Semenjak kemunculannya pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China
awal tahun 2020. Setelahnya, hampir semua negara di dunia terserang termasuk
Indonesia kala mengumumkan kasus tersebut tepatnya pada 02 Maret 2020, setelah
itu jumlah pasien terus bertambah dari hari ke hari.
Tak tinggal diam, berbagai kebijakan harus diambil oleh pemerintah,
mulai dari meliburkan anak sekolah, melakukan Pyhsical Distancing, penangguhan
penerbangan luar negeri hingga penerapan PSBB di sejumlah kota di Indonesia.
Cara pencegahan yang cukup ampuh menekan penyebaran lebih luas lagi hingga vaksin
bisa ditemukan.
Ada sejumlah negara yang berhasil dan dinilai sukses menekan jumlah
warganya yang tertular. Ini menjadi contoh buat negara lainnya mencobanya
termasuk di dalamnya Indonesia. Bagaimana tidak, dengan jumlah penduduk
terbesar di Asia Tenggara, WHO memperingatkan Indonesia punya ancaman dan bisa
jadi episentrum COVID-19 bila tidak sigap.
Dibutuhkan kerja keras bahkan koordinasi dari akar rumput
(masyarakat) hingga top level (pemimpin) dalam memecahkan hal kompleks
tersebut. Tugas paling dibutuhkan saat ini adalah melakukan tes massal dan
melacak pergerakan manusia. Mengingat Indonesia punya begitu banyak masyarakat,
bila terlambat akan jadi bencana besar dari segala aspek.
Yuk Cari Tahu Apa Itu COVID-19
Awal kemunculannya virus baru tersebut adalah di Wuhan, Provinsi
Hubei China. Bermula dari pasar makanan laut di kota tersebut. Muncul virus
model baru yang mampu melakukan proses perpindahan yang virus yang awal dari
hewan ke manusia hingga mengalami proses mutasi dari manusia ke manusia.
Covid-19 merupakan virus yang mengalami mutasi dari virus
sebelumnya. Petaka pun dimulai, menginfeksi puluhan ribu orang yang ada di
China daratan. Berdampak pada sejumlah kota harus di lockdown agar tidak
menyebar lebih luas. Tetapi tetap saja, yang dulu hanya sebatas endemi di China
daratan kemudian merambat ke seluruh dunia menjadi pandemi besar.
Proses infeksi virus yang kemudian dinamai COVID-19 sangat mudah.
Korban yang positif Gejala Virus Corona akan menyebarkan virus pada orang lain melalui percikan air
liur kala bersin dan batuk, kemudian menyentuh bagian mata, hidung serta mulut
setelah berpapasan dengan penderita. Apalagi banyak dari penderita saat ini
yang tidak punya gejala (Orang Tanpa Gejala) membuat penyebaran makin masif.
Bagi mereka yang terpapar COVID-19 akan mengalami masa inkubasi
2-14 hari setelah tertular. Virus akan masuk ke dalam tubuh khusus menyerang
bagian paru-paru korban hingga infeksi. Setelahnya infeksi tersebut makin parah
dan akut menjadi bronkitis dan pneumonia.
Penderita pun merasakan demam tinggi setelahnya, diserta dengan
sakit tenggorokan disebabkan oleh lendir. Proses bernapas pun jadi sulit karena
sesak napas dan nyeri dada. Bagi mereka yang punya penyakit bawaan parah dan
punya daya tahan tubuh lemah sangat rentan bila tak ditangani dengan tepat.
Cara menekannya adalah dengan menggunakan masker saat keluar rumah,
kurang interaksi dengan penerapan physical distancing, dan tentu saja
jangan lupa cuci tangan dengan sabun setiba pulang dari rumah dengan
menggunakan air serta sabun. COVID-19 tergolong virus yang membran tubuhnya gampang
hancur dengan air sabun.
Edukasi COVID-19, Buat Masyarakat Cerdas
Saat awal kemunculannya, ada begitu banyak informasi hoaks yang
menyebar luas di masyarakat. Salah satunya cara meredam itu semua adalah dengan
memberikan edukasi secara menyeluruh. Sebaran hoaks bisa sangat berbahaya
karena bisa membuat gaduh dan salah persepsi mengenai Virus COVID-19. Nah..
sekarang tugas semua pihak memerangi informasi tak valid tersebut,
menghilangkan paranoid dan kegelisahan masyarakat modern dari konten hoaks. Yuk
sama-sama perangi!!
Caranya sangat mudah, di era internet dan sosial media. Ada beragam
platform yang bisa digunakan dalam mengedukasi masyarakat. Mulai dari anjuran
menggunakan masker, membatasi aktivitas di luar rumah, cuci tangan menggunakan
sabun, hingga penanganan pasien COVID-19. Toh... di negeri kita banyak konten
kreator, bekerja sama membuat konten seperti itu dari tulisan, gambar, dan
video.
Penerapan Hidup Sehat, Cara Terhindar dari Virus
COVID-19 satu dari sekian banyak virus yang menghantui manusia
dalam sejak umat manusia. Di dekade milenium saja ada begitu banyak virus
berbahaya yang menyerang sistem pernapasan manusia. Mulai dari SARS di tahun
2002, Flu Burung di tahun dan MERS di tahun 2012.
Berbagai cara dilakukan dari menekan penyebaran, membuat protokol
kesehatan khusus, hingga membuat vaksin penangkal. Namun tahapan sederhana bagi
melindungi diri masing-masing adalah penerapan hidup sehat. Selama ini virus
sangat rentan menyerang mereka yang punya imunitas tinggi. Saat terpapar dengan
penderita lainnya, antibodi tubuh tak kuat melawannya alhasil harus jatuh
sakit.
Aktivitas yang selama ini dilakukan di luar rumah harus dikurangi
sementara. Apalagi kini sejumlah pekerjaan bisa dilakukan dari rumah Work
From Home, bahkan aktivitas lainnya sudah tersedia secara online.
Meskipun tak terlalu optimal, cara ini bisa dilakukan dalam memutus rantai
penyebaran virus di sekitar kita.
Nah... menerapkan pola hidup sehat jadi anjuran para ahli hingga
pandemi bisa ditanggulangi. Memulai hidup sehat sangat mudah, seperti makan
makanan sehat bergizi tinggi, dibarengi dengan olahraga teratur, dan istirahat
cukup. Bila itu semua sudah dilakukan, harus tetap ikut anjuran pemerintah
seperti menggunakan masker dan menjaga jarak. Bisa saja kala imun tubuh sedang
turun, virus bisa menyerang tubuh.
Masker yang digunakan pun tak harus bedah karena jumlahnya
terbatas. Itu dikhususkan untuk tenaga medis dan pasien positif COVID-19. Kita
cukup dengan menggunakan masker berbahan kain yang harganya terjangkau dan bisa
digunakan berkali-kali. Yuk sama-sama bila keluar rumah jangan lupa pakai
masker.
Konsultasi Kesehatan Kala Pandemi
Selama masa PSBB di sejumlah kota, keluar rumah jadi hal sulit.
Namun tak perlu khawatir karena proses konsultasi dengan dokter sudah sangat
mudah dari smartphone Anda. Salah satunya aplikasi kesehatan bernama Halodoc, mengingat sulitnya
datang ke rumah sakit karena terhalang proses administrasi berbelit-belit.
Halodoc hadir dengan konsultasi secara digital langsung dengan
dokter ahli bidang tersebut. Mereka akan memberikan konsultasi akan penyakit,
tips, hingga info berharga lainnya tanpa harus menunggu nomor antrean. Selama
masa pandemi kini, berada di rumah lebih aman dari penularan virus sekaligus
menekan angka penyebaran.
Proses konsultasi dan berobat bisa dengan mudah dari jarak jauh melalui
perangkat ponsel. Anda akan mendapatkan perhatian dan konsultasi dengan dokter
yang dituju. Termasuk dalam proses membeli obat dan cek lab kesehatan tanpa
harus mengantre lama. Karena terlalu lama mengantre berdampak penyebaran virus
lebih mudah.
Terakhir
adalah proses kunjungan rumah sakit yang lebih cepat karena Anda sudah
melakukan konsultasi melalui aplikasi. Bila dianggap butuh penanganan serius ke
RS, Halodoc akan memberikan surat rujukan ke RS mana tanpa harus bolak-balik
antre, pendaftaran, dan surat rujukan.
Konsep
ini sangat layak di tengah pandemi, berbagai penyakit dan tips juga tersedia di
aplikasinya. Bahasanya mudah dipahami oleh awam dan pastinya buat kita lebih
tahu banyak mengenai sebuah penyakit. Artinya kombinasi antara physical
distancing semua pihak, makan-makanan bergizi, olahraga teratur, serta
dukungan aplikasi kesehatan akan membuat pandemi segera mereda. Mari sama-sama
bergerak, membuat landai grafik kurva COVID-19 dan hidup normal seperti dulu.
Semoga
postingan ini memberikan inspirasi dan pengetahuan baru, akhir kata: Have a
Nice Days.
0 komentar:
Post a Comment