Menjadi orang serba bisa bukan perkara mudah, tak bisa terjadi dalam satu malam saja. Butuh pengetahuan, pengalaman dan kerja keras agar bisa sampai di situ. Saat kamu sudah sampai di level tersebut, kamu sudah dianggap seorang expert. Predikat yang tak main-main, levelnya role model dan inovator dalam bidang yang digeluti.
Di sisi lain, ada beragam orang yang paham banyak hal
namun tidak dalam. Golongan ini dikenal dengan para generalist, bekerja dan
mengisi waktu pada banyak dunia kerja dan industri. Kebanyakan manusia kini
hidup menjadi generalist karena menjadi expert begitu sulit.
Lalu ada istilah lebih berkembang lagi, Namanya Expert
Generalist, punya kemampuan dan rasa ingin tahu begitu tinggi di banyak bidang.
Bila ada scan kepala, seakan-akan di dalam otaknya para Expert Generalist ada
banyak titik-titik apakah itu ilmu, perlakukan, dan pengalaman. Lalu
menggabungkan banyak keahlian tersebut buat memecahkan masalah lebih kompleks
lainnya.
“Seorang spesialis hanya bisa diandalkan pada satu bidang saja, sedangkan expert generalist mampu menawarkan banyak solusi jitu dari pengetahuan dan pengalamannya”
Cara pandangnya tak bisa dibandingkan orang lain umumnya, Modalnya yang sederhana, ide serta rasa ingin tahu begitu besar akan berbagai disiplin ilmu. Para Expert Generalist dapat pengetahuan dan pengalamannya dalam melihat masalah. Menerjemahkan ide dari kreativitas yang dimiliki.
Nah.. yang membuat Expert Generalist, itu unik adalah
cara pikirnya out of the box dan melihat sebuah masalah jadi peluang
baru, meskipun ia harus belajar lagi mengenai bidang baru tersebut. Cara pikir
ini dikenal dengan Lateral Thinking, cara pikir ini seakan mendobrak
dengan solusi nyeleneh.
Siapa sih yang tak kenal dengan Elon Musk, mungkin saja dia adalah salah satu Expert Generalist yang mampu mengubah cara dunia berpikir. Ilmunya di bangku sekolah, insting berbisnis, dan pengetahuan luas membuatnya sukses besar. Bukan pada satu atau dua perusahaan saja, tapi ada tujuh perusahaan yang ia bawahi secara langsung.
Bisa dibayangkan bagaimana sibuknya Elon Musk setiap hari
dalam berpikir dan mencurahkan tenaga dari setiap perusahaannya tersebut. Ia
mendobrak konsep inovasi misalnya pada mobil listrik yang sebelumnya terkenal
lemah dalam daya tahan baterai.
Elon pun mengembangkan mobil listrik dengan daya jelajah
jauh. Tak berhenti di situ saja, ia mengembangkan berbagai energi ramah daya
yang mampu menunjang dalam pengisian daya. Dari lahirnya GigaFactory, Solar
City, dan bahkan mendirikan charging station di tempat umum.
Tren mobil listrik membuat banyak orang beralih dari
mobil konvensional yang kurang efisien. Minim perawatan ringan, cukup dengan update
software berkala. Ini sebenarnya mobil atau gadget sih? Yups... inilah buat
karya Expert Generalist.
Lalu kemampuan lainnya dari seorang Expert Generalist adalah kemampuan dalam transfer of learning. Kemampuan ini berupa memindahkan sebuah ilmu yang didapatkan dari cabang ilmu lainnya dalam memecahkan masalah di ilmu lainnya.
Sebagai contoh misalnya saja selama ini teman-teman cukup
ahli dalam dunia menulis. Kemampuan ini nyatanya sangat berguna dalam berbagai
bidang di luar menulis. Bahkan di bidang pembuatan script video, toh
tanpa proses penulisan yang matang. Jelas saja script video yang begitu
bagus dibuat terasa hambar.
Prinsip Dasar Seorang Expert Generalist
Harus dicatat juga, memang dengan membaca, first
principle, dan transfer of learning saja tak cukup. Ada prinsip
dasar yang harus dilakukan seorang Expert Generalist. Salah satunya ia berada
di lingkungan yang tepat dan mendapatkan dukungan penuh sekitar.
Bila tidak, bakat dan pengetahuannya akan terasa sia-sia.
Bila itu semua sudah tersedia, seorang Expert Generalist bisa dengan cepat
beradaptasi terhadap masalah yang ia hadapi. Mengumpulkan data, menganalisis
risiko, dan tentu saja memprediksi masa depan.
Terakhir dan sifatnya diplomatis adalah kemampuan
komunikasi dan relasi. Menjelaskan sebuah ilmu baru pada orang banyak bukanlah
hal yang mudah. Mereka semua butuh bukti atas yang akan dikerjakan di masa
depan. Kemampuan diplomasi dan komunikasi yang baik jadi alasan mereka percaya.
Untuk sebuah perusahaan, proses pendanaan membutuhkan
banyak investor. Belum lagi para teknisi yang bahkan datang dari berbagai
lintas ilmu. Kepercayaan besar ditambah dengan relasi yang baik buat semua
pihak percaya. Investor jelas tidak menitipkan uang berjumlah besar pada orang
yang salah.
Kontribusi lintas ilmu dan dukungan investor pasti
berujung manis. Bisa dibilang mampu merevolusi industri hingga skala besar.
Wajar bila para Expert Generalist sangat dibutuhkan, menyatukan beragam titik
menjadi sebuah gambar visual menakjubkan.
Jadi Bagian dari Expert Generalist
Buat jadi seorang generalist terlebih dahulu, ini buat kalian bisa mengasah kemampuan di berbagai bidang yang disukai sebanyak mungkin. Makin muda usia makin baik, karena makin banyak waktu yang dimanfaatkan dalam melatih kemampuan generalist. Ibarat trial and error lalu kemudian hingga mendapatkan passion sepenuh. Kemudian lanjut menjadi expert di masing-masing bidang tersebut.
Saya pun mengalami hal serupa, di saat muda ada banyak
jiwa yang bergejolak. Sejak kecil tayang Tsubasa jadi tontonan wajib setelah
merumput bersama teman-teman di lapangan di dekat rumah. Cita-cita menjadi
pesepakbola sukses coba saya rintis, masuk ke SSB hingga merelakan waktu
belajar.
Hasilnya kurang memuaskan karena saya tak cukup baik
serta level SSB dulu tidak ada progres di usia jelang remaja. Saya menganggap
jalan jadi expert di dunia sepak bola sebatas tarkam saja. Namun bukan berarti
harus berhenti di sana. Sampai saat ini, di usia yang mulai memasuki kepala
tiga setiap seminggu selalu rutin berolahraga.
Bahkan kini sudah ada dua tim yang sedang dibangun,
datang dari para adik-adik alumni terdahulu. Mengasah mental dan kemampuan
mereka dalam bermain bola, anak sekarang lebih tertarik ke dunia futsal. Saat
bermain di lapangan besar mereka agak grogi dan tidak percaya diri. Sebagai
yang lebih tua dan paham asam garam, saya dan beberapa teman tak pelit
membagikan pengalaman. Saya pun belajar banyak hal tak hanya sepak bola,
manajemen pemain, pemasukan, keuangan hingga berbagai hal baru. Dari sepak bola
saja, bisa melatih kemampuan baru yang jadi cikal bakal generalist.
Di dunia sepak bola erat kaitannya dengan fisik, di
tahapan ini pun saya belajar banyak cara menjaga pola Latihan dan istirahat,
pengalaman buruk tahun 2018 saat patah saat bermain bola membuat saya sadar
pentingnya otot dan tulang yang kuat. Untuk itu, saya pun rutin mengatur pola
makan dan latihan compound di pusat kebugaran yaitu 4 hari sepekan. Ini
bertujuan membuat badan fit dan terhindar dari cedera. Di tahapan ini, dari
yang hanya generalist kala itu, kini saya cukup expert karena belajar terus
menerus tentang latihan beban dan pengaturan pola gizi. Makin bertambah lagi
cikal-bakal generalist lainnya.
Tak cukup di situ, masa awal kuliah saya sangat tertarik akan membuat musik elektronik. Berbekal aplikasi seperti FL Studio, aplikasi gratisan yang bisa belajar musik EDM. Mengetahui banyak nada, mencoba kombinasi Bass, snare, kick hingga belajar piano secara virtual. Setiap malam selalu dilarutkan dalam FL Studio.
Rasa ingin tahu tersebut akhir terjawab dari salah satu kanal
YouTube yang menayangkan khusus dalam membuat musik EDM. Channel itu yaitu
Future Music Magazine, ada banyak DJ produser ternama dunia yang diundang dan
mengulas proses pembuatan musiknya.
Duh kerennya, bisa membuat melodi dan nada sebaik itu,
pikir saya dalam hati.
Namun kembali lagi, saya sadar buat bisa mencemplungkan
diri di dunia musik harus butuh lingkungan yang sepenuh di dunia tersebut.
Apalagi hanya bermodalkan aplikasi saja, sangat sulit. Banyak yang harus
dipelajari dan bahkan anak sekarang sejak muda memang dikhususkan belajar
musik. Saya berpikir, di level ini saya hanya sebatas generalist di bidang ini.
Namun secara pengetahuan dan hal teknis, saya cukup paham dan bisa jadi bekal
nanti ke generasi selanjut. Masa depan tak ada yang tahu.
Kedua, untuk jadi seorang Expert Generalist adalah dengan
memilih bidang yang dianggap cukup worth it. Misalnya saja, Pencarian saya jadi
seorang expert akhirnya dapat, saat mengenal dunia tulis-menulis. Berawal dari
masa sekolah menulis di diary, lanjut ke mading sekolah hingga kemudian loncat
ke forum dan blog. Di tahapan tersebut saya rutin menulis dari awal 2010-an
hingga saat ini.
Kala itu yang terbesit di dalam kepala hanyalah menulis dan kemudian post. Gambar seadanya tanpa self editing, namun lama kelamaan, ada ilmu lain yang bermunculan. Mulai dari belajar cara membuat website yang menarik, belajar ilmu SEO, proses editing gambar, membuat caption, hingga sampai di tahapan proses negosiasi harga dengan klien dan pengelolaan keuangan hasil menulis.
Dari modalnya menulis saja yang kita anggap expert di
bidang itu saja, secara tak langsung kita berhasil mencoba hal baru.
Menghasilkan segudang generalist baru yang nantinya jadi expert. Jadi seorang Expert
Generalist tak hanya level Elon Musk saja. Mungkin di nasional ada Nadiem
Makarim saat awal mula membangun Gojek. Namun kita juga bisa, berawal dari rasa
ingin tahu dan ketertarikan di berbagai bidang. Menggelutinya secara serius,
kemudian melakukan perubahan besar dan boom… Anda jadi salah seorang Expert
Generalist.
Mengapa kita harus jadi seorang Expert Generalist?
Era digital berubah dengan cepat, siapa yang tak bisa menyesuaikan dengan
zaman pasti akan tergerus, cepat ataukah lambat. Akan banyak pekerjaan atau passion
yang kita jalankan saat ini mendadak tergantikan. Apakah karena tak sesuai lagi
zaman atau bahkan digantikan oleh AI.
Saya rasa ada banyak kemampuan generalist yang kita asah
setiap harinya seakan membuka peluang. Bukan hanya memadukan berbagai
generalist yang kita miliki bahkan menjadi matang saat bidang yang masih baru kita
duluan terjun dan asah.
Contoh mudahnya, di dunia blogger awal mulanya hanya
berupa forum saja. Namun lama kelamaan lahir para expert di bidang ini. Mereka
yang duluan jelas belajar dan mencoba lebih dulu, lama-kelamaan ini berhasil
membuat role model baru yang bisa diikuti orang lain.
Tak hanya itu saja, di lomba ngeblog hal serupa terjadi. Awal mulanya yang dinilai hanya kemampuan menulis para kontestannya saja. Juri menilai yang paling baik EYD dan ide yang disampaikan. Cara ini perlahan bergeser ke arah baru.
Para blogger makin belajar dan satu persatu para expert
mencoba inovasi. Erat aplikasi gambar semakin banyak, kala itu pertarungan
gambar di mulai. Kualitas tulis saja akan kalah dengan gambar, kini makin
meloncat dengan hadirnya grafis. Persaingan menuangkan ide di grafis makin
sengit dan bahkan ditambahkan dengan video animasi. Tak ada yang tahu ke depan,
akan ada inovasi lagi dari para blogger Expert, yang saya menyebut mereka bukan
lagi Expert Blogger namun para Expert Generalist Blogger.
“Ini menandakan kita harus jadi Expert Generalist bertahan sekaligus menciptakan inovasi baru. Setelahnya, kita jadi role model atas apa yang kita ciptakan.”
Jajaran Para Expert Generalist Mengubah Arah Dunia Teknologi
Jauh 15 tahun dulu, mustahil bisa melihat laptop akan sangat bertenaga dan ringkas. Bisa dibawa jauh dari colokan dan punya performa mumpuni. Segalanya harus dikerjakan dengan maksimal dengan PC, sedangkan laptop jinjing hanya membuat pegal pinggang saja. Kinerjanya lambat dan payah, dan banyak memakan banyak ruangan di dalam tas.
Perlahan inovasi datang
dan bila dilakukan head-to-head, kemampuan laptop masa kini sudah setara
dan bahkan melebihi PC. Bisa diajak bekerja di mana saja bahkan jauh dari
colokan, satu permasalahan berhasil dipecahkan.
Lambat laun, ultrabook semakin sempurna dan melahirkan banyak segmen dan pilihan. Membuat pengguna kini hanya kesulitan dalam memilihnya. Semua berawal dari Lateral Thinking dan kemudian dijawab dengan proses eksekusi hingga menghasilkan produk jempolan
Semua itu berkat para
expert di bidang komputer berpikir bagaimana cara membuat laptop tipis yang
bisa memudahkan penggunanya. Bermodal pola pikir Lateral Thinking berhasil
melahirkan laptop yang kita menyebutkan ultrabook. Beratnya ringkas, berbagai
varian dan model, mendukung proses komputasi terbaik dan tentunya punya daya
tahan baterai melebihi jam lembur pekerja kantoran sekalipun.
Tak berhenti di situ, bagaimana bila menciptakan laptop yang belum pernah
ada sebelumnya?
Laptop atau teknologi lainnya yang dijual ke masyarakat awalnya ada yang berasal dari penolakan. Namun lama-kelamaan dianggap cukup revolusioner dan market baru menyadari bahwa inovasi ini keren. Misalnya saja laptop dulunya hanya mengandalkan keyboard untuk mengetik, kemudian lahir versi Flip yang touchscreen dan menyediakan Stylus Pen buat corat-coret di layar.
Inovasi ini awalnya dikeluhkan oleh pengguna karena layar laptop rentan tergores, engsel mudah patah dan bobot laptop yang cenderung berat. Namun para insinyur berpikir keras menyempurnakan produknya. Membuat layar tahan goresan, kualitas engsel yang kuat diputar puluhan ribu kali, dan membuatnya ringkas agar enak digunakan dalam mode tablet.
Secara tak langsung para
insinyur adalah para expert, namun mereka coba belajar lebih hingga sampai di tahapan
Expert Generalist dalam berinovasi. Mengambil risiko
besar dengan belajar lebih banyak, bekerja dengan berbagai penyedia layanan
pihak ketiga hingga produk idamannya jadi. Perusahaan diuntungkan dan brand
laptop terus mengangkasa namanya.
Setiap tahunnya berpacu
dengan waktu menciptakan inovasi baru kembali. Sudah jelas semua diawal riset
Panjang, produk terbaru yang kita gunakan saat ini bisa saja riset 3 s/d 7
tahun lalu. hingga akhirnya bisa digunakan. Makanya saya angkat topi buat para
insinyur yang bisa menjawab kebutuhan teknologi dengan cepat.
Berbicara dengan inovasi
di bidang teknologi, brand ASUS sejak dulu selalu konsisten berinovasi.
Menciptakan setiap lini dengan sangat kompleks. Mulai dari lini mainstream,
gaming, konten creator, bisnis hingga level produser. Seakan bisa menjawab
sesuai akan kebutuhan pelanggannya.
Gebrakan besar pun lahir
di awal 2019 dengan menghadirkan Seri Expertbook yang menyasar kelas bisnis. Saya
yakin nama ini terinspirasi dari cerita panjang saya mengenai Expert Generalist. Sebelumnya sudah ada segmen Vivobook buat kalangan anak muda dan segmen Zenbook
hanya saja lebih ke arah hiburan dan konten. Kehadiran Expertbook ibarat
pelengkap jajaran bisnis milik ASUS.
Laptop Punya Jaringan Data dan Kamera Bagus itu Langka
Menemukan orang Expert Generalist sama sulitnya seperti menemukan laptop yang punya jaringan data mandiri. Selama ini peran laptop dianggap hampir sama dengan PC karena tidak bisa mandiri terutama dalam koneksi internet.
Era internet sudah memasuk generasi 5.0, hanya saja masih sangat sedikit
laptop yang punya koneksi. Modal ia terkoneksi dengan internet hanya dari
hotspot atau teathering ponsel. Andai keduanya tidak ada, ia pasti menyerah
dalam menjelajah dunia maya. Menggunakan modem? Ini jauh ketinggalan zaman dan
memakan banyak port.
“Fungsi ponsel itu buat koordinasi dan komunikasi, bukan diajak jadi benda teathering tanpa henti”
Persoalan ini pelik karena laptop dibuat secara portable namun diurusan
koneksi harus statis. Kalah jauh dengan tablet yang sudah jauh lebih unggulan
urusan ini. Mengandalkan teathering pun sayang pada kouta dan keamanan data.
Sebab banyak browser pencarian pencarian saat membuka laptop yang bisa saja
mencuri data pengguna.
Lalu penggunaannya juga terbatas dan menghambat produktivitas dengan
ponsel dan laptop dalam waktu yang sama. Adanya laptop yang khusus mempunyai
slot buat mengisi kouta dirasa perlu, memang kesannya mubadzir buat orang
kantor. Namun tak selamanya kita ada di lokasi yang terhubung hotspot dan
mengandalkan teathering.
Saya pribadi sebagai orang yang bekerja di lapangan merasakan hal
tersebut. Begitu kesulitan saat di perjalanan atau di daerah yang minim signal.
Mengandalkan teathering malah membuat internet makin sulit. Laptop yang punya
slot khusus SIM card memanglah idaman.
Pastinya laptop terbaik telah mendukung jaringaan terbaik 5G, bisa dibayangkan ngebutnya dan minim latency. Bisa mengolah data dalam hal cepat, menjalankan berbagai konferensi online dengan kualitas gambar terbaik.
Tapi, jangan lupa bahwa dukungan webcam kamera pada laptop juga harus
baik. Hampir satu dekade perusahaan teknologi komputer menganggap sepele kamera
depan sebuah laptop. Kualitasnya burik dan jauh di bawah standar. Banyak orang
yang mengandalkan tablet atau rela memasang kamera tambahan buat hasil
maksimal. Ia akan malu sama klien saat mengetahui hasil perekaman via daring
sangat jelek.
Pandemi covid pun datang tak diduga, membuat semua orang harus menjalankan
pekerjaanya dari rumah. Saat itulah produsen teknologi sadar bahwa webcam harus
punya kemampuan lebih. Nilai jual inilah yang terus ditingkatkan, mulai dari
reproduksi gambar hingga kualitas suara.
Laptop bisnis pun memberikan sentuhan uniknya, panggilan audio dan gambar diperjelas. Ada banyak microfon yang disematkan sehingga mampu menghilangkan noice. Ada pula fitur yang mampu meredam noice saat kamu melakukan proses meeting. Suara sekitar akan diredam, seakan-akan hanya kamu saja yang ada di ruangan atau tempat itu.
Ada satu paket lainnya yang membuat laptop bisnis sering abaikan, yaitu
kualitas audio yang biasa saja. Terlihat baik hanya di ruangan saja, saat
diajak di outdoor langsung suaranya malu-maluin. Saat kualitas audionya
dimaksimalkan, suaranya pecah.
Kualitas audio yang baik dari ultrabook didukung oleh dual microphone dan
speaker, ini membuat suara yang ditangkap saat conference call terdengar
jernih. Serta jernih saat diajak menikmati konten. Letak microphone di dekat webcam sedangkan
speaker di bagian keyboard.
Segala kelangkaan itu lahir dari first principle ahli komputer, berpikir
ulang dan mengkaji segala masalah yang klien ingin. Menghasilkan sebuah laptop terbaik
yang menunjang segala kemampuan expert penggunanya. Semua itu ada dalam ASUS
ExpertBook B7 Flip 5G, ultrabook kaum elit pendukung segala aktivitas.
ASUS ExpertBook B7 Flip 5G, Jawab Kebutuhan ExpertWorker
Sejak kemunculan awalnya 2019, ASUS ExpertBook langsung menyasar kelas bisnis yang workaholic. Tak sebatas hebat diajak bekerja, punya privasi andal, dan cocok buat mengonsumsi konten hiburan. Urusan harga sudah pasti tak selalu dipusingkan, toh mampu mendukung segala keinginan yang pebisnis inginkan.
Saya sebagai seorang workaholic
pun sadar, dunia bekerja harus punya laptop ringkas yang bisa diandalkan ke
mana saja. Top aplikasi yang paling banyak saya buka adalah keluarga Office.
Word berguna membuat laporan, konten di blog, review tugas dan seabrek tugas
lainnya. Lalu Excel dengan berbagai perhitungan matematika dan rumus kolom, dan
PowerPoint buat menarik minat dosen buat presentasi. Kadang saya berhasil
membuat beragam slide yang mampu memberi impresi pada klien.
Aplikasi lainnya jelas sekali adalah aplikasi edit gambar baik online maupun office. Berbagai aplikasi ini saya gunakan buat memperindah berbagai cover dan gambar pada blog. Saya kadang berkreasi banyak dalam hal ini. Apalagi sejak kecil saya sangat menyukai aktivitas coret-coret dan memadukan warna.
Presentasi bagiku adalah hobi, Sejak dulu saya
sangat menyukai banget membagikan ide dan animasi, salah satunya kini saya
salurkan dalam bentuk Powerpoint. Memang sih butuh banyak buku dan
referensi sampai akhirnya bisa jadi sebuah Powerpoint yang padat banget.
Tapi di situ ada kesenangan sendiri, saat dikala tak
sibuk. Saya memanfaatkan laptop pada berbagai hobi baru. Seorang Expert
Generalist sudah pasti tidak pernah merasa puas akan ilmu baru. Pengembangan
diri jadi alasan ia mencoba lintas ilmu baru.
Ilmu yang saya pelajari sangat dalam adalah urusan market saham. Sejak kenal pertama sekali di tahun 2019, saya belajar banyak. Tak sebatas fundamental saja namun juga teknikal. Setiap market tutup, pekerjaan saya adalah menganalisa berbagai saham dan emiten yang potensial. Cara paling umum adalah mengandalkan teknikal dengan metode Fibonacci.
Kaitan dalam sebuah emiten sangat banyak, saya
mencontohkan misalnya saja saat harga minyak naik akan berpengaruh ke sejumlah
emiten lainnya. Komoditas batu bara dan gas alam akan meningkat permintaannya,
ini membuat emitennya akan naik. Tren ini jadi kesempatan dalam membeli emiten tersebut.
“Malam hari menganalisa secara seksama dan
pagi harinya membeli dengan keyakinan”
Toh setelah dirasa jenuh, sebagai workaholic, saya pun kembali menggunakan laptop dengan tujuan hiburan. Jangan karena hanya sebatas laptop bisnis, namun letoy buat multimedia. Namun tidak buat ASUS ExpertBook B7 Flip 5G.
Paling sering saya adalah menonton sejumlah serial di
Netflix, genre yang bikin saya menarik adalah genre dokumenter. Selain bikin rileks, ini juga bisa dapat pengalaman dan ilmu baru. Mode
yang paling saya suka dalam menonton adalah Tent Mode, karena layar jadi lebih
dekat di tonton.
Segudang Kebutuhan Terjawab oleh ASUS ExpertBook B7 Flip 5G
Saat ini saya sedang melanjutkan studi magister di salah satu kampus
negeri di Aceh. Meksipun sudah mulai normal, banyak aktivitas perkuliahan
dilakukan secara daring dibandingkan luring. Sudah pasti butuh perangkat yang
mendukung buat Zoom dari rumah. Bila dilakukan di rumah, sudah pasti segala
macam noice akan masuk ke dalam speaker terutama saat berdiskusi dengan dosen.
Salah satu fitur yang krusial adalah fitur AI noise-canceling. Fitur ini memungkinkan suara bising dapat disaring sehingga pengguna dapat melakukan conference call dengan nyaman meski berada di lingkungan bising. Apakah itu di rumah yang sedang gaduh atau café saat ramai pengunjung. Pada Expertbook B7 Flip 5 telah disematkan dan saya rasa fitur ini sangat membantu proses zoom dan conference call saya.
Di dalam kelas pun diwajibkan menghidupkan kamera, hanya saja umumnya
kebanyakan laptop hasil tangkapan webcam sangat gelap. Menghasilkan kualitas
gambar yang ditangkap jadi sangat burik. Di Expertbook B7 Flip 5G sudah ada kemampuan low-light kamera meskipun di
kondisi minim cahaya.
Tak berhenti di situ, pada Expertbook B7
Flip telah disematkan jaringan data 5G. Lalu muncul pertanyaan: Indonesia jaringan 5G masih belum ada dan hanya ada di
sejumlah lokasi saja. Kenapa sih malah menghadirkan laptop 5G?
Memang jaringan 5G hanya ada di sejumlah tempat saja, namun tak dipungkiri jaringan 5G akan hadir di kota-kota besar di tahun berikut. Penetrasi pasar yang besar membuat provider berbenah memperbaiki jaringan dan waktu singkat seluruh Indonesia bisa merasakan ngebutnya 5G.
Mengapa Expertbook B7 menghadirkan dukungan fitur 5G?
Menurut asumsi penulis pertama karena usia pakai sebuah laptop bisnis relatif panjang. Bahkan bisa bertahan lebih dari 5 tahun penggunaan. Waktu sepanjang itu sudah pasti mendukung jaringan 5G, meskipun belum ada pun tak masalah karena bisa mendukung jaringan di bawahnya 4G LTE.
Perangkat buat memindahkan data harusnya lengkap. Saya rasa perangkat port
sangat dibutuhkan seperti proses presentasi pada klien, proses di pelatihan,
hingga transfer data yang kebanyakan masih mengandalkan flasdisk.
Pengguna Expertbook B7 Flip 5G semakin dipermudah berkat kehadiran port serta fitur konektivitas yang lengkap. Mulai dari USB 3.2 Gen 2 Type-A, HDMI 2.0b, MicroSD card reader, hingga 3.5mm combo audio jack, semuanya tersedia di Expertbook B7 Flip 5G.
Tentunya
adanya dua port USB Type-C Thunderbolt 4 buat
pengisian daaya dan bisa jadi penghubung laptop ke layar profesional. Terdapat juga di sebelah kanan laptop,
berupa slot simcard yang mendukung koneksi 5G. Ini mendukung aktivitas jaringan
data super cepat.
Buat membantu proses terkoneksi dengan dunia maya, telah ada konektivitas
terbaru berupa WiFi 6 (802.11ax) yang dibekali fitur ASUS WiFi Master. Pengguna
Expertbook B7 Flip 5G akan dapat selalu terhubung secara lebih stabil. Lalu
tersedia Bluetooth 5.0 sehingga penggunanya dapat menghubungkan berbagai
perangkat seperti headphone dan mouse wireless dengan gampang.
ASUS ExpertBook
B7 Flip 5G sudah dibekali dengan Windows 11 Pro.
Sistem operasi terbaru besutan Microsoft tersebut sangat cocok untuk menunjang
produktivitas penggunanya berkat serangkaian fitur yang ada di dalamnya,
khususnya kompatibilitas dengan berbagai aplikasi khusus para konten kreator.
Paket lainnya yang tersedia adalah dukungan Office yang bisa digunakan seumur hidup. Selama ini, office punya masa berlaku yang pendek. Mengharuskan setelah beberapa bulan untuk diperpanjang agar tidak memunculkan notifikasi yang mengganggu. Bisa dibayangkan bagaimana tidak enaknya, saat bekerja tapi office yang digunakan sudah expired.
Pada varian ASUS ExpertBook
B7 Flip 5G menyertakannya sekali pakai seumur
hidup dengan dukungan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus
mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program
dan data milikmu.
ASUS
ExpertBook B7 Flip 5G merupakan laptop yang dibekali layar fleksibel. Engsel
360° memungkinkan kamu bisa gunakan laptop dalam berbagai mode: Stand, Tent,
dan Tablet. Fungsinya bisa
digunakan untuk menuliskan berbagai hal saat ketemu dengan klien. Layarnya bisa dibaringkan 180° membuat kamu bisa
bagikan materi slide dan membuat catatan bersama team.
Pada layar ASUS ExpertBook B7 pun touchscreen dan stylus tambahan pada paket pembelian memudahkan proses corat-coret buat kebutuhan bisnis hingga multimedia. Urusan layar sudah menggunakan IPS level yang diproteksi dari Corning Gorilla Glass dengan kemampuan Anti-Fingerprint Coating.
Kualitas layar IPS punya sudah sangat baik dengan sertifikat seperti low-blue light dan anti-flicker dari TÜV Rheinland. Dimensi 14 inchi serasa laptop 13 inchi dengan rasio 16:10 dan resolusi 2880×1800. Buat yang belum tahu, rasio layar 16:10 menawarkan ruang kerja yang lebih luas ketimbang layar 16:9 yang pada dasarnya disesuaikan dengan format film layar lebar.
Saya pribadi
merasakan perbedaan mencolok dari perubahan layar tersebut. Tampilannya jadi
jauh lebih luas terutama dalam membaca data dalam satu layar. Kualitas menonton
jadi lebih luas ke atas dibandingkan rasio 16:9. Kini banyak platform baik itu
Youtube dan Streaming film berbayar sudah menerapkan konsep 16:10. Ini membuat
dimensi yang ditampilkan lebih luas dan memanjakan dalam menikmati konten.
ASUS ExpertBook B7 Flip 5G adalah laptop bisnis yang dibekali keamanan
berlapis untuk melindungi informasi pribadi Anda. Kamera inframerah bekerja
dengan Windows Hello untuk login cepat dengan wajah. Tombol daya sudah
dilengkapi sensor sidik jari sebagai keamanan biometrik tambahan. Web camera
juga dilindungi pelindung privasi agar bebas dari pengintaian. Inilah semua
kelebihan laptop ASUS ExpertBook B7 Flip 5G.
Keunggulan Utama ASUS Expertbook B7 Flip 5G
Sebagai laptop anyar yang ASUS
keluarkan di tahun 2022. Sudah pasti fiturnya yang paling kekiniaan. Buat para pebisnis
dan para pekerja yang bergerak dinamis ke mana saja, ASUS mengakomodir segala
kebutuhan produktivitas, privasi, dan daya tahan.
Mulai dari hal kecil yaitu pada
ASUS ExpertBook B7 Flip 5G punya lampu LED pada
penutup laptop. Menawarkan indikasi sekilas tentang status pengguna. Bersinar
secara otomatis saat Anda sibuk dalam rapat, atau nyalakan saat Anda ingin
orang lain tahu bahwa Anda sibuk dengan Fn+1.
“Ibaratnya saat teman kerja atau bawahan datang, si laptop kasih kode merah
(Jangan dekat-dekat, saya lagi meeting)”
Nah… lalu pebisnis lekat dengan bekerja dari meja ke meja untuk berbagai meeting. Pertemuan di setiap meja tentunya ada minuman di sebelahnya. Bencana sering terjadi di sini, tumpahan makanan atau minum di atas keyboard jadi petaka. Namun pengguna ExpertBook B7 Flip tak perlu khawatir karena keyboard tahan tumpahannya dapat menampung hingga 78 cc cairan tanpa membahayakan. Tumpahan kecil dapat dengan mudah dikeringkan, dibersihkan, dan dikeringkan.
Kualitas dari sebuah
laptop bisnis lainnya ada keyboard yang empuk, nyaman digunakan dalam waktu
lama. Semua fungsi tersedia di dalam keyboard termasuk berbagai fitur menarik. ASUS juga membekali Numberpad 12 buat mengetik angka
lebih cepat dan presisi.
Mengetik
di pangkuan dalam waktu lama pun tak masalah, sudah ada manajemen panas yang cukup
baik dari sistem pendinginan AHCS baru. Punya kemampuan mendinginkan area palm
rest dan punggung laptop paha kamu dijadikan meja buat mengetik.
Memangnya
laptop tipis tahan?
Tenang saja, Expertbook
B7 Flip 5G sudah dibekali US Military Grade (MIL-STD 810H). Punya daya tahan dari segala tes seperti tes jatuh, tes getaran, hingga tes
operasional pada lingkungan ekstrem. Ini membantu karena banyak laptop yang
saat mengalami guncangan seperti di atas, komponennya jadi rusak.
Laptop Bisnis ExpertBook B7 Flip (B7402) sudah diperkuat oleh prosesor Intel® Core™ generasi ke-11 terbaru dan juga Intel® Iris® Xᵉ graphics. Chip grafis buatan intel tersebut membuat Expertbook B7 Flip 5G memiliki kemampuan pemrosesan grafis ekstra yang dibutuhkan seperti pekerja kreatif dan pengurusan berbagai bisnis. Saya yang telah menggunakan Intel Gen 11 selama 3 bulan terakhir merasakan peningkatan performa signifikan dalam generasi sebelumnya.
Urusan kapasitas RAM tersedia hingga 16GB yang telah ditanamkan penyimpanan
berupa PCIe SSD yang terkenal ngebut hingga
2TB. Bila dianggap kurang, Expertbook B7 mendukung penyimpanan awan dari
Dropbox yang bisa diakses secara online.
Performa pun bisa didongkrak dengan fitur ASUS Intelligent Performance
Technology (AIPT) yang hadir dengan tiga mode performa yang bisa dipilih
yaitu Performance Mode, Balance Mode, dan Whisper Mode. Meskipun begitu, baterai yang ditanamkan cukup besar yaitu baterai 63
Whr, mampu bertahan seharian. Mendukung fitur fast charging hingga 50%
dalam 30 menit.
Urusan Privasi dan
bisnis mahal harganya, tak bisa dihargai dengan uang. Siapa yang suka bekerja
di ruang publik, pasti tak hanya gangguan suara yang mengganggu. Ada saja yang
mengintip ke laptop kita. Apakah itu urusan pekerjaan atau hiburan, pasti risih
dan harus cari di pojokan biar aman.
Tapi itu tak perlu
khawatir karena ASUS sudah menyematkan fitur Private View yang membatasi
sudut pandang layar agar tak mudah diintip orang lain. Mereka yang ada di
samping atau dari kejauhan tidak bisa melihat aktivitas yang kamu lakukan di
Expertbook B7 Flip 5G milikmu.
Akses pada laptop ada banyak opsi, tak lagi mengandalkan mengetik password yang sudah ketinggalan zaman. Ada pilihan IR Camera yang sangat cepat terutama dalam log in dalam posisi shut down. Lalu saat di luar ruangan saya lebih menyukai memakai fingerprint print.
Lalu urusan keamanan
tambahan lainnya di ASUS ExpertBook B7 Flip 5G terdapat Webcam Shield bertujuan
untuk melindungi informasi pribadi dan bisnis dari pengintaian, ExpertBook B7
Flip menyertakan pelindung privasi terintegrasi yang dapat digeser di atas
webcam untuk privasi instan. Laptop ketinggalan tak khawatir karena ada Chip
Trusted Platform Module 15 (TPM) 2.0 menyimpan kata sandi dan kunci
enkripsi untuk keamanan tambahan.
Fitur MyASUS, Menciptakan Eksosistem di ASUS ExpertBook B7 Flip 5G
Urusan premium tak melulu urusan hardware semata, namun mengedepankan software pendukung. Laptop modern tentunya punya segudang fitur khusus dalam proses keamanan data dan transfer dalam. Salah satunya adalah fitur MyASUS, fitur killer dalam pemakaian laptop harian.
Fitur Praktis MyASUS beragam mulai dari dan tentunya bisa menunjang beragam kebutuhan. Pertama ada Battery Health Charging, memungkinkan kamu mengatur kapasitas maksimal pengisian baterai. Tersedia pilihan berupa: Full Capacity, 100%, Balanced, sampai 80%, dan Maximum Lifespan, sampai 60%.
Kedua ada TaskFirst, memungkinkan kamu mengatur prioritas pemakaian koneksi
internet. Jenis aktivitas apa yang diutamakan dalam akses koneksi internet. Pengguna
bisa memilih aktivitas Produktivitas dan Komunikasi, Multimedia Streaming,
Game, bahkan layar eksternal.
Terakhir ada Link to MyASUS, memungkinkan laptop Experbook B7 terhubung
dengan perangkat lainnya semisal ponsel. Fitur yang bisa dilakukan melakukan
transfer file, berbagi layar, atau melakukan kegiatan komunikasi. Ponsel
menggunakan OS Android dan IOS bisa terkoneksi pada fitur ini, cukup dengan
menginstal aplikasi Link to MyASUS di Play Store atau dari App Store.
Secara tak langsung ulasan ini membuat saya bisa paham mekanisme laptop menyuruh, bukan hanya sebatas lomba namun seakan jadi bagian dari para insinyur Expert Generalist ASUS. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kita semua dan akhir kata Have a Nice Days.
Berikut spesifikasi lengkap pada laptop ASUS ExpertBook B7 Flip 5G
Nama Produk |
ASUS ExpertBook B7 Flip 5G (B7402F) |
---|---|
CPU |
Intel Core i5-1155G7#52 Intel Core i7-1195G7#74 |
Sistem operasi |
Windows 11 Pro |
Memori |
Up to 64 GB LPDDR4X |
Penyimpanan |
Up to 2TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD |
Layar |
14.0”, WUXGA (1920 x 1200), IPS14.0”, WQXGA (2560 x 1600), IPS |
Grafis |
Intel Iris Xe Graphics G7 (80EU) Intel Iris Xe Graphics G7 (96EU) |
Input/Output |
1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display and power delivery, 1x HDMI 2.0b, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD, Ethernet LAN card reader, Stylus Pen |
Kamera |
720p HD IR with Windows Hello |
Konektivitas |
Wi-Fi 6 (802.11ax) + Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2, Dukungan 5G |
Audio |
Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon certified |
Baterai |
63WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion |
Dimensi |
320 x 234.2 x 18 - 18.9 mm |
Bobot |
1.4 kg (material magnesium alloy) |
Pilihan warna |
Star Black |
Harga |
Rp22.999.000 |
Garansi |
2 tahun garansi global |
mantap banget interaktif lagi, ASUS emang keren
ReplyDeletedan selamat ya