Pengalaman berkecimpung di dunia UKM sudah saya lakukan dari 5 tahun. Tentunya ada begitu banyak pengalaman yang didapatkan dalam membina UKM. Mulai dari usaha yang masih sebatas level rumahan hingga yang mampu bersaing secara ekspor.
Jelas ada rasa bangga saat UKM berhasil naik kelas karena
ada banyak kendala yang hadir dari mereka. Hal paling sering adalah urusan
modal, target pasar, hingga proses digitalisasi UKM tersebut. Ini semua jadi
tugas kami dalam membina mereka hingga mampu bersaing.
Bagi produk makanan, jelas yang paling diperhatikan
adalah bagaimana mereka bisa memiliki logo halal, BPOM hingga merek. Ini yang meyakinkan
sebuah produk selain dari cita rasa dan kemasan yang dimiliki.
Namun ada satu hal yang kadang sering diabaikan, bagi saya ini wajar karena masih sangat sedikit edukasi yang mereka punya. Khususnya dalam manajemen plastik, bahan daur ulang yang digunakan hingga tentunya cara menekan karbon dalam proses pembuatan produk.
Nah.. dengan kesadaran ini, mampu menumbuhkan UKM menjadi
peduli lingkungan. UKM kini jadi sama pedulinya dengan usaha berbasis menengah
dan besar. Kesadaran ini baik terbentuk, apalagi dalam hal usaha yang masih
berbasis mikro. Saat tumbuh besar, akan banyak wirausaha yang mementingkan
lingkungan di atas cuan.
Ramah Lingkungan Namun Menghasilkan Cuan Berlimpah
Siapa sih yang tidak mau bisnisnya sukses. Salah satu
caranya adalah punya strategi bisnis yang baik dalam menarik minat pelanggan.
Gampang bukan, namun saat usaha yang
kita rintis kita sukses. Tak jarang bahwa ada banyak aspek lainnya yang harus
diperhatikan.
Mulai dari mencari tahu bagaimana Anda dapat mengurangi
jejak lingkungan bisnis Anda. Pertimbangkan untuk menggunakan energi
terbarukan, meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya, mengelola limbah
dengan benar, dan mempertimbangkan alternatif ramah lingkungan dalam operasi
bisnis Anda.
Lalu juga terpikirkan, bagaimana cara daur ulang dan mengurangi limbah yang sudah dihasilkan, hingga tentunya menggunakan produk ramah lingkungan. Misalnya, gunakan kemasan yang dapat didaur ulang, sesuai dengan Sertifikasi Lingkungan ISO 14001.
Tak berhenti di situ saja, kini saatnya mempromosikan
kesadaran lingkungan. Harus disertakan pesan-pesan lingkungan dalam kampanye
pemasaran dan promosi bisnis Anda. Edukasikan pelanggan dan karyawan tentang
pentingnya peduli lingkungan.
Terakhir tentu saja dengan berpartisipasi dalam inisiatif
hijau. Misalnya dengan cara mendaftar dalam program sertifikasi hijau atau
mengikuti panduan standar untuk industri tertentu yang membantu mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan.
Kegiatan Seru Team Up For Impact for Menyambut Hari Bumi
Buat yang belum tahu, Team Up For Impact adalah sebuah
inisiatif global yang bertujuan untuk mengembangkan kemitraan antara organisasi
nirlaba, bisnis, dan pemerintah untuk menciptakan dampak positif dalam
masyarakat dan lingkungan.
Inisiatif Team Up For Impact juga menawarkan berbagai program dan sumber daya untuk membantu organisasi nirlaba, bisnis, dan pemerintah dalam mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan. Beberapa program dan sumber daya tersebut antara lain pelatihan, workshop, seminar, dan konsultasi.
Salah satu program digalangkan pada Hari Bumi adalah
dengan cara kampanye di media sosial. Memberikan kekuatan media sosial untuk
menyebarkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan. Buat konten menarik seperti
gambar, video, atau cerita pendek yang mempromosikan praktik berkelanjutan dan
ajak orang lain untuk bergabung dalam usaha perlindungan lingkungan.
Ide ini menarik dan saya termasuk salah satu yang
mengikuti program ini. Ada banyak tantangan menarik dan informasi terbaru. Sebelumnya
kurang kita sadari, nyatanya berdampak pada perubahan iklim dan kini coba dikurangi
dan dibatasi secara perlahan-lahan.
Jadi gimana sih bisa gabung dalam aksi yang dilakukan
oleh Team up for Impact?
Di Website dari teamupforimpact yang di sana ada begitu banyak challenge
yang bisa ikuti dalam mengurangi karbon. Efeknya kecil namun berdampak besar,
yang rata-rata tak kita sadari.
Mereka menamai dengan Challenge of the day dengan 6 item
challenge yang bisa dicoba. Saya pun memilih 3 challenge yang sesuai dengan
minat dan program yang sedang saya jalankan.
Pertama ada challenge terkait dengan Belajar dengan UMKM milik perempuan yang ramah lingkungan. Selaku pendamping, jelas sekali ini termasuk ke dalam proyek yang bagus dalam membatasi sampah plastik. Apalagi UKM identik dengan sampah plastik yang dihasilkan
Kedua, Cari informasi Soal Diverstasi khususnya yang suka
berinvestasi. Ada banyak perusahaan kini yang kita investasikan tak hanya dari
hasil alam dan energi fosil. Harus diperhatikan juga kembali, jangan terlalu
fokus pada cuannya tapi juga kepedulian pada alam.
Ketiga adalah jangan cuma cek saldo saja namun bagaimana
bank yang kita percaya akan peduli dalam urusan eco. Sehingga setiap transaksi
yang kita lakukan tidak menghasilkan banyak karbon.
Ada 3 sumber karbon yang terbuat cuma-cuma dan saya mencoba mengurangi ketiga faktor tersebut dengan mengikuti challenge yang dilakukan oleh Team up for Impact. Apalagi ada 1400 poin yang bisa dihabiskan dari akumulasi challenge yang dikuti.
Penasaran, yuk jadi bagian dari Team up for Impact dan
ikuti tantangannya di SINI. Apa saja yang saya dapatkan dari 3 challenge yang
berhasil saya coba. Berikut ulasannya:
Belajar dari UMKM Perempuan Ramah Lingkungan
Buat yang belum tahu, menurut data dari UNDP di tahun 2021, ternyata ditemukan bahwa UMKM yang dimiliki perempuan cenderung lebih ramah lingkungan daripada yang dimiliki laki-laki. Alasan utama tingkat kepedulian pada lingkungan bagi kaum wanita lebih tinggi.
Sebagai seorang pendamping UKM, saya sependapat dalam hal
ini. Apalagi urusan UMK yang para ibu sudah banyak yang peduli dalam hal
penggunaan plastik. Selama ini, plastik jadi sumber utama sampah yang dihasilkan
UKM.
Pembatasan ini jadi wujud kecil bahwa UKM mulai sadar
bahwa plastik menjadi sumber sampah terbesar dari konsumsi manusia. Lalu Selama
ini ada beberapa alasan mengapa masih sangat sedikit UMKM yang peduli pada
lingkungan, terutama terkait pengelolaan sampah. Berikut adalah beberapa faktor
yang mungkin mempengaruhinya:
Keterbatasan sumber daya, dalam hal UMK terbatas secara finansial, tenaga kerja, atau pengetahuan. Saatnya
kini mengadopsi praktik lingkungan yang lebih berkelanjutan, seperti investasi
dalam sistem daur ulang atau pengelolaan limbah yang lebih efisien.
Kurangnya kesadaran dan pemahaman, Beberapa UMKM mungkin tidak sepenuhnya menyadari dampak negatif yang dapat
ditimbulkan oleh pengelolaan sampah yang buruk. Kurangnya pemahaman tentang
masalah lingkungan dan kurangnya akses terhadap informasi dan sumber daya yang
relevan dapat menjadi hambatan untuk mengadopsi praktik berkelanjutan.
Kurangnya regulasi dan insentif, Di beberapa wilayah, mungkin kurangnya regulasi atau insentif yang
mendorong UMKM untuk mengadopsi praktik lingkungan yang lebih baik. Tanpa
tekanan eksternal atau dukungan dari pemerintah atau badan pengatur, beberapa
UMKM mungkin tidak merasa terdorong untuk mengubah praktik mereka.
Cari Informasi Diverstasi ke Perusahaan yang Peduli Lingkungan
Nah buat Anda sudah rajin berinvestasi di instrument seperti saham, pelajari perusahaan-perusahaan tempat kamu menginvestasikan uangmu. Dengan melakukan divestasi atau melepaskan investasi di perusahaan bahan bakar fosil, berarti kamu sudah berkontribusi untuk mengurangi dampak krisis iklim.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti
untuk divestasi ke perusahaan yang peduli lingkungan yaitu:
Evaluasi portofolio investasi, Tinjau portofolio investasi Anda saat ini dan identifikasi perusahaan yang
terkait dengan sektor-sektor yang memiliki dampak lingkungan yang signifikan,
seperti industri fosil, pertambangan yang merusak lingkungan, atau industri
dengan jejak karbon tinggi.
Cari informasi tentang perusahaan, Lakukan riset tentang perusahaan-perusahaan yang berkomitmen pada praktik
bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tinjau laporan keberlanjutan,
kebijakan lingkungan, dan inisiatif yang mereka adopsi. Beberapa indikator
kunci yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan emisi karbon, penggunaan
energi terbarukan, perlindungan lingkungan, dan transparansi dalam pelaporan
lingkungan.
Diversifikasi portofolio, penting untuk melakukan diversifikasi portofolio Anda untuk mengurangi
risiko. Pertimbangkan untuk mengalokasikan dana Anda ke berbagai instrumen
investasi, termasuk saham, obligasi, dana indeks, atau reksa dana yang berfokus
pada investasi berkelanjutan.
Dukung dana investasi berkelanjutan, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi melalui dana yang
khusus diarahkan pada investasi berkelanjutan atau dana sosial yang memiliki
portofolio perusahaan yang berfokus pada tanggung jawab lingkungan. Ini dapat
memberikan diversifikasi dan memastikan bahwa investasi Anda diarahkan secara
konsisten ke perusahaan yang peduli lingkungan.
Aksi selalu investor saham, Anda dapat menggunakan hak suara untuk mendorong perubahan. RUPS adalah nyata suara besar Anda didengar
khususnya kepedulian lingkungan. Karena cuan saja taka da artinya bila berakhir
atas kerusakan alam yang dilakukan.
Cek Bank dan Cek Rekening
Nah ini hal serupa namun bisa menambah buangan karbon, makanya konsep bank yang sudah Green Banking membantu menumbuhkan ekonomi sembari mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim. Tentu jadi kontribusi nyata terhadap isu-isu lingkungan global.
Green Banking melibatkan pengintegrasian faktor-faktor
lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan dalam kegiatan perbankan,
pengambilan keputusan investasi, dan layanan yang ditawarkan kepada nasabah.
Berikut adalah beberapa aspek kunci dari konsep Green Banking:
Penilaian Risiko Lingkungan, Bank melakukan penilaian risiko terhadap kegiatan usaha yang berpotensi
merugikan lingkungan. Mereka menganalisis dampak lingkungan dari sektor usaha
tertentu dan mempertimbangkan faktor-faktor ESG dalam penilaian risiko kredit.
Pembiayaan Berkelanjutan, Bank mendukung proyek-proyek dan bisnis yang berkontribusi pada
pembangunan berkelanjutan, seperti energi terbarukan, efisiensi energi,
transportasi ramah lingkungan, dan industri hijau. Mereka dapat memberikan
pembiayaan khusus untuk proyek-proyek ini dan menawarkan suku bunga yang lebih
rendah untuk produk yang ramah lingkungan.
Investasi Bertanggung Jawab, Bank mengintegrasikan
pertimbangan ESG dalam pengelolaan portofolio investasi mereka. Mereka
mempertimbangkan faktor lingkungan dan sosial dalam pengambilan keputusan
investasi, memprioritaskan perusahaan yang menerapkan praktik bisnis yang
berkelanjutan.
Pengelolaan Risiko Lingkungan, Bank menerapkan kebijakan dan prosedur untuk mengelola risiko lingkungan
dalam operasional mereka sendiri. Ini termasuk pengurangan emisi karbon,
penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah yang
bertanggung jawab.
Promosi Kesadaran Lingkungan, Bank berperan sebagai agen perubahan dalam mendorong kesadaran lingkungan
di kalangan nasabah, karyawan, dan masyarakat umum. Mereka dapat menyediakan
edukasi tentang praktik berkelanjutan, memfasilitasi program penghijauan, atau
mendukung inisiatif lingkungan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus berbagi
konten tentang lingkungan dan memperkuat kesadaran lingkungan di masyarakat.
Memulai hal kecil pada lingkungan berdampak besar dan Team up for impact sudah
melakukannya. Ayo jadi bagiannya dalam tantangan yang mereka berikan.
Akhir kata, have a nice days dan akhir kata, semoga tulisan ini
menginspirasi kita semua.
0 komentar:
Post a Comment