Setiap harinya, tiada hari yang harus dilewati tanpa musik, mendengarkan musik sudah jadi kebiasaan lama. Selain sebagai pemacu adrenalin, musik juga bisa memberikan semangat baru dalam menjalani rutinitas. Bahkan tak jarang buat seseorang dapat melatih fokus di kondisi tertentu.
Keterampilan musisi kini makin beragam, kita bisa memilih
musik sesuai dengan genre yang kita sukai. Ada beragam musisi dengan karya yang
bisa kita dengarkan. Memasuki era digital, aplikasi perangkat pemutar musik
jadi menu wajib di setiap gawai pemiliknya.
Musik sebagai media dalam mengeksplorasi emosi, perasaan,
bahkan sikap manusia. Seakan musik bak pencampur aduk perasaan umat manusia.
Dentuman, petikan, permainan nada hingga simfoni itu semua jadi bumbu-bumbu
yang begitu syahdu untuk dinikmati. Semua campur aduk dalam sebuah musik yang
kita nikmati.
Semua orang punya selera musik masing-masing sesuai
dengan preferensinya masing-masing. Para musisi dan produser seakan begitu
melejit namanya dari berbagai pundi-pundi pemasukan. Apakah itu dari rekaman,
video klip, soundtrack, royalti, konser hingga temu ramah dengan fans.
Ada ceruk besar yang didapatkan musisi atas karya yang ia hasilkan.
Bagi saya mendengarkan musik seakan bahan bakar dan
mencarging diri yang lelah. Menjadi moodbooster pada kondisi tertentu
dan tentunya inilah yang membuat saya belajar banyak musik meskipun secara usia
sudah terlambat. Tapi tak masalah karena kemampuan itu bisa diasah,
perlahan-lahan.
Suara Alam, Menenangkan Pikiran dan Jiwa
Beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri pulang ke Desa tempat ayah saya dibesarkan. Jauh dari hiruk-pikuk perkotaan yang hanya dipenuhi beton di sana-sini. Berganti alur ke arah hutan, pegunungan dan persawahan di sekitarnya. Kondisi yang jauh 180 derajat, tentunya ada urusan keluarga sampai saya mencari healing.
Saya pun tiba di malam hari dan perjalanan yang jauh
membuat saya terlelap hingga pagi pun tiba. Pagi itu suara yang didengarkan
berbeda, bukan suara kendaraan melainkan berbagai suara alam. Dari suara
burung, suara desir padi yang ditiup oleh angin hingga suara alam lainnya.
Menyenangkan memang, apalagi pagi itu saya mencoba pergi ke sungai.
Suara air yang menerjang bebatuan cadas sungai sungguh
menenangkan, dari suara alam nyatanya bisa memberikan ketenangan. Tak harus
membuka Spotify atau aplikasi musik lainnya. Kebiasaan yang saya lakukan
umumnya, kini saya mencoba ubah karena kebiasaan yang ada di kota coba diganti
sementara. Hasilnya cukup menyenangkan dan menarik ternyata.
Memang seberapa berdampak musik alam pada manusia?
Penjabaran pertama adalah musik alam itu datangnya dari
berbagai suara seperti suara burung, gelombang laut, angin, dan air mengalir.
Ini bisa jadi sebagai terapi kesehatan yang mencapai hasil yang sangat
memuaskan antara lain peningkatan kualitas tidur, kondisi fisik, mental bagi
individu di berbagai tingkat umur.
Lalu musik bisa jadi terapi alam adalah salah satu terapi
komplementer dalam buat yang punya gangguan tidur. Tindakan terapi musik
memiliki pengaruh yang efektif dalam mengurangi gejala depresi pada penderita
yang mengalami diagnosis secara medis yang berbeda pada tingkat usia yang
berbeda. Tidak adanya batasan bagi pengguna terapi ini, dan dapat diberikan
pada semua penderita gangguan tidur.
Kini musik suara alam adalah jenis musik yang baru akibat
dari perkembangan teknologi khususnya di alat musik. Artinya dari instrumen
elektronik kita bisa mendengarkan suara alam lalu kemudian mengubahnya jadi
musik alam dengan sentuhan modern.
Menjual Video Klip Alam dalam Musik
Saat ini menjamur berbagai jenis genre musik yang
menampilkan klip alam tropis berupa pantai dan pegunungan. Dipadukan dengan
lantunan musik yang syahdu, siapa sih yang tak tertarik dengan konsep seperti
ini. Cara ini banyak dilakukan para konten kreator yang hanya menjual musik namun
juga menjual pemandangan.
Siapa saja yang menonton tak hanya tertarik pada music namun
juga pemandangan yang ditawarkan. Wilayah yang paling menarik adalah daerah
tropis dengan genre kentara tropical dan easy listening. Siapa sih yang tak
tertarik. Sudah pasti mendulang begitu banyak viewer buat siapa saja yang menontonnya.
Cara ini dianggap sebagai bentuk promosi yang brilian,
karena diakses oleh siapa saja di Youtube. Akan ada banyak video serupa, hanya
saja yang membuatnya dari konten kreator luar. Sedangkan kreator dalam negeri
umumnya lebih menyukai musik yang terkenal remix dengan nada acakadut. Padahal ada
ceruk besar yang bisa ada dulang di genre musik alam.
Pesaingnya masih sedikit namun bisa menawarkan viewer yang besar tentunya, tinggal membangun pasar baru dari musik genre ini. Salah satunya dari lahirnya lagu “Dengar Alam Bernyanyi”, menjadi salah satu lagu easy listening bernada riang yang pernah saya dengar. Diciptakan oleh Arya Aditya Ramadhya (Lale), Ilman Ibrahim (gitaris serta keyboardist Maliq & D’Essentials), dan Anindyo Baskoro (Nino, vokalis RAN), yang kemudian disingkat Laleilmanino. Unik ya Namanya!
Video klipnya menurut saya unik karena menghadirkan
animasi dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan langka di Indonesia. Pada video
klip juga saya menangkap beberapa tumbuhan dan hewan yang terancam punah dari
bunga bangkai, orang utan, kawanan burung endemik hingga kunang-kunang.
Mereka jadi tokoh utama di dalam video klip dengan
dubbling suara musik dari sejumlah vokalis kenamaan Laleilmanino. Saya
pun merasa tertarik dengan pemilihan lirik hingga nada yang dimainkan, kesannya
melodinya cukup menyatu dengan alam sama halnya kolaborasi mereka semuanya.
Kenapa sih diberi nama lagu Dengar Alam Bernyanyi?
Pemilihan lagu ini menurut saya cukup unik, selama ini
yang bernyanyi adalah singer. Namun kita lupa bahwa alam juga bisa bernyanyi.
Ini sebagai bentuk refleksi alam serta kolaborasi banyak penyanyi. Total ada tiga
kolaborasi seniman yang sudah makan asam garam di belantika musik tanah air.
Siapa saja? Mulai dari HIVI!, Sheila Dara, dan Chicco
Jerikho. Jujur, saat pertama kali mendengarkan lagu ini pastinya sangat mudah
dipahami, memiliki makna yang mendalam, dan pesan di dalamnya tersampaikan
dengan indah nan merdu. Menariknya lagi, lagu ini terpilih sebagai Official
Theme Song di ajang Y20 2022.
Buat yang belum tahu, Y20 ini sendiri merupakan bagian
dari Presidensi Grup 20 (G20) berupa ebuah platform bagi generasi muda yang
berasal dari semua negara G20 untuk berdiskusi dan menawarkan solusi atas
isu-isu penting yang terjadi. Khususnya, empat isu yang dinilai mendesak dan
sangat prioritas untuk segera dibahas tahun ini.
Memangnya isu apa saja yang dibahas dalam pertemuan
tersebut?
Transformasi Digital, Keberagaman & Inklusi,
Ketenagakerjaan Pemuda, dan Planet Berkelanjutan & Layak Huni. Isu terakhir
inilah yang kemudian digagas oleh Laleilmanino dalam lagu mereka. Pesan yang
disampaikannya sangat mendalam, yakni mengajak generasi muda untuk peduli
terhadap alam dan kondisi bumi saat ini. Bersama-sama melindungi bumi dari
dampak perubahan iklim yang terjadi dengan cara menjaga hutan.
Mempromosikan “Dengar Alam Bernyanyi”, Bersama
EcoBloggerSquad
Dalam beberapa minggu ini, teman-teman #EcoBloggerSquad,
saya mengajak para pembaca yang baik hati untuk ikut serta mendengarkan lagu
ini. Karena, bukan hanya sekadar pesan, melainkan panggilan kemanusiaan untuk
bersama-sama kembali menjaga hutan demi mewujudkan bumi yang lebih baik.
Selama ini kita larut dengan musik berbagai jenis genre
namun lupa bahwa genre alam menarik. Bukan hanya melihat ketenaran penyanyi
atau bandnya saja, namun bukti kecintaan alam buat kita. Dengan teman-teman
mendengarkan lagu ini sesering mungkin, kalian bisa berkontribusi untuk bumi.
Terutama dalam mencegah pemanasan global yang sangat marak kini.
Kampanye yang dilakukan bukan hanya sebatas mendengarkan
saja namun juga mempromosikan lagu “Dengar Alam Bernyanyi” ini jadi bentuk
dukungan pada alam sekitar. Apalagi para blogger yang tersebar dari seluruh
negeri saling bahu-membahu mempromosikan lagu tersebut dengan menggambarkan
kontur alamnya masing-masing. Pastinya akan menarik dari berbagai karya
teman-teman.
Caranya kontribusinya bagaimana sih?
Caranya dari royalti lagu tersebut, hasil keuntungan yang
didapatkan akan disumbangkan pada lembaga Konservasi dan Restorasi Hutan Adat
di Kalimantan. Cara kontribusinya pun gampang banget karena kini mendengarkan musik
Dengar Alam Bernyanyi tersedia di berbagai platform. Mulai dari Spotify,
Youtube Music, Apple Music, dan Deezer.
Anggap saja dari musik yang kita dengar bukan hanya
mendukung aksi melawan perubahan iklim saja namun juga bentuk mendukung musisi
tanah air dari karya mereka. Toh cara berpartisipasi mulai dari hal kecil, dari
platform music di ponsel kamu, bisa menjaga bumi.
Semoga tulisan ini memberikan inspirasi kita dalam menjaga bumi, Akhir kata, Have a Nice Days.
0 komentar:
Post a Comment