Papua bak Mutiara Hitam yang setiap kehadiran yang selalu ditunggu, datangnya menyingsing dari timur. Ibu pertiwi begitu bangga padanya saat menatapnya. Pesona alam, masyarakat, dan adatnya
membuat Indonesia memberikan corak berbeda. Potensi besar ini terbentang luas
dari lautan, hutan belantara hingga gugur pegunungan yang membuat tanah Papua
ibarat tanah surga. Kekayaan alamnya tiada tandingannya membuat siapa saja
ingin ke sana.
Potensi besar tersimpan dari rimbunnya hutan hujan tropis
di Papua dan masyarakat di dalamnya. Caranya dengan mengubah menjadi daerah potensi
ekowisata lestari. Yakni kegiatan alam yang mampu bertanggung jawab penuh pada
proses penjagaan alam dan lingkungan tetap lestari. Serta mampu meningkat
kesejahteraan masyarakat setempat tanpa mengubah alam tersebut.
Melestarikan kekayaan dari tanah Papua salah satunya melalui
pariwisata lestari bernama ekowisata. Sekedar informasi, Papua memiliki keanekaragaman
hayati yang cukup tinggi bukan hanya di Indonesia tapi di dunia. Total ada
lebih 20.000 jenis spesies tanaman, 602 spesies burung, 223 reptil, dan 125
mamalia.
Tak hanya itu saja, ekowisata mampu menggali potensi
masyarakat setempat seperti budaya dan mata pencaharian. Nantinya mampu menjadi
penunjang dalam pendapatan masyarakat yang berkesinambungan. Pengunjung nanti bisa
merasakan sensasi satu tempat dengan pengalaman, mulai dari tracking, birdwatching,
penelitian, menikmati alam hingga adat istiadat masyarakat Papua.
Mempromosikan daerah melalui dunia pariwisata jadi magnet
besar pemerintah, hanya saja masih sangat sedikit dalam pengembangan wisata
lestari. Papua punya potensi itu semua, saat begitu banyak hutan di tanah ibu pertiwi
sudah beralih fungsi. Hutan Papua harus tetap terjaga dengan berbagai
biodiversitas flora dan fauna di dalamnya.
Mengedukasi Pentingnya Ekowisata Membangun Ekonomi Masyarakat
Mengedukasi Pentingnya Ekowisata Membangun Ekonomi Masyarakat
Selama ini masyarakat Papua digambarkan dengan masyarakat
yang tertinggal dibandingkan dengan suku lainnya di tanah air. Mereka masih
sering dianaktirikan dan bahkan kekayaan alamnya sering dilucuti para asing,
masyarakat pun tidak mendapatkan peningkatan kualitas pendidikan, ekonomi
hingga kesejahteraan.
Kini masyarakat Papua pun bangkit, mencari cara mengelola
alamnya sendiri secara mandiri dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Setiap
lokasi ikonik Papua punya nilai jual yang begitu besar dan kini mereka mencoba
mengelolanya sebagai devisa masyarakat sekitar.
Prinsip ekowisata diusung karena punya segudang manfaat mulai
dari konservasi, pemberdayaan ekonomi lokal, kearifan lokal, dan tentu sama
ramah lingkungan. Masyarakat Papua ingin mengadopsikan konsep bisnis yang bersahabat
dengan alam dan sifatnya berkelanjutan. Ekowisata dinilai cocok, sekaligus
tidak perlu modal besar dalam pengembangannya tapi berdampak besar secara terus
menerus.
Dibutuhkan orang-orang yang paham akan cara mengelola
konsep ekowisata tanpa mengenyampingkan peran suku setempat. Ini bisa
menghindari konflik, makin banyak masyarakat Papua yang terlibat dalam
pengembangannya. Mereka akan lebih tahu dan mandiri dalam mengembangkan
ekowisata.
Potensi ekowisata yang Potensial dikembangkan
Potensi ekowisata yang Potensial dikembangkan
Hutan hujan tropis di pedalaman Papua sangat ideal dalam
proses persiapan ekowisata. Ada begitu banyak tempat yang bisa direkomendasikan
dan setiap lokasi punya keunikan masing-masing. Berikut sejumlah potensi yang
bisa dikembangkan di rimba Papua.
Wisata pemandangan alam, Pemandangan yang memanjakan
mata yaitu saat datang ke Cagar Alam Pegunungan Arfak di sebelah timur dari
Kota Manokwari, Papua Barat. Punya luas membentang yaitu 68.325 hektar. Di
dalam kawasan terdapat 110 spesies mamalia dengan 44 spesies yang sudah
tercatat, 320 spesies aves yang di antaranya endemik khas cagar alam yaitu Cendrawasih
Arfak (Astrapia nigra),
Parotia Barat (Parotia sefilata), dan
Namdur Polos (Amblyornis inornatus).
Cagar alam tersebut memiliki berbagai objek yang mengagumkan.
Anda bisa melihat hutan yang masih murni terbentang sangat luas. Untuk jalur
pendakian membutuhkan waktu yang paling panjang dibandingkan lokasi pendakian
lainnya yang ada di Indonesia. Tentu saja dua danau kembar nan jernih yang
terpisah tak jauh yaitu Danau Anggi Gida dan Danau Anggi Giji.
Pemandangan yang menakjubkan tersebut seakan seperti
berada di luar negeri, hamparan padang rumput dan perbukitan hijau. Berada di
atas 2.000 Mdpl seakan melihat hijaunya tanah Papua dari ketinggian, menawarkan
wisata petualangan alam tanpa batas. Seakan jadi perjalanan dan pengalaman tak
terlupakan seumur hidup.
Wisata Birdwatching, Papua memang jawaranya dalam
mengamati berbagai spesies burung khususnya cenderawasih. Ada enam jenis cenderawasih yang dapat dinikmati oleh para wisatawan.
Bila dihitung dengan aneka burung lainnya, ada 84 spesies burung dari 31 famili
yang bermukim di hutan Papua.
Kehadiran ekowisata juga mengubah stigma yang dulunya
memburu dengan menggunakan senapan angin. Berubah haluan menggunakan kamera
dalam memburunya. Mengamati setiap gerak-geriknya di atas dahan pepohonan untuk
hasil jepretan terbaik.
Suara kicauan burung pun begitu memesona, bahkan
pengunjung yang baru pertama kali mendengar pasti terkejut. Suara cenderawasih
beda dengan burung umumnya, justru suaranya seperti monyet yang menggema. Kepakkan
sayapnya, warna dari bulunya dan indahnya mahkotanya membuat siapa saja
terhanyut dalam birdwatching.
Wisata Pengembangan Penelitian, Hutan Papua jadi lokasi yang
sangat ideal dalam observasi berbagai flora dan fauna endemik di dalamnya. Begitu
banyak peneliti dari berbagai dunia yang datang ke Papua hanya itu untuk
melakukan riset dan penelitian biota di dalamnya. Seperti berada di laboratorium
alam karena ada flora dan fauna endemik
yang tidak ditemukan di tempat lain.
Selain itu wisata penelitian juga berperan serta
melakukan konservasi terhadap hutan. Ada banyak kerusakan alam yang ditimbulkan
berdampak pada hilangnya sejumlah flora dan fauna. Alasan tersebutlah yang
menguatkan untuk dilakukan proses pendataan hutan yang beralih fungsi,
pencemaran air dan kerusakan lainnya jadi pertimbangan.
Mengenal Ragam Budaya Masyarakat Papua, Tanah Papua sejak dulu terkenal
dengan beragam suku, bahasa, dan budaya. Total ada 466 suku yang mendiami Papua
dan Papua Barat, keunikan inilah yang membuat para wisatawan ingin melihat
secara langsung budaya mereka secara dekat.
Salah satunya adalah Suku Arfak yang ada di Papua Barat,
mereka punya cara unik seperti budaya masak di dalam kulit kayu. Menghasilkan beragam kuliner yang menggugah
selera bagi siapa yang ingin mencicipinya. Serta ada juga tarian ular dalam
menyambut wisatawan. Terakhir adalah bentuk rumah kaki seribu yang mereka sebut
IgKojei, apalagi suku Arfak sangat mendukung pariwisata dan pengembangan
ekowisata.
Mempersiapkan
Lokasi Ekowisata Terbaik
Saat ini sudah ada sekitar 19 suku di Papua yang siap
mendedikasi lahannya hingga 98.000 hektar untuk dijadikan sebagai hutan lindung
dan ekowisata. Salah satu ekowisata yang menarik dan jadi simbol masyarakat
Papua adalah Burung Cendrawasih, burung endemik yang menjadi simbol sakral
masyarakat Papua sejak dulu.
Gambar via GNFI |
Pemerintah daerah pun sudah memberikan surat edaran
khususnya melindungi Burung Cendrawasih dari perburuan liar. Adanya ekowisata
mampu mencegah hal itu terjadi dan anak cucu kita tidak bisa melihat lagi cenderawasih
hingga di dahan pepohonan kelak.
Ada lima tempat yang dicanangkan khusus sebagai desa
pengamatan cenderawasih secara langsung yaitu Kampung Rhepang Muaif dan Kampung Tablasupa yang terletak
di Kabupaten Jayapura. Kemudian Kampung Sawendui, Kampung Barawai dan kampung
Pom yang terletak di Kabupaten Kepulauan Yapen.
Lokasi Ekowisata Nan Menarik Wisatawan
Sebelumnya sudah ada Kabupaten lainnya yang terlebih
dahulu memulai mengembangkan konsep tersebut. Ada sejumlah birdwatching
yang begitu strategis salah satunya Kabupaten Tambrauw. Punya sangat luas lahan
yang bisa dimanfaatkan pengembangan lokasi ekowisata membentang dari 216 kampung
di 29 distrik. Paling terkenal adalah distrik Miyah dan Sausapor sebagai lokasi
birdwatching.
Lalu ada juga ekowisata pengamatan burung Bukit Isio (Isio
Hill’s Bird Watching) di Rhepang Muaif Unurum Guay, Distrik
Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, Papua. Bukit Isio mendapatkan kriteria Daerah
Penting Burung (DPB) khususnya burung endemik dan terancam punah di Papua. Beberapa
jenis cenderawasih seperti Paradisea apoda (cendrawasih
besar), Paradisea minor (cendrawasih
kecil), Cicinnurus regius (cenderawasih
raja), Seleucidis melanoleucus (cendrawasih
mati kawat).
Terakhir tentu saja Kampung
Malagufuk, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong. Punya potensi serupa dalam
pengembangan ekowisata khususnya birdwatching cenderawasih. Ada sejumlah
jenis yaitu Cendrawasih Kuning
Kecil (Lesser bird-of-paradise), Magnificent Riflebird (Ptiloris
magnificus), Golden Myna (Mino anais), Rufous Bellied Kookaburra (Dacelo
gaudichaud), Moustached Treeswift (Hemiprocne mystacea), dan Papuan
hornbill (Rhyticeros plicatus).
Sejumlah lokasi tadi bisa menjadi lokasi
strategis lainnya dalam pengembangan ekowisata. Tanah Papua yang terbentang
luas seakan menjadi lokasi pengembangan hutan produktif dan bernilai wisata
tinggi. Kehadiran birdwatching seakan memberikan kesempatan masyarakat
mengenal beragam jenis burung. Dulunya kita hanya bisa melihat di buku atau tayangan
video, kini ia terbang melintasi kita sembari mengepakkan sayapnya.
Ide pengembangan ekowisata pun sesuai
dengan yang dikembangkan oleh Yayasan Ekosistem Nusantara Berkelanjutan
(EcoNusa Foundation). Mereka begitu getol dan mendukung penuh dalam pengelolaan
sumber daya alam berkelanjutan di tanah air. Papua jadi salah satu fokusnya khususnya
dalam mengajarkan masyarakat setempat dalam pengembangan hutan yang produktif
tanpa mengalihfungsikannya.
Alhasil cita-cita tersebut berhasil
terwujud dengan sejumlah Desa binaan, sebut saja Ekowisata Arfak dan terbaru
adalah Ekowisata Malagufuk. Masyarakat mulai sadar bahwa dengan mengelola alam
bisa sejalan langsung dengan manfaat yang didapat tanpa merusaknya. Potensi wisata
birdwatching, cagar alam hingga pengenalan budaya mampu menyedot
wisatawan lokal hingga mancanegara.
Kini masyarakat Papua bisa kembali tersenyum
dan bangga bahwa kami bisa mengelola bumi kami sendiri secara mandiri. Semoga
tulisan ini menginspirasi dan Have a Nice Days.
wah, lengkap sekali artikelnya. jadi menambah pengetahuan lebih tentang Papua dan ekowisatanya.
ReplyDeleteSemoga Papua selalu terjaga dan makin maju ya aamiin
ReplyDelete