Sore itu saya mendengarkan
salah satu mentor saham. Pak Ubaidillah namanya dan mengingatkan saya pada
teman satu blogger saya yang tinggal di Pantai Barat Aceh. Beliau mengajarkan
kelas terkait dengan pasar modal dengan seksama. Perkenalan saya dengan beliau
sebelum pandemi datang seakan membuka cakrawala saya mengenai dunia pasar.
Dulunya saya mengira
investasi erat dengan kaitan spekulasi. Berharap ada durian runtuh yang bisa
kapan saja datang. Beli di harga sangat rendah dan menjual di harga mahal
sekali, mereka yang beruntung adalah mereka yang punya ilmu atau bisa saja
hoki.
Nyatanya dunia pasar modal
tak hanya modal wangsit. Beli emiten ini dan besoknya ia bisa terbang jauh ke
atas hingga Auto Reject Atas (ARA). Nyata dunia pasar modal butuh begitu banyak
buku, pengalaman, minat belajar yang tanpa henti dan tentu saja modal sabar.
Pengalaman ini membuat
saya sadar, market banyak dipenuhi orang yang FOMO dan orang-orang yang tamak.
Sedangkan mereka yang giat belajar dan sabar, menuai suksesnya di kemudian
hari. Inilah yang menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik.
Perkenalan saya pada
dunia pasar modal tidak berlangsung mulus. Pernah rugi akibat tak berani Cut
loss, salah membeli saham hingga jatuh ke harga terendah akibat COVID-19. Pengalaman buruk ini nyata membuat saya belajar, bahwa semua itu butuh
proses panjang. Tak ada istilah berhasil instan..
Berpacu dengan Waktu dan Meminimalisir Kesalahan Sekecil Mungkin
Di lain waktu, saya sangat keranjingan , menghabiskan waktu senggang menonton Netflix. Film yang jadi favorit berjudul: Drive to Survive, kini sudah berada di Season 4. Bercerita para pembalap Formula 1 dibalik layar, kehidupan mereka dari mempersiapkan balapan. Perjalanan hingga bisa mencapai gunung tertinggi bernama Formula 1 yang jadi puncak motorsport.
Pertaruhan bukan hanya
siapa paling cepat di barisan di depan, namun suka cita para Tim prinsipal, kru
pembalap hingga tantangan berat mereka setiap serinya. Menjadi yang terbaik di
depan dan tentu saja segudang suka cita yang kini bisa disaksikan di sekuel
Drive to Survive.
Di akhir episode
tersebut, saya tersengat seakan mendapati kata-kata Guenter Steiner salah
seorang Tim gurem di Formula 1. Menjadi orang yang optimis meskipun nantinya
kecewa tetap mereka dapatkan di akhir balapan.
Seakan itu menambah satu pengalaman baru lagi, jadi yang paling cepat,
paling kaya dan memenangkan segala. Berawal dari tidak bisa memenangkan
apa-apa.
Pengorbanan menjadi juru kunci atau tidak bisa ikutan
balapan pasti begitu menyakitkan. Mempersiapkan apa-apa untuk jadi cemoohan
atau bahkan Kesia-siaan. Ini seakan hal yang saya rasakan juga, berapa kali
ikut serta dalam lomba blog.
Sudah bisa ditebak hasilnya, bila tidak menang atau hampir menang, atau bahkan dihajar
oleh deadline. Segala gangguan seakan mengganggu di hari-hari
jelang deadline. Saat hari penghakiman itu tiba, yang tersedia adalah berbuat
semampu mungkin meskipun nantinya berakhir pada rasa kecewa.
Mungkin hal itulah yang
saya rasakan termasuk mengikuti lomba ASUS sebelumnya. Sudah bisa diprediksi
bagaimana kreatifnya orang dalam mempersiapkan tulisan. Mereka ibarat
kumpulan mobil hebat di Paddock, apakah itu Mercedes, Red Bull, dan Ferarri.
Sudah pasti ada nama mereka kecuali ada kekacauan yang mengakibatkan mereka
gagal finish.
Kembali ke kisah tadi,
nyatanya baik itu dunia investasi, fokus di dunia blog seakan jadi sebuah
paradoks yang saling terikat. Semuanya butuh fokus besar, berpacu dengan waktu
karena bisa saja apa yang ditulis di blog bisa saja lebih dulu ditulis orang
lain.
Lalu di pasar modal juga
begitu, waktu perdagangan yang sempit membuat waktu di pagi hari. Saat market
baru dibuka adalah kesempatan terbaik. Cepat mengambil keputusan sekaligus
mengambil cuan dari market pagi yang masih spekulatif.
Kesalahan sedikit saja,
misalnya saja typo di tulisan atau salah mengantre harga di pasar modal bisa
jadi sebuah hukuman. Kerugian bagi di sendiri dan hari itu jadi penuh rasa
bersalah dan gerutu. Semua konsekuensi inilah yang membuat siapa yang paling
cepat dan minim kesalahan adalah pemenangnya.
Akhir Perjalanan dan Pengambilan
Keputusan Penting
Selama setahun terakhir
saya dihadapi dengan dilema menentukan masa depan. Sejak dulu saya punya Hasrat
untuk sekolah setinggi mungkin dan pertengahan tahun lalu saya memutuskan
mengambil program studi magister kembali.
Saya sadar dengan
konsekuensi yang dihadapi, akan banyak waktu yang tersita untuk kuliah. Malahan
bisa mengurangi durasi saya dalam ngeblog. Mungkin dulu saya cukup keranjingan
melakukan riset sangat jauh sebelum menulis.
Membaca, memilih, hingga
nantinya menuliskan dengan bahasa sendiri. Kini waktu itu tersita di lain hal,
saya lebih sering membaca begitu banyak jurnal penelitian nasional dan
internasional. Waktu buat mematangkan tulisan di blog malah berganti dengan
mematangkan review atau bahkan paper jurnal berjilid-jilid tebalnya.
Alhasil banyak tulisan
atau bahkan lomba yang hanya masuk draft saja. Gagal dieksekusi jelang
deadline. Tak jarang pun membuat saya menyesal karena ngeblog sudah jadi hobi
saya sejak satu dekade laman. Berawal dari blog gratisan dan forum menulis
online kala itu, hingga kini di era yang multi platform.
Itu baru urusan kuliah,
pekerjaan pun tak kalah menyita waktu. Saya pun jadi orang yang paling
bertanggung jawab koperasi dan UKM Aceh. Bertugas sebagai pendamping koperasi
dan UKM Aceh terutama sekali dalam kebutuhan pelatihan.
Ada begitu banyak
peserta yang datang dari berbagai daerah di Aceh. Jumlah mereka yang banyak dan
datang dari 17 kabupaten/kota se-Aceh mengharuskan bekerja ekstra. Saat ada
pelatihan, hari senin hingga kamis tersita habis. Mencuri waktu di kala waktu
istirahat, itu pun buat melepas penat.
Saya rasa terlalu banyak
kegiatan nyata membuat saya tidak fokus. Di lain kesempatan kadang saya
berpikir, mengapa saya begitu banyak mengambil banyak kesempatan dan menyalahkan
diri sendiri. Tapi di sisi lain saya tersadar, makin banyak tanggung jawab berarti
makin banyak fokus.
Mencoba Mengatasi dengan Skala Prioritas
Saya membagi waktu dalam
sepekan menjadi tiga waktu prioritas: 30% bekerja, 30% studi, 30% belajar
investasi pasar modal dan 10% sisa ke hobi. Bicara mengenai hobi, saya pun
rutin membaginya dalam banyak hobi lagi. Mulai dari merumput di lapangan hijau,
menjaga otot di pusat kebugaran, dan tentu saja menulis.
Semua itu berbarengan
satu sama lain, begitu harmoni sehingga bila satu saja tidak berjalan
semestinya. Saya akan menggerutu dengan kesal:
Duh.. kok bisa saya melewatkan waktu sisa-sisa dan mengabaikan planning
yang sudah dibuat.
Fokus itu makin
bertambah dengan mencoba mendalami pasar modal. Hampir setiap sore atau malam
di hari kerja saya menganalisa saham potensial untuk besok. Membaca begitu
banyak berita dan pengaruh pada suatu komoditas dan tren pasar.
Buat teman-teman yang
masih awam di pasar modal, dibutuhkan minimal dua ilmu dasar dalam memahami pasar.
Ada fundamental yang berarti mencari emiten terbaik yang kemudian di
investasikan dalam jangka waktu lama. Kemudian ada teknikal, yang menganalisa
suatu emiten dari pergerakannya baik harian, mingguan, bulanan, hingga kuartal.
Pengambilan keputusannya disebut dengan trader atau pedagang.
Saya pribadi punya
banyak buku, lalu mengimplementasi dalam banyak portofolio saham. Membagi yang
mana skala pendek dan menengah sebagai trading dan jangka panjang berupa
investasi. Di pasar modal dikenal dengan istilah Money Management dan
kemudian saya menangkap juga di dunia kreator.
Saya menyebutnya dengan Content
Management, bagaimana seorang kreator membagi skala prioritas untuk hari
ini, minggu ini atau bahkan bulan depan. Semua butuh riset dan tentu saja
eksekusi. Tidak bisa yang bulan depan coba dirampungkan sekarang, sedangkan konten
yang kini layak tayang harus dimagerin lama.
Lalu di pasar modal juga dikenal dengan Psikologi Trading yang berarti bagaimana cara psikologinya agar tidak terkecoh oleh berbagai faktor luar. Ini membuat fokus awal jadi kabur dan beralih ke emiten lainnya. Bisa saja jebakan dan berakibat nyangkut deh.
Sama halnya di dunia
konten kreator, saya menyebutnya dengan Psikologi Kreator. Bagaimana seorang kreator yang harus menanggalkan idealisme dan
landasan kontenya hanya karena trafik semua. Sehingga ia bisa kehilangan
pengunjung dan kredibilitas ke depan.
Pekerjaan yang paling sering saya gunakan di Laptop
Sebagai seorang
pendamping koperasi dan UKM, seorang trader, mahasiswa magister tahap akhir
hingga kadang mengisi materi terkait dengan anak muda. Jelas banyak sekali
pekerjaan saya yang bersinggungan dengan penggunaan teknologi terutama laptop.
Bisa dibilang kekasih
sebenarnya adalah laptop, ia selalu saya bawa ke mana pun ke dalam ransel.
Bersama berbagai bahan pekerjaan dan kuliah. Meskipun malam harinya bahu
merasakan lelah memikul seharian. Perasaan saya saat keluar tanpa laptop seakan
hampa, saat ada ide yang ingin dieksekusi kadang terlewat begitu saja.
Memang, sebenarnya ada
gawai lainnya yang bisa menggantikan sementara, hanya saja laptop jadi solusi
penuntas kerja. Jelas saya butuh laptop yang bisa diajak multitasking ke mana
pun itu. Ini seakan menyadarkan bahwa: semakin bagus laptop yang dimiliki,
semakin besar cuan yang didapatkan.
Saya mengambil konsep
investasi yang benar, tak semuanya investasi dikaitkan dengan harta benda
berharga atau surat berharga. Namun bisa saja investasi dari bagaimana kita
mengasah kemampuan yang dimiliki oleh tubuh dan kemudian ditambah dengan
perangkat paling mutakhir. Misalnya saja konten kreator seperti saya, butuh
sekali laptop menunjang itu semua.
Lalu analogi itu seakan
sama dari sekuel Film: Drive to Survive: Mobil yang paling cepat dan pembalap
paling hebat adalah ramuan paling baik bisa menyentuh garis finish paling awal.
Itulah mengapa menghabiskan banyak uang ke benda impian tidak masalah.
Lalu pekerjaan apa yang paling banyak saya buka?
Jelas saja, sebagai
seorang yang banyak berkutat dengan membuat konten. Top aplikasi yang paling
banyak saya buka adalah keluarga Office. Word berguna membuat laporan, konten
di blog, review tugas dan seabrek tugas lainnya. Lalu Excel dengan berbagai
perhitungan matematika dan rumus kolom, dan Power Point buat menarik minat
dosen buat presentasi. Kadang juga saya berhasil membuat beragam slide yang
mampu memberi impresi pada klien.
Aplikasi lainnya jelas sekali adalah aplikasi edit gambar baik online maupun office. Berbagai aplikasi ini saya gunakan buat memperindah berbagai cover dan gambar pada blog. Saya kadang berkreasi banyak dalam hal ini. Apalagi sejak kecil saya sangat menyukai aktivitas coret-coret dan memadukan warna.
Saya pun sangat
kerajinan mengedit musik, bermodalkan aplikasi seperti FL Studio,
aplikasi gratisan yang bisa belajar musik EDM. Mengetahui banyak nada, mencoba
kombinasi Bass, snare, kick hingga belajar piano secara virtual. Setiap
malam selalu dilarutkan dalam FL Studio.
Belajar otodidak jadi kunci, apalagi dari keluarga yang
bukan di dunia musik. Untuk sekolah dan mempelajari secara lebih jauh harus ke
sekolah ke Pulau Jawa atau ke luar negeri. Tapi itu tidak mengurungkan niat
dalam belajar dan mencoba. Mimpi menjadi produser musik bisa terwujud suatu
hari nanti,
minimal bisa meremix sederhana.
Rasa ingin tahu tersebut akhir terjawab dari salah satu channel
YouTube yang menayangkan khusus dalam membuat musik EDM. Channel itu yaitu
Future Music Magazine, ada banyak DJ produser ternama dunia yang diundang dan
mengulas proses membuat musiknya.
Mengisi Waktu Luang dengan Healing khas Anak Muda
Kini layanan streaming
video seperti Netflix seakan jadi role model baru para masyarakat termasuk saya
dalam menikmati konten. Multimedia yang dihadirkan pun makin bagus karena
berbentuk HDR. Ada ratusan film baru di Netflix yang mendukung format ini.
ASUS pun sadar format ini akan jadi role model dan cara menikmati konten dari perangkat portable jadi primadona. Pada ASUS OLED adalah dukungan terhadap HDR. Tidak hanya sekadar mendukung HDR, ASUS OLED juga memiliki fitur khusus untuk para pecinta film. Menikmati sajian multimedia dengan gerak visual yang cepat seperti pada film action seringkali menampilkan efek blur yang mengganggu mata.
Untuk mengatasi hal tersebut, ASUS OLED dilengkapi
dengan response time yang sangat kencang yaitu hingga 0,2 ms atau 50 kali lebih kencang dari layar laptop umumnya. Response time
yang lebih kencang memungkinkan tampilan visual dengan gerak cepat dapat
dihadirkan secara lebih tajam dengan detail yang tinggi.
Saya bisa menyaksikan Film Drive to Survive saat
pertarungan perebutan gelar dengan sangat detail. Kecepatan mobi F1 seakan tak
ada blur meskipun dipacu secepat kilat. Serasa setiap slow motion terlihat
sangat jelas dan efek OLED yang dihasilkan sangat cukup baik.
Berbeda dengan layar laptop pada umumnya, ASUS OLED menggunakan 3D color
gamut sebagai referensi. 3D color gamut menambahkan faktor iluminasi untuk
mengukur color volume secara keseluruhan dan ASUS OLED memiliki color volume
60% lebih besar dibandingkan dengan layar laptop pada umumnya.
Di kondisi gelap pun cukup baik, besarnya paparan radiasi sinar biru pada
layar laptop merupakan penyebab utama kelelahan pada mata bahkan dapat
mengganggu kesehatan mata dalam jangka panjang. ASUS OLED memiliki fitur Eye
Care yang dapat mengurangi tingkat paparan radiasi sinar biru pada layar hingga
70%.
Fitur Eye Care di ASUS OLED tidak hanya sekadar dapat mengurangi radiasi
sinar biru, tetapi juga mempertahankan kualitas reproduksi dan akurasi warnanya.
Dengan menggeser spektrum biru, ASUS OLED dapat menekan paparan radiasi sinar
biru tanpa mengurangi kualitas dan akurasi warnanya. Metode tersebut juga telah
mendapatkan sertifikasi Low Blue Light dan Flicker Free dari TÜV Rheinland.
Laptop yang Terbaik untuk yang Orang Tepat
Saya sudah menggunakan laptop ASUS dari berbagai merek sejak tahun 2015. Rata-rata spesifikasi yang saya gunakan tergolong pas-pasan, itu pun karena buat upgrade butuh biaya besar. Sehingga memakai ala kadarnya dan tidak dipaksakan bekerja melebihi batas.
Kadang saya mengakali
pekerjaan yang sangat berat dan menjadi beban di laptop dengan PC. Hanya saja,
PC membuat mobilitas jadi terbatas. Apalagi daya listrik yang dibutuhkan jadi
lebih besar dan menambah beban di akhir bulan.
Punya laptop lebih dari
laptop kentang, punya bentuk yang ringkas dan tentunya menunjang segala
aktivitas. Saya rasa makin cepat pekerjaan yang dikerjakan sudah pasti makin
menekan waktu. Saya pun bisa menambah pekerjaan baru lagi di waktu tersebut.
Ada banyak nazar di
dalam hati saya bisa memiliki laptop idaman. Membeli sebuah laptop idaman jelas
butuh waktu lama buat menabung. Namun bila sudah berhasil memiliki, saya punya
spesifikasi wajib khas konten kreator seperti saya agar bisa meminangnya.
Pertama sekali adalah
punya layar yang cukup baik, kini beberapa merek terkemuka salah
satunya ASUS. Getolnya mempromosikan layar OLED. Layar ASUS OLED memiliki color
gamut 100% DCI-P3. Tak tanggung-tanggung, layar ASUS OLED bahkan telah
mengantongi sertifikasi PANTONE Validated Display sehingga tingkat
akurasi reproduksi warnanya tidak perlu diragukan lagi.
Kualitas reproduksi warna yang sangat tinggi dan akurat, serta konsistensi
warna pada tingkat kecerahan yang rendah tentu akan membuat pengguna Zenbook
14X OLED UX5400 dapat lebih fokus saat bekerja bahkan di luar ruangan. Telah
dilengkapi teknologi anti-flicker yang dapat membuat mata tak mudah lelah.
Serta mengantongi sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk teknologi anti-flicker
dan low blue light.
Fitur canggih lainnya adalah punya dua layar. Ini memudahkan proses multitasking dari berpindah layar utama ke layar sekunder. ASUS juga membekali ScreenPad 2.0 dengan software khusus Bernama ScreenXpert 2.0. Software tersebut membantu pengguna Zenbook 14X OLED UX5400 untuk melakukan banyak hal, mulai dari mengontrol mode penggunaan ScreenPad 2.0, hingga mengakses fitur di berbagai aplikasi yang umum digunakan semisal Microsoft Office.
Buat yang masih bingung, ScreenPad 2.0 pada dasarnya merupakan sebuah
layar meski ukurannya lebih kecil dari layar utamanya. Pengguna Zenbook 14X
OLED UX5400 tetap dapat menggunakannya layaknya layar kedua pada umumnya.
Pengguna Zenbook 14X OLED UX5400 juga bisa menggunakan ScreenPad 2.0
sebagai alat untuk mengakses berbagai shortcut. Melalui fitur Quick Key,
pengguna Zenbook 14X OLED UX5400 dapat mengatur dan membuat shortcut khusus
untuk setiap aplikasi yang terpasang di Zenbook 14X OLED UX5400. Shortcut akan
berubah sesuai dengan aplikasi yang sedang aktif.
Laptop yang Mendukung Aktivitas Perkulihan
Selama kuliah pun mengalami masa beragam, dari yang kuliah daring dan
luring. Mulai dari Agustus hingga Desember tahun lalu, kuliah berlangsung
secara daring. Sudah pasti butuh perangkat yang mendukung buat Zoom dari rumah.
Bila dilakukan di rumah, sudah pasti segala macam noice akan masuk ke dalam
speaker terutama saat berdiskusi dengan dosen. Mau tak mau, earphone jadi
jawaban. Tapi bila terlalu lama proses kuliah daringnya, rasanya jadi tak
nyaman.
Pada Zenbook 14X OLED UX5400 sudah dibekali dengan kemampuan fitur AI
noise-cancelling. Fitur ini memungkinkan suara bising dapat disaring sehingga
pengguna Zenbook 14X OLED UX5400 tetap dapat melakukan conference call dengan
nyaman meski berada di lingkungan bising seperti di rumah yang sedang gaduh
atau café saat ramai pengunjung.
Di dalam kelas pun, diwajibkan menghidupkan kamera, hanya saja umumnya
kebanyakan laptop. Kamera webcam hasilnya sangat burik. Bikin kualitas gambar
yang ditangkap jadi sangat jelek. Tapi di Zenbook 14X OLED UX5400 sudah ada kemampuan
low-light kamera meskipun di kondisi minim cahaya.
Perangkat buat memindahkan data harusnya lengkap. Saya rasa perangkat port
sangat dibutuhkan seperti proses presentasi pada klien, proses di pelatihan,
hingga transfer data yang kebanyakan masih mengandalkan flasdisk.
Pengguna Zenbook 14X OLED UX5400 semakin dipermudah berkat kehadiran port
serta fitur konektivitas yang lengkap. Mulai dari USB 3.2 Gen 2 Type-A, HDMI
2.0b, MicroSD card reader, hingga 3.5mm combo audio jack, semuanya tersedia di
Zenbook 14X OLED UX5400.
Serta dibekali dengan dua port USB Type-C Thunderbolt 4 yang selain dapat
digunakan untuk menghubungkan perangkat kelas profesional, juga dapat digunakan
sebagai port display output ataupun port pengisian daya melalui sistem USB power
delivery.
Buat membantu proses terkoneksi dengan dunia maya, telah ada konektivitas
terbaru berupa WiFi 6 (802.11ax) yang dibekali fitur ASUS WiFi Master. Pengguna
Zenbook 14X OLED UX5400 akan dapat selalu terhubung secara lebih stabil. Lalu
tersedia Bluetooth 5.0 sehingga penggunanya dapat menghubungkan berbagai
perangkat seperti headphone dan mouse wireless dengan gampang.
ASUS Zenbook 14X OLED UX5400 sudah dibekali dengan Windows 10 Home. Sistem
operasi terbaru besutan Microsoft tersebut sangat cocok untuk menunjang
produktivitas penggunanya berkat serangkaian fitur yang ada di dalamnya,
khususnya kompatibilitas dengan berbagai aplikasi khusus para konten kreator.
Tak hanya itu, Windows 10 juga menawarkan dukungan penuh untuk berbagai
perangkat yang khusus ditujukan kepada para content creator seperti pen tablet
dan dial. Adanya layar kedua juga mendukung segala aplikasi termasuk di
dalamnya aplikasi bawaan Windows 10.
Memangnya kenapa ASUS tidak langsung menyematkan Windows 11?
Menurut saya, Windows 10 dianggap sudah cukup stabil karena sudah lebih 5 tahun digunakan dan sangat familiar buat siapa saja. Sedangkan Windows 11 membuat pengguna harus beradaptasi dari tampilan interface. Serta pada Windows 10 sudah menyertakan perlindungan keamanan yang terintegrasi dengan Windows Hello. Mendukung proses log in cepat bermodal pembaca sidik jari.
Paket lainnya yang tersedia adalah dukungan Office yang bisa digunakan
seumur hidup. Selama ini, office punya masa berlaku yang pendek. Mengharuskan
setelah beberapa bulan untuk diperpanjang agar tidak memunculkan notifikasi
yang mengganggu. Bisa dibayangkan bagaimana tidak enaknya, saat bekerja tapi
office yang digunakan sudah expired.
Namun ASUS Zenbook menyertakannya sekali pakai seumur hidup dengan
dukungan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus mendapatkan
pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program dan data
milikmu.
Keunggulan Sang Jempolan ASUS Zenbook 14X OLED UX54000
Sebagai laptop anyar yang ASUS keluarkan di tahun 2022. Sudah pasti
fiturnya yang paling kekiniaan. Buat yang menyukai dunia konten kreator, ASUS
mengakomodir segala kebutuhan produktivitas. Bahkan sudah ada Screenpad
generasi terbaru yang sangat responsif.
Dimensi yang diberikan juga tergolong baru karena dengan rasio 16:10 dan resolusi 2880×1800. Buat
yang belum tahu, rasio layar 16:10 menawarkan ruang kerja yang lebih luas
ketimbang layar 16:9 yang pada dasarnya disesuaikan dengan format film layar
lebar.
Kini banyak
platform baik itu Youtube dan Streaming film berbayar sudah menerapkan konsep
16:10. Ini membuat dimensi yang ditampilkan lebih luas dan memanjakan dalam
menikmati konten. Serta mekanisme hinge
dari Zenbook 14X OLED UX5400
didesain hingga mampu dibuka 180⁰ berkat
adanya teknologi ErgoLift Hinge,
Urusan bobot,
bila sudah mengusung embel-embel ultrabook. Sudah pasti punya berat yang sangat
ringkas. Bobotnya hanya 1,4 kg saja, ukuran 14 inchi namun dimensi yang ringkas serasa laptop
13 inchi. Teknologi NanoEdge Display memungkinkan bezel layar Zenbook
14X OLED UX5400 punya screen-to-body ratio hingga 92%. Memudahkan proses mobilitas saat
ditenteng atau bahkan dimasukkan di dalam ransel.
Memangnya
laptop tipis tahan?
Tenang saja, Zenbook 14X OLED UX5400 sudah dibekali US Military Grade (MIL-STD 810H).
Ketahanan dari segala tes seperti tes jatuh, tes getaran, hingga tes
operasional pada lingkungan ekstrem. Ini membantu karena banyak laptop yang
saat mengalami guncangan seperti di atas, komponennya jadi rusak.
Kecil-kecil cabe rawit, sebab pada Zenbook 14X OLED UX5400 dibekali dengan
hardware modern sehingga penggunanya dapat beraktivitas dengan lancar. Laptop modern ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400) sudah diperkuat oleh
prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics.
Penulisan prosesor dan grafis Intel harus sesuai (Intel® Core™ dan Intel® Iris®
Xᵉ)
Prosesor didukung dengan chip Intel® Iris Xe Graphics dan juga NVIDIA®
GeForce® MX450. Chip grafis tersebut membuat Zenbook 14X OLED UX5400 memiliki
kemampuan pemrosesan grafis ekstra yang dibutuhkan seperti pekerja kreatif
seperti saya.
Kapasitas RAM tergolong besar yaitu dibekali memori berkapasitas hingga
16GB. Tentu saja sudah ditanamkan
penyimpanan berupa PCIe SSD yang memiliki performa tinggi serta kapasitas
ekstra lega yaitu hingga 1TB. Tak perlu khawatir dengan kapasitas dan performa
penyimpanan di Zenbook 14X OLED UX5400 begitu jumbo.
Performa pun bisa didongkrak dengan fitur ASUS Intelligent Performance
Technology (AIPT) yang hadir dengan tiga mode performa yang bisa dipilih
yaitu Performance Mode, Balance Mode, serta Whisper Mode. Meskipun begitu,
baterai yang ditanamkan cukup besar di dalam laptop compact ini. Berupa baterai
63 Whr, mampu bertahan seharian dan buat pengisian daya didukung fitur fast
charging dengan kemampuan pengisian baterai hingga 50% dalam 30 menit.
Itulah segala pengalaman saya dalam membagi waktu dan tentu saja dibutuhkan perangkat yang mumpuni. Mendukung segala aktivitas, kini segala aktivitas tersebut bisa tersalurkan dari hanya satu perangkat saja Bernama ASUS Zenbook 14X OLED (UX5400).
Nama Produk |
Zenbook 14X OLED (UX5400) |
---|---|
CPU |
Intel® Core™ i7-1165G7 Processor 2.8 GHz (12M Cache, up to 4.7 GHz) |
Sistem operasi |
Windows 10 Home |
Memori |
16GB LPDDR4X |
Penyimpanan |
1TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD |
Display |
14" (16:10) OLED 2.8K (2880x1800) 90Hz 400nits DCI-P3:100% NanoEdge display, PANTONE Validated Display, VESA TrueBlack HDR, TÜV Rheinland eye care certified, 92% screen to body ratio ScreenPad™ 2.0 (FHD+ (2160 x 1080) IPS-level Panel) |
Graphics |
Intel® Iris Xe Graphics, NVIDIA® GeForce® MX450, 2GB GDDR6 |
Input/Output |
1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display and power delivery, 1x HDMI 2.0b, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader |
Kamera |
720p HD camera |
Konektivitas |
Wi-Fi 6 (802.11ax) + Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2 |
Audio |
Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified |
Battery |
63WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion |
Dimension |
31.12 x 22.12 x 1.69 ~ 1.69 cm |
Bobot |
1.4Kg |
Pilihan warna |
Lilac Mist, Pine Grey |
harga |
Rp23.999.000 |
Garansi |
2 tahun garansi global |
0 komentar:
Post a Comment