Berita Bisnis – PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten terus menunjukkan bukti nyata
guna mendukung momentum Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu upaya yang
ditunjukkan BRI melalui pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui
Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pemerintah melalui Kementrian Koordinator Bidang
Perekonomian RI sudah menetapkan kuota penyaluran KUR 2022, yang jumlahnya
meningkat menjadi sebesar Rp. 372,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar
6%. Dari jumlah tersebut, BRI mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 260 triliun
atau hingga mencapai 70% dari total KUR nasional yang dialokasikan ditahun 2022
ini.
Lantas, apakah BRI akan mampu mencapai target KUR 2022 hingga akhir tahun
mendatang? Simak fakta-fakta menariknya di bawah ini !
1.
BRI Optimistis Bisa Mencapai Target KUR 2022 Hingga Akhir Tahun
Sebagai bank dengan portofolio UMKM terbesar, BRI optimistis akan bisa
mencapai target KUR tahun 2022 ini hingga akhir tahun.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa berbagai
strategi sudah dirancang guna memenuhi target penyaluran KUR 2022. Pihaknya
optimistis, jika kapasitas serta kemampuan BRI bisa mengantarkan perseroan
mencapai target penyaluran KUR tersebut.
2.
BRI Menjalankan Strategi Dan Menerapkan Digitalisasi
Catur mengungkapkan bahwa BRI selama ini terus menjalankan strategi guna
mewujudkan business process yang optimal dan efisien. Keduanya terbukti
sudah berhasil mendukung upaya BRI dalam menyalurkan kredit di segmen mikro,
termasuk juga KUR.
Selain itu, BRI juga menerapkan digitalisasi untuk menyalurkan kredit
sehingga lebih tepat sasaran dan efisien. Dengan memanfaatkan keunggulan
informasi serta teknologi, BRI yakin mampu menjaga bottom line yang
solid dengan return yang optimal.
3.
Keberhasilan BRI dalam Menyalurkan KUR Terbukti Dari Realisasi
Penyaluran KUR Tahun 2021
Keberhasilan BRI dalam menyalurkan KUR juga sudah terbukti dari realisasi
penyaluran KUR di tahun 2021. Hingga akhir Desember 2021 kemarin, BRI sudah
berhasil menyalurkan KUR senilai Rp. 194,9 triliun kepada 6,4 juta debitur.
Jumlah tersebut sudah mencapai 99,65% dari kuota KUR yang ditetapkan pihak
pemerintah dan dialokasikan kepada BRI tahun 2021, yaitu sebesar Rp. 195,59
triliun.
Penyaluran KUR BRI sepanjang tahun 2021 kemarin juga tercatat naik 40,7% year-on-year
(yoy) dibandingkan dengan penyaluran KUR per Desember 2020 lalu yang hanya
sebesar Rp. 138,5 triliun saja.
Jumlah penyaluran yang besar tersebut menjadi bukti keberhasilan BRI dalam
melaksanakan revitalisasi Mantri yang membuat pelayanan lebih efektif. Menurut Catur menambahkan bahwa BRI terus berupaya untuk memperluas cakupan serta
potensi di wilayah kerja yang belum tergarap selama ini.
1.
Sebaran KUR Juga Terus Meningkat Di Tahun 2019
Dari sisi sebaran KUR juga terus meningkat ditahun 2019, dengan jangkauan
sebaran KUR hingga mencapai 5,4 orang dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR
dari BRI, dan pada tahun 2021 kemarin meningkat secara signifikan menjadi rata-rata
sebanyak 8,7 dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI.
Sementara dari sisi ekonomi, BRI sudah menyalurkan KUR sektor produksi
sebesar 56,16%. Berturut-turut yang paling besar yaitu di sektor
perdagangan sebesar Rp. 85,4 triliun, sektor pertanian sebesar Rp. 61,1
triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp. 19,5 triliun.
Catur menambahkan bahwa alokasi kredit tersebut merupakan hal positif bagi
BRI guna mendukung pengembangan ekosistem ultra mikro melalui outlet co-location SENYUM-nya.
Nantinya kedepannya, BRI akan terus fokus pada segmen mikro sebagai utama pertumbuhan
pinjaman KUR. Dengan menyalurkan KUR ke sektor produktif, diharapkan upaya
tersebut bisa memperkuat pemulihan ekonomi nasional.
0 komentar:
Post a Comment