Itulah yang didapatkan bila suatu bangsa sudah memiliki
koneksi internet yang cukup baik. Gambaran saat ini, yang menjadi generasi
internet tercepat adalah 5G. Hanya sejumlah negara maju dan pengembang yang
sudah mengadopsikan teknologi tersebut.
Membangun bangsa yang tangguh tak selamanya selalu
berhubungan dengan infrastruktur fisik saja. Pergeseran di era saat ini begitu kentara
khususnya pada perkembangan yang sifatnya non-fisik. Khususnya di era digital,
peran yang paling dalam kemajuan bangsa sangat eranya dengan internet.
Memang ini menjadi sebuah tantangan tersendiri yang harus
dihadapi. Selama ini Indonesia dicap punya kualitas internet yang cukup buruk,
khusus perbandingan antara di perkotaan pun punya jurang yang sangat jauh.
Ada gap besar yang selama ini merentang karena internet
telah jadi sebuah keharusan semua pihak. Segala akses dan sudah terkoneksi
dengan internet, telat berarti kehilangan begitu banyak kesempatan. Ini yang
coba dibangun pemerintah dalam menyatukan Indonesia dalam wujud internet.
Mengapa Internet Begitu Dibutuhkan Kini?
Mengejar bangsa yang sudah maju dalam sektor pembangunan
jelas butuh waktu puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun. Mereka sudah punya
sistem yang dibangun begitu lama dan turun-temurun, mengajar itu semua hampir
mustahil. Melalui teknologi internet, semua bisa dikejar dalam waktu singkat.
Kita pun bisa membangun shortcut-shortcut dari
setiap bidang yang punya. Misalnya seseorang punya keahlian kerajinan tangan,
meskipun berada di daerah dengan adanya internet mampu menjangkau pasar global,
menyamai kerajinan mapan dari negara maju, artinya internet memberikan porsi
yang sama pada siapa pun.
Itu coba diwujudkan dengan proyek bernama Palapa Ring,
proyek mercusuar yang menyatukan Indonesia dalam wujud internet. Tahun lalu
tongkat sejarah itu berhasil diukir, menghasilkan internet sama cepat dari
tengah ibu kota Jakarta dengan pedalaman Papua sekalipun.
Apalagi saat ini kecepatan akses internet Indonesia jauh
tertinggal dengan negara tetangga. Menurut data yang dihimpun dari Hootsuite
tahun 2020, kecepatan internet rata-rata di tanah air adalah sekitar 9,82
Mbps. Masih jauh dari kecepatan rata-rata internet di dunia yang berada di
kisaran 22,16 Mbps.
Perubahan dan perbaikan dari segi internet sangat
dibutuhkan, ini wajar karena semua pekerjaan kini bisa terkoneksi internet atau butuh layanan digital. Di masa
pandemi yang sulit kini yang mengharuskan banyak masyarakat bekerja dari rumah.
Internet yang ngebut jadi kebutuhan wajib dimiliki oleh semua masyarakat.
Membangun Jaringan Internet yang Dibutuhkan Masyarakat
Pemerintah sudah menyiapkannya melalui proyek bernama
Palapa Ring, proyek yang sempat terkendala beberapa kali hingga akhirnya
terealisasi. Salah satu alasan harus segera dilanjutkan karena desakan,
Indonesia butuh shortcut dan internet adalah jalan pintas meraih itu
semua.
Meskipun butuh waktu dan dana yang besar, semuanya ibarat
investasi jangka panjang. Siapa yang tak senang saat masyarakat yang
berselancar di pelosok hutan Papua punya koneksi sama kencang di Jakarta, tapi
tetap dengan harga yang menjangkau semua lapisan. Pemerataan tersebut dilakukan
dengan membangun kabel telepon, tiang pemancar bahkan kabel serat optik di
dasar laut.
Baca Juga: Kapan 5G Bisa Dinikmati di Indonesia
Dirancangnya Program Palapa Ring akan menghubungkan
sistem telekomunikasi nasional yang menggunakan Sistem Komunikasi Kabel Laut
(SKKL) dan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO). Membentang dari Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Harapan itu akhirnya terwujud setelah lebih dari dua
dekade mengambang, proyek Palapa Ring terwujud dalam meningkatkan kualitas
internet di Indonesia. Di penghujung tahun 2019 lalu jadi bukti, jaringan
yang membentang dari barat hingga timur
Indonesia.
Total ada sebanyak 12.148 km yang terbentang di daratan
dan dasar laut. Terbagi dalam tiga paket yaitu paket barat, tengah, dan timur.
Masing-masing panjangnya yaitu 2.275 km di barat, 2.995 km di area tengah, dan
6.878 km di timur.
Total ada sebanyak 514 kota/kabupaten dari Aceh hingga
Papua. Kecepatan yang dihasilkan pun cukup konstan dan akan terus meningkat,
awal mulanya ditargetkan yaitu 40 Mbps pada proses download, dan 7 Mbps
pada proses upload. Nilai ini bisa bertambah hingga 100 GB/detik, sesuai
dengan kebutuhan bahkan penerapan 5G di masa depan.
Menepis Hoaks Mengenai Jaringan 5G
Menurut pendapat orang awam, beredar hoaks parah yang
mengatakan bahwa 5G berbahaya. Pancaran sinarnya bisa membunuh hewan-hewan
seperti burung-burung karena pancarannya.
Lantas itu semuanya adalah hoaks, pertama kali karena
jaringan sebelumnya mulai dari 2G, 3G, hingga 4G menggunakan jaringan yang
sama. Hanya saja kecepatannya lebih ngebut lagi dan frekuensinya lebih banyak.
Itu mulai dari Sub-6, merupakan jaringan gabungan
dari 2G, 3G, dan 4G. Jaringan ini digunakan di negara Asia yang punya jangkauan
lebih luas karena bentangan alamnya. Spektrum yang digunakan pada pita
pemancarnya hingga 6 GHz.
Selanjutnya adalah Milimeter Wave, jaringan yang
digunakan untuk jarak pendek dengan kecepatan yang cukup cepat. Spektrumnya antara
24 GHz hingga 100 GHz. Tujuan utamanya adalah mengganti peran koneksi internet broadband
menjadi sistem kabel.
Serta buat menambah kecepatan internet di daerah padat
penduduk khususnya negara maju. Di Asia, negara yang mulai mengadopsi ini
adalah Jepang, Korea, dan tentu saja Singapura.
Lalu Hoaks lainnya adalah frekuensi tower 5G dianggap sangat
membahayakan, apakah itu benar?
Jawabannya adalah tidak, karena frekuensi elektromagnetik
yang digunakan sangat aman karena di bawah frekuensi elektromagnetik cahaya.
Kecuali Anda nekat naik langsung ke atas tiang pemancar
tersebut, itu sama saja bunuh diri. Bahkan semua frekuensi elektromagnetik
semua itu berbahaya buat manusia karena pancaran frekuensinya sangat tinggi.
Perumpamaannya sama dengan listrik, memang listrik
berbahaya bila disentuh langsung. Tapi bila dikontrol atau bahkan dimanfaat
dengan cara yang benar. Itu akan sangat berguna buat kehidupan kita. Sama
halnya 5G dan penerapannya kini.
Kemudian Ada juga pertanyaan lainnya:
Untuk apa ada 5G, untuk jaringan 3G dan 4G saja tidak merata hingga
pelosok?
Baiklah... di dalam segala hal yang berhubungan satu sama lain pasti ada
efek domino. Nah.. ini semua juga yang terjadi dari adanya 5G. Sesuatu yang
dimulai di satu tempat, ia menjadi sebuah tren di tempat lainnya seiring
berjalannya waktu.
Sebagai gambar, bila di kota besar ada begitu banyak yang bermain game
online. Sudah pasti game online butuh bandwidth yang sangat
besar. Sesuatu yang populer di daerah perkotaan seakan membuat anak pedesaan
bermain serupa.
Nah.. bagi penyedia layanan telekomunikasi melihatnya sebagai peluang
besar. Bandwidth yang terus meningkat seakan mendorongnya menambah tiang
pemancar dan tentunya meningkatkan kualitas jaringan. Bila dulunya hanya di
kota saja yang ada 5G, kini di desa pun serupa.
Hanya saja, itu semua harus ada sampel dulu, kota besar jadi acuan awal
karena punya jaringan paling stabil dan kebutuhan internet yang besar tentunya.
Urusan pemerataan pastinya berpengaruh pada jumlah penduduk dan aktivitasnya.
Alasan utama karena skala prioritas yang operator terapkan.
Seberapa Berharganya Kehadiran Teknologi 5G?
Ada stigma miring yang
sering bergulir di masyarakat awam: Untuk apa internet cepat, paling hanya digunakan untuk
browsing dan streaming semata?
Baiklah… konsep internet bukan hanya sebatas browsing dan menonton film via streaming
semata. Ada banyak akses yang diharapkan dari lahirnya teknologi 5G. Pada
teknologi cerdas yang dibawa dari 5G seakan mampu menyambung dunia tanpa batas
manusia dan beragam benda sekalipun.
Bahkan yang lebih gilanya lagi akses secara umum terhadap informasi,
komunikasi, dan hiburan dari dimensi baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Akan
muncul model role baru yang sebelumnya belum ada, sama seperti saat 4G muncul.
Misalnya saja konsep seperti akan begitu banyak berguna dalam proses
komputasi berbasis Cloud, Mapping, rumah pintar dengan
terintegrasi (Internet of Things)
IoT, Autonom Car yang mampu mengetahui segala hal mengenai data trafik
hingga keadaan sekitarnya dan penerapan Virtual
Reality jadi lebih optimal.
Misalnya saja akan berkembang cara baru seperti Cloud Gaming dan Video
Cloud Editing dengan Latency rendah. Lalu Virtual Medicine
yang membuat dokter bisa mengoperasi pasien dari jarak jauh tanpa harus terbang
ke negara tersebut.
Itu baru contoh kecil, ada begitu banyak lainnya yang berdampak dari 5G.
Bukan hanya menghubungkan 6 hingga 7 miliar orang saja, akan tetapi
menghubungkan dengan puluhan miliar benda lainnya yang ada di sekitar manusia.
Yuk Kenalan dengan Jaringan 5G
Sebelum kita tahu akan jaringan 5G, saya akan menjelaskan sedikit mengenai
jaringan sebelumnya yang sudah kita gunakan sebelumnya. Itu semua diawali pada
tahun 1970 lahirlah generasi awal yang dikenal dengan 1G dengan kecepatan (2
Kbps),
Di tahun 1980 lahirnya 2G dengan kecepatan rata-rata (14,4 – 64 Kbps),
selanjutnya 3G di tahun 1990 dengan kecepatan hingga 2Mbps. Lalu 4G seperti
koneksi internet yang umum kita gunakan saat ini lahir di era 2000-an dengan
kecepatan 200 Mbps.
Baca Juga: Seberapa Berhargakah Teknologi 5G?
Ada tiga spektrum yang digunakan dalam menjangkau frekuensi
5G, dimulai dari Spektrum dengan low-band yang menawarkan jaringan yang
luas, hanya saja kecepatan maksimal yang mampu dihasilkan adalah 100Mps.
Kemudian ada mid-band yang kecepatan perdetik
menyentuh Gbps dan menawarkan Latency menengah. Hanya saja kendalanya
sulit menembus bangun atau Gedung. Biasanya digunakan di ruang publik yang
tidak memiliki sekat.
Terakhir adalah spektrum dengan kecepatan tinggi, pada
tahapan ini 5G bekerja sangat maksimal hingga top speed 10Gbps. Hanya
saja cakupannya sempit dan tidak bisa menembus dinding.
Sebagai contoh adalah kemampuan Zero Latency yang sangat membantu
para gamer bermain secara online.
Saat ini umumnya Latency berkisar
antara 35 – 53, dengan berada di Latency lebih kecil otomatis kemampuan
gaming lebih lancar.
Untuk jaringan 5G, diprediksi latency yang dihasilkan bisa mencapai
1, itu artinya proses bolak-balik dalam serat optik tidak ada jeda sedikit pun.
Seakan nyata, apalagi yang bermain game dengan cloud gaming. Seakan
seperti bermain di game offline, padahal lawan yang kita hadapi ada di benua
lain.
Bagi pengguna yang pun lebih proses download
dan upload karena 5G punya kecepatan
lebih dari 6 kali lipat. Itu artinya bisa mendownload video beresolusi 4K dalam
hitungan detik saja. Belum lagi proses transfer ke ponsel lainnya tidak akan
mengurangi kualitas audio dan video.
Penerapan teknologi 5G nyata cukup banyak menguntungkan, meskipun banyak
penerapan yang harus dilakukan dalam seperti membangun infrastruktur yang
sangat banyak. Butuh dana investasi yang sangat besar sehingga bisa
mengoptimalkan konsep ini. Faktornya karena kan berjalan pada pita frekuensi
baru bersamaan dengan bandwidth per
channel yang lebih luas.
Kelebihan lainnya dari 5G adalah daya tampung yang lebih besar, apalagi di
tempat padat akan berbagai perangkat. Selama ini jaringan 3G dan 4G seakan
kewalahan dengan ini semua, hadirnya 5G dengan kecepatan tinggi dan tentu saja
daya tampung besar membuat kendala internet teratasi
Sekarang sudah mulai memasuki era 5G yang kecepatannya ditaksir berkisar
lebih dari 10 Gbps/detik. Jaringan 5G ini merupakan sebuah jaringan nirkabel
yang ada pada rentang spektrum 30GHz – 300GHz.
Teknologi 5G sedang marak setelah diperkenalkan di sejumlah negara maju dan
siap meluncurkan di tahun ini. Terbaru ada sejumlah yang sudah cukup siap
dengan 5G di tahun ini, ada Jepang, Korea, China, USA, dan sejumlah negara
Eropa.
Untuk Indonesia sendiri, teknologi ini dinilai masih lama karena
pembangunan infrastruktur, penentuan frekuensi, penetapan regulasi hingga
faktor pemerataan 4G yang belum merata di seluruh negeri.
Berdasarkan data resmi Kominfo, jaringan pita internet 3G untuk pedesaan
baru menjangkau 73,02% dari keseluruhan desa yang mencapai angka 83,218
desa/kelurahan. Sedangkan untuk 4G LTE baru 55,05%
Meskipun begitu pemerintah punya segudang cara memecahkan masalah ini,
salah satunya dengan membangun kabel optik dasar laut yang akan mendukung
proses telekomunikasi jadi 10 kali lebih murah dan cepat. Anggapan yang sering
disalahkan, saat 5G muncul bukan berarti teknologi sebelumnya disingkirkan.
Persoalan yang akan dihadapi
dalam Pengembangan 5G
Persiapan untuk 5G sangat maju dan kompleks, butuh akar rumput yang sangat
baik dalam membangun semua elemen tersebut hingga mampu bekerja dengan optimal.
Sama halnya membangun generasi awal internet yang rumit dan sering dianggap
tidak menguntungkan.
Nyatanya, kini internet jadi dimensi yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan.
Semua karena perkembangan pesatnya yang sudah cukup banyak mengambil ruang
dalam pola hidup manusia. Untuk bisa sampai dari awal teknologi (1G hingga kini
5G) butuh waktu yang sangat panjang, dimulai dari tahun 1980 hingga 2020 (waktu
yang matang mempersiapkannya secara global).
Tantangan terbesar yang hadir datang dari dua hal mendasar, di awali dari
tantangan teknologi yang menjadi kendala besar. Butuh sangat banyak
infrastruktur yang harus dibangun, misalnya saja untuk membangun 5G butuh banyak
tiang pemancar dengan jarang relatif dekat.
Sinyalnya yang sangat kuat tapi rentangnya pendek jadi alasan, kemampuannya
hanya maksimal 300 meter. Jelas ini sangat sulit untuk negara berkembang dan
butuh banyak tiang dalam mengirimkan sinyal secara optimal.
Ada banyak spektrum yang dibutuhkan karena membutuhkan ketersediaan sinyal
dengan sangat kuat. Sehingga proses pengiriman data jadi sangat mudah,
khususnya pembangunan infrastruktur yang memadai.
Indonesia punya daerah yang luas dengan tantangan dan
cakup begitu kompleks. Letak geografis dan bentang alam khas kepulauan seakan
menjadi tantangan yang tak sebanyak negara tetangga. Butuh begitu besar anggaran yang harus
dipersiapkan dan waktu merealisasikannya.
Selain itu, 5G dianggap mahal bagi sebagian orang. Tapi
tahan dulu anggapan Anda, karena sesuatu yang baru memang awalnya mahal. Namun
saat merata dan stabil, harganya jauh lebih murah dibandingkan generasi
sebelumnya.
Terakhir, adanya 5G semakin dibutuhkan keamanan dan privasi pengguna, nantinya
akan mengandalkan sepenuhnya pada penyimpanan awan (cloud). Otomatis sangat rawan dengan pencurian hingga peretasan.
Masalah ini sudah sangat sering terjadi dan sangat merugikan pengguna.
Alasan inilah yang harus adanya
cyberlaw dalam mengurangi kejahatan di internet. Pemerintah dan layanan
penyedia internet harus bekerja sama dalam menggodok UU terkait baik yang
bersifat regional dan global. Keamanan pengguna, instansi, perusahaan, dan pemerintah
bisa saja terancam oleh kejahatan siber.
Ada kelebihan yang mampu dihadirkan dari 5G dari generasi sebelumnya,
misalnya saja pada ponsel yang lebih irit baterai tanpa kapasitas penyimpanan.
Nantinya pengguna tidak perlu lagi mengunduh aplikasi karena bisa langsung
memainkannya. Teknologi akan mengumpulkan semua jaringan pada sebuah platform
saja dan ini dianggap efektif serta hemat daya.
Masa Depan yang Unik dari
Teknologi 5G
Indonesia dalam penetrasi internet dan upgrade jaringan selalu
tertinggal dengan negara lainnya. Saat negara lain sudah sangat kuat dan sedang
mempersiapkan teknologi generasi selanjutnya. Indonesia malahan baru
menjajalnya.
Itu tidak masalah, bahkan termasuk dengan kehadiran 5G sekalipun. Sebagai negara
berkembang, Indonesia masih melalui proses panjang untuk bisa sampai ke masa
tersebut. Belum lagi dengan penerapan AI, AR hingga IoT yang semuanya akan
bersinggungan dengan teknologi.
Bahkan bisa menghasilkan lahan baru seperti saat generasi sebelumnya
datang. Mungkin pengembangan AR, VR, Cloud Gaming, Video Cloud Editing,
Machine Learning hingga autonom car buatan anak negeri. 5G seakan
mampu mewujudkannya itu semua.
Faktor non teknis lainnya buat 5G segera hadir karena kedekatan Indonesia dengan
China selaku negara pertama yang menemukan 5G. Melalui perusahaan anak emas
mereka, Huawei. Ini membuat proses pengadaan serat optik dan dukungan
infrastruktur makin cepat hadir tanpa sengketa.
Relasi ini seakan membuat 5G mudah bisa tercapai, beda dengan halnya
Amerika dan sejumlah negara Eropa yang seakan sedang perang datang dengan
China. Ini menguntungkan sekali, tinggal bagaimana menghitung kesiapan negara
tersebut.
Awal mula 5G masuk adalah dengan hadirnya perangkat pendukung 5G. Paling
kentara tentu saja ponsel, secara tak langsung mau tak mau operator berupaya
keras untuk 5G segera terwujud.
Sama halnya saat 4G pertama muncul di tahun 2010, ponsel 4G lebih dulu
hadir yang mendorong operator mencoba menyediakan infrastrukturnya. Alhasil di
tahun 2013, Indonesia berhasil memiliki 4G dan beberapa tahun setelahnya merata
ke seluruh negeri.
Lagian, peluang bisnis akan banyak datang dari koneksi yang super cepat.
Bagaimana begitu banyak startup yang lahir dan berbagai bisnis digital
lainnya. Itu semua hadir karena koneksi internet yang baik, secara tak langsung
kita bisa melangkah maju. Mengejar bangsa lain melalui shortcut bernama
internet.
Semoga tulisan ini menginspirasi dan mengedukasi kita semua. Bagikan pada
teman-teman Anda tentang pentingnya teknologi jaringan 5G. Akhir kata, Have
a Nice Days!
0 komentar:
Post a Comment