Game dulunya hanya dianggap sebagai pelepas penat dalam
mencari hiburan dan kekosongan waktu. Pilihan jatuh pada game karena dianggap
mudah lagi murah. Apalagi saat mengajak teman sejati, mengadu siapa yang paling
tangkas bermain game, rental jadi lokasi sekaligus saksi siapakah yang terbaik.
Itulah gambaran game beberapa tahun lalu dan kini game
bertransformasi sangat cepat. dulunya primadona rental begitu kental, namun
rental mulai ditinggalkan semenjak internet menjangkau hingga pelosok negeri.
Ledakan para pengguna internet berbanding lurus dengan gamer online dari
berbagai lintas umur.
Mereka bisa menghemat waktu tanpa harus pergi ke rental,
antre bermain atau punya teman yang sepadan untuk adu tangkas. Game online
sudah menyediakan itu semua dan dianggap fleksibel dan semakin berkembang
menjadi sebuah industri yang sangat menguntungkan.
Ada banyak pihak yang terlihat di dalamnya, bisnis
game ibarat lahan basah yang bisa diraut oleh pengembang, programmer, sponsor
hingga player. Pastinya para pengembang melihat Indonesia sendiri dianggap
sebagai lahan basar bisnis game online. Tercatat di tahun 2018 dari total
penduduk yang sudah mengakses internet sebanyak 140 juta dari 256 juta total
penduduk Indonesia.
Jumlah pengguna internet Indonesia saat ini |
Dari data tersebut terlihat jelas banyak pengguna
yang memanfaatkannya untuk bermain game, nilainya sangat besar hingga 42,8 juta
pengguna. Pangsa perputaran uang dari game di tanah air menyentuh angka US$ 321
juta dan terus meningkat. Angka yang besar tersebut makin bertambah dengan
meningkatnya jumlah gadget.
Artinya akan lahir gamer baru yang siap
menjajal kemampuannya dari level mobile game, PC, atau bahkan konsol. Peluang
ini dianggap cerah karena dinilai akan muncul atlet berbagai dari Esport yang
mampu bersaing di level dunia. Bukan hanya sebatas menghabiskan waktu seharian
tanpa tujuan yang jelas.
Yuk Ketahui Revolusi Panjang Game
Game berkembang dengan sangat cepat dari awal
mula manusia tinggal di bumi. Manusia kala itu sudah mengenal permainan sebagai
bentuk mengasah kemampuan berpikir. Berawal dari permainan batu (stone) sebagai
permainan dasar umat manusia. Kemudian mengalami transformasi menjadi bidak
catur dengan pola permainan yang relatif rumit.
Hingga akhirnya revolusi industri datang yang
mampu menghadirkan berbagai mesin yang memudahkan umat manusia termasuk mesin sebagai
sarana hiburan. Game Pong dengan konsep Arcade adalah game pertama dan mampu
menyihir anak muda saat itu dalam bermain game tersebut. Pertarungan Arcade
jadi salah satu persaingan sengit hingga jadi sebuah lomba dengan hadiah
menggiurkan. Inilah yang menjadi cikal bakal Esport lahir.
Kemudian di tahun 90-an, perusahaan game asal
Jepang mulai menjajal bisnis game yang lebih revolusioner. Saat itu Arcade
dianggap tidak fleksibel untuk dimainkan karena hanya bisa dimainkan di arena
game. Kemudian muncullah game konsol adalah era baru daripada game yang bisa
dimainkan tanpa harus berdiri dan bikin betis kram. Konsol game bisa dimainkan
di rumah masing-masing dan dengan permainan lebih beragam.
Tahap selanjutnya adalah era PC yang mulai
terkoneksi internet. Awal mulanya datang dari sebuah game dan dianggap sebagai
game real E-Sport yaitu Netrek. Grafis yang lebih baik, punya sejumlah taktik (real
time strategy) mumpuni hingga mampu menghubungkan orang dari belahan dunia
mana pun (metaservers).
Kini permainan game makin beragam dan kompleks
cara bermainnya. Mulai dari dengan mobile game atau konsol game. Hingga
yang membuat permainan lebih hidup dengan VR Games dan AR Games. Makin banyak
pengembang game yang lahir karena gairah dan semangat gamer yang memacu energi
dalam berinovasi menghasilkan game baru.
Game membentuk iklim olahraga virtual bernama
Esport
Untuk saat ini game dianggap makin maju yang
menunjang segala perangkat dan animo besar penggemarnya. Tercetuslah lahirnya
Esport yang mulai lahir di akhir tahun 90-an, saat itu hanya sebatas PC saja.
Berkembangnya game berbasis mobile dan konsol seakan meramaikan dunia Esport.
Para gamer yang dulunya hanya bisa bangga
pencapaian digitalnya pada komunitasnya saja, kini sudah mampu mengharumkan
nama hingga level bangsa. Menjadi atlet Esport jadi sebuah capaian besar dan
cukup prestise dibandingkan dulunya hanya dianggap sebagai pribadi urakan,
malas, dan jarang mandi.
Kompetisi pun lahir dari lintas genre, ada
sejumlah genre yang cukup terkenal dan punya hadiah jutaan dolar. Ada nama genrenya
seperti RPG (Role Playing Game), strategi, MOBA (Multiplayer Online
Battle Arena), Battle Royale, dan game simulasi.
Satu gebrakan besar dimulai tahun lalu saat
ajang pagelaran akbar Asian Games 2018 di Indonesia. Ada sejumlah game ternama
yang dipertandingkan seperti PES 2018, Heart Stone, Clash Royale, League
Legends, StarCraft, dan AOV (Arena of Valon). Akan ada banyak game
lainnya yang dimainkan bahkan untuk mengharumkan nama bangsa. Paling dekat
adalah melalui SEA Games di Filipina tahun 2019.
SEA Games pembuktian awal sebenarnya atlet
Esport Indonesia
Selama 12 hari ke depan mulai dari 30 November
hingga 11 Desember 2019. Kita selaku bangsa yang tergabung di ASEAN akan
menyaksikan sejumlah atlet berlaga di ajang kebanggaannya. Total ada sebanyak
9840 dari 11 negara memperebutkan 530 medali dari 56 cabang olahraga.
Ada satu cabang olahraga yang menarik
perhatian yaitu cabang Esport yang memperlombakan 6 jenis. Game. Mulai game PC
yaitu DOTA 2, Starcraft II, dan Hearthstone. Game konsol dengan Tekken 7, dan
terakhir mobile gaming melalui game AOV (Arena of Valor) serta Mobile
Legends: Bang-Bang.
Indonesia pun tidak main-main dalam hal ini,
mereka pun siap menurunkan atlet terbaik dari 6 cabang Esport Atlet yang
bertanding pun adalah jawara dari turnamen Esport yang pemerintah buat
sebelumnya. Mereka siap bersaing dengan negara lainnya, otomatis mereka sudah
kenyang pengalaman di berbagai level dan tekanan saat pertandingan.
Kumandang lagu: Indonesia Raya dan bentangan
sang saka merah putih di podium kini harum melalui cabang Esport. Penonton pun
bisa menyaksikan aksi heroik mereka bertanding karena Esport termasuk olahraga
yang butuh strategi dan fisik optimal. Lalu banyak pertanyaan datang mengenai Esport.
Dari manakah letak olahraga di sebuah game?
Masih banyak anggap skeptis dan suara sumbang
bahwa game hanya sebatas menghabiskan waktu. Nyatanya bila dijelaskan secara
ilmiah bahwa para gamer profesional tergolong atlet. Saya menganologi para
gamer sama halnya atlet balap kendaraan atau pun hewan. Peran mereka sangat
sentral meskipun sang atlet “dianggap” hanya naik dan
menungganginya.
Para atlet harus menjalani latihan yang super
berat seperti ketahanan inti tubuh, keseimbangan, dan koordinasi. Bagaimana
tidak, sang atlet harus tetap fit dalam melahap lap dan menjaga keseimbangan
(bahkan sampai mengurangi jumlah berkedip) saat membalap. Sang atlet harus
mengambil keputusan penting pada kecepatan tinggi. Andai saja telat sedikit
saja, nyawa jadi taruhan, sangat wajar bila atlet balap punya bayaran yang
tinggi.
Hampir serupa dengan atlet balap karena mereka
punya kemampuan khusus. Bukan hanya sebatas anak rental atau bocah noob
yang mencari Wi-Fi gratisan semata. Atlet E-Sport sudah punya jam terbang
tinggi dan waktu latihan yang panjang. Dibutuhkan sekali skill, taktik,
pengambilan keputusan, dan pastinya mental dalam bermain game di level
tertinggi.
Fokus dan latihan keras, kunci sukses jadi atlet Esport |
Atlet E-Sport butuh koordinasi tangan dan mata
yang cukup cepat serta pengambilan keputusan serba cepat andai ia atau timnya
tersingkir dari lomba. Tak lupa juga dibarengi dengan nutrisi dan istirahat
yang cukup agar optimal di hari pertandingan.
Ada jalan terjal yang membentang untuk bisa
jadi gamer profesional. Mereka pun didanai oleh sponsor yang tidak mau duitnya
terbakar percuma. Memang saat ini ada 42 juta yang menyatakan diri gamer di
Indonesia. Hanya ada nama yang benar-benar terbaik dan bahkan dinilai bisa
bersaing. Sehingga sponsor tak khawatir menggelontorkan dana besar sesuai
ekspektasi yang diharapkan.
Bila segala persyaratan tersebut berhasil
dipenuhi, kamu termasuk dalam atlet Esport terpercaya. Bisa saja menjadi pemain
tunggal atau bermain secara kelompok, harus sesuai dengan pilihan game yang
dimainkan. Untuk game yang berkelompok harus mengutamakan kolektivitas
Game yang membawa berkah
Main game sering dianggap perbuatan sia-sia,
selain menghabiskan waktu dan pemain game sering dianggap orang yang pemalas. Yah…
mau bagaimana, para gamer bisa menghabiskan sepanjang harinya dengan bermain
game. Anggapan itu melekat orang ditambah para gamer identik dengan lelaki
urakan dan masa depan tak jelas.
Tapi stop dulu stigma negatif terhadap game karena
kini sudah dainggap pekerjaan yang menghasilkan. Namun kini game dianggap
investasi bagi mereka yang berkarier secara serius di sana. Wah… apalagi hadiah
yang ditawarkan buat cabang E-Sport tidak main-main, yaitu miliaran rupiah. Siapa
sih yang tidak senang dengan hobi dibayar? Dan jadi gamer adalah bukti hobi
berbayar dan membawa berkah. Seperti sejumlah atlet Indonesia berikut yang punya bayaran fantastis yaitu:
Para Atlet tak perlu khawatir karena ada begitu
banyak turnamen Esport dari level dunia hingga lokal dengan bayarannya pun
sangat fantastis. Nah.. bagi gamer pasti tak asing mendengar nama turnamen seperti
World Cyber Games (WCG). The International, League of Legends Worlds
Championship, dan FiFA eWorld Cup. Menjadikan turnamen tersebut sebagai
turnamen Esport paling bergengsi untuk saat ini.
Sebagai perbandingan di tahun 2019 yang
diadakan turnamen The International 9 dengan game DOTA 2, yang berlokasi di
Shanghai Rekor pemenang pun tidak main-main, total hadiah mencapai angka $40,7
juta (Rp563 miliar). Pemenang bisa membawa pulang uang sebesar $15,6 (Rp215
miliar).
Sedangkan hadiah E-Sport perorangan memang
hadiahnya tidak sebesar game tersebut. Namun cukup menggiurkan. Pada sejumlah
Turnamen PES atau FIFA League, pemenang dapat membawa pulang hadiah hingga $300
ribu (3,9 miliar).
Perkembangan E-Sport makin berkembang di masa
depan, tak tertutup kemungkinan akan lebih banyak perlombaan game. Jangan heran
untuk saat ini pamor game bisa setara atlet olahraga terkemuka yang punya
banyak penggemar. Selain itu mampu sebagai ajang pengujian bakat dan taktik
dari berbagai game. Serta menjaga semangat sportivitas olahraga berbasis
E-Sport.
Turnamen lokal, Cara Mencari Bibit Atlet E-sport
Besarnya animo masyarakat terhadap game seakan direspons
oleh pihak pemerintah dan swasta melalui turnamen. Acara ini dianggap bisa
mencari bibit-bibit muda potensial yang bisa bersaing di level global. Iklim
yang besar ini akan mampu menyedot penonton dan sponsor mancanegara melirik
Indonesia sebagai turnamen akbar gaming saat ini.
Urusan hadiah pun penyelenggara tak main-main, total
hadiah mencapai miliaran Rupiah. Ada reward sepadan dengan kemampuan atlet di
bidang Esport yang dulunya dianggap sebelah mata. Pasti para gamer tak asing
mendengarkan turnamen lokal buatasan swasta seperti Mobile Legend
Profesional League (MPL), SEACA, ESL National Championship, PUBG Mobile
Indonesia National Championship, dan Arena of Valor Star League.
Pemerintah tak mau kalah dengan melangsungkan Piala
Presiden sebagai ajang Esport pertama. Pemerintah melihat animo yang sangat
besar akan pangsa game online, melalui Piala Presiden mampu menyaring bibit
unggulan untuk direkrut sebagai atlet profesional. Bahkan bisa menjadi mata
pencaharian anak muda milenial di masa depan.
Ke depan level atlet Esport sama berharganya dengan atlet
lainnya. Mereka siap mengharumkan nama bangsa dan membuat sang saka merah putih
berkibar di arena Esport. Bisa saja kalian jadi atlet Esport selanjutnya,
tinggal bagaimana cara berlatih sebaik mungkin dan turut serta di setiap
turnamen tersebut.
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi untuk kita semua
dan akhir kata Have a Nice day
0 komentar:
Post a Comment