Sudah seperempat abad Playstation
melintasi masa, kala itu game konsol begitu terbatas dan hanya miliki kalangan
atas. Mencicipi game konsol hanya bisa dirasakan oleh anak-anak dari kalangan
berkantong tebal. Anak-anak kalangan ekonomi bawah mungkin hanya bisa menonton
atau membayangkannya.
Seperti game bola, pikiran mereka
berangan-angan. Bermodalkan kertas lipat sebagai pemain dan gawang. Kapur pun
diasah sedemikian rupa menyerupai bola buatan. Cara itulah yang bisa dilakukan
kala itu sembari membayangkan itu serupa dengan bayangan gaming konsol
kala itu.
Kala itu nama Nintendo mungkin
begitu mengakrabi anak-anak 90-an saat era konsol begitu menarik. Saat itu game
hanya terbagi tiga segmen yakni game Arcade (ding-dong), game PC, dan paling
mentereng game berbasis konsol. Game mobile belum ada dan mendukung karena
masih bersifat offline yang bisa dimainkan dari rumah
masing-masing terkecuali Arcade.
Hingga akhirnya Playstation muncul
menyasar segmen konsol di awal 90-an. Kala itu pengalaman yang dirasakan pun
tidak begitu impresif dari kompetitor kala itu yaitu Nintendo dan juga Sega
seakan membuat PlayStation cepat naik daun. Sony dengan senjata andalannya
Playstation mampu meracuni semua gamer kala itu. Penjualannya
mereka di seluruh dunia...
Sebelumnya Sony berpikir dan sadar
selaku yang membesut Playstation tahu kedigdayaan Nintendo sulit terbendung
apalagi pemain baru seperti mereka. Butuh inovasi dan kreasi baru agar
menggebrak dunia game yang seakan jalan di tempat dan hanya dinikmati mereka
yang berduit.
Hingga akhirnya Playstation generasi
pertama konsol milik mereka diluncurkan. Tanggal 3 Desember 1994 jadi hari
peluncuran perdana dan memberikan segudang fitur dibandingkan pesaingnya. Salah
satunya menggunakan CD-ROM yang kala itu game masih kaset bisa. Ada juga Memori
Card dalam menyimpan data permainan dan tentu saja Gameshark buat yang
suka cheating.
Sony memberikan sesuatu yang spesial
dari semua konsol Playstation milik mereka. Gamepad buatan Sony begitu
nyaman, mengalahkan para pesaingnya yang terlebih dahulu kenyang asam garam. Gamepad
milik Sony tersebut mereka namai dengan DualShock yang menjadi
cikal-bakal Gamepad modern yang dimainkan gamer hingga saat ini.
Masa Kecil Begitu Bahagia Berkat
Playstation
Pagi itu setelah makan siang para
bocah bergegas pamit oleh orang tuanya. Mengayuh sepeda hingga persimpangan,
sadar bahwa rental PS anak penuh sesak. Anak-anak yang tidak kebagian bermain
harus menunggu lama untuk bisa dapat giliran. Seakan ada banyak menit yang
mereka tunggu, tapi mereka tidak ingin mengeluh karena hari ini adalah hari
libur. Bermain PS adalah pelepasan bahagia ditunggu hingga akhir pekan tiba.
Memang itu cukup ironi saat jumlah
lapangan bermain makin terbatas, pilihan rental PS begitu menggoda. Apakah
hanya sekadar menonton lawan bermain atau mengajak tanding. Seakan satu TV
dipenuhi oleh banyak bocah, melihat kebolehan temannya dalam bermain. Game yang
paling dinanti tentu saja Winning Eleven. Siapa yang kalah harus keluar dan
digantikan oleh anak lainnya. Bocah yang tak terkalahkan seakan bisa bermain
sampai puas dan jempol tangannya lecet.
Rental PS jadi sebuah tujuan akhir
yang penuh rasa penasaran. Ia seakan melengkapi di siang hari kartun Tsubasa
dan bermain bola di senja hari. Bagi para bocah bermain PS jadi bukti nyali
seberapa jago mereka di atas sebuah konsol. Pertarungan jadi diri memalukan
karena ditonton teman-temannya. Segala cara rela dilakukan untuk bias menang.
Di rental paling banyak bermain game
bola, memang saat ini yang paling identik dengan bermain PS adalah mereka yang
suka bermain game bola. Memberikan kenangan manis buat para bocah, anak kuliah
hingga pria dewasa yang digoda bermain untuk ikut bermain. Eksistensi game
konsol seakan tak mati dan memberikan pengalaman sendiri dalam bermain.
Mungkin saat itu para ibu-ibu cukup
mencari anak lelakinya di dua tempat anak lelakinya berkumpul. Apakah di
lapangan bola atau rental PS di dekat rumah. Supaya cepat pulang, segera mandi
dan berangkat salat magrib.
Bagi yang telah mendekati kepala
tiga, kebiasaan main PS memang tidak bisa ditolak. Apalagi ajakan berduel
ibarat mempertahankan jati diri. Sembari duduk di rental atau berteriak sambil
mengumpat di depan layar saat tidak gol atau bahkan mengejek teman saat ia
kalah dan banyak alasan. Berbeda dengan mobile gaming yang
kadang dimainkan di tempat umum, kata-kata umpatan terdengar oleh khalayak
ramai.
Inilah kenangan yang diberikan oleh
Playstation, mereka sadar tak sedigdaya dulu. Sony pun kini bukanlah perusahaan
teknologi besar seperti dulu. Playstation mungkin salah satu sisi nyawa yang
tersedia kala bisnis mereka banyak tergerus. Mempertahankan Playstation itu
artinya mempertahankan nama Sony tetap ada dunia gaming.
Revolusi Gamepad dan Cikal Bakal
Gamepad Modern
Berbicara mengenai Playstation
pertama, model ini dianggap cukup sukses di pangsa konsol kala itu. Mulai dari
menawarkan banyak sesuatu yang baru dan bahkan menggerus bisnis game model
lama. Seakan konsol hampir meraut 70% pangsa gaming kala itu,
game arcade seakan harus mengibarkan bendera putih bawa era mereka sudah mulai
pudar. Hanya tinggal game PC pesaing utama konsol.
Mereka bukanlah yang paling dulu
hadir, jauh sebelumnya Nintendo dan Sega begitu terkenal serta punya ciri khas
dari gamepad mereka. Awalnya gamepad berupa
tongkat alias joystick yang berfungsi sebagai arah pergerakan,
ditambah satu tombol aksi. Pengalamannya jauh dari kata menyenangkan dan
pastinya tombolnya tidaklah empuk.
Semuanya dimulai sejak tahun 1962,
perusahaan ternama Nintendo Entertainment System (NES)
mengeluarkan gamepad pertama berbentuk kotak berisi tombol A
dan B. Proses pembaruannya terus dilakukan hingga pada era 1980-an. Saat itulah lahirlah konsol pertama yang diberi nama Nintendo 1985, game paling terkemuka yang mungkin diingat semua orang yaitu Super Mario Bross.
Nintendo mencoba menyempurnakan gamenya dan tentu saja gamepad lebih modern dan enak digenggam. Hingga akhirnya lahirlah sebuah konsep D-pad yang berbentuk menyerupai kacamata. Bentuknya ringkas dan cukup nyaman dibandingkan bentuk kotak persegi seperti model pertama. Mereka memberi namanya dengan Super NES dan diluncurkan pada tahun 1991.
Nintendo mencoba menyempurnakan gamenya dan tentu saja gamepad lebih modern dan enak digenggam. Hingga akhirnya lahirlah sebuah konsep D-pad yang berbentuk menyerupai kacamata. Bentuknya ringkas dan cukup nyaman dibandingkan bentuk kotak persegi seperti model pertama. Mereka memberi namanya dengan Super NES dan diluncurkan pada tahun 1991.
Nah... pada gamepad model
ini memungkinkan pergerakan ke arah atas, bawah, kanan, dan kiri, untuk
menggantikan joystick yang tidak ergonomis. Sejak itu gamepad selalu
dibagi menjadi dua bagian. Pada bagian kiri gamepad untuk
pergerakan player, sedangkan pada bagian kanan gamepad dalam
menunjang berbagai aksi jadi lebih hidup.
Nintendo kemudian sedikit mengubah
desain dengan menambahkan shoulder sebagai tempat beristirahat
jemari supaya tak pegal. Sekaligus menggenggam bagi telunjuk dan jemari
lainnya, Nintendo juga menciptakan tombol X dan Y di bagian action yang
berada di sebelah kanan. Tombol-tombol ini makin menambah reaksi dalam bermain.
Kemudian SEGA Genesis selanjutnya
mengubah bentuk kotak yang identik dengan NES, menjadi bentuk agak menyerupai
bumerang membuat genggaman pemakainya lebih nyaman. Ada tambahan tombol aksi di
kanan menjadi tiga dan kemudian enam (A, B, C) dan (X, Y, Z) memungkinkan gamer mengeluarkan
banyak aksi.
Namun bentuk gamepad revolusioner
barulah lahir saat Playstation terjun ke dunia konsol. Melahirkan gamepad khas
mereka dengan bentuk yang memanjakan genggaman tangan. Sangat nyaman itu semua
kalangan gamer dan semua berkat ide divisi pengembangan Playstation yaitu Teiyu
Goto.
Sudah ada hampir tiga dekade lamanya
sejak kemunculan di pertengahan 60-an konsol game tak punya gamepad ideal.
Hingga tercetus ide dari Sony dengan Proses riset dalam membuat gamepad terbaik
tidak hanya praktis tapi mendukung semua genre game.
Sony bahkan memberikan perubahan
gaya bermain ini kian mengembangkan berbagai jenis game seperti first
person shooter (FPS) sebagai pengembangan dari genre action.
Ada pula pengembangan dari game dengan genre Fighting Games, (FPS), Real-Time
Strategy (RTS), Sport Games, dan Racing. Membuat
cikal bakal gaming lebih beragam.
Gamepad Sony, Cita Rasanya Begitu
Menggoda
Membuat sebuah gamepad yang
nyaman dan cocok buat gamer sudah pasti butuh riset matang. Apalagi sebuah
perusahaan yang belum punya pengalaman di dunia tersebut. Awal mula gamepad legendaris
khas Sony adalah ide yang tak disengaja.
Bahkan sempat ditolak oleh direksi
karena bentuknya yang begitu aneh. Namun karena diyakini oleh salah seorang
teknisnya yaitu Teiyu Goto. Desain yang ia ajukan sempat mengalami penolakan
keras dari direksi. Tapi ia meyakinkan karena desain gamepad modern
yang diinginkan gamer adalah sesuatu ringkas dan nyaman.
Bila gamepad pesaingnya
kala itu Nintendo lebih cenderung datar sehingga Teiyu menilai kondisi tersebut
tidak nyaman untuk dimainkan dalam jangka waktu lama. Makin nyaman sebuah gamepad yang
diberi nama Dualshock tersebut makin laris di pasaran gaming.
Inilah yang membuat Playstation sukses selain harganya yang terjangkau.
Bukan hanya ukurannya saja tapi juga
bentuknya lebih tipis supaya lebih mudah digenggam. Game konsol sudah pasti
dimainkan banyak kalangan tanpa terkecuali. Itulah yang dipikirkan oleh Sony
dalam mendesain gamepad Playstation milik mereka.
Teiyu pun menilai desain gamepad
sedemikian rupa agar bisa nyaman dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa
bertangan besar. Hingga akhirnya gamepad pertama lahir dengan
sejumlah total seperti penambahan tombol di atas (shoulder) seperti L1,
L2, R1, dan R2, membuat gamer semakin memiliki banyak pilihan
aksi.
Mungkin di seri pertama kali
meluncur, konsol Playstation begitu polos, tak ada analog seperti generasi
selanjutnya. Pada Playstation generasi selanjutnya penambahan analog memberikan
bukti nyata konsol biasa dimainkan oleh siapa saja tanpa terkecuali.
Jempol sebelah kiri pun tidak lagi
bengkak karena sudah ada analog. Fungsinya tetap sama dan pergerakannya lebih
dinamis dibandingkan tombol transisi. Analog fungsinya sama seperti awal mula
mouse pada PC yang sangat membantu pergerakan lebih baik. Revolusi ini mengubah
pergerakan game jadi lebih ciamik dimainkan dalam waktu lama.
Primadona dari Playstation mungkin
bagi saya adalah game bola buatan mereka. Persaingan Konami dan EA Sport sejak
dulu menghasilkan game terbaik buatan mereka. Pengalaman dari Playstation edisi
pertama seakan membuat pergerakan lebih dinamis lagi. Analog jadi kunci menciptakan
pergerakan pemain andal dalam melewati lawan.
Dualshock Playstation, Gamepad
Terbaik Hingga Kini
Siapa yang tak mengakui bahwa
gamepad buatan Sony begitu sempurna, bahkan sudah melintasi zaman. Mulai dari
zaman Nintendo dan Sega serta kini menahan lagu Xbox besutan Microsoft. Kini
mereka sedang mempersiapkan Dualshock baru yang akan
diluncurkan pada tahun 2020.
Awal mula Dualshock hadir
pertama kali diluncurkan di Jepang pada 3 Desember 1994. Punya spesifikasi
cukup gahar kala itu. Mulai dari penyimpanan menggunakan CD-ROM, punya Memori
Card penyimpanan, dan bahkan sudah mendukung game 3D. Artinya Sony mampu
memberikan semuanya dari kenyamanan gamepad hingga inovasinya.
Sesuatu yang tak dimiliki oleh
Nintendo dan Sega kala itu. Alhasil lahirlah game terkenal dan
melegenda di Playstation 1 seperti Winning Eleven, Harvest Moon, Resident Evil,
Tekken, Final Fantasy, dan tentu saja SmackDown.
Kemudian 5 tahun berselang, edisi
kedua pun lahir yang lebih dikenal dengan Playstation 2. Meluncur pertama kali
perdana di Jepang pada 4 Maret 2000 dan telah diperkenalkan pada publik setahun
berselang. Dualshock yang Playstation jadi sebuah andalan sekaligus spesifikasinya, Sony sukses besar karenanya.
Konsol Duashock jadi
bentuk pembaruan yang digunakan Sony dengan mengandalkan analog. Tidak pada
edisi pertama yang tidak memiliki analog dan pada versi lanjutan baru tersedia.
Bentuk dari konsol lebih ramping dan ada banyak perubahan yang dilakukan.
Misalnya saja mematenkan konsep DVD dan opsi hardisk. Lalu
peningkatan kapasitas Memori Card dan punya resolusi lebih baik dari
sebelumnya.
Bisa dibilang konsol Dualshock dari
Playstation generasi kedua adalah bentuk asli yang dipertahankan
bertahun-tahun. Memang ada upgrade pada versi selanjutnya tapi
kesan klasik dan nyaman tersebut tetap dipertahankan oleh Sony hingga
Playstation generasi kelima.
Tahun 2006 kejutan kembali diberikan
Sony dengan hadirnya Playstation generasi ketiga (Playstatin 3). Sony
pun sering melakukan proses upgrade setiap 5-6 tahun akan
produknya. Game pun mulai beragam dan dinamis, kelahiran generasi ketiga seakan
membuat Playstation sadar bisnis mereka terus berkembang.
Tepatnya pada 11 November 2006,
Playstation 3 meluncur pertama kali. Punya spesifikasi yang cukup gahar dan
bersaing hingga kini. Ada sejumlah perubahan besar yang dilakukan dengan
mengubah DVD menjadi Blue Ray Disc serta dukungan Hardisk berkapasitas
besar.
Urusan gamepad pun
yang cukup menarik, Playstation pun berhasil mengganti konsep kabel pada dualshock dengan stick
controller berbasis wireless. Ini bagi saya cukup
revolusioner karena kabel membatasi gerak dalam bermain dan juga rentan
konslet. Proses switch pun lebih mudah karena sudah tersedia
tombol pada bagian tengah dualshock.yang ada logo Playstation di
tengahnya.
Lalu dualshock punya
media khusus yang bisa digunakan untuk mengisi daya pada gamepad. Ada
sejumlah lampu indikator dalam bermain dan pastinya nyaman karena analognya
pergerakannya lebih responsif dibandingkan dengan versi sebelumnya. Termasuk
analognya yang lebih responsif dibandingkan versi sebelumnya.
Selanjutnya 6 tahun kemudian
Playstation 4 pertama kali dirilis di Amerika pada 15 November 2013. Ada banyak
perubahan besar yang diberikan oleh Sony, seperti dapur pacu yang lebih ngebut
dibandingkan versi sebelumnya. Generasi keempat memang lebih bertenaga dan
punya kemampuan lebih hidup,
Kelebihan yang ada pada versi
sebelumnya tetap ditonjolkan seperti fitur wireless pada dualshock. Ada
penambahan besar yang dirasakan membuat kesan lebih modern seperti
tambahan touchpad untuk mengarahkan kursor sekaligus input
mouse. Serta adanya light bar yang membuatnya sangat
menarik kala bermain dalam kondisi gelap.
Kontrol sentuh memang bukan hal baru
di dunia game, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka diimplementasikan
sebagai sarana kontrol sekunder. Lalu pada DualSchock Playstation
generasi 4 tersebut adanya memasukkan penghubung mic atau earphone di
bagian bawahnya. Cukup membantu khususnya ada efek getaran saat bermain game
tertentu, seakan lebih hidup.
Terbaru adalah di tahun 2020,
generasi kelima akan meluncur yang dinamakan dengan Playstation 5. Meluncur di
akhir tahun tersebut dan sebelumnya sudah diperkenalkan pada akhir tahun lalu.
Punya dapur pacu yang menunjang dalam memainkan game era saat ini Termasuk
adanya teknologi Haptic Technology dan Adaptive
Trigger dalam memainkan game lawas dari generasi sebelumnya.
Perubahannya cukup ekstrem dari
mulai spesifikasi yang diusung nantinya hingga tampilan dualshock. Kesan
klasik yang sudah dipertahankan sejak generasi pertama seakan berubah cukup
drastis. Bahkan menyerupai pesaingnya yaitu Nintendo dan Xbox. Bila dulunya
kedua pesaing seakan mencari gamepad yang layak buat gamer hingga
berhasil menciptakan gamepad milik mereka.
Kini terlihat menyerupai gamepad
besutan Microsoft yaitu Xbox dan Nintendo. Terlihat jelas pada setiap sudutnya
lebih bulat pada tepinya. Terlihat ramping dengan ukuran lebih besar. Komponen
mengalami perubahan warna seperti Light Bar yang tadinya diposisikan di bagian
depan DualShock 4 berganti posisi ke sela-sela Touchpad.
Serta tombol Share diganti dengan nama tombol Create.
Perpaduan warna juga kentara dengan memadukan dua warna
seperti warna hitam dan putih dengan akses biru pada sela-sela Dualsence,
Cukup apik dan layak ditunggu bagaimana wujud aslinya, tinggal menunggu
bentuk device yang masih mungkin mengalami perubahan.
Game konsol yang tergusur PC dan
Mobile Gaming
Menjadi orang yang merasakan 5
generasi Playstation seakan paham akan yang Sony lakukan, mereka seakan menjawab
rasa dahaga para gamer konsol. Game yang mungkin saja tak
tergantikan meskipun oleh PC, itu semua karena kekuatan konsolnya.
Game PC kini seakan mengalami
perkembangan yang cukup pesat, bahkan mampu mengalahkan konsol yang sudah
melegenda. Tapi kenangan akan game konsol seakan tak pernah pudar karena ia
punya segmen spesial buat gamer hingga 5 generasi untuk saat ini.
Ada banyak alasannya mengapa game
yang bisa dimainkan di konsol dibandingkan PC kala itu. Keahlian lainnya tak
dimiliki PC adalah urusan kenyamanan gamepad dibandingkan mouse dan keyboard
andalan PC. Selain itu fungsi gamepad membuat semua tangan bekerja dengan
sempurna bahkan untuk mereka yang kidal.
Kini gebrakan dari mobile
gaming dianggap cukup punya cara menyamai konsol, misalnya adanya
ponsel series gaming dengan performa luar biasa. Bahkan ada
perangkat yang memudahkan bermain berbagai game dengan nada tambahan
seperti joystick, docking, dan perangkat lainnya. Sudah pasti
banyak gamer punya mobilitas tinggi yang memilih mobile gaming dibandingkan
konsol gaming.
Perusahaan konsol seperti Sony sadar
era bermain di rumah saja tak cukup, ada banyak penggemarnya yang beralih
pada mobile gaming. Mereka pernah meluncurkan hal serupa
seperti PS Portable dan kemudian disusul dengan PS Vita. Hanya saja kurang
sukses seperti versi konsol hingga akhirnya di awal 2010-an Sony menghentikan
produksinya.
Padahal setelahnya, mobile
game dari perusahaan teknologi bermunculan dan menjadi segmen paling
menggiurkan untuk siapa saja yang terjun ke sana. Sony dianggap salah arah
setelah Playstation versi portable mereka kurang menggigit dan
bahkan ponsel buatan mereka kini meredup jauh. Bahkan hanya dipasarkan pada
negara tertentu saja yang dianggap menguntungkan.
Kini Sony kalah dari pabrikan negara
tetangga dan Amerika. Kini mereka pada Playstation yang dianggap masih sangat
menguntungkan. Mereka sadar meraut keuntungan pada lini tertentu lebih baik
dibandingkan harus menghidupkan banyak lini tapi harus merugi.
Revolusioner yang Kini Mengekor
Pesaingnya
Sony resmi mengumumkan wujud baru Controller PlayStation
5, yang diberi nama DualSense. Berbeda dengan DualShock 4
pada PS4, Sony mengusung desain baru yang terkesan lebih modern pada DualSense.
Tapi terlihat sekilas menyerupai Xbox series besutan dari
Microsoft dan bisa dianggap sebuah pukulan telak buat Sony.
Bagaimana tidak, sebuah konsol revolusioner seakan kesulitan
menentukan tampilan gamepad yang tak pernah berubah lebih dari
dua dekade. Saat melakukan perubahan, gamepad Sony terlihat
lebih mirip dengan pesaingnya. Beda dengan dunia, segala yang Sony lakukan pada
Playstation jadi sebuah trendsetter.
Terlihat jelas perubahan radikal tersebut, saya
sebagai fans Playstation sendiri cuku kecewa dengan hal tersebut. Dualshock yang
sebelumnya jadi nama gamepad kini berubah menjadi DualSense yang
berarti ada sejumlah fitur tambahan seperti Haptic Feedback.
Membuat pengalaman lebih hidup khususnya getaran saat melalui sesuatu medan
atau benturan. Termasuk juga Adaptive Trigger yang merasakan
sensasi buat pemainnya.
Bagi saya dan cukup mengobati rasa penasaran sekaligus
kekecewaan adalah kemampuan backwards compatibility. Sony dan
Playstation sadar mereka punya banyak penggemar setia lintas generasi. Tetap
bermain konsol hingga kini dan menganggap mobile dan PC gaming tak sepenuhnya
menggantikan konsol.
Salah satunya yang menyukai memainkan game lawas dari
generasi sebelumnya. Playstation 5 mampu dengan fitur tersebut. Pastinya dengan
grafis terbaik tapi dengan kesan lawas, sekaligus membuat para penggemarnya
merasakan nostalgia pada game favoritnya. Playstation seakan mengembalikan
memori waktu kecil dari penggemarnya.
Terakhir adalah kemampuan cross-gen dalam
bermain game dengan pemain dari generasi Playstation berbeda. Caranya bermain
secara online, melalui Playstation Network, memang tak semua
lintas Playstation bisa melakukan hal tersebut. Hanya generasi ketiga dan
keempat saja, tapi ini cukup menarik karena ada banyak generasi sebelumnya yang
kesulitan dalam adaptasi untuk upgrade dalam bermain.
Playstation Network cukup membantu dan pasti sangat seru.
Artinya tidak ada lagi alasan, sekaligus cara ini menurut
saya membuat ikatan kuat antar lini. Bisa saja tidak perlu upgrade pada
generasi selanjutnya. Atau membeli Playstation edisi terbaru untuk bisa
merasakan semua game lawas terdahulu. Semua kembali pada pengguna
masing-masing.
PS5 menawarkan backwards compatibility sehingga
dapat memainkan gim dari konsol PlayStation generasi sebelumnya, serta Cross-Gen yang
memungkinkan pengguna PS5 bermain bersama pengguna
konsol PlayStation generasi sebelumnya di PlayStation Network.
Playstation, Nyawa Terakhir yang Siap Mengembalikan
kedigdayaan Sony
Sony bukanlah perusahaan kemarin sore asal Jepang, sudah
berdiri setelah perang dunia II selesai berkecamuk. Berawal dari sebuah toko
elektronik dengan delapan karyawan kala itu, berubah menjadi perusahaan besar
dengan beragam bisnis unit dari elektronik, kendaraan listrik, hiburan, dan
finansial.
Di bisnis elektronik, Sony punya sembilan divisi yang terbagi
di dalamnya. Ada sejumlah divisi yang terus merugi, mengharuskan Sony harus
memangkas biaya produksi dan pemasarannya. Bahkan ada juga yang dilepas seperti
yang terjadi pada VAIO. Kini bukan lagi berada di bawah Sony. Lalu ada divisi
yang terus bersinar yaitu di bawah divisi Sony Interactive
Entertainment. Membawahi produk andalan mereka yaitu Playstation.
Sejak pertama kali diluncurkan lebih dari seperempat abad
silam, Playstation selalu jadi primadona sekaligus menaikkan derajat Sony di
mata dunia kembali. Nyawa terakhir tersebutlah yang terus menjadi awal baru
dalam resolusi Sony saat ini. Mereka pun siap kembali bangkit seperti dulu,
memperbaiki kesalahan dengan inovasi.
Alasan pertama karena nostalgia penggemar, jumlahnya pun
banyak dan tersebar di seluruh dunia. Bagaimana mungkin penggemar Playstation
bisa dengan mudah beralih pada konsol lainnya atau bahkan penggemar kamera
buatan mereka. Lalu ada juga faktor ketahanan yang dimiliki oleh produk buatan
mereka. Kesalahan produksi dan kerusakan sangat minim, ini membuat reputasi
bagus terus dipertahankan.
Toh... pengguna ingin membeli sekali dan memakainya seumur
hidup, inilah dianggap membuat Sony tetap menjadi primadona. Memang sinar
terangnya tak segemerlap dulu, namun kenangan dan pengalaman yang diberikan
pada pelanggan sulit dilupakan.
Playstation bagi saya bukan saja menjadi nyawa terakhir buat
Sony, namun juga inovasi baru dalam semua lini produk dan divisi yang
dihasilkan. Kebangkitan dimulai dari Playstation, sama halnya yang terjadi
seperempat abad silam. Semua layak ditunggu...
Bagaimana, sudah siap membeli konsol Playstation terbaru?
Semoga tulisan ini menginspirasi dan Have a Nice Days.
0 komentar:
Post a Comment