Menjadi salah seorang pelopor dan inovator
tidak lahir dalam waktu semalam. Semuanya butuh waktu dan fokus, modal utama
yang dimiliki adalah pengalaman dan pengetahuan. Dasar itulah yang melahirkan
para expert generalist yang ingin perubahan.
Bila tak mau melakukan hal yang baru, sangat sulit jadi seseorang yang kreatif dan inovatif.
Prinsip itulah yang dipegang teguh para expert
generalist, orang-orang yang tak bisa dalam memandang dunia. Siap mengubah
dunia jadi lebih efisien menurut mereka. Modalnya yang sederhana, hanya ide dan
tentu saja rasa ingin tahu begitu besar.
Para expert generalist dapat
pengetahuan dan pengalamannya dalam melihat masalah. Menerjemahkan ide dari
kreativitas yang dimiliki. Saat banyak orang lain kesulitan, kemampuan dan ide
mereka begitu berharga. Bahkan bisa merevolusi sebuah bidang sekalipun, kecil
tapi bermakna besar.
Yuk Kenalan sama Expert Generalist
Menjadi Expert Generalist bisa dianggap
sebagai orang yang spesial, kemampuannya dalam menggabungkan banyak ilmu dalam
satu tujuan. Memang menjadi spesialis terasa begitu spesial, hanya saja satu
ilmu saja.
Dunia berubah dengan begitu cepatnya, dan saat
ini ilmu pengetahuan saja tidak cukup. Dunia membutuhkan orang yang andal dalam
banyak hal dalam memecahkan permasalahan yang begitu kompleks.
Berpikir out of the box dan tentu saja
tahu segala hal, yeah... mereka adalah para expert generalist. Bila dulu
punya banyak ilmu atau kemampuan yang umum sering kali dicap sebagai serabutan.
Anggapan itu ditepis dengan banyaknya expert generalist dalam mengubah
arah dunia.
Bahkan bisa dianggap expert generalist
mampu menghubungkan berbagai titik menjadi sebuah pola. Bermodal pengetahuan,
pengalaman, dan koneksi seakan mampu berbuat banyak pada bidang yang sedang
digeluti.
Cara melihat dunianya pun berbeda dan tidaklah
pragmatis, dikarenakan kaya akan ide dan terobosan baru. Insting inilah yang
membuat expert generalist jadi orang berpengaruh di berbagai bidang.
Siapa sih yang tak kenal dengan Elon Musk,
mungkin saja dia adalah salah satu expert generalist yang mampu mengubah
cara dunia berpikir. Ilmunya di bangku sekolah, insting berbisnis, dan
pengetahuan luas membuatnya sukses besar.
Bukan pada satu atau dua perusahaan saja, tapi
ada 15 perusahaan yang empat di antaranya ia langsung bawahi. Bisa
dibayangkan bagaimana sibuknya Elon Musk setiap hari dalam berpikir dan
mencurahkan tenaga dari setiap perusahaannya tersebut.
Jadi Seorang Spesialist atau Expert Generalist?
Pertanyaan lain muncul, yaitu mengapa orang
dulu banyak yang Expert Generalist?
Kemampuan belajar dan mau tahu adalah
kuncinya. Inilah modal berharga dalam menambah ilmu, apalagi saat itu ilmu
pengetahuan berjalan sangat lambat. Serta belum ada pakem ilmu seperti sekarang
dan mengharuskan semua orang belajar banyak ilmu.
Kini dunia telah berbeda, ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang dengan pesat. Proses belajar tak hanya mengandalkan ruang
kelas saja dan status sosial lagi. Bahkan dari internet orang bisa belajar
lebih banyak pengetahuan yang ia mau.
Alhasil lahir begitu banyak spesialis, mereka
ada yang diasah oleh kemampuan akademisi yang kompleks dan rumit. Ada juga yang
lahir berkat bakat yang diasah sejak kecil hingga menjadi seorang ahli
profesional.
Kini dunia sebaliknya, kekurangan para expert
di banyak bidang. Selain karena ilmu makin kompleks dan rumit. Tentu saja, itu
perjuangan sulit belajar sejak dini. Bahkan mengorbankan waktu untuk bermain,
istirahat, dan keluarga.
Dunia membutuhkan banyak expert generalist.
Ada sebuah kelebihan yang dimiliki oleh expert generalist adalah
menggabungkan banyak ilmu secara mendalam sekaligus merevolusi pemahaman akan
suatu bidang. Kemampuannya memberi cara baru dalam berpikir dan menanggapi
sebuah masalah.
Dunia membutuhkan orang-orang yang berpikir out
of the box dan expert generalist tergolong orang yang unik dari
beragam bakat dan kemampuannya. Seorang spesialis hanya bisa diandalkan pada
satu bidang saja, sedangkan expert generalist jadi solusi banyak hal.
Modal Berharga Jadi Expert Generalist
Menjadi orang yang punya pengetahuan dan
pengalaman di berbagai bidang jelas tidak datang dengan sendirinya. Butuh tekad
kuat yang harus dipupuk sejak usia dini, proses belajar dan membangun prinsip
ilmu penting jadi alasan seorang expert generalist lahir.
Sebagai contoh dasar dari expert generalist
ialah Elon Musk, kebiasaan yang ia bangun sejak adalah rajin membaca buku.
Kebiasaan fanatik ini otomatis mengasah otak, makin banyak dari beragam buku
yang dibawa pun berpengaruh besar dengan pola pikirnya di masa depan.
Sebagai catatan, Elon membaca berbagai buku
fiksi tentang masa depan saat masa kecil seperti The Lord of The Rings, The Hitchhikers Guide
to the Galaxy, The Foundation, dan The Moon is A Harsh Mistress.
Lalu bidang pengembangan roket dan astronomi
seperti An American Life, Structures: Or Wht Things Don’t Fall Down, dan Ignition:
An Informal History of Liquid Rocket Propellant. Sehingga Elon punya banyak
ilmu dalam mengembangkan Tesla dan SpaceX.
Mengenai perkembangan AI (kecerdasan buatan),
Elon rutin membaca buku Superintelligence: Path, Dangers and Stategies, Our
Final Invention, dan Life 3.0. Apalagi perkembangan bisnis di masa depan sangat
erat bersinggungan dengan AI dan manusia.
Otomatis dengan begitu membuat ia tahu
segalanya dan jadi modalnya di masa depan dalam membangun model bisnisnya yang
erat sekali dengan masa depan. Bahkan belajar banyak di dalamnya, jadi jangan
sia-siakan membaca.
Saya ingat dengan sebuah cerita, pikiran itu
ibarat sebuah saringan. Semakin banyak ia digunakan dan dicuci dengan air
(pengetahuan). Maka ia akan semakin tajam dan terasah khususnya memecahkan
masalah dan sumber ide kita.
Para expert generalist pun punya pola
pikir lainnya yang dikenal dengan First Principle. Pola berpikir ini
mengandalkan sekali kemampuan berpikir secara dasar dalam memecahkan sebuah
masalah.
Bisa dikatakan first principle sebagai
salah satu to the point dalam mencari masalah dalam sebuah topik dan
kemudian memecahkannya.
Hal pertama kali yang dilakukan Elon Musk saat
awal pengembangan Paypal, ini menganggap ada sistem pembayaran yang lebih cepat
dalam mengirimkan uang. Alhasil Paypal sukses besar hingga akhirnya diakuisisi
oleh e-Bay.
Kemudian saat pengembangan mobil listrik,
selama ini masalah utamanya ada pada baterai yang punya daya jelajah yang
pendek. Alhasil di bawah kendali perusahaannya Tesla, Elon pun mengembangkan
mobil listrik dengan daya jelajah jauh.
Tak berhenti di situ saja, ia mengembangkan
berbagai energi ramah daya yang mampu menunjang dalam pengisian daya. Dari
lahirnya GigaFactory, Solar City, dan bahkan mendirikan charging station
di tempat umum.
Alhasil kini mobil listrik jadi tren baru yang
mampu membuat banyak orang beralih dari mobil konvensional yang boros dan tidak
ramah lingkungan. Termasuk juga di dalamnya adalah menjadi futuristik tanpa
biaya ganti oli, kerusakan mesin dan sebagainya.
Cukup saja dengan biaya perawatan ringan dan
tentu saja update software berkala. Ini sebenarnya mobil atau gadget
sih? Yups... ini mobil dan Elon berhasil membawanya ke arah masa depan.
Terakhir dari seorang expert generalist
adalah kemampuan dalam transfer of learning. Kemampuan ini berupa
memindahkan sebuah ilmu yang didapatkan dari cabang ilmu lainnya dalam
memecahkan masalah di ilmu lainnya.
Sebagai contoh setelah Elon Musk berhasil
memecahkan masalah mobil listrik dengan tenaga listrik. Energi lainnya nyata
bisa dikembangkan bahkan ramah daya. Alhasil lahirlah GigaFactory dan Solar
City yang mengandalkan pembangkit listrik tenaga surya dan energi surya
rumahan.
Bahkan transfer of learning sangat baik
dalam menekan biaya, misalnya saja Anda dulunya mengenyam pendidikan di jurusan
manajemen. Tak disangka dalam perjalanan karier Anda menjadi CEO perusahaan
teknologi.
Ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan
bisa digunakan untuk menekan biaya khusus biaya produksi dan bahkan menaikkan
keuntungan perusahaan. Jadi jangan pernah anggap remeh ilmu yang pernah Anda
dapatkan, bisa saja kala genting sangat berharga.
Itu juga yang dilakukan Elon Musk dalam
mengembangkan SpaceX, selama ini roket hanya bisa digunakan sekali dan ini
membuat biaya peluncuran roket sangat mahal. Hanya negara yang bisa lakukan (read:
NASA).
Kini pihak swasta bila melakukannya,
peluncuran Crew Dragon ke Stasiun ISS pada akhir Bulan lalu. Ini jadi bukti di
masa depan perjalanan ruang angkasa jadi murah dan bisa dilakukan oleh siapa
saja.
Prinsip Dasar Jadi Expert Generalist
Harus dicatat juga, memang dengan membaca, first
principle, dan transfer of learning saja tak cukup. Ada prinsip
dasar yang harus dilakukan seorang expert generalist. Salah satunya ia
berada di lingkungan yang tepat dan mendapatkan dukungan penuh sekitar.
Bila tidak, bakat dan pengetahuannya akan
terasa sia-sia. Bila itu semua sudah tersedia, seorang expert generalist
bisa dengan cepat beradaptasi terhadap masalah yang ia hadapi. Mengumpulkan
data, menganalisis risiko, dan tentu saja memprediksi masa depan.
Contoh sederhananya seseorang yang punya
kemampuan membaca perubahan kebiasaan masyarakat saat ada bencana seperti saat
ini. Pandemi membuat setiap manusia saling menjaga jarak satu sama lain
khususnya di transportasi umum dan aktivitas sosial.
Mereka para expert generalist mungkin
bisa melakukan terobosan cepat sebelum orang lain memikirkannya. Misalnya saja hal paling
kecil membuka toko sepeda, atau bahkan paling besar mengembangkan aplikasi
virtual conference dalam menghubungkan banyak orang.
Saat orang lainnya harus rugi besar, mereka para
expert generalist menganggap ini semua sebagai kesempatan yang tak
datang kedua kalinya. Adaptasi atas perubahan yang terus-menerus mengharuskan
kita banyak belajar dan salah langkah.
Pastinya itu mengharuskan terus berinovasi
tanpa henti. Terlalu merasa nyaman dan cepat puas bukanlah dasar seorang expert
generalist. Berinovasi jadi alasannya terus bertahan, setiap waktu selalu
saja adap pesaing yang menunggu kita tergelincir.
Itulah yang dilakukan oleh Elon Musk, ia sadar
usahanya punya banyak pesaing. Mereka terus belajar dan bahkan menghadirkan
inovasi baru. Bila ia beranggapan yang pertama mengembangkan, saat itulah
pesaing yang terus berinovasi akan merebut hati pelanggannya.
Terakhir dan sifatnya diplomatis adalah
kemampuan komunikasi dan relasi. Menjelaskan sebuah ilmu baru pada orang banyak
bukanlah hal yang mudah. Mereka semua butuh bukti atas yang akan dikerjakan di
masa depan. Kemampuan diplomasi dan komunikasi yang baik jadi alasan mereka
percaya.
Untuk sebuah perusahaan, proses pendanaan membutuhkan
banyak investor. Belum lagi para teknisi yang bahkan datang dari berbagai
lintas ilmu. Kepercayaan besar ditambah dengan relasi yang baik buat semua
pihak percaya. Investor jelas tidak menitipkan uang berjumlah besar pada orang
yang salah.
Kontribusi lintas ilmu dan dukungan investor
pasti berujung manis. Bisa dibilang mampu merevolusi industri hingga skala
besar. Wajar bila para expert generalist sangat dibutuhkan, menyatukan
beragam titik menjadi sebuah gambar visual menakjubkan.
Peluang Menjadi Expert Generalist
Semua orang punya kesempatan yang sama
mengubah dunia. Salah satunya dari bakat dan pengetahuan terpendam. Bahkan
selama ini kita sering menyepelekan ilmu yang pernah kita dapatkan di bangku
sekolah. Nyatanya ilmu itu bisa berguna di masa depan.
Memang menjadi expert generalist sangat
sulit, minimal kita punya kemampuan serba bisa. Apakah itu datang dari bangku
pendidikan atau pengalaman bekerja. Secara tak sadar, semua orang akan
membutuhkan Anda. Walaupun masih skala kecil, minimal itu jadi modal berharga
dalam merevolusi dunia.
Toh... para expert generalist dulunya
memulai dari hal kecil dan berkat pengalamannya. Ia bisa dipercayakan oleh
banyak orang karena kemampuan kecil. Menghubungkan satu titik demi titik,
hingga akhirnya menjadi sebuah visual menarik.
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi kita untuk terus belajar. Akhir
kata, Have a Nice Days...
0 komentar:
Post a Comment