Mendengar nama Buah Rumbia, langsung terbesit
di dalam pikiran saya akan buah tradisional yang begitu digemari oleh
orang-orang tua terdahulu. Saya pun seakan ingat nenek saya asalkan pulang ke
Meulaboh, buah tangan berupa Buah Rumbia wajib dibawanya.
Setiba di rumah, beliau langsung memasukkan tumpukan
Buah Rumbia dalam timba berisikan air garam. Merendamnya beberapa hari dan
kemudian menjadikan berbagai menu makan dan pencuci mulut. Saya berpikir, orang
dahulu sangat kreatif dalam mengolah tumbuhan hasil alam menjadi menu makanan yang
menggoyang lidah.
Beda dengan anak muda kekinian saat ini, ada
banyak yang tidak mencicipi dan bahkan tidak tahu bentuknya. Masuknya buah
impor dan beragam buah popular lainnya seakan membuat anak muda tidak pernah
lagi melihat Buah Rumbia. Itu ditambah lagi dengan langkanya. Seakan Buah Rumbia
jadi buah langka lagi terlupakan.
Yuk Kenalan dengan Rumbia!!
Tahukah teman-teman, tumbuhan Rumbia yang
punya nama latin Metroxylon Sagu, dianggap tumbuhan yang punya segudang
fungsi yang dimanfaatkan manusia. Alasan itulah yang buat yang buat saya akan
mengulas Rumbia, batangnya sebagai penghasil makanan pokok (sagu), daunnya
digunakan atap rumah, batangnya untuk pakan ternak, dan tentu saja buahnya
sebagai sumber pangan.
Lalu tumbuhan Rumbia tergolong dalam tumbuhan
monokotil dari keluarga Palmae. Bisa digolongkan aneka jenis palem yang
tumbuh subuh di pinggiran sungai dan rawa. Sebagai contoh yaitu Aceh Barat punya
sejumlah syarat Rumbia tumbuh bebas di sana. Faktor dari kontur tanah,
banyaknya rawa serta faktor cuaca yang lumayan lembap membuat tumbuhan Rumbia tumbuh
subur.
Masyarakat Aceh mengenalnya dengan sebutan Bak
Meuria, ini daya pikat dari setiap pelancong yang menjadikan buah tangan
wajib saat berkunjung ke Aceh Barat. Di sana Pohon Rumbia tumbuh subuh di
sepanjang rawa atau bahkan lahan pertanian warga. Bahkan masyarakat sengaja
tidak menebang Pohon Rumbia karena menjadi lokasi berteduh saat pergi ke sawah.
Bicara mengenai bentuk buahnya, ia punya
ukuran kurang lebih sebesar segenggam orang dewasa diameter antara 40 – 50 mm.
Bentuk buahnya menyerupai kulit salak namun tidak bersisik, didominasi oleh warna
hijau dan agak kuning kecokelatan bila telah tua. Setiap tandan dari buah Rumbia
dilindungi oleh pelepah dan dahan berduri.
Bagian kulitnya cukup keras dan padat, kontur
luar buah tersebut menyerupai bola golf. Uniknya pada mantel pelindung buah di
bagian dalam sangat lembut, fungsi melindungi isi buah tetap utuh pada kondisi
apa pun. Makin keras kulitnya, rasa yang dihasilkan lebih enak tanpa harus
diasinkan terlebih dulu,
Buat yang belum tahu, rasanya Buah Rumbia yang
masih muda sangat kelat dan sepet. Bila makin tua buahnya, rasa memudar rasa
kelatnya, bercampur dengan rasa manis saat dicicipi pada ujung lidah. Buah Rumbia
juga memiliki biji yang keras, dulunya masyarakat Aceh menjadikan biji Rumbia sebagai
bahan baku membuat gasing dan bahkan aneka perhiasan seperti cincin.
Media Tumbuh Terbaik Buah Rumbia nan Ranum
Berkunjung ke Aceh Barat, masih kurang lengkap
tanpa membawa pulang buah tangan yang masyarakat setempat menyebutnya Salak
Aceh. Para tetua terdahulu tahu bahwa di bawah luasnya hamparan sungai dan rawa
di Aceh Barat, Pohon Rumbia jadi penyeimbang ekosistem sekitar khususnya dari
banjir dan pasang surut air laut di estuaria.
Pada musim tertentu, Pohon Rumbia yang ranum dan
menghasilkan buah di setiap tangkainya. Tersembunyi di balik pelepah dan dahan-dahan
Pohon Rumbia, kadang saat sudah masak ia akan jatuh sendiri dari pohonnya.
Kondisi dan topografi alam yang didominasi
oleh begitu banyak rawa serta sungai kecil mendukung pasokan air cukup
tersedia. Inilah yang membuat Pohon Rumbia bisa ditemukan di sejumlah wilayah. Pada
susunan komposisi hutan, Pohon Rumbia tergolong penghalang pertama sebelum
masuk ke dalam hutan.
Seperti yang teman-teman tahu, Rumbia tergolong
dalam jenis tanaman monocarpic. Jenis tumbuhan dengan siklus hidup yang
pendek khususnya setelah proses reproduksi. Bisa saja sekali dan kemudian mati,
kecuali biji yang dihasilkan terus berkembang. Tipe tumbuhan pangan seperti Rumbia
mampu menyimpan sebagian besar biomassanya dalam bentuk buah ataupun bijinya.
Kini buahnya mula langka ditemukan, di Aceh
Barat ada sejumlah kecamatan yang dulunya jadi sentra Buah Rumbia yaitu
Kecamatan Samatiga dan Arongan Lambalek, sepanjang jalan begitu banyak ditemui Pohon
Rumbia. Tumbuhannya pun kebanyakan tidak terawat bahkan sudah tertutupi oleh
semak-semak dan ilalang.
Masyarakat kini hanya memanfaatkan daunnya,
untuk dijadikan atap rumah berbahan Rumbia (Buboeng Oen). Sedangkan Pohon
Rumbia yang masih muda sering dimanfaatkan dalam membuat sagu. Seperti
pembuatan tepung sagu dan opak.
Semenjak peristiwa Gempa Bumi dan Tsunami 2004
silam, lalu disusul berbagai bencana alam seperti kebakaran hutan berapa tahun
terakhir, si Buah Rumbia begitu sulit didapatkan. Andai saja ingin panen,
terlihat putik buah, namun banyak yang rontok sebelum menjadi buah.
Terjadi perubahan kontur tanah, seperti tinggi
kandungan fosfor di dalam tanah yang tak berimbang akibat didominasi oleh
nitrogen. Faktor eksternal seperti intensitas cahaya, curah hujan, ketersediaan
air, suhu, dan kelembaban udara mengalami perubahan akibat perubahan iklim.
Berujung pada transformasi perkawinan serbuk sari dan putik yang berujung tidak
menghasilkan buah.
pembukaan lahan secara besar-besar, alih
fungsi menjadi lahan sawit, dan penebangan di sepanjang hulu dan lahan gambut berpengaruh
secara tak langsung. Lokasi yang dulunya sering ditumbuhi Pohon Rumbia, membuat
Buah Rumbia jadi sangat langka.
Untuk bisa membuktikannya, saya pun mencoba
mencari buah tersebut di pasar. Petualangan saya dimulai dengan mencari di
pasar Inpres buah dan sayur di Kota Meulaboh. Dari sekian banyak pedagang yang
menjajakan beragam aneka buah dan sayur, saya hanya bisa menemukan beberapa
lokasi yang menjual Buah Rumbia. Itu pun dengan harganya tergolong cukup mahal.
Penuturan dari pedagang yang menjualnya, Buah
Rumbia langka dan umumnya dipasok oleh petani tertentu. Harganya pun relatif
mahal dan hanya orang tertentu yang rela membelinya untuk melepaskan rasa hawa.
Untuk bisa membawa pulang 1 kg Buah Rumbia mentah, Anda harus merogok kocek
hingga Rp50.000.
Jadikan Buah Rumbia Sebagai Cemilan Sehat dan
Enak
Meskipun mahal dan langka, tetap saja ada
peminatnya khususnya menjadi cemilan sehat. Ada cara tersendiri dalam menikmati
Buah Rumbia salah satunya sebagai asinan dan manisan. Pada proses menjadi
asinan, cara diasinkan bisa dengan menggunakan garam atau kadang air laut
selama beberapa hari.
Sedangkan membuat manisan Buah Rumbia, bisa
dengan menggunakan rendam gula pasir atau dengan gula aren. Hasilnya, Boh
Meuria Boh Meuria begitu syahdu untuk dinikmati. Anda pilih yang mana?
Asinan atau manisan?
Di sejumlah tempat bisa ditemui Buah Rumbia khususnya
yang telah menjadi asinan. Seperti yang ada pada Desa Peuribu, Kecamatan
Arongan Lambalek, Aceh Barat. Ada beragam aneka buah-buah dan makanan yang bisa
dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Aceh Barat. Paling unik bagi saya dan
jarang ditemukan pada tempat lain hanyalah, asinan Boh Meuria.
Sudah diletakkan pada wadah khusus berupa
timba ataupun ember yang telah direndam air garam. Proses pembuatannya cukup
gampang, cukup dengan mencampurkan dengan air garam saja dan direndam beberapa
hari. Buah yang dinikmati tersebut bisa langsung dikonsumsi, cukup merogoh
kocek Rp60.000/kg dari Boh Meuria yang sebagai buah tangan untuk sanak
keluarga.
Salah satu penjual yang saya temui adalah Ibu Salbiah
yang berjualan di pasar buah Peuribu. Menurut penuturan beliau, dulu ada begitu
banyak Buah Rumbia yang dijual pada pasar aneka buah yang ada di desanya.
Menurut penuturan beliau, mendapatkan Boh
Meuria begitu sulit. Malahan ia mendapatkan dari sejumlah petani di desa
mereka saat membuka lahan. Jumlahnya sedikit dan sering kali pasokan barang
sering kosong khususnya penikmat buah yang dijuluki Salak Aceh tersebut.
Meskipun kini sudah tergolong langka, Buah Rumbia
tetap dijadikan berbagai pengganti pangan. Di Aceh sendiri atau sejumlah aneka
makanan yang menggunakan Buah Rumbia. Misalnya saja dijadikan bahan baku
membuat rujak berbahan Buah Rumbia.
Cita rasanya dibandingkan dengan rujak lainnya
ada campuran bumbu kacang dan cabai yang dilumuri oleh saus gula merah.
Potongan aneka buah segar dan salah satunya adalah Buah Rumbia di dalamnya. Langkanya
Buah Rumbia, para pedagang rujak kadang mengakalinya dengan menggunakan Pisang
Batu (Pisang Bheung) karena sama-sama punya rasa kelat dan sepet.
Aneka pangan lainnya yang bisa diolah adalah
menjadi keripik. Rasa yang dihasilkan
begitu gurih dan lezat, tidak ada lagi rasa pahit, kelat, dan keset di lidah
setelah digoreng. Bahkan menyerupai rasa keripik pisang pada umumnya.
Buah Rumbia dan Segudang Manfaat yang Didapatkan
Tergolong buah langka dari hutan, Buah Rumbia punya
segudang manfaat yang didapatkan untuk tubuh. Berbagai zat yang dibutuhkan oleh
tubuh seperti karbohidrat, kalsium, kalium, magnesium, serta vitamin A dan C di
dalam sebuah Buah Rumbia. Berikut info gizi yang bisa Anda ketahui:
Sejumlah kandungan yang didapatkan dari sebuah
Buah Rumbia seperti Polifenol dan antioksidan yang mampu menangkal radikal
bebas. Kandungan zat besi produksi sel darah merah, menurunkan darah tinggi, dan
melancarkan sirkulasi darah Serta menambah daya tahan tubuh dari penyakit karena
kandungan Beta Karoten yang mampu mengaktifkan Kelenjar Timus saat mengonsumsinya.
Masyarakat sering menjadikan Buah Rumbia untuk
menyembuhkan penyakit diare sekaligus mengembalikan cairan tubuh yang terkuras
habis. Kandungan serat yang tinggi tersebut bukan hanya menyembuhkan diare,
tapi juga mampu melancarkan pencernaan khususnya dalam meningkatkan metabolisme
tubuh.
Bagi saya pribadi, Buah Rumbia punya peran
penting dalam meningkatkan kepadatan tulang dan otot. Kandungan kalsium untuk
usia saat ini, mampu meningkatkan kekuatan otot dan mencegah osteoporosis. Bahkan
bisa mengurangi potensi cedera dan mempercepat proses penyembuhan otot.
Selama ini, saya pun sering mengonsumsi Buah Rumbia
sebagai ganti obat asam amino dalam Program Fitnes. Ini dinilai lebih herbal
dan bebas efek samping karena di dalam satu Buah Rumbia mengandung Asam
Askorbat khususnya untuk meningkatkan masa otot. Apalagi setelah dikonsumsi
sebelum atau sesudah latihan.
Bahkan setelah mengonsumsi sekitar dua Buah
Rumbia juga mampu menunda lapar dan menurunkan berat badan. Ini sudah saya coba
dengan mengganti pil BCAA (Branched-Chain Amino Acids) yang sering saya
minum dalam proses pembentukan otot.
Selain lebih alami, rasa kelat dan keset Buah
Rumbia bisa menekan nafsu makan terutama setelah latihan selesai. Metode ini
bisa teman-teman coba, apakah yang ingin menjalankan menambah masa otot atau
bahkan sekalian dengan menurunkan jumlah lemak Buah Rumbia jadi opsi terbaik.
Mengapa Kita Harus Tahu Banyak Buah Rumbia?
Alasan pertama karena Rumbia tergolong dari
tumbuhan yang hidup subur sejumlah negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Nah… Makin Indonesia lagi nama akhir ilmiah yang digunakan sangat Indonesia
yakni Metroxylon Sagu.
Alasan selanjutnya adalah mencari Pohon Rumbia
yang berbuah ranum sangat sulit. Butuh pohon dan kontur lokasi yang tepat untuk
bisa langsung melihat tumbuhan ini berbuah. Apalagi Rumbia tergolong tumbuhan
asli Indonesia yang harus dilestarikan keberadaannya.
Kemudian di daerah yang punya lahan gambut dan
rawa, Rumbia jadi pengontrol air yang ada di sungai tetap stabil. Makin banyak tumbuhan
Rumbia yang ada di area gambut, ini mampu menyerap air kala banjir dan
menyimpan banyak air kala kemarau tiba. Alasan tersebut yang menjadikan Pohon Rumbia
sering ada di sekitar persawahan warga.
Terakhir tentu saja sebagai bahan pangan
pengganti, Buah Rumbia sering dijadikan aneka makanan dari hutan. Mulai
dari asinan rujak, asinan, manisan, hingga bahan baku pembuatan keripik berbahan
Buah Rumbia. Ini bisa jadi referensi Anda pecinta kuliner dalam mencoba aneka
kreasi makanan berbahan Buah Rumbia.
Kesimpulan Akhir
Itulah sejumlah penjelasan, manfaat hingga
proses olahan dari Buah Rumbia. Menjaga ekosistemnya tetap terkendali berarti
menjaga buah tersebut tetap ada di masyarakat dan para penikmatnya. Termasuk di
dalamnya menjaga dan pemanfaatan bahan Pangan Dari Hutan yang
berkelanjutan untuk masyarakat.
Akhir kata, segala makanan pangan yang ada di
hutan menjadi referensi tetua kita dulu dalam meracik makanan nan lezat di
lidah. Melestarikan hutan sama dengan menjaga aneka tumbuhan langka tetap hidup
di dalamnya termasuk menjadi sumber pangan untuk manusia.
Semoga postingan ini memberikan inspirasi dan sumber referensi dalam
mengelola pangan dari hutan, Have a Nice Days.
Abis dari tokopedia ngeliat buah rumbia banyak banget dari Aceh.
ReplyDeleteJadi tertarik buat makan buah rumbia.
Mantap
ReplyDeleteHarga ekonomi buah rumbiah?
Di daerah saya banyak tapi ngak ada yang tau pungsinya
Boleh minta referensi buah rumbia nya p'Iqbal?
ReplyDelete