Potensi penyebaran virus dan penyakit jadi
momok menakutkan untuk saat ini. Merebaknya virus model baru bernama Novel
Coronavirus seakan membuat penduduk bumi ketakutan. Kenapa tidak, virus tersebut
mampu menyebar antar manusia. Memang awalnya virus tersebut dibawa oleh hewan
yang ada di pasar tradisional di Kota Wuhan, Ibu Kota dari Provinsi Hubei.
Jelas sebuah kekacauan karena Kota Wuhan punya
populasi sampai 11 juta, ada banyak penduduk yang akan menjadi korban dari
keganasan virus tersebut. Akhirnya pemerintah China melakukan blokade akses
agar virus tersebut tidak menyebar ke kota lainnya. Nyatanya ada sejumlah
negara yang terjangkit khususnya para pendatang berasal dari China. Bahkan bertambah
isolasi bertambah ke kota lain hingga ada 35 juta penduduk yang mengalami
isolasi.
Strategi blokade tidak berhasil sepenuhnya
khususnya mengurangi penyebaran virus ke seluruh dunia. Selama vaksin belum
berhasil ditemukan, ancaman virus seakan menjadi sesuatu yang menakutkan semua
pihak. Informasi pun sedikit simpang-siur karena pemerintah China yang tertutup
khususnya dari media luar, seakan menambah terbatasnya informasi mengenai
perkembangan virus.
Sebelumnya ada begitu banyak virus berbahaya
yang menyerang sistem pernapasan manusia. Mulai dari SARS di tahun 2002, Flu
Burung di tahun dan MERS di tahun 2012. Artinya selama era milenium ada begitu
banyak ancaman manusia dari virus.
Para peneliti sedang bekerja keras dan memutar
otak dalam mencari penanganan yang tepat buat para pasien. Salah satu cara
pencegahan paling besar adalah mengetahui mobilitas manusia terutama mengurangi
paparan virus ke seluruh dunia.
Kota Wuhan tergolong Kota Metropolitan kelas
menengah yang ada di daratan China. Berada di daerah Utara daratan China seakan
akses darat dan sungai jadi mobilitas terbesar dari kota tersebut. Perkembangan
pesat China dalam beberapa dekade tersebut menjadikan kota tersebut jadi kota
multi kultural yang ada di China. Serta ditambah dengan industri dan aktivitas
padat yang ada di sepanjang Sungai Yangtse, panorama ini menjadikan Wuhan punya
pemandangan yang eksotik.
Kini Wuhan berubah menjadi kota mati, aktivitas
di daerah industri berhenti total. Sebaran virus tersebut seakan mematikan segala
aktivitas masyarakat. Jangankan untuk beraktivitas, keluar rumah saja membuat
masyarakat takut. Ancaman virus bisa mengancam sewaktu-waktu karena bisa
menyebar dari manusia ke manusia.
Virus dan Penyakit Bisa Dideteksi dengan AI
Selama ini AI hanya digunakan dalam menganalisis
data dan kebiasaan pengguna. Ia akan mengetahui pergerakan seseorang setelah
semua data tadi terkumpul. Semuanya terhubung dengan internet dan perangkat
yang ia miliki menjadi sebuah data besar, dapat mengetahui jumlah, variasi,
kecepatan, dan kejujuran. Hingga akhirnya didapatkan kesimpulan akhir si
pengguna tersebut.
AI bertransformasi semakin fleksibel di era
modern saat ini, salah satunya dalam mendeteksi penyebaran manusia dan bahkan
beragam penyakit yang penderita bawa dan sebarkan tersebut. Akses transportasi
yang begitu mudah seakan memudahkan mobilitas manusia dalam jumlah besar. Hitungan
jam, penderita bisa berpindah dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan.
Hanya saja itu sangat berisiko khususnya dalam
memindahkan penyakit berbahaya. Segala upaya dilakukan pemerintah China dengan
melakukan blokade darat, sungai hingga udara. Hanya saja cara tersebut tak
berhasil sepenuhnya bahkan bisa menular ke penduduk yang sehat.
Ada sejumlah manusia yang ketakutan atau tidak
menyadari ada inang virus di dalam tubuhnya. Saat ini ada sebanyak 23 negara yang sudah dugaan virus. Membuat pemerintah banyak negara lainnya
siaga akan wabah tersebut. Mulai dari memasang detektor pendeteksi panas tubuh
di setiap bandara khususnya penumpang dari luar negeri khususnya
berasal dari China.
Ada cara yang lebih efisien dan bahkan tidak
mengganggu penumpang dari luar negeri. Bahkan dianggap ancaman menyebarkan
virus di sebuah negara. Caranya dengan AI dalam mengetahui perpindahan manusia
dari suatu lokasi satu dengan lainnya.
Ide itu tercetus dari salah satu startup
berbasis kesehatan dan teknologi BlueDot. Didirikan dari berbagai disiplin ilmu
dan kepedulian akan penyakit membuat mereka melacak penyebaran penyakit yang
cukup berbahaya. Ada sejumlah spesialisasi dari startup tersebut yaitu bidang
kedokteran, ilmu kesehatan, visualisasi data, bio statistik, pemetaan,
penyebaran penyakit menular hingga pengembangan produk. Sangat tepat karena
saat ini dunia sedang darurat Novel Coronavirus.
AI dianggap satu langkah lebih cepat, bagi
pemerintah dan pejabat kesehatan harus mengumpulkan informasi dan berkoordinasi
dengan banyak pihak. Proses ini berlangsung cukup lama, bahkan ada banyak
korban yang terus berjatuhan. Beda dengan cara kerja AI yang lebih cepat dan real
time, AI akan mencoba menambang informasi dan korban di seluruh dunia yang
terhubung dengan internet. Setelah itu para ahli bisa melakukan proses
identifikasi awal akan anomali tersebut.
Apakah nantinya punya potensi menjadi epidemi
atau bahkan pandemi. Sehingga bisa diambil cara yang lebih cepat dan penanganan
secara berkelanjutan. Ini membuat pemerintah dan pejabat pemerintah bisa dengan
cepat melakukan mengambil keputusan. Termasuk ide mengisolasi kota dengan
tujuan menghindari potensi penyebaran virus lebih luas. Semua tersebut nyatanya
dilakukan berkat AI yang membantu manusia dalam mengambil keputusan cepat.
Kamran Khan, Peduli Penyakit hingga Akhirnya Mendirikan Startup
Berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit
menular di salah satu rumah sakit di Kota Toronto, Kanada. Kamran Khan di masa
muda menjadi dokter. Ia sempat menyaksikan gejolak virus SARS di tahun 2003
yang kemudian menewaskan sebanyak 44 orang warga Kanada dan ribuan orang
lainnya di seluruh dunia.
Ada sebuah mimpi besarnya dalam pencegahan
virus yang bisa saja menghabisi banyak nyawa. Sejarah kelamnya Flu Spanyol dan
berbagai virus lainnya seakan membuat ia ingin bisa melacak perpindahan virus
dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sebelum bertambah parah dan sulit
dikendalikan, ia pun memiliki niat mendirikan startup berbasis kesehatan.
Menurut dr. Kamran Khan, di era modern saat
ini dunia berubah dengan sangat cepat termasuk dengan penyebaran dan kemunculan
penyakit dengan sangat cepat. Di sisi lain manusia punya akses data yang lebih
cepat dibandingkan era sebelumnya. Ini bisa dikolaborasikan sebagai pencegah
penyebaran penyakit jadi lebih cepat lagi. AI seakan mampu menjawab permasalahan
tersebut dan menghindari korban lebih banyak.
Mimpi besar tersebut seakan terwujud di tahun
2013 atau sedekade setelah awal mulai virus SARS pertama merebak. Nama startup
tersebut ialah BlueDot dan berhasil menguji sejumlah program prediksi terhadap
penyakit menular termasuk mengumpulkan modal awal. Para pekerja di startup
milik dr. Kamran pun datang dari berbagai latar belakang dari dokter,
programmer, analis program, para maskapai penerbangan hingga ahli ekonomi.
Semua bekerja atas dasar rasa peduli terhadap
penyakit, bahkan dr. Kamran menilai mereka bekerja dengan penuh passion
di sini. Ada banyak orang-orang berbakat dan penuh semangat dalam menciptakan
dunia sehat tanpa wabah. Punya visi dan misi yang sama membuat startup BlueDot
bisa bekerja optimal dalam menangani berbagai penyebaran wabah berbahaya yang
ada di dunia.
Bahkan dr. Kamran berhasil menggabungkan
disiplin ilmu yang selama ini sulit kita lihat, seperti dokter spesialis,
dokter hewan, ahli epidemiologi, ahli ekologi, insinyur, ahli data, ahli
matematika, ahli komputer hingga para pengusaha sebagai investor startup. Serta
tujuan utama startup yaitu mengatasi ancaman yang ditimbulkan penyakit menular
di mana pun itu berasal.
Menggunakan proses analisis dalam proses pengawasan penyakit dengan
menggunakan kemampuan natural language processing dan machine
learning sebagai landasan dasar konsep startup miliknya. Alhasil, perubahan
besar tersebut seakan membuatkan hasil.
BlueDot dan Peran Besarnya Terhadap Dunia
Sebagai wadah yang berada di PBB, organisasi
kesehatan dunia (WHO) baru mengumumkan ada sebuah virus berbahaya yang diberi
nama Novel 201 Coronavirus (2019 n-Cov). Itu berhasil teridentifikasi dari para
pasien yang mengalami gangguan pernapasan. Sebelumnya mereka pernah makan dan
berbelanja di salah satu pasar makanan laut yang ada di Huanan.
Pada tanggal 06 Januari WHO berhasil
mendeteksinya dari penderita, nyatanya startup BlueDot terlebih dahulu
melakukannya di Bulan Desember. Mereka bahkan tahu ada virus baru yang bisa
menyebar, bahkan bisa mengancam orang banyak jauh sebelum WHO mengumumkannya.
Ini membuat peran BlueDot cukup spesial
seperti kondisi genting saat ini, mereka menggunakan algoritma AI yang mampu
mendeteksi berbagai virus dan wabah. Modalnya dari laporan berita berasal dari
berbagai bahasa di dunia, total ada 65 bahasa popular di dunia terkait dengan
jaringan penyakit yang awal mulanya berawal dari hewan dan tumbuhan.
Ini juga berpengaruh pada perilaku manusia di
era modern, sifat manusia saat ada bahaya wabah seakan berhasil dirangkum dalam
data besar. Data tersebut berhasil merangkum banyak hal, dalam data besar
didapatkan berbagai data seperti jumlah, variasi, kecepatan, dan kejujuran akan
informasi tersebut.
Nah.. data tersebut sangat berguna dalam
peringatan dini dan bahkan menjauhkan masyarakat dari zona perkembangan virus
seperti pasar makanan laut di Wuhan. Data berupa laporan berita digunakan
karena nilainya lebih teratur dan valid, beda caranya dengan menggunakan data
sosial media karena terlalu semrawut dan sulit diprediksi. Bahkan bisa membuat
proses evakuasi berjalan lamban.
Selama hampir 17 tahun berdiri, BlueDot punya sejumlah kontribusinya di bidang kesehatan dan teknologi. Dimulai dari menemukan BioDiaspora di tahun 2008, berlanjut dengan mengembangkan BlueDot Insight, BlueDot aplikasi bernama George hingga memprediksi ratusan virus yang berkembang di dunia seperti Virus SARS, MERS, Zika hingga Novel Coronavirus.
Selama hampir 17 tahun berdiri, BlueDot punya sejumlah kontribusinya di bidang kesehatan dan teknologi. Dimulai dari menemukan BioDiaspora di tahun 2008, berlanjut dengan mengembangkan BlueDot Insight, BlueDot aplikasi bernama George hingga memprediksi ratusan virus yang berkembang di dunia seperti Virus SARS, MERS, Zika hingga Novel Coronavirus.
Bagaimana Cara Kerja BlueDot
Sebagai sebuah startup baru dan punya pangsa
pasar yang sangat potensial, BlueDot harus melihat peluang ini sebagai
perkembangan usaha milik mereka. Salah satunya menambah pendanaan perusahaan
untuk bisa menambah ekspansi.
Ada banyak berbagai penyakit yang berasal dari
luar Kanada mengharuskan ekspansi tersebut dilakukan. Salah satu modal yang
berhasil didapatkan oleh BlueDot ialah modal ventura awal sebesar US$ 9,4 juta
dalam merancang program pengawasan dan penyebaran penyakit global.
Sebagai deskripsi singkat, BlueDot merupakan startup
bidang kesehatan yang menghasilkan analisis data mutakhir dan ilmu pengetahuan.
Tujuan utama ialah dalam proses pencegahan, deteksi, dan masalah kesehatan
global yang bersifat mendesak.
Ada sejumlah bidang yang menjadi spesifikasi
BlueDot seperti kedokteran, epidemiologi, permodelan matematika, ekologi,
analisis geospasial, hingga desain. Konsep BlueDot ialah dengan menerapkan
analitik yang digerakkan manusia dan mesin dalam mengolah data besar. Hingga
menghasilkan sebuah informasi baru yang bisa diterapkan dalam produk buatan
BlueDot.
Mekanisme kerja BlueDot sangat sederhana, diawali
dengan mengumpulkan beragam informasi berita dan artikel hingga 100 ribu
artikel dari 65 bahasa. Itu dilakukan setiap harinya dengan menggunakan kata
kunci tertentu dalam melacak 100 penyakit menular berbahaya untuk saat ini.
Setelah menyaring begitu banyak informasi dari
artikel tersebut, dilanjutkan dengan proses Analisa oleh para ahli. BlueDot
punya begitu banyak para analisis khususnya di bidang epidemiologi yang
memerikan kesimpulan akhir data.
Peran AI tak sepenuhnya karena ada sentuhan
akhir manusia dalam mengambil kesimpulan. Apakah data tersebut masuk akal
secara alamiah atau tidak, bila masuk akal akan langsung dikirimkan ke sejumlah
pihak. Mulai pemerintah, pejabat kesehatan negara terkait, rumah sakit, hingga
maskapai penerbangan.
AI bekerja segala informasi tersebut dan
memberikan kemungkinan kehadiran dan penyebaran penyakit tersebut di tempat
lainnya. Nah.. dengan begitu BlueDot dapat melacak dan meramalkan virus akan
menyebar dan mendarat ke mana saja. Seperti yang terjadi di Wuhan melalui
perpindahan manusia.
Gerak manusia yang sangat dinamis membuat
virus bisa berpindah dengan sangat cepat. Armada yang paling memindahkan
manusia adalah pesawat terbang. Mengingat besarnya populasi penduduk di Wuhan
seakan membuat. Ini membuat BlueDot menjalin kerja sama dengan sejumlah
maskapai penerbangan dunia.
Salah satunya adalah maskapai asal Kanada
yaitu Canada Air, khususnya penumpang yang datang ke negara tempat Novel Coronavirus
berkembang. Tujuannya adalah mengurangi penyebaran virus secara luas, meskipun
di sejumlah negara telah mengaktifkan sensor pemantau panas tubuh di sejumlah
bandara dunia. Tetap saja ada sejumlah penumpang yang lolos dan berpotensi
meningkatkan penyebaran virus.
Bahkan kini di platform BlueDot sudah memiliki
akses data tiket maskapai global, ini sangat membantu memprediksi ke negara
mana saja dan kapan Novel Coronavirus tersebut menyebar. Bahkan meramalkan ke
kota lainnya yang ada di daratan China, sangat baik dan membantu meskipun
pemerintah China sedikit menutup akses informasi tersebut.
Tak hanya mengenai data informasi artikel dan
berita saja yang menjadi rujukan dasar BlueDot. Mereka juga menggunakan banyak
data dalam mengetahui jenis virus menyebar. Mulai dari menggunakan pengaruh
iklim, suhu, dan bahkan hewan lokal yang menjadi peluang virus menyebar secara
tak langsung.
Pada penyebaran Novel Coronavirus juga
diindikasikan bahwa awal mula virus berasal dari sejumlah hewan liar seperti
ular dan kelelawar. Perpindahan dan migrasi hewan tersebut juga harus dilacak
karena ada sejumlah masyarakat yang masih menjadikan hewan tersebut sebagai
santapan.
Cukup kompleks memang dalam mendeteksi
penyebaran virus, terpenting adalah tidak panik serta mengetahui langkah
pencegahan seperti. Menggunakan masker, selalu mencuci tangan, memasak makanan
hingga matang. Bila sudah tertular dapat segera ke rumah sakit terdekat untuk
menyelamatkan diri Anda dan orang lain di sekitar dari sebaran virus tersebut.
Meski cukup mengkhawatirkan banyak pihak di seluruh dunia, wabah Novel Coronavirus tidak cukup mematikan. Ada sejumlah virus mematikan lainnya yang ada di dunia dengan tingkat kematian lebih tinggi. Mulai dari virus Ebola, virus MERS, hingga virus Zika. Terpenting adalah tetap waspada dan jaga kesehatan Anda.
Meski cukup mengkhawatirkan banyak pihak di seluruh dunia, wabah Novel Coronavirus tidak cukup mematikan. Ada sejumlah virus mematikan lainnya yang ada di dunia dengan tingkat kematian lebih tinggi. Mulai dari virus Ebola, virus MERS, hingga virus Zika. Terpenting adalah tetap waspada dan jaga kesehatan Anda.
AI lebih dari sekedar memprediksi Penyakit
Peran AI cukup krusial termasuk apa yang
dilakukan oleh BlueDot dalam mengolah data menjadi informasi berharga untuk
semua pihak. Terlepas dari itu semua, AI bisa dilakukan lebih dari sekedar memberi
tahu ahli epidemiologi dan pejabat kesehatan akan sebaran virus.
Kini para peneliti memanfaatkan AI dalam
membangun sebuah model konsep dalam memprediksi wabah virus secara real
time. Ini berarti lebih cepat dan tepat tanpa harus melakukan pengolahan
data yang lebih lama. Portal penyebaran Novel Coronavirus tersebut adalah
Gisanddata yang bersifat real time, salah satunya yang dikembangkan oleh
Departemen Teknik Sipil dari Universitas John Hopkins, USA.
Bahkan para dokter dan bahkan pejabat kesehatan
bisa dengan cepat merespons potensi krisis akan wabah. Ada begitu banyak kasus
yang terjadi sebelumnya, paling dekat adalah wabah Ebola di Afrika, Virus Zika
di Brazil, dan terbaru adalah Novel Coronavirus yang terjadi di daratan China.
Peran utama AI adalah memandu bagaimana para
pejabat kesehatan dalam melindungi masyarakat selama krisis terjadi. Standar
apa yang harus dipenuhi mulai dari kebutuhan kesehatan hingga logistik di
lokasi yang terjangkit wabah tersebut. Ini membuat AI jadi garis pertahanan
paling depan akan melawan penyakit sekarang dan di masa depan.
Semoga postingan ini menginspirasi kita semua,
Have a Nice Days.
Bal, lengkap kali tulisan ni lah. Aku jadi cemburu dengan kemampuanmu. Mantap.
ReplyDelete