KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara
Timur pada tanggal 9 - 11 Mei punya artinya besar. Indahnya suasana matahari
terbenam di sela-sela gugusan pulau-pulau NTT. Jadi pengalaman tak terlupakan
para pemimpin negara ASEAN di atas Kapal Pinisi.
Secara nyata menghasilkan gagasan penting, para pemimpin negara ASEAN sepakat mengembangkan jaringan pembayaran yang dapat terhubung ke seluruh kawasan. Saat ini ASEAN punya peran besar dalam perekonomian dunia. Adanya konektivitas mampu menghubungkan setiap warga negara lebih mudah bertransaksi.
Peluang besar ini jadi awal baru, selama ini
ASEAN hanya lebih fokus dalam urusan keamanan dan stabilitas politik. Kini
dengan peningkatan ekonomi secara berkelanjutan, peluang berbisnis dari setiap
negara terus meningkat.
Selama ini, ASEAN sering tertinggal dengan
negara kawasan ekonomi lainnya. Konsep yang telah sama-sama tentunya mewujudkan
Regional Payment Conectivity. Hadirnya QR Code Payment antar negara ASEAN.
Transaksi keuangan lintas negara tidak perlu lagi mengonversi atau menukarkan
mata uang lagi saat berbelanja di negara yang dikunjunginya, cukup dengan
memindai kode QR.
Indonesia selaku tahu rumah melihat peluang
besar ini dalam mempromosikan alat transaksi yang mendukung negara Kawasan
ASEAN. Melalui QRIS Cross-Border, pembayaran lintas negara yang selama ini
hanya angan-angan bisa terwujud. Negara ASEAN sudah siap bersaing dengan negara
di regional lainnya.
QRIS Cross-Border,
Alat Transaksi Penyatu Negara ASEAN
Pertemuan penting kepala negara ASEAN di
Labuhan Bajo nyatanya memberikan potensi besar atas alat pembayaran QRIS adalah
standar kode QR yang digunakan untuk pembayaran dan transfer dana elektronik.
Melalui QRIS Cross-Border jadi alat pembayaran yang mempersatukan ASEAN.
Jauh sebelum pertemuan tersebut, sejak tahun
2021, Bank Indonesia sudah cukup intens melakukan proses komunikasi dan
pengembangan khususnya uji coba QRIS Cross-Border di sejumlah negara ASEAN.
Tujuan utamanya tentu mampu mewujudkan konektivitas sistem pembayaran ASEAN.
Saat negara lainnya punya proses pembayaran
digital yang belum terstandardisasi. Indonesia sudah punya, bisa dibilang KTT
ASEAN ke-42 sebagai wujud Indonesia mempromosikan QRIS Cross-Border sebagai
alat pemersatuan pembayaran di ASEAN. QRIS Cross-Border adalah inisiatif yang
penting untuk meningkatkan efisiensi pembayaran dan perdagangan lintas batas di
wilayah ASEAN.
Kini tinggal peran pemerintah di negara-negara
ASEAN perlu berkolaborasi dalam mengembangkan standar dan regulasi yang seragam
untuk QRIS Cross-Border, serta memfasilitasi implementasinya. Tahapan uji coba
awal sudah dilakukan, ada sejumlah negara ekonomi ASEAN yang telah tergabung.
Pengujian ini nantinya bisa mampu diterapkan ke seluruh kawasan.
Memang ada banyak kendala yang harus dihadapi,
sebagai sistem baru dan ada sebanyak 10 negara ASEAN. Ada sejumlah negara besar
kawasan yang menjadi pelopor awal. Kendala terbesar tentu saja transaksi, implementasi
QRIS Cross-Border punya beragam tantangan yang harus diselesaikan.
Syarat utama yang harus diselesaikan pertama
kali tentu saja harmonisasi standar dan regulasi. Melalui penyetaraan tersebut,
membuat pelanggan punya regulasi yang sama di setiap negara ASEAN yang
menggunakan QRIS Cross-Border.
Faktor kedua tentu saja bagaimana menjaga
sistem keamanan dan privasi data. Peretasan tentu saja bisa terjadi di setiap
ruang lingkup negara saat melibatkan pertukaran data sensitif antara berbagai
lembaga keuangan dan penyedia layanan pembayaran di negara ASEAN. Sistem
keamanan dan privasi data yang baik QRIS Cross-Border bisa menangkal kejadian
peretasan dan kegagalan transaksi.
Mekanisme keamanan yang ditawarkan oleh QRIS,
yakni Enkripsi data pengguna, proteksi terhadap Man-In-The-Middle Attacks.
otorisasi multi faktor, pemantauan aktivitas transaksi dan deteksi anomali dan
tentu saja proteksi data pribadi yang tersimpan dengan aman di aplikasi.
Terakhir tentu saja, bagaimana cara
menyediakan infrastruktur teknologi yang mumpuni. Sistem pembayaran harus
mendukung pertukaran data secara cepat dan aman antara negara-negara yang
berpartisipasi. Setiap negara harus mampu berkolaborasi menciptakan infrastruktur
teknologi agar QRIS Cross-Border bekerja dengan optimal.
Regional
Payment Conectivity, Wujud Kebangkitan ASEAN
Negara ASEAN selama ini sering tertinggal dari
Kawasan lainnya terutama dalam penetrasi internet dan digital. Sebagai wilayah
yang cukup luas, tentunya ada sejumlah aspek yang dikedepankan salah satunya
pembayaran antar negara.
Melalui hadirnya Regional Payment Conectivity,
ada 3 butir-butir utama yang dicanangkan dari para negara ASEAN. Ini bisa jadi
tongkat Sejarah menyatukan negara ASEAN dalam sejumlah aspek. Mulai dari
mendukung serta memfasilitasi berbagai perdagangan, investasi, hingga aktivitas
ekonomi lintas negara.
Butir selanjutnya dalam mendorong ekonomi dan
keuangan Kawasan yang lebih inklusif. Wujud dari memperluas akses ke layanan
keuangan di seluruh wilayah ASEAN, termasuk di daerah-daerah yang sebelumnya
sulit dijangkau.
Terakhir tentu saja mendukung UMKM terutama
eksposur sejumlah UMKM di negara ASEAN bisa bersaing di pasar global. Salah
satunya Indonesia, sebagai negara yang berhasil menghidupkan ekonominya dari
UMKM. Tentunya akan banyak UMKM dalam negeri yang bisa mendapatkan atensi di
Kawasan ASEAN.
Aspek yang didapatkan pada Regional Payment
Conectivity sangat nyata. Pertama dimulai dari peningkatan kemudahan berbisnis
lintas negara. QRIS Cross-Border akan mempermudah pedagang dan di seluruh
wilayah ASEAN. Cukup dengan kode QR yang seragam bahkan dari pelanggan berbagai
negara di ASEAN.
Jelas ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi,
QRIS Cross-Border dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah ASEAN
dan memungkinkan bisnis untuk mencapai pasar yang lebih besar.
Saat ini ada sebanyak 680 juta penduduk ASEAN,
angka yang cukup besar hanya dari perdagangan lintas kawasan saja. Hadir pula
integrasi regional ASEAN yang akan memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara
dan membantu menciptakan pasar yang lebih besar dan lebih bersatu.
Tujuan awal hadirnya QRIS Cross-Border bisa
menjadi alat yang mampu menstabilkan nilai tukar mata uang negara-negara ASEAN
dengan pendekatan Local Currency Settlement. Hasilnya nantinya, segala
transaksi di kawasan sangat sedikit melibatkan Dolar USA dalam proses transaksi.
Faktor lainnya yang jelas terdampak menurunnya
biaya transaksi dan pertukaran mata uang asing. Pengguna dapat melakukan
pembayaran dan transfer dana tanpa harus melibatkan banyak proses perantara.
Tentunya harus adanya pengawasan dan keamanan yang mampu mematuhi standar
keamanan tinggi untuk melindungi data pribadi dan transaksi pengguna.
Diperlukan kerja sama antarnegara dalam mengatasi potensi risiko keamanan.
Penerapan Regional Payment Conectivity
berhasil mengajak sejumlah negara ASEAAN. Indonesia sebagai inisiasi dalam hal
ini Bank Indonesia telah menjalin kerja sama Regional Payment Conectivity dengan sejumlah bank negara ASEAN. Mulai dari Negara
Malaysia (BNM), Bangko Sentral Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore
(MAS), dan Bank of Thailand (BOT), sudah sepakat bekerja sama dalam mewujudkan
pembayaran cepat, murah, transparan, dan inklusif.
QRIS
Cross-Border untuk Perkembangan Ekonomi Indonesia
Sebelum digunakan sebagai Regional Payment
Conectivity di ASEAN. QRIS sudah berjaya di Indonesia dan menjadi standar
pembayaran kode dengan mampu menjangkau di 514 kota dan kabupaten di seluruh
Indonesia. Menurut data dari Bank Indonesia, penggunanya menyentuh 40 juta
pengguna dengan transaksi yang melibatkan 28,38 juta. Menghasilkan hingga total
transaksi mencapai 18,33 Triliun.
Adanya QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari
penyelenggara mana pun baik bank dan non bank, dapat digunakan di seluruh
merchant berupa toko, restoran, tempat wisata, tempat olahraga hingga
berdonasi. Meskipun penyedia QRIS di
merchant dan penyedia di aplikasi pengguna berbeda.
QRIS mampu mendongkrak kebiasaan metode
pembayaran yang menggunakan dengan cara tunai ataupun dengan non-tunai yang
masih menggunakan mesin EDC. Kini bisa hanya satu kode dengan menggunakan QRIS.
Harus dipahami bahwa QRIS bukan aplikasi, melainkan fitur kanal pembayaran yang
sudah tertanam di aplikasi mobile banking dan payment.
Pengguna cukup dengan terhubung dan masuk ke
aplikasi pembayaran yang sudah diunduh di gawai dan klik menu “Scan QRIS".
Lalu memasukkan jumlah nominal yang harus dibayarkan, dalam mata uang negara
asal. Nantinya pengguna mengonfirmasi tujuan dan nominal otomatis sudah
terkonversi sistem. Transaksi selesai dan pembayaran sukses. Mudah bukan?
Selain itu, QRIS Cross Border menunjang
pelaku bisnis di Indonesia untuk bisa bertransaksi lebih mudah dengan pelanggan
internasional tanpa perlu menghadapi masalah biaya pembayaran lintas batas.
Penggunaan sistem transaksi memberi keuntungan bagi UMKM karena biaya Mercant
Discount Rate jadi lebih murah dibandingkan jika menggunakan sarana pembayaran
internasional.
Bagi pelanggan atau wisatawan asing yang
datang ke negara ASEAN akan merasa lebih praktis. Saat membeli produk lokal di
destinasi wisata, pelanggan tidak perlu mengeluarkan uang tunai untuk melakukan
pembayaran. Transaksi cukup dilakukan lewat scan QR Code sehingga lebih
praktis.
Selisih nilai tukar mata uang yang lebih murah
dibandingkan ke Money Charger. QRIS Cross Border akan banyak tersedia saat
pengguna berbelanja di mal, bertransaksi di hotel maupun membayar pesanan di
restoran. Penerapan QRIS Cross Border tentunya kemudahan dan kecepatan
transaksi bermodalkan ponsel pintar.
Sifatnya yang universalitas mendorong
keseragaman dan harmonisasi di Kawasan ASEAN. Kode QR dapat dihasilkan dalam
berbagai format, termasuk format yang diterima secara internasional. Tentunya
didukung penuh dengan sistem yang transparan dan keamanan ekstra. Setiap
transaksi dicatat dan tersimpan dalam sistem, sehingga memudahkan audit pada riwayat
transaksi dari ponsel pribadi.
Dampak Signifikan
UMKM dan Pariwisata ASEAN berkat QRIS Cross Border
Hampir sebagian besar negara di ASEAN
menggantungkan ekonominya melalui pariwisata dan UMKM. Ada banyak wisatawan
yang datang ke setiap negara ASEAN karena potensi wisata sekaligus kesempatan
mempromosikan makanan dan kerajinan khas tiap negara.
Hadirnya QRIS Cross Border sangat membantu
dalam peningkatan aspek pariwisata dan daya beli wisatawan. Kendala terbesar
wisatawan dalam berbelanja tentunya karena harus mengonversikan mata uang
asalnya. Hadirnya QRIS Cross Border bisa meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan
mancanegara berkunjung ke Indonesia atau bahkan negara ASEAN lainnya.
Peluang ini menguntungkan banyak pihak khususnya UMKM. Transaksi pada merchant kategori Usaha Mikro transaksi di bawah
Rp100 ribu tidak dikenakan biaya (MDR) mulai tanggal 1 September 2023.
Kebijakan ini untuk mendukung UMI pada penggunaan QRIS.
Kini banyak pihak diuntungkan dari yang
terbesar kawasan regional hingga yang terkecil mercant dan UMKM setempat dalam
penerapan QRIS Cross Border. Seakan sesuai dengan tagline-nya: "QRISnya
Satu Menangnya Banyak". Participant of BI Digital Content Competition 2023
0 komentar:
Post a Comment