Friday, February 3, 2023

Mencoba Hidup Berdampingan Bersama AI


Kehadiran kecerdasan buatan (AI) telah membawa banyak perubahan di berbagai bidang kehidupan manusia, seperti teknologi, bisnis, kesehatan, dan sebagainya. AI dapat membantu manusia meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kemudahan dalam melakukan berbagai tugas dan aktivitas sehari-hari.

 

Namun, manusia juga perlu berhati-hati dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga keamanan dan keberlanjutan hubungan dengan AI. Karena ia ibarat tool yang butuh perintah dari manusia selaku yang mengarahkan.

 

Salah satu cara untuk memastikan kerja sama yang sehat antara manusia dan AI adalah dengan memastikan bahwa penggunaan AI didasarkan pada etika dan nilai-nilai yang positif. Misalnya, AI harus digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan mempercepat kemajuan, bukan digunakan untuk tujuan yang merugikan atau diskriminatif.

 

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa penggunaan AI didukung oleh regulasi dan aturan yang jelas dan diterapkan secara konsisten. Hal ini akan membantu mencegah penyalahgunaan dan memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

 

Terakhir, manusia juga perlu memahami keterbatasan dan kelemahan AI, dan mengakui bahwa meskipun AI dapat membantu dalam banyak hal, namun masih ada hal-hal yang hanya dapat dilakukan oleh manusia, seperti kreativitas, empati, dan inisiatif.

 

Oleh karena itu, manusia dan AI perlu bekerja sama dan saling melengkapi, dan bukan bersaing atau saling menggantikan. Dengan menjaga hubungan yang sehat antara manusia dan AI, kita dapat memaksimalkan manfaat dari kecerdasan buatan dan mewujudkan dunia yang lebih maju dan berkelanjutan.

 

Yuk Kenalan Berbagai Jenis AI

AI merupakan bidang yang terus berkembang dan ada banyak jenis AI yang telah hadir dan akan terus dikembangkan di masa depan. Berikut adalah beberapa jenis AI yang telah hadir dan dikembangkan:

Rule-Based AI, Jenis ini menggunakan aturan yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengambil keputusan. AI jenis ini umumnya digunakan dalam situasi di mana keputusan dapat dibuat dengan menggunakan aturan yang telah ditentukan dengan jelas.

 

Data-Driven AI, Jenis ini menggunakan data untuk belajar dan membuat keputusan. AI jenis ini umumnya digunakan dalam situasi di mana keputusan yang diambil bergantung pada data yang telah dikumpulkan.

 

Neural Network-Based AI, jenis ini menggunakan model matematika yang meniru cara kerja otak manusia untuk belajar dan membuat keputusan. AI jenis ini umumnya digunakan dalam situasi di mana pola yang rumit sulit untuk diidentifikasi menggunakan metode lain.

 

Genetic Algorithm-Based AI, jenis ini menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi terbaik untuk suatu masalah. AI jenis ini umumnya digunakan dalam situasi di mana ada banyak kemungkinan solusi dan diperlukan metode untuk menemukan solusi terbaik.

 

Fuzzy Logic-Based AI, jenis ini menggunakan logika fuzzy untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada data yang tidak pasti atau tidak lengkap. AI jenis ini umumnya digunakan dalam situasi di mana keputusan harus dibuat dengan data yang tidak pasti.

 

Natural Language Processing-Based AI, jenis ini menggunakan kemampuan untuk memahami bahasa manusia untuk berinteraksi dengan manusia atau memproses data dalam bahasa manusia. AI jenis ini umumnya digunakan dalam aplikasi seperti chatbot atau pengenalan suara.

Selain jenis-jenis AI di atas, ada juga beberapa jenis AI lainnya yang sedang dikembangkan, seperti AI Quantum dan AI Swarm. Kedua jenis AI ini masih dalam tahap pengembangan dan belum sepenuhnya dikembangkan untuk digunakan di berbagai aplikasi.

 

Anggapan Skeptis Masyarakat pada AI

Ada beberapa alasan mengapa banyak orang masih skeptis pada AI. Film yang ditonton dan framing yang dibangun oleh media seakan menjadi dasar bahwa ketakutan pada robot dan AI. Apalagi di awal 90-an, film robot jahat yang akan menginvasi dunia cukup banyak.

Nyatanya tidak seperti, AI menjadi salah satu penopang dalam berbagai perubahan yang terjadi pada manusia. Berikut sejumlah alasan yang menjadi rasa skeptis pada AI:

Kurangnya pemahaman, Banyak orang belum memahami secara detail tentang apa itu AI, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana AI dapat membantu memecahkan masalah. Hal ini dapat menyebabkan ketakutan atau ketidakpercayaan terhadap teknologi yang tidak dipahami secara detail.

 

Kekhawatiran tentang penggantian pekerjaan, AI sering kali dianggap sebagai ancaman bagi pekerjaan manusia karena kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia. Kekhawatiran ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap AI dan teknologi terkait.

 

Keamanan dan privasi, Ada kekhawatiran tentang bagaimana data yang dikumpulkan oleh sistem AI digunakan, serta keamanan dan privasi data pribadi yang disimpan oleh sistem AI. Ini dapat menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpercayaan terhadap teknologi.

 

Kecenderungan AI untuk membuat kesalahan, Meskipun AI mampu melakukan tugas-tugas tertentu dengan sangat cepat dan efisien, AI juga cenderung membuat kesalahan. Ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap AI dan teknologi terkait.

 

Potensi penggunaan AI untuk tujuan yang tidak etis, ada kekhawatiran tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk tujuan yang tidak etis, seperti diskriminasi atau manipulasi opini publik. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran dan ketidakpercayaan terhadap teknologi.

Dalam banyak kasus, skeptisisme terhadap AI terutama karena kurangnya pemahaman dan informasi yang akurat tentang teknologi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang AI, dan memastikan bahwa penggunaan teknologi dilakukan secara aman, etis, dan bertanggung jawab.

 

Seberapa Bahaya AI buat Manusia?

Secara umum, kecerdasan buatan memiliki potensi untuk membawa manfaat besar bagi manusia, seperti mempercepat kemajuan di bidang kesehatan, energi, lingkungan, dan lain sebagainya. Namun, ada beberapa potensi bahaya AI bagi manusia yang perlu diperhatikan.

Kecurangan dan diskriminasi bisa AI lakukan karena ia diprogram untuk mengambil keputusan berdasarkan data, namun data tersebut dapat mengandung bias atau diskriminasi. Hal ini dapat memicu diskriminasi terhadap kelompok tertentu atau menghasilkan keputusan yang tidak adil dan merugikan.

 

Meningkatnya kekerasan dalam beberapa kasus, AI dapat digunakan untuk membuat senjata atau teknologi yang dapat membahayakan manusia. Belum lagi ditambah dengan tingkat pengangguran, AI dapat menggantikan beberapa pekerjaan manusia, sehingga dapat memicu pengangguran dan ketidaksetaraan sosial.

 

Potensi dari Privasi dan keamanan, AI dapat digunakan untuk memantau dan mengumpulkan data tentang manusia, sehingga dapat memicu masalah privasi dan keamanan data. Apalagi AI yang bisa menjangkau ruang cakupan yang sangat luas.

 

Namun, penting untuk diingat bahwa potensi bahaya AI tergantung pada bagaimana teknologi tersebut digunakan. Oleh karena itu, perlu ada peraturan dan etika dalam pengembangan dan penggunaan AI untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaatnya bagi manusia.

 

Pekerjaan Vital yang Sulit AI Ambil Alih

Meskipun kemajuan teknologi AI terus berkembang, masih banyak pekerjaan yang sulit untuk diambil alih oleh AI. Beberapa contohnya adalah:

Pekerjaan Kreatif di bidang, Nah pekerja seperti ini jelas butuh cara berpikir yang inovatif dan kreatif. Berbagai jenis pekerjaan kreatif seperti penulis, seniman, musisi, dan desainer grafis membutuhkan kemampuan kreativitas dan inovasi yang sulit ditiru oleh mesin.

 Baca juga: AI dan Gebrakannya pada Dunia Musik

Jadi jangan sia-siakan bakat bidang kreatif karena AI yang sudah punya deep learning canggih saja tak mampu melakukannya. Ini hanya buat mereka yang kreatif karena bidang ini tetap dikuasai oleh manusia dan bahkan jadi keunggulan dengan manusia lainnya.

 

Pekerjaan yang Membutuhkan Empati, Pekerjaan mengandalkan empati berupa pekerjaan seperti konselor, psikolog, atau perawat membutuhkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan memberikan dukungan emosional yang sulit untuk ditiru oleh mesin.

 

Rasa empati dan emosional dari manusia jelas jadi daya dukung pekerjaannya ini. Karena yang harus dihadapi adalah manusia bukan robot, apalagi terkait dengan kesembuhan pasien, jelas manusia adalah orang yang tepat mengeksekusinya.

 

Pekerjaan yang Memerlukan Keahlian Tangan, Pekerjaan seperti tukang kayu, tukang las, dan montir mobil memerlukan keahlian tangan yang rumit dan sulit untuk ditiru oleh mesin.

 

Pekerjaan yang Membutuhkan Keahlian Linguistik, Meskipun AI dapat meniru bahasa manusia, keahlian linguistik seperti interpretasi bahasa dan terjemahan bahasa yang canggih masih sulit ditiru oleh mesin.

 

Pekerjaan yang Memerlukan Pemecahan Masalah Kompleks, Meskipun AI dapat membantu dalam pemecahan masalah, pekerjaan yang memerlukan penilaian subjektif dan pengambilan keputusan yang kompleks masih sulit untuk ditiru oleh mesin.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa teknologi AI terus berkembang dan kemungkinan AI akan dapat meniru atau bahkan mengalahkan kemampuan manusia di beberapa pekerjaan di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk terus memperbarui keterampilan dan pengetahuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang ada.

 

Membangun Citra Positif AI

Untuk membuat citra AI baik di mata masyarakat yang skeptis, perlu dilakukan sejumlah cara. Apalagi banyak AI yang dikembangkan oleh banyak perusahaan.

Meningkatkan Transparansi, Salah satu masalah terbesar dengan AI adalah kurangnya transparansi dalam cara kerjanya. Oleh karena itu, perusahaan dan pengembang AI perlu meningkatkan transparansi dalam cara kerja AI, termasuk bagaimana data dikumpulkan dan digunakan, serta bagaimana keputusan diambil.

 

Memperkuat Keamanan dan Privasi, Keamanan dan privasi merupakan dua isu penting yang menjadi perhatian masyarakat dalam penggunaan teknologi AI. Oleh karena itu, perusahaan dan pengembang AI perlu memastikan bahwa sistem AI yang dibuat tidak membahayakan keamanan dan privasi pengguna.

 

Memperbaiki Ketepatan dan Akurasi, Masalah ketidakakuratan dalam AI sering terjadi dan bisa menjadi alasan skeptisisme masyarakat terhadap teknologi ini. Oleh karena itu, perusahaan dan pengembang AI perlu memastikan bahwa sistem AI yang dibuat dapat memberikan hasil yang akurat dan konsisten.

 

Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan, Penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang teknologi AI, bagaimana cara kerjanya, dan dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan melalui seminar, workshop, dan program pelatihan tentang AI.

 

Menekankan pada Manfaat, Akhirnya perusahaan dan pengembang AI perlu menekankan pada manfaat teknologi AI bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, misalnya meningkatkan produktivitas, membantu memecahkan masalah yang sulit, dan meningkatkan kualitas hidup.

 

Dengan mengambil langkah-langkah di atas, diharapkan citra AI dapat menjadi lebih baik di mata masyarakat yang skeptis.

 

Regulasi dalam Mengatur AI di Masa Depan

Kini AI terus berkembang, berbagai regulasi dan aturan yang sedang dikembangkan atau diterapkan untuk mengendalikan penggunaan dan pengembangan AI. Regulasi ini juga membuat AI bisa bertahan lama dengan zaman, serta menjadikan landasan hukum bisa ada pelanggaran. Sejumlah regulasi yang telah hadir di antaranya:

General Data Protection Regulation (GDPR), Ini berupa regulasi dalam mengatur tentang penggunaan data pribadi dan data sensitif oleh perusahaan dan organisasi di Eropa, termasuk penggunaan data oleh sistem AI.

 

Ethics Guidelines for Trustworthy AI, pedoman ini dikembangkan oleh Komisi Eropa untuk memberikan arahan bagi pengembangan dan penggunaan AI yang etis, transparan, dan dapat dipercaya.

 

The Montreal Declaration for Responsible AI, ini berupa deklarasi ini berisi prinsip-prinsip yang bertujuan untuk mendorong penggunaan AI yang bertanggung jawab dan aman, dan diadopsi oleh lebih dari 150 organisasi dan individu.

 

The EU Proposal for AI Regulation, proposal ini akan mengatur penggunaan AI di Uni Eropa, termasuk persyaratan keamanan, transparansi, dan akuntabilitas.

 

Artificial Intelligence Act (AIA), Akan lahirnya aturan ini diusulkan oleh Komisi Eropa dan mencakup kategori-kategori aplikasi AI, seperti sistem pengenalan wajah dan mobil otonom, serta menyediakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pembuat AI.

 

Regulasi dan aturan ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dan mengendalikan penggunaan dan pengembangan AI agar tetap aman, etis, dan bertanggung jawab.

 

Namun, implementasi dan pengawasan regulasi ini masih menjadi tantangan, sehingga masih dibutuhkan upaya bersama dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

 

Cara Manusia Memanfaatkan AI Sebaiknya

Untuk memanfaatkan AI dengan baik, banyak yang harus dipelajari dengan sangat baik. Alasan utama karena AI adalah tool. Ia ibarat tool yang diprogram menjadi sangat pintar karena ditanamkan sistem Machine Learning dalam pengembangannya.

Pahami Potensi dan Batasannya, AI memiliki potensi untuk memberikan manfaat yang besar, namun juga memiliki batasan dalam hal keterbatasan data dan kemampuan algoritma. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa AI bukan solusi tunggal untuk semua masalah, dan harus digunakan dengan hati-hati.

 

Gunakan Data yang Berkualitas, Data merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan dan pemanfaatan AI. Pastikan data yang digunakan berkualitas dan dapat dipercaya agar hasil dari aplikasi AI menjadi akurat dan kredibel.

 

Terus Belajar dan Meningkatkan Keterampilan, Teknologi AI terus berkembang, sehingga perlu terus belajar dan meningkatkan keterampilan agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan teknologi ini dengan baik.

Pertimbangkan Implikasi Etis, Dalam pengembangan dan pemanfaatan AI, perlu mempertimbangkan implikasi etis yang mungkin terjadi, seperti keamanan data, bias, dan efek sosial. Sebagai pengembang dan pengguna AI, perlu mempertimbangkan bagaimana teknologi ini akan memengaruhi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.

 

Gunakan untuk Solusi yang Membangun, AI dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah, namun perlu dipastikan bahwa solusi yang diberikan bersifat membantu dan membangun, bukan merugikan atau menghilangkan pekerjaan manusia.

 

Melalui dengan memanfaatkan AI dengan baik, manusia dapat memperoleh manfaat besar dari teknologi ini, seperti peningkatan efisiensi, peningkatan produktivitas, dan solusi inovatif untuk berbagai masalah yang kompleks.

 

Bukti Manusia Bisa Bekerja Sama dengan AI

Ada banyak bukti bahwa manusia bisa bekerja sama dengan AI untuk mencapai tujuan bersama. Apalagi manusia tidak bekerja dengan sendiri, AI jadi tool termutakhir yang ditemukan dan jadi alat bantu paling terdepan. Sudah banyak buktinya dan ini akan terus berkembang. Sejumlah contohnya seperti:

 

Penggunaan AI dalam Pekerjaan Medis, AI dapat digunakan dalam bidang medis untuk membantu dokter dalam membuat diagnosis dan rekomendasi pengobatan. Namun, teknologi ini tidak dapat menggantikan keahlian dan pengalaman dokter dalam memeriksa pasien dan membuat keputusan medis yang tepat.

 

Penerapan Mobil Otonom, Teknologi ini memungkinkan mobil untuk berkendara sendiri dengan bantuan sensor dan algoritma AI. Namun, manusia tetap diperlukan untuk memantau dan mengambil alih kendali jika terjadi situasi darurat.

Sistem Keamanan, AI dapat digunakan dalam sistem keamanan untuk mendeteksi ancaman dan mengambil tindakan pencegahan. Namun, manusia tetap diperlukan untuk memantau dan mengevaluasi data yang dihasilkan oleh teknologi ini, serta membuat keputusan akhir.

 

Penyaringan Konten Online, AI dapat digunakan untuk menyaring konten online, seperti spam email dan komentar negatif di media sosial. Namun, manusia tetap diperlukan untuk mengevaluasi hasil yang dihasilkan dan membuat keputusan akhir.

 

AI digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan yang kompleks dan memerlukan analisis data yang besar. Namun, manusia tetap diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan dengan benar dan untuk tujuan yang tepat.

 

Kesimpulan Akhir

Dalam pembahasan panjang di atas, dapat simpulkan bahwa AI selama ini dianggap skeptis banyak orang. Ada banyak framing buruk yang digambarkan sebelumnya. Nyatanya AI itu membantu tugas manusia dan tanpa sadar manusia sehari-harinya menggunakan AI.

Kini bagaimana cara berkolaborasi dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Ia hanya sebatas tool yang berguna dan tentunya manusia tak harus lagi melakukan pekerjaan berulah. Tingkat memikirkan strategi dan tentunya hal kreatif dalam bekerja dan berkarya.

 

Akhir kata, Have a Nice Days.

Share:

1 comment:

  1. Hidup berdampingan dengan AI mungkin akan sangat bergantung pada tujuan penggunaan AI itu sendiri. Saat ini, penggunaan AI seperti ChatGPT dan Gemini AI, dan Perplexity, masih digunakan secara sporadis. Terkadang dianggap sebagai jalan pintas, dan digunakan tanpa batasan etika. Semoga kedepannya semakin membaik.

    ReplyDelete

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer