan. Sejak pertama sekali diperkenalkan oleh Raden Aria
Wirjaatmadja di tahun 1886. Kini koperasi sudah mengalami banyak proses pasang
surut hingga sampai di era modernisasi.
Konsep koperasi berbeda dengan perusahaan karena
bersifatnya tak terikat dan ingin selalu didengarkan. Ini jadi modal berharga
menggaet generasi milenial berkecimpul di dalam koperasi. Terlebih lagi para
milenial akan mendapatkan berbagai nilai-nilai koperasi yang bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti sifat tolong menolong, bertanggung jawab,
demokrasi, keadilan, dan solidaritas.
Segala faktor seakan menggambar satu visi
antara koperasi dan generasi milenial. Kehadiran anak muda di dalam koperasi seakan
bisa memodernisasi sistem yang dianut saat ini sesuai tren Koperasi Zaman Now. Layaknya
startup tanpa harus mengandalkan suntikan investor dalam memulai usaha, cukup
bermodal simpanan anggota dalam memajukan koperasi.
Berikut sejumlah cara dalam membuat koperasi punya nilai buat milenail dan
generasi zaman now:
Peran besar koperasi dinilai sangatlah krusial di era saat ini, adanya
terobosan baru dan mau berubah seakan buat napas koperasi tetap panjang. Tugas
mulai tersebut salah satunya dilakukan oleh pendamping dalam membina koperasi
tetap eksis dan menjadi magnet buat semua kalangan.
Semoga saja postingan ini bermanfaat dan have a nice day.
0 komentar:
Post a Comment