Saat
itu tahun 2019, jadi awal saya mengenal dunia pasar modal,
sebelumnya dunia pasar modal hanyalah sesuatu yang awam. Sejak kecil dunia
pasar modal sering wara-wiri di pesawat televisi, wajah para broker di bursa
efek yang kadang gelisah, gembira atau kadang panik. Menyorot layar besar yang
menunjukkan harga emiten atau IHSG yang pada waktu itu. Apakah turun cukup
dalam atau ditutup naik.
Bagi saya, pekerjaan mereka di bursa efek sangat melelahkan. Beranjak dewasa saya rasa dunia investasi layak dipelajari, semenjak duduk di bangku perkuliahan. Dunia pasar modal mulai ramah, hanya saja kembali terpatri di dalam pikiran: susah bisa beli emiten suatu perusahaan, pasti syaratnya sulit. Hanya orang berjas dan berdasi yang cocok buat dunia pasar modal. Sedangkan saya yang kala itu masih mahasiswa jelas sulit, pikir saya.
Perlahan-lahan di 2018 dunia pasar modal mulai menyasar
anak muda, dulunya mereka datang dari kalangan boomer semata. Pertama
sekali saat saya melihat salah satu video driver online yang bercerita.
Pekerjaannya selain narik penumpang, ia manfaatkan dengan melakukan trading
saham. Hasilnya cukup memuaskan, secara tak langsung saya tersontak, ternyata
saham bisa menyasar kalangan bawah. Modalnya ponsel Android saja, saya
tersengat.
Kemudian pengalaman lainnya datang dari influencer semisalnya: Raditya Dika yang telah lama mengumpulkan hasil keuntungan buku, film, dan
royaltinya di jajaran LQ45. Ia rela menahan kesenangannya untuk bisa pensiun
dini dari keuntungan capital gain di bursa efek. Langkah saya pun bulat
untuk belajar, karena buat berinvestasi harus cukup ilmu dan tentunya modal.
Langkah Terjal Mengenal Dunia Investasi
Dunia investasi dan pasar modal tidak datang dengan sendirinya, banyak lika-liku untuk bisa sampai ke sana. Saat masih masa perkuliahan, banyak anak muda ingin cepat kaya. Ajakan pun datang dari berbagai money game yang kala itu sedang tren, kemudian bisnis tidak jelas yang tujuannya cepat kaya tanpa usaha keras.
Hingga akhirnya saya menyadari dari sejumlah buku,
mengapa sih orang kaya di level tanah air hingga dunia pasti punya saham.
Mereka dianggap masuk jajaran Forbes karena perusahaannya bertumbuh besar dan
mereka punya porsi besar di sana. Bukan bisnis bodong atau money game
yang menjerat orang di bawahnya untuk mencari downline lagi.
Hingga akhirnya di tahun 2017 saya banyak belajar dari
teman, ia membangun blog yang membahas banyak dunia saham, Reksadana, sukuk
syariah hingga obligasi. Di situ saya sadar bahwa berinvestasi salah satu
instrumen yang menguntungkan asalkan disiplin dan giat belajar pasti profit.
Hingga akhirnya di tahun 2018 saya pun berniat memiliki
RDN, hanya saja jarak menjadi penghalang. Saya bekerja di Meulaboh, Kota yang
berjarak 250 KM dari Ibu kota, Banda Aceh. Jelas di sana saya bekerja kala itu,
akses untuk mengenal lebih banyak dunia pasar modal terbatas. Hanya
mengandalkan teman-teman yang lebih dahulu punya akun atau menonton di Youtube buat
bisa punya RDN.
Akhirnya saya mencoba cari cara yaitu setiap akhir pekan
menyempatkan diri ke Banda Aceh, setiap malam Jumat saya berangkat ke Banda
Aceh untuk belajar mengenai dunia pasar modal. Kala itu setiap Jumat selalu ada
kelas khusus mengenai pasar modal. Tak hanya itu saja, ada sejumlah sekuritas
yang menawarkan pembuatan RDN, sesuatu yang saya idam-idamkan sebelumnya.
Dalam sebulan ada 2 pertemuan setiap Jumat, saya pun sering memanfaatkan untuk belajar banyak. Dunia pasar modal sangat menarik, dalam pikiran saya ingin seperti Warren Buffett atau Lo Kheng Hong, dari berinvestasi bisa menghasilkan passive income.
Ada banyak saya menyerap ilmu kala itu, salah satunya Pak
Ubaidillah. Beliau mengajarkan kelas pasar modal
dengan seksama yang kala itu saya masih sangat awam. Perkenalan saya dengan
beliau sebelum pandemi datang seakan membuka cakrawala saya mengenai dunia
pasar.
Mulai dari memperkenalkan apa itu saham, istilah di pasar modal hingga yang
paling membingungkan saat masuk ke materi teknikal. Saya merasa berada di dunia
lain kala itu, bila hanya mengandalkan kelas saya. Jelas saya keteteran dan
akhirnya alternatif datang dengan nonton di Youtube hingga membeli buku terkait
pasar modal. Saat itulah cakrawala dunia pasar modal mulai terbuka, unik ya dan
tentunya menarik.
Hanya saja di awal tahun yang penuh dengan optimistis saat IHSG sedang berada di ATH, perlahan isu tak sedang menimpa dunia. China tengah sibuk bertarung melawan virus misterius yang kini semua tahu (read: COVID). Ada lockdown massal dan peningkatan jumlah penderita dalam kurun waktu sebentar hingga akhirnya menjadi pandemi.
Semua orang di dunia panik, tak terkecuali saya yang baru kenal dunia pasar
modal dan baru pertama sekali membeli saham. Dalam hati: bagaimana nih duit di
saham, harus segera cut loss dan amankan aset untuk bertahan hidup
selama pandemi.
Pandemi, Cara Belajar Survive dari Crash-nya Market
Tahun 2020 jadi tahun yang sulit, semua pasar modal dunia menjadi
kejatuhan, sialnya saat itu saya baru mengenal pasar modal. Bahkan membeli
salah satu emitem saham, alhasil saham terjun bebas. Harapan pasar modal muram
karena IHSG menyentuh angka 3990 poin.
Angka terendah IHSG sejak tahun 2011, berbagai saham LQ45 berguguran. Semua orang pesimistis termasuk saya kala itu, saat itu yang terpikirkan adalah: bagaimana bisa selamat dari pandemi COVID yang mengancam nyawa. Bila yang sudah paham, ini kesempatan serok dari bawah.Tapi nyatanya duitnya terbatas.
Bisa dibilang rentan Maret s/d Juli saya tidak pernah membuka porto, saat
itu yang dilakukan adalah mengupdate jumlah penderita COVID di sejumlah negara
termasuk di Indonesia. Bisa dipikir-pikir, sesuatu yang sia-sia karena pandemi
sudah pasti menyebar dan banyak yang terinfeksi.
Beda jauh dengan IHSG yang kala itu perlahan-lahan membaik, berhasil rebound dari titik terendah. Saat itulah saya mulai sadar bahwa market sudah membaik. Mereka yang sudah duluan entry jelas diuntungkan, diskon besar-besaran.
Bagi yang sudah paham fase market crash di tahun 1998 dan 2008. Fenomena
tahun 2020 tak bisa disia-siakan begitu saja. Kesempatan terulang lagi di masa
depan jelas lama, mereka yang telah asam garam di dunia market melihat peluang
ini dengan membeli barang bagus (emiten) di harga murah.
Saat ekonomi negara dan perusahaan beranjak pulih, harganya merangkak naik.
Siapa sih yang tidak cuan berkali lipat saat orang lain fear di situlah kita
greedy bukan sebaliknya.
Saya ingat pelajaran berharga tentang market: Waktu paling baik belajar
dalam sebuah pasar adalah saat kekacauan atau crash, 1998 dan 2008 adalah
bukti, sudah lebih dari 10 tahun market global atau nasional tidak mengalami
gejolak hingga akhirnya 2020 jadi buktinya.
Dulunya saya mengira
investasi erat dengan kaitan spekulasi. Berharap ada durian runtuh yang bisa
kapan saja datang. Beli di harga sangat rendah dan menjual di harga mahal
sekali, mereka yang beruntung adalah mereka yang punya ilmu atau bisa saja
hoki.
Nyatanya dunia pasar
modal tak hanya modal wangsit. Beli emiten ini dan besoknya ia bisa terbang
jauh ke atas hingga Auto Reject Atas (ARA). Nyata dunia pasar modal
butuh begitu banyak buku, pengalaman, minat belajar yang tanpa henti dan tentu
saja modal sabar.
Pengalaman ini membuat saya sadar, di market banyak dipenuhi orang yang FOMO dan orang-orang yang tamak. Sedangkan mereka yang giat belajar dan sabar, menuai suksesnya di kemudian hari. Inilah yang menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik.
Buat teman-teman yang
masih awam di pasar modal, dibutuhkan minimal dua ilmu dasar dalam memahami
pasar. Ada fundamental yang berarti mencari emiten terbaik yang kemudian diinvestasikan dalam jangka waktu lama. Kemudian ada teknikal, yang menganalisa
suatu emiten dari pergerakannya baik harian, mingguan, bulanan, hingga kuartal.
Biar lebih tajam, saya mengasahnya dengan banyak buku, lalu mengimplementasi dalam banyak portofolio saham. Membagi yang mana skala pendek dan menengah sebagai trading dan jangka panjang berupa investasi. Di pasar modal dikenal dengan istilah Money Management. Karena salah membelanjakan akan membuat modal akan tergerus perlahan-lahan.
Lalu di pasar modal juga
dikenal dengan Psikologi Trading yang berarti bagaimana cara psikologinya agar
tidak terkecoh oleh berbagai faktor luar. Ini membuat fokus awal jadi kabur dan
beralih ke emiten lainnya. Bisa saja jebakan dan berakibat nyangkut deh.
Berinvestasi di Pasar Modal, Peduli pada Ekonomi dan Isu Global
Berinvestasi ada banyak yang bisa dilakukan, tak harus pasar modal. Investasi yang baik itu adalah yang dipahami dan dicintai. Tidak hanya saat cuan saja pamer portofolio sedangkan saat merah atau nyangkut malah diam atau kapok, berujung pensiun di pasar modal.
Sebab bila sudah dan
cintai pastinya akan tahu segala konsekuensi serta fokus belajar dalam
pengalaman. Bagi saya pribadi, karena punya pekerjaan harian menuntut mencari
penghasilan tambahan yang menarik. Saham menurut saya cukup menarik karena
sifatnya bisa dikelola pribadi beda dengan bisnis yang butuh tempat dan
karyawan pengelolanya.
Investasi di pasar modal
bisa melawan inflasi yang sedang tingginya kini, RI inflasi menyentuh 4%. Ini
membuat uang yang kita simpan tidak menurun nilainya bila disimpan di bank.
Serta emiten yang kita pilih dengan baik akan terus berkembang pesat sering
dengan berjalannya waktu.
Ada Capital Gain buat
yang trading sedangkan investor bisa mendapatkan deviden yang dibagikan setiap
tahunnya. Ini bisa jadi passive income selain di tempat kerja.
Modalnya pun tidak harus
besar karena bisa disesuaikan, kini pembuatan akun RDN hanya 100 ribu-an saja
seperti yang Stockbit tawarkan. Terakhir menurut saya dengan membeli saham
perusahaan tanah air bisa membantu perusahaan terus berkembang dan eksis di
masyarakat. Tak hanya beli produknya saja, tapi sahamnya juga. Serasa jadi
pemilik meskipun porsinya hanya 0,00000001% saja.
Belajar di Pasar Modal Butuh Aplikasi yang Tepat
Saya rasa setiap orang punya cara sendiri dalam menganalisa saham, tujuannya tetap sama yaitu mendapatkan cuan. Ada yang menggunakan cara Investing, Teknikal, Bandarmologi hingga Scalping. Atau bahkan IPO hunter buat yang suka beli perusahaan listing.
Saya pribadi punya sejumlah porto yang disesuaikan dengan waktu dan risiko. Tentunya harus dibarengi dengan money management. Lalu paling banyak adalah dengan metode Scalping di sini dituntun dalam psikologi trading.
Kenapa sih scalping?
Buat yang belum tahu
scalping itu metode jual dan beli cepat emiten bahkan dalam hitungan detik atau
menit. Saat harganya naik langsung menjual emiten, hasil yang didapatkan cepat
dan kondisi porto bisa kosong. Tak perlu memikirkan lagi saat emiten itu terjun
bebas atau IHSG memerah, toh sudah cuan bungkus!
Saya menggunakan metode ini karena praktis, untung take profit sedangkan rugi langsung cut loss. Deritanya saat harganya naik tinggi, kita tidak bisa dapat cuan maksimal. Saya menggunakan cara ini karena day trading yang singkat umumnya di 09:00 s/d 09:30 atau sesi kedua saat jelang closing.
Jelas butuh fokus penuh
dan tentunya sekuritas yang up to date terkait data transaksi. Ada
sejumlah sekuritas sangat lambat dalam transaksi bid dan offer, jelas
merugikan buat scalper seperti saya. Caranya adalah dengan memiliki
sekuritas yang tepat. Menampilkan data real time agar keputusan bisa
cepat diambil.
Pilihan saya pun jatuh pada Stockbit dan merasa nyaman dalam menggunakannya. Kadang saya lebih suka melakukan proses trading menggunakan laptop karena layarnya lebih besar dan tentunya lebih cepat entry harga dan entry jual.
Warna Stockbit mirip blog saya, ada warna hijau dan
putih. Hijau seakan menandakan market yang sedang hijau. Siapa sih yang tak
senang lihat porto ijo royo-royo?
5 Alasan Utama Kepincut sama Stockbit
Menjadi pengguna masih tergolong baru, saya pertama sekali
terdaftar jadi pengguna Stockbit di awal tahun 2021. Saat itu saya mendengar
pengalaman teman yang terlebih dahulu punya RDN di sana. Nah.. berikut ini 5
alasan utama saya pertama sekali kepincut dengan Stockbit:
Aplikasinya Smooth dan Jarang error. Sejumlah aplikasi lainnya yang bikin saya kesal tentunya sering error di
jam-jam sibuk. Proses running trade terhambat, buat saya yang sering pakai mode
Scalping terganggu. Di Stockbit tidak terjadi sehingga saya dan pengguna lainnya
tidak kehilangan momentum.
Free Jual Beli Rendah, sebagai orang kadang menggunakan mode Scalping hitungan menit saja. Free jual beli jadi pertimbangan besar. Sebab dalam Scalping keuntungan kadang harus dihitung dari laba jual beli, itu belum lagi biaya materai dan bahkan kerugian dari transaksi bila harus cut loss.
Kadang scalper sangat menghindari aplikasi yang biaya
tinggi, ini buat labanya mengecil. Misalnya saja saya membeli TLKM di opening
dengan total 10 jutaan, saat harga naik 1% langsung saja menjualnya yang
artinya laba 100 ribuan dipotong 0,1% beli dan jual 0,2% yaitu hanya 300 perak
+ biaya materai Rp10.000. Artinya saya mendapatkan keuntungan Rp89.700. Cukup menarik dan akan banyak transaksi yang
menggunakan Stockbit.
Buka Akun Sat-Set siap, saya pun merasakan demikian saat pandemi yang merasa proses pembuatan akun
akan memakan waktu lama. Nyatanya sat-set langsung siap dan bisa langsung
digunakan, tentunya pakai Bank BCA atau Bank Jago biar proses lancar jaya.
Tampilannya dan Warna yang Sederhana. Bagi saya warna dari aplikasi trading berpengaruh pada mode, saya menilai Stockbit
punya warna yang sederhana yang buat mata tidak lelah. Apalagi saya sering
menggunakan mode Scalping, pengaruh warna dan aplikasi yang warna
ngejreng bikin pusing. Sedangkan di Stockbit warna dominan putih dengan gradasi
hijau muda. Mirip porto buruan saya saat Scalping yang ijo royo-royo.
Interaksi Pengguna Stockbit Bersama Stream, selama ini sosial media bahasannya kompleks dengan beragam topik. Beda halnya dengan Stocbit yang mengumpulkan pengguna untuk saling sharing berita, pengalaman hingga Analisa terkait emiten. Pada bagian Stream punya sejumlah fitur yang bisa digunakan sebagai informasi tambahan.
Pertama ada Ideas, memberikan berbagai informasi
terkait emiten tersebut seperti keuntungan perusahaan pada kuartal II, kerja
sama perusahaan dengan mitra bisnis potensial hingga target penjualan. Pengguna
yang kompeten akan diberikan verifikasi berupa centang hijau. Informasi yang ia
berikan cukup jadi modal kita biar bisa Hold saham itu atau bahkan cut loss
bila dianggap kurang memuaskan. Tentunya semua keputusan ada di tangan Anda.
Lalu ada Report, atau berupa laporan yang
perusahaan berikan pada investor seperti laporan keuangan, laporan hasil RUPS,
hingga laporan informasi dan fakta material terkait direksi perusahaan. Lalu
ada juga fitur chart yang menggambarkan pergerakan saham secara teknikal dari
Analisa pengguna Stockbit lainnya.
Selanjutnya ada Prediction saham terkait, ada sejumlah target yang diberikan pada saham tersebut. Ini cocok buat yang ingin investasi, karena belilah di harga terendah biar bisa cuan lebar. Terakhir adalah fitur Insider, fitur yang bisa membantu pengguna tahu potensi saham yang Anda pegang kini. Insider ini orang yang jelas tahu potensi kenaikan harga atau bahkan exit saat saham itu downtrend.
Semua tool yang ada di Stream bermanfaat dan bisa jadi
acuan, tapinya kalian harus belajar jauh di pasar modal karena trader atau investor
yang baik adalah mereka yang percaya pada diri sendiri dalam menentukan emiten
apa yang dibeli dan kapan dijual.
Belajar Saham Gampang hanya di Stockbit Academy
Buat investor Angkatan Corona, pasti tahu betapa indahnya akhir 2020 dan kemudian dibanting tajam di awal tahun 2021. Investor yang FOMO banyak sekali membeli saham gorengan di harga tak wajar, sudah tahu tak wajar malah beli di pucuk + pakai uang panas. Janji ngga nangis?
Alhasil saat
bandar membantai habis-habisan, buat mereka tak bisa keluar. Akhirnya banyak
yang sadar hingga akhir pensiun di saham lalu beralih ke aset lainnya yang
dianggap bisa cepat kaya. Ingat ya, dunia pasar modal itu kejam dan modal FOMO
akan jadi bumerang. Apalagi banyak lahir pom-pomer yang mencari cuan dari
kebodohan ritel FOMO.
Tak ayal Stockbit sadar banyak anak muda yang berinvestasi di pasar modal, kemampuan mereka sangat hijau. Hanya tahu beli dan berharap hijau, saat diguyur, kemudian cut loss. Inilah jadi alasan fitur ini hadir, membantu pemula untuk belajar dari hal dasar. Fitur itu bernama Stockbit Academy.
Yuk Kenalan sama Stockbit Academy
Stockbit menghadirkan Stockbit Academy yang tentunya dapat diakses secara gratis. Mau belajar pun sulit karena harus ada komunitas atau butuh mentor. Umumnya kekhawatiran untuk memulai berinvestasi ini muncul karena bingung atau tidak tahu cara memulainya. kadang juga bingung mencari partner belajar saham yang tepat.
Konten yang gratis belum tentu disampaikan oleh pihak yang memiliki kredibilitas khusus. Ada banyak channel Youtube atau sosial media yang meraut cuan dari trafik mereka. Edukasinya 1% sisanya Adsense dan bahasannya yang jauh dari kontennya.
Belum lagi member premium yang
mengharuskan bayar dulu dalam jumlah besar. Barulah dibagikan ilmu atau saham
yang dibeli, bagi saya ini buat tak mandiri dan kita terlalu berharap pada
orang lain.
Memang di Stockbit Academy ada apa aja sih?
Pada Stockbit Academy ada sejumlah video yang menerangkan konsep dasar berinvestasi dan mengenal emiten. Aduh, pasti sulit nih? Tenang di Stockbit Academy dibuat sedemikian rupa dalam bentuk video, artikel, dan animasi singkat dalam berbagai part. Artinya kita bisa kenal dari hal yang paling dasar hingga advance.
Dulu sebelum kenal Stockbit Academy, saya paling malas dengan teknikal karena materinya banyak sekali. Nah, di sini dijelaskan secara singkat dan jelas dari ahlinya langsung. Misalnya saja di Part yang saya tonton, dijelaskan oleh expert bidang teknikal, Mas Rivan Kurniawan yang terkenal dengan Buku: Multi Bagger. Siapa nih yang pernah dapat saham bagger? belajarnya tuh sama beliau!
Di akhir materi Stockbit Academy ada namanya
Chapter Quiz. Jangan cuma nonton atau baca saja, kemampuan harus diasah agar
teruji di materi tersebut. Total ada 5 soal yang bisa dijawab, gimana hasilnya?
bagus dan seru bukan?
Terus di Stockbit Academy ada juga fitur dengan
nama Unboxing Saham atau Sektor. Tiap
minggunya selalu ada saham yang di Unboxing, dan setiap bulannya selalu ada sektor
yang dibahas detail di Unboxing. Jadi kalian bisa mencari sektor yang sedang hype
atau saham yang potensial.
Misalnya saja saham terbaru yang dibahas adalah MARK,
Stocckbit membuat semacam profil perusahaan sedemikian rupa dengan infografis
yang menawan. Sehingga siapa saja bisa paham perusahaan yang dibahas dan
tertarik membaca hingga halaman terakhir.
6 Fitur Terbaik Stockbit Menurut Saya
Selama hampir 2 tahun sebagai pengguna Stockbit, ada
banyak kesan yang dirasakan. Beragam fiturnya memudahkan saya trading,
investing hingga membeli saham IPO. Saya pun sudah merangkum 5 fitur keren versi
saya di Stockbit, cekidot:
Fitur Chartbit, fitur Charting andalan Stockbit yang bisa melakukan semua analisa teknikal
dan dilengkapi dengan teknologi Cloud. Stockbit pun memberikan layanan real
time sehingga bisa mengetahui harga terakhir suatu emiten.
Ada beragam Indikator yang bisa disesuaikan dengan keinginan.
Saya pribadi menggunakan Charting umumnya menggabungkan teknikal dan
bandarmologi. Misalnya pada emiten EXCL, saya menggabungkan MA 5, MA 20, dan MA
200. Dipadukan dengan Fibonacci dan MACD, serta tentunya bandar volume
sehingga bisa mengetahui pergerakan saham dalam waktu singkat.
Fitur Orderbook, Fitur ini bagi saya sangat membantu dalam proses menentukan saham yang dibeli nantinya. Orderbook bisa memantau lebih dari 1 saham dalam sekaligus, di Orderbook malahan bisa sampai 12 saham.
Biasanya saya
memantau saham pada satu sektor, misalnya di sektor perbankan. Sebelum akhirnya
dieksekusi untuk dibeli. Aplikasi Orderbook cocok banget buat saya yang
biasa trading menggunakan laptop.
Fitur Screener, fitur ini terpakai sekali buat saya karena sebelum melakukan Orderbook tentunya Screening dulu dong. Pantau mana yang potensial dibeli sehingga tak salah langkah, fitur Stockbit ini sangat terpakai bagi saya.
Cara pertama yang saya lakukan adalah dengan membuat Stock
Screener yang dipakai. Nanti saya letakkan di favorit pada Screener,
biar tak capek-capek mencari lagi. Lalu tinggal pilih saham yang bisa dipantau
dan kemudian saya masukkan dalam Orderbook. Bila dirasa ingin dianalisa
lebih lanjut, saya biasa akan analisa lanjutan di Charbit.
Fitur Financial, Tak selamanya saya mengandalkan Teknikal dan Bandarmologi semata. Saham yang baik dan tergolong LQ45 tentunya butuh melihat finansial perusahaan. Ini menghindari sekali membeli saham di pucuk.
Nah.. Stockbit menghadirkan Fitur Finacials agar
bisa menilai kinerja perusahaan secara fundamental. Misalnya saja saya
menganalisa perusahaan ANTM, kita bisa melihat keuntungan dari setiap kuartal
dan key ratio sebagai acuan.
Tentunya pada Fitur Financial terdapat Fitur Comparison,
dalam membandingkan perusahaan pesaingnya dari laba yang dicetak serta ekspansi
yang dilakukan. Misalnya saja saya membandingkan ANTM dengan MDKA karena
sama-sama bergerak di bidang pertambangan emas.
Kita bisa tahu mana yang sudah overvalue atau undervalue,
bahkan ini jadi alasan membeli emiten tersebut untuk diinvestasikan dalam
jangka waktu tertentu.
Terakhir adalah Fitur Analysis, ini berguna
mengetahui target suatu perusahaan, Sehingga kita bisa membeli pada waktu yang
tepat. Misalnya saja ANTM punya target ke harga 3700 dari sekuritas. Sedangkan
harga saat tulisan ini ditulis (29 Juli 2022) adalah Rp. 1955. Itu berarti ada
potensi naik hingga 90% dari harga sekarang. Bisa multibagger nih!!
Fitur Transfer Saham, Hayo… siapa nih yang punya banyak akun porto di sejumlah sekuritas? Jelas ribet banget karena harus buka banyak akun buat dipantau. Tapi tenang saja, di Stockbit ada Fitur Transfer Saham.
Memudahkan saham yang kita miliki di sekuritas lain.
Tujuannya biar tak lupa dan mudah dipantau pada satu sekuritas saja. Proses
melakukannya pun cukup mudah dan hanya dilakukan dalam beberapa langkah saja. Pilih
sekuritas tempat saham Anda berada, lalu ok. Kini semua saham ada dalam 1
porto, cocok buat yang sering habis beli lalu tinggal tidur sahamnya.
Fitur e-IPO, Membeli saham IPO itu ibarat membeli mystery box, hasilnya yang didapatkan sulit ditebak meskipun sudah membaca prospectus di saham secara teliti. Itulah mengapa setiap bulannya ada perusahaan yang melantai, jangan sampai ketinggalan ikutan membeli tentunya kini mudah karena sudah ada Fitur E-IPO.
Ada banyak pilihan saham IPO yang bisa dibeli, Anda bisa melihat mana saham yang potensial yang bisa dibeli. Kalo saya pribadi punya sejumlah cara yang bisa dicoba buat membeli saham IPO, pertama sekali adalah pastikan dana yang digunakan IPO khusus tidak boleh diganggu gugat buat membeli saham. Kedua adalah baca prospectus secara jeli yaitu alasan perusahaan itu IPO, apakah ekspansi bisnis, membayar hutang atau exit investor.
Contoh saham yang sedang IPO |
Ketiga adalah nominal yang ditawarkan tidak terlampau
jauh, misalnya ia punya nominal Rp 100 sedangkan IPO di angka Rp 150, secara
perusahaan tidak terlalu mahal dijual. Beda dengan nominal yang hanya Rp 1 lalu
perusahaan menjual di angka Rp100, ini gawat karena keuntungan sangat besar dan
rentan diguyur.
Terakhir adalah menggunakan aplikasi e-IPO di Stockbit yang terjamin mudah dalam membeli saham IPO, pastinya tidak ketinggalan karena pada saham yang bagus akan cepat sold out dan tidak kebagian allotment. Fitur e-IPO Stockbit tidak memerlukan registrasi ulang dan sudah online sepenuhnya. Serta mudah dimengerti buat pengguna yang baru pertama kali membeli saham IPO.
Tahapan selanjutnya adalah menunggu hari listing saham
di bursa, semoga saham yang dibeli bisa ARA berjilid-jilid. Ingat ya,
perusahaan gede saat ini dulunya berawal dari IPO dengan harga murah, lalu
tumbuh pesat dan menghasilkan capital gain dan deviden tiada
henti, jadi jangan ketinggalan buat pakai fitur e-IPO.
Bergabung dalam Keluarga Besar Stockbit
Buat teman-teman yang belum memiliki akun tak perlu khawatir. Stockbit proses pembuatan akunnya cukup cepat hanya butuh waktu 15 menit saya. Gimana sih caranya?
Kalian sediakan data diri berupa KTP dan NPWP, lalu Download Stockbit di Playstore atau Appstore. Lakukan registrasi data diri dan mengisi kode
verifikasi yang diberikan. Selanjutnya jangan lupa foto KTP dan foto selfie
dengan KTP untuk verifikasi lanjutan.
Masukkan juga akun bank Anda, bisa Bank BCA atau Bank Jago. Akan diarahkan buat pengisian tandatangan digital di kolom yang tersedia, klik Simpan Tanda Tangan. Dilanjutkan dengan membuat PIN Trading dan konfirmasi ulang PIN.
Bila sudah, Anda sudah memiliki rekening sekuritas dan rekening dana investor sekaligus. Gampangkan? Tinggal mulai Start Trading dan belajar fitur yang diberikan Stockbit. Ingat ya, sebelum terjun dulu, harus belajar dulu biar tak salah langkah.
Kesimpulan Akhir
Nah… itu sejumlah pengalaman panjang saya yang mungkin masih
seumur jagung di Stockbit dan pasar modal. Waktu yang singkat ini buat saya
belajar banyak di pasar modal, tak ada yang instan. Butuh proses belajar ilmu
dasar terkait Fundamental, Teknikal hingga Bandarmologi.
Itu semua dibarengi dengan psikologi trading dan money management yang baik. Makin lengkap dengan aplikasi yang tepat seperti Stockbit. Akhir kata, Happy Trading and Investing!
0 komentar:
Post a Comment