Koperasi dan UMKM selama ini jadi tulang
punggung masyarakat dalam membangun ekonomi. Sebelumnya perannya sering
dianggap sebelah mata, padahal ada begitu banyak sumber daya manusia yang ada
di dalamnya.
Indikator sebuah kemajuan bangsa sangat
tercermin jelas dengan rendahnya pengangguran dan devisa pemasukan negara yang
terus meningkat. Koperasi dan UMKM melakukan tugasnya sebagai wadah memajukan
bangsa.
Semakin banyak UMKM dan koperasi berdiri,
otomatis semakin banyaknya usaha perorangan dan kelompok yang dimiliki
masyarakat. Mungkin di perusahaan besar ada banyak kriteria yang harus dipenuhi
seorang pekerja. Misalnya saja harus punya pendidikan tinggi tapi tidak untuk
UMKM, ia mampu merangkul semua kalangan dalam memajukan usaha.
Sebagai catatan, UMKM punya peran sampai angka
99,99% dalam peran ekonomi Indonesia. Total ada sebanyak 98,74% untuk level
usaha mikro dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 67 juta pekerja. UMKM dianggap
paling tahan terhadap resesi dan krisis ekonomi, karena umumnya menggunakan
modal sendiri dan tidak tergantung dengan modal luar.
Jangan pernah menganggap remeh koperasi dan
UMKM, karena perannya sangat krusial di era Revolusi Industri 4.0. Selain itu pasar yang
menjangkau UMKM sangat besar karena menjangkau kalangan menengah ke bawah. Ada
begitu banyak target lapisan masyarakat yang ada di dalamnya, andai saja
semuanya beralih ke era digital. Pasti ia menghasilkan sebuah ekosistem data
dan peluang pasar yang begitu besar.
Mengawali Konsep Big Data dengan Pendataan
Di era digital semuanya akan terhubung secara real
time melalui internet, Termasuk di dalamnya data koperasi dan UMKM. Semua data
akan terangkum di dalamnya dan bisa dengan cepat diproses. Data digital
bukanlah lembaran yang hanya berupa tumpukan kertas di dinas-dinas dan hanya
orang tertentu yang bisa mengaksesnya. Modernisasi dalam hal membangun
database yang mampu terkoneksi. Harga sebuah data begitu mahal dan
kemampuan membuat sistem menguasai data artinya menguasai suatu ekosistem
secara luas dan majemuk.
Untuk mendata secara keseluruhan koperasi dan
UMKM begitu sulit, masih banyak koperasi yang tak punya izin atau UMKM yang tak
pernah mengurus segala urusan di kantor desa terdekat. Pihak yang tahu usahanya
berdiri hanyalah segelintir orang di lingkaran tersebut. Alhasil koperasi dan
UMKM tidak terdata dan tak terlihat. Jangankan berkembang, dilirik saja
sulitnya minta ampun.
Itulah yang saya alami selama ini, menjadi
pendamping koperasi dan UMKM di daerah asal saya yaitu Aceh Barat. Data tidak
bisa didapatkan begitu saja dengan mudah, butuh proses lapangan yang melelahkan
dan waktu lama. Big Data mungkin adalah solusi karena proses yang mudah dan akurat dalam memonitor mengenai koperasi dan UKM.
Bertemu dengan banyak koperasi dan UKM,
berbagai kepribadian orang harus ditemui sekaligus memecahkan masalah mereka. Data offline yang selama ini jadi pedoman sering tak sesuai dengan faktanya. Alhasil total jumlah Koperaso dan UKM tidak dapat dipastikan dengan sepenuhnya.
Otomatis
setiap ada pelatihan atau pemanggilan peserta koperasi harus menghubungi via
telepon. Tak hanya itu saja, sangat sulit mengetahui siapa saja pengurus,
lokasi koperasi yang tepat hingga neraca keuangan yang mereka miliki.
Tahapan
paling awal dalam membangun Big Data, dibutuhkan kolaborasi dan koordinasi.
Untuk melakukan satu persatu dijamin memakan waktu lama dan dana yang sangat
besar. Sebagai contoh di daerah saya, Aceh Barat, Ada sebanyak 312 koperasi
aktif yang tersebar 13 kecamatan di Aceh Barat. Cakupan luas wilayah yang
membentang hingga 2.900 km persegi.
Masih
banyak koperasi lainnya yang tidak terdata secara langsung atau memenuhi
persyaratan koperasi aktif. Belum termasuk lagi dengan UMKM yang jumlah
diperkirakan ada 6.000 UMKM, meskipun yang baru terdata hanya 2.636 UMKM.
Kolaborasi
dan koordinasi yang dibutuhkan adalah bagaimana dimulai dari daerah atau
wilayah tersebut. Setiap daerah memiliki pendamping desa sebagai garda awal
dalam pendataan, di situlah proses pendataan UMKM dilakukan. Mulai dari jenis
usaha, lokasi usaha, pemilik usaha, omzet hingga jumlah pekerja.
Data
yang didapatkan tersebut didapatkan dari proses wawancara atau mengisi
kuesioner. Kumpulan data tersebut dikumpulkan secara offline sebelum
nantinya dipindahkan secara online. Ini sangat diharapkan karena konsep online
yang fleksibel dan transparan untuk siapa saja.
Mendamping
Koperasi dan UKM melakukan Loncatan ke Arah Digital
Saat pertama sekali mendengarkan kata
koperasi, langsung terbesit di kalangan awam koperasi hanyalah lembaga yang
hanya mengawasi simpan pinjam, lembaga yang rawan dengan penipuan berkedok
koperasi. Bahkan dianggap sebagai lembaga kelas dua jauh di bawah perbankan
dalam urusan keuangan. Sistemnya pun
dianggap sudah ketinggalan zaman dan tak cocok di era digital.
Nyatanya koperasi bukan sebatas simpan pinjam
semata, ada banyak jenis usaha yang dikembangkan seperti koperasi produsen,
konsumen, dan serba usaha. Bahkan kini koperasi sudah banyak menerapkan konsep
seperti aplikasi dan layanan khusus bak startup. Sekaligus memberantas lintah darat berkedok
koperasi yang sangat marak saat ini.
Dibutuhkan reformasi besar mengubah stigma
tersebut dan koperasi makin searah dengan industri 4.0. Sekaligus menghilangkan
bahwa koperasi sama bagus konsepnya seperti startup. Bahkan pemerintah sudah
membangun Palapa Ring yang menjangkau internet hingga pelosok, sebagai bukti
telah siapnya menyambut Revolusi Industri 4.0. Internet yang lancar otomatis
mendukung proses transfer data dengan cepat. Serta konsep Big Data
terhadap koperasi dan UMKM bisa dijalankan dengan optimal.
Mengapa Big Data Sangat Diperlukan pada Koperasi
dan UMKM?
Saat ini ada sebanyak 26 juta anggota koperasi
dan 67 juta UMKM yang tersebar di Indonesia. Adanya Big Data akan mengetahui
secara menyeluruh aktivitas koperasi dan beragam produk yang UMKM tawarkan. Khusus
bagi koperasi, sangat dibutuhkan data mulai dari alamat koperasi, susunan
pengurus, hingga rekaman transaksi koperasi. Selama ini data tersebut sangat
sulit didapatkan dan cenderung berubah-ubah.
Adanya Big Data seakan mampu menghubungkan real
time dan transparan. Misalnya proses pembayaran dengan menggunakan Fintech atau
aplikasi digital pada yang berbasis Blockchain pada koperasi. Sistem yang
digunakan sangat aman, cepat, dan transparan. Sehingga pemodal akan tertarik
menamankan investasi pada koperasi tanpa waswas karena konsep unik yang
dibangun.
Konsepnya dimulai dari pembayaran berbasis Fintech,
proses tanda tangan anggota tidak lagi menggunakan hitam di atas putih tapi
konsep Blockchain mengedepan smart contract. Sehingga anggota koperasi
yang meminjam tidak melanggar janji karena perjanjian akan tersimpan rapi di
dalam Ledger Book. Tak berhenti di situ saja, peran Big Data seakan
mampu memberikan sebuah keputusan cepat dan tepat.
Lalu terhadap UMKM, ada banyak data yang
berguna. Mulai dari data dirinya, jenis produk, aset, omzet, hingga jumlah
pekerja. Adanya Big Data seakan mampu membangun sebuah jaringan database yang
mampu terintergasi ke dalam sistem pencatatan sipil Kementrian Dalam Negeri.
Khususnya akses pembiayaan dari pemerintah
akan terdeteksi melalui NIK yang ada di e-KTP. Kerja sama tersebut beragam,
salah satunya sebagai Lembaga keuangan dan perbankan yang mampu menjangkau
pengguna hingga pelosok. Serta proses pembayarannya bisa dilakukan secara
online.
Kemudian juga Big Data juga sangat bermanfaat
dalam proses mengakurasi produk UKM mana yang layak didorong dengan cepat.
Khususnya dalam proses pemasaran global melalui marketplace. Bahkan termasuk
dalam proses akses permodalan dan pemasaran, yang selama ini jadi kendala utama
UMKM di tanah air.
Bagaimana Penerapan Big Data terhadap Koperasi
dan UMKM
Dalam penerapan Big Data, fokus utama adalah device, network,
dan application. Device artinya para pengguna sudah melek dan
menggunakan ponsel pintar dalam mengakses segala aktivitas perkoperasian dan
UKM. Network didukung dengan jaringan yang memadai hingga pelosok dan application
dihadirkan dalam mengakses aplikasi
khusus milik koperasi dan UKM.
Salah satu caranya adalah dengan penggunaan Platform
as a Service yang sangat layak digunakan pada Koperasi dan UMKM dalam
memanfaatkan teknologi Big Data. Proses pengembangannya juga bersifat Public
Cloud dengan layanan Cloud Computing yang tersedia untuk kalangan
luas.
Memang di awal konsep ini sangat mahal karena
harus merogoh kocek yang cukup dalam, tapi investasi ini bisa mengetahui data
koperasi secara real time. Ada banyak keuntungan didapatkan adalah
sangat mudah diintegrasikan dengan sistem lawas seperti Microsoft Office karena
sering digunakan.
Informasinya real time, sistem
pemeliharaannya mudah, memecahkan masalah dan tentunya akan menghasilkan
sesuatu yang produktif. Ada sejumlah produk yang dihasilkan dalam Big Data
dalam pengumpulan data koperasi dan UKM. Berikut sejumlah aktivitas yang akan
dihasilkan mulai dari:
Volume (jumlah), saat ini jumlah data begitu besar karena mencakup wilayah yang luas. Saya
mengambil contoh pelaksanaan dilakukan di daerah, katakan Aceh Barat selaku
daerah dampingan saya. Data yang didapatkan meliputi 312 koperasi dan lebih
dari 6.000 UMKM tersebar di 13 kecamatan yang ada di Aceh Barat.
Nantinya ada gudang penyimpanan yang menampung
data dalam jumlah besar dari data tersebut. Bukan sebatas disimpan saja, sifat
Big Data bukan hanya sebagai network storage tapi menyediakan solusi
dalam mengolah dan menganalisis data dalam jumlah besar.
Melakukan hardware
dan software dalam mendukung penampungan volume data. Menggunakan komputer
super HPC (High Performance Computing) yang terkoneksi pada software
Hadoop berbasis Linux. Kemudian proses pengawasan data dilakukan secara
real time.
Sekilas
mengenai konsep Hadoop, ia merupakan sebuah software berbasis open
source yang bertugas untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Ia makin
bekerja optimal pada layanan open source berbasis Linux. Sedangkan pada
Hardware menggunakan komputer HPC (High
Performance Computing) adalah salah satu cara dalam mengolah
data tersebut. Ia diolah dengan sangat cepat sehingga mampu menghasilkan
beragam data yang diperlukan dari UKM dan koperasi, misalnya profil ketua
koperasi, koperasi yang telah melakukan RAT.
Variety
(Variasi), pada jumlah yang sangat besar tersebut,
tersemat beragam data, segala aktivitas di dalam lingkup koperasi dan UKM tergolong
di dalam data baru dan jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Aktivitas
mengirim data mulai dari data dokumen, foto, video, hingga suara terekam di
dalam Big Data.
Velocity (kecepatan), Sebuah data sangat perlu diakses dengan cepat. Prosesnya berlangsung
secara online dan tidak boleh ada keputusan yang telat karena bisa
menghilangkan momentum. Data tersebut menjadi sebuah pedoman dalam penerapan
setiap harinya, Setiap data tersebut akan real time dan proses
kontrolnya dilakukan secara Internet of Things (IoT).
Veracity (kejujuran), Big Data sangat dibutuhkan dalam mengukur veracity sekaligus mengetahui
data tersebut fakta atau hanya representasi saja. Kemudia harus ada manajemen
yang baik dalam proses klarifikasi data yang terkumpul, melibatkan orang yang kompeten
serta kolaborasi andal.
Terakhir adalah Value (nilai), tujuan
akhir dari sebuah data adalah nilai yang ia hasilnya. Perannya sebagai hasil
akhir dari sebuah pengolahan data yang optimal. Pada tahap ini segala proses
sudah dilalui, dalam segi bisnis harus ada yang dicapai.
Misalnya saja bagaimana cara bisa menciptakan
sebuah lini produk baru atau memperbarui lini produk sebelumnya. Selain itu Big
Data akan memberikan gambaran keinginan masyarakat dan konsumen, pada titik
inilah bisa dilihat keinginan pasar dan inovasi yang harus dilakukan.
Dampak Koperasi dan UKM yang beralih ke Big
Data
Peran Big Data diharapkan akan terus
berkembang di masa depan, dengan menghimpun pusat sentral ekonomi masyarakat.
Harapan yang lahir setelah Big Data lahir dan diterapkan semakin banyak. Para
UKM bisa mengetahui jangkau pasar yang diinginkan oleh pembeli. Mulai dari
penentuan produk, desain, hingga mempromosikan produk secara digital.
Bahkan mengetahui sebagai mana tingkat
kepuasan pelanggan dan anggota atas sistem koperasi dan UKM. Sehingga bisa
merancang produk atau sistem yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Apa saja
fitur yang disukai hingga pengalaman pengguna selama beralih ke arah digital.
Lalu Big Data mampu menjaga data keamanan
pengguna dari gangguan siber. Selama ini koperasi dan UMKM belum menjadi target
utama, tapi tidak untuk di masa depan. Data pelanggan dan anggota koperasi bisa
jadi ancaman khususnya menggunakan aplikasi.
Adanya Big data mampu mengimplementasikan software dalam perlindungan data informasi pengguna. Penerapan Koperasi dan UKM berbasis Big Data sangat baik dalam menjaga data pelanggan, proses transaksi uang, pengiriman barang hingga kebiasaan pelanggan dalam berbelanja. Kemudian di dalam koperasi bisa diketahui catatan pembayaran simpanan wajib dan simpanan pokok serta pengembang bisnis anggota.
Adanya Big data mampu mengimplementasikan software dalam perlindungan data informasi pengguna. Penerapan Koperasi dan UKM berbasis Big Data sangat baik dalam menjaga data pelanggan, proses transaksi uang, pengiriman barang hingga kebiasaan pelanggan dalam berbelanja. Kemudian di dalam koperasi bisa diketahui catatan pembayaran simpanan wajib dan simpanan pokok serta pengembang bisnis anggota.
Terakhir adalah kemampuan dalam membuka
peluang baru, adanya Big Data akan membuka wawasan baru dalam proses analisis
pasar dan konsumen. Data buka hanya berharga untuk para koperasi dan UKM saja,
tapi ke semua pihak termasuk instansi pemerintah, swasta hingga investor di
suatu daerah.
Big Data mampu menjawab inovasi bisnis
perorangan dan organisasi secara menyeluruh, melatih para anggota koperasi akan
manajemen Big Data, hingga membuat para UKM menyasar pasar e-commerce.
Serta memudahkan waktu dan tenaga jadi lebih efisien dan cepat dengan
teknologi.
Ide KADIN Memajukan Koperasi dan UKM di Era
Digital
Selama ini Kadin terkenal dengan gebrakannya
dalam menciptakan pengusaha baru dan organisasi. Pada rapat yang mereka
laksanakan beberapa waktu lalu di Nusa Dua, Bali. Pada rapat yang berlangsung selama dua hari tersebut, KADIN
menghasilkan 8 acuan utama dari RAPIMNAS KADIN 2019.
Ada sejumlah poin yang menarik saya selaku
pendamping, yaitu dalam hal pembinaan
dan pendataan koperasi dan UKM di Indonesia. Ini selaras dengan ide yang saya
angkat, karena proses pendataan yang cepat dan modern akan terintegrasi melalui
Big Data. KADIN dianggap pihak yang bisa berkolaborasi antara pemerintah dan
pengusaha dalam memajukan koperasi dan UKM di Indonesia.
Selama ini data koperasi dan UKM hanya ada
melalui Kementrian Koperasi dan UKM. Data tersebut didapatkan di masing-masing
provinsi, nyatanya data yang dikumpulkan tidak akurat dan valid. Tidak berhasil
didapatkan data secara akurat dan hanya mengandalkan pelaporan pemilik usaha
dan koperasi terkait. Selebihnya tidak ada yang tahu dan sering kali pihak
pemerintah tertipu dengan koperasi tidak aktif atau UMKM bodong yang hanya
ingin mendapatkan untung.
Ide KADIN dalam proses pendataan koperasi dan
UKM harus didukung, apalagi bekerja sama dengan banyak pihak di dalamnya, Pihak
seperti Kementrian Koperasi dan UKM dan dinas terkait, mereka pihak yang tahu
secara jelas mengenai daerah. KADIN tinggal berkoordinasi dalam proses tersebut.
Apalagi bila sudah ada Big Data, otomatis lebih mudah karena data sudah
tersedia.
Proses pembinaan yang dilakukan pun semakin
mudah, karena sudah mengetahui target mana yang KADIN ingin bina. Semua karena
Big Data sudah tersedia dan sangat membantu proses pengelompokan koperasi dan
UKM. KADIN memilih mana prioritasnya, misalnya di Aceh Barat Koperasi yang akan
dibina dari sektor apa. Apakah sektor kelautan, perikanan, pertanian, dan
perkebunan.
Target jadi tepat sasaran dan pastinya tidak
harus meraba-raba koperasi yang perlu dibina. Selain itu dengan Big Data akan
mempermudah apa yang dibutuhkan koperasi selama proses pembinaan, apakah dalam
proses penguatan lembaga keuangan, organisasi, atau bantuan pengembangan
usahanya.
Kemudian dalam permasalahan utama yang
dihadapi oleh UMKM dalam mengembangkan usaha adalah tersangkut urusan modal.
Usahanya seakan hanya jalan di tempat karena tidak bisa menambah produksi
secara signifikan. KADIN pun punya ide dengan memberikan intensif dana yang
bisa dimanfaatkan UMKM dalam menambah level usahanya.
Bekerja sama dengan Kementrian Koperasi dan UKM dalam intensif pengembangan modal usaha bagi koperasi dan UMKM. Serta berkoordinasi dalam skema pembiayaan yang tepat sasaran salah satunya dengan penerapan Big Data. Bila berjalan sesuai rencana, akan meningkat kualitas produksi dan inovasi yang mampu bersaing di pasar global.
Bekerja sama dengan Kementrian Koperasi dan UKM dalam intensif pengembangan modal usaha bagi koperasi dan UMKM. Serta berkoordinasi dalam skema pembiayaan yang tepat sasaran salah satunya dengan penerapan Big Data. Bila berjalan sesuai rencana, akan meningkat kualitas produksi dan inovasi yang mampu bersaing di pasar global.
Tak berhenti di situ saja, intensif ini akan
melahirkan begitu banyak pengusaha baru. Otomatis UKM yang punya produk unggulan
akan menambah jumlah ekspor produk yang mampu bersaing di pasar global. Ekonomi
masyarakat akan terangkat, selama ini UMKM identik dengan masyarakat menengah
ke bawah. Bayangkan saja di setiap UMKM memperkerjakan 2 orang saja, itu
artinya ada banyak pekerja yang terbantu dengan konsep seperti ini.
Gebrakan yang dilakukan sangat diapresiasikan,
selama ini koperasi dan UKM kurang diperhatikan secara menyeluruh. Namun kini
mulai menjadi sentra unggulan dalam menciptakan masyarakat yang unggul. Di
tengah banyaknya tantangan global, koperasi dan UKM sudah bertransformasi ke
arah digital.
Konsep Big Data membuatnya lebih modern dan
fleksibel, para anggota koperasi sudah sangat akrab dengan data real time
koperasi. Pemilik usaha pun tak mau kalah dengan bertransformasi jadi pelaku
usaha e-commerce atas produknya. Bila realisasi tersebut berhasil,
Koperasi dan UMKM jadi produk unggulan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Produktif.
Semoga postingan ini memberikan inspirasi
dalam harapan digitalisasi koperasi dan UMKM di Indonesia. Mewujudkan target SDM Unggul, Indonesia Produktif. Akhir kata, Have
a Nice Days,
Ide yang bagus Bal. Namun, sebelum itu perlu ada sosialisi dan training kepada pelaku UMKM tentang pentingnya big data itu. Kemudiam, bantu untuk mengisi data dan mengelola akunya.
ReplyDelete