Tuesday, April 30, 2024

Bisakah Pengadil Lapangan Hijau Digantikan AI?

Menjadi penikmat si kulit bundar sejak kecil seakan rasanya ada banyak pengalaman yang dirasakan. Bagaimana sebuah tiap tim yang di dukungan berhasil mencapai sesuatu yang ia inginkan. Apakah itu berupa memenangkan piala bergengsi, promosi liga, mengalahkan rival hingga menghentikan catatan buruk.

 

Pengalaman menyenangkan ini rasanya adalah mimpi para pemain, pelatih, dan bahkan suporter. Hanya saja, permainan tidak sepenuhnya datang dari taktik dan peluang diciptakan. Ada unsur yang paling menunjukkan dalam mengatur jalannya pertandingan: Wasit. Sontak setelahnya, muncul umpatan dari pemain, pelatih dan bahkan suporter. Seperti wasit Goblog atau wasit dibayar!

 

Nah karena perannya sangat sentra, ada banyak tim yang diuntungkan dan dirugikan dalam waktu bersamaan. Jangan heran wasit menjadi penentu kemenangan sebuah tim, terutama pada laga-laga yang krusial.  Bahkan hanya dari keputusan yang salah atau terburu-buru, arah sebuah laga akan berubah drastis.

 

Mental pemain yang kalah akan jatuh sedangkan yang menang dan diuntungkan akan naik. Alhasil bisa membalikkan keadaan. Rasanya buat fans bola sejati, pengalaman ini dirasakan tak terlupakan. Harus mencak-cak wasit hingga silaturahmi ke sosial medianya. Itu secara dunia maya, di dunia nyata ancaman pada pengadil bisa saja terjadi dari fans yang dirugikan. Bisa saja teror, pemukulan hingga sampai ke tahap pembunuhan.

Sebuah liga atau pertandingan yang bersih pun kadang masih sulit dalam menerapkan tingkat kesalahan wasit hingga ke tahap maksimal. Bagaimana dengan liga yang acakadut, sudah pasti wasit bisa dibeli dan permainan mafia bermain di sana. Setiap laga sudah diketahui pemenangnya dan bandar judi bermain di belakangnya.

 

Perangkat teknologi dalam Mengurangi Kesalahan

Sepak bola terus berkembang sesuai zaman. Saya rasa pertama sekali sebuah pertandingan dihasil teknologi datang dari teknologi garis gawang. Ada banyak keputusan yang sedikit meragukan khususnya dari tendangan yang sudah atau belum melewati garis gawang. Jelas momen sangat tidak mengenakkan dan bahkan ini awal datangnya teknologi di dalam sepakbola.

Langkah besar ini coba digali dengan beragam teknologi baru. Ada banyak keputusan wasit yang dianggap merugikan terutama di kotak penalti. Kemudian hadirnya asisten tambahan yang berada di kotak penalti yang melihat sudut dari lebih dekat atas segala pelanggaran yang terjadi di sana.

 

Hasilnya masih jauh dari kata memuaskan, hingga akhirnya hadir teknologi baru bernama VAR (Video Assistant Referee) yang digunakan dalam sepak bola untuk membantu wasit dalam memutuskan keputusan yang kontroversial. Hasilnya tingkat kesalahan wasit berkurang dan jadi jauh profesional.

 

Namun apakah kesalahan dari pengadil lapangan sepenuhnya hilang? Jelas tidak karena ia dijalankan oleh manusia. Meskipun masih banyak tools yang bekerja dalam memudahkan informasi dan pengambilan keputusan, tetap saja keputusan akhir diambil oleh wasit.

 

Bahkan tak jarang teknologi ini diabaikan karena wasit menilai keputusannya sudah tepat. Jadi wasit dianggap pengambil keputusan akhir, jadi jangan heran teknologi tak menghilangkan kesalahan sepenuhnya. Malah menambah bumbu baru dalam kontroversi yang panjang dan berlarut-larut.

 

Jadi solusinya bagaimana?

Secara sistem yang sudah diterapkan. Kini bagaimana menambahkan jam terbang dari wasit, terutama pelatihan dan pemahaman. Selain itu, juga dibutuhkan pengambilan keputusan jitu, karena urusan tools di wasit modern sudah lengkap. Jelas tingkat kesalahan makin kecil dari waktu ke waktu.

 

Mencoba Variasi baru dalam Pengadil Lapangan

Mengurangi kesalahan dari pengadil lapangan tentunya membuat pertandingan jadi menarik. Semua keputusan yang diberikan tentunya tidak merugikan kedua belah pihak dan manusiawi. Bagaimana pengadil lapangan yang sebenarnya bukan manusia tapi berwujud kecerdasan buatan?

 

Jelas ini menarik dan patut dicoba, ini dianggap terobosan baru sekaligus kegundahan manusia akan olahraga yang dianggap sangat manusiawi tapi kadang merugikan di satu pihak. Hadirkan AI seakan memberikan dimensi berbeda dalam wasit di masa depan.

Bagaimana bila ini bisa diterapkan dan diimplementasikan pada pertandingan sesungguhnya. Jelas saja makin menarik dan bahkan tugas wasit yang dianggap tugas manusia, perlahan digantikan oleh AI. Bila berhasil, nanti ada opsi pertandingan yang dipimpin oleh wasit manusia atau AI.

 

Selain itu juga, kinerja wasit harus meningkat bila tak mau periuknya direbut oleh sebuah program yang lebih tegas dan pintar dibandingkan dirinya. Lalu bagaimana implementasinya, berikut secara detailnya.

 

Peran AI bila menjadi Pengadil Lapangan

Menciptakan AI yang paham dalam sebuah sistem pertandingan sepakbola jelas mudah dibandingkan menciptakan wasit yang kompeten. Butuh ribuan jam terbang yang membuat wasit tersebut layak dalam memimpin pertandingan. Bahkan masih punya tingkat kesalahan (ini manusiawi).

 

Lalu apa kelebihan AI dan bisa dianggap selangkah lebih maju bila ditunjuk dalam pengadil lapangan, berikut ulasannya:

 

Tingkat objektivitas, AI dapat diprogram untuk membuat keputusan berdasarkan aturan yang jelas tanpa memihak kepada salah satu tim atau pemain. Hal ini dapat mengurangi risiko bias subjektif yang mungkin terjadi pada wasit manusia.

 

Punya analisis cepat, Pada AI dapat menganalisis situasi dalam hitungan detik dan memberikan keputusan dengan cepat dan konsisten. Ini dapat membantu mengurangi waktu terbuang dalam memutuskan situasi kontroversial dan mempercepat jalannya permainan.

 

Pengurangan kesalahan manusia, Manusia tidak luput dari kesalahan, baik itu karena keterbatasan penglihatan atau tekanan emosional. Penggunaan AI dapat membantu mengurangi kesalahan yang terjadi akibat faktor-faktor manusiawi ini.

Keputusan yang konsistensi, Dengan menggunakan AI, keputusan dalam olahraga dapat menjadi lebih konsisten dari waktu ke waktu, karena algoritma yang sama akan digunakan untuk situasi yang serupa. Artinya AI tidak ada pengambilan keputusan plin-plan terutama sekali akibat tekanan pemain atau bahkan fans tuan rumah misalnya.

 

Efisiensi dalam pengeluaran biaya, Nah dengan menggunakan AI sebagai wasit atau asisten wasit dalam olahraga tertentu dapat mengurangi biaya yang terkait dengan pelatihan dan kompensasi untuk wasit manusia. Hadirnya AI, biaya ini bisa dialihkan pada riset lebih lanjut dalam penerapan AI di bidang perwasitan.

 

Penerapan AI sebagai Pengadil Lapangan

Menciptakan AI yang bergerak di bidang perwasitan jelas jadi sesuatu yang menarik. Terutama sekali konsepnya yang dihadirkan jadi anti tesis dalam wasit manusia yang sangat ceroboh dan merugikan.

 

Untuk mempersiapkan sebuah AI menjadi pengadil lapangan atau wasit dalam olahraga, beberapa langkah yang perlu dilakukan dimulai dari proses pelatihan data pada AI tersebut. Nantinya AI akan dilatih dengan menggunakan  data yang mencakup berbagai situasi dalam olahraga tersebut. Data ini dapat berupa rekaman video pertandingan, statistik permainan, aturan permainan, dan informasi lain yang relevan.

 

Data tersebut juga akan disesuaikan dengan regulasi dari setiap kebijakan yang harus diambil dengan tepat dan cepat. Ini akan membentuk pola yang akan dikenali oleh AI, dan akan digunakan dalam pengambilan keputusan.  Ini melibatkan pengembangan algoritma yang mampu menganalisis data dan mengekstrak fitur-fitur penting dari situasi permainan.

 

Hampir sama dengan penerapan regulasi dan peraturan, AI akan diprogram dalam berbagai jenis pelanggaran seperti offside, handball, pemberian penalti hingga mengusir pemain yang melakukan pelanggaran berat.

Bila dirasa sudah cukup baik dalam proses uji validasi dan tingkat akurasinya. AI akan diuji dengan keputusan yang sesuai dengan pertandingan sungguhan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan data uji yang beragam dan melibatkan pengawasan oleh ahli olahraga.

 

Bahkan bisa dinilai nilai rapor dari kinerjanya. Makin banyak pertandingan, makin pintar AI dalam mengenali pertandingan dan keputusan berat yang akan ia ambil. Masa ini yang paling lama hingga AI dianggap sudah siap diterapkan.

 

Penerapan AI juga harus mendukung teknologi. Konsepnya hampir dengan penerapan VAR atau Goal Line Technology. Ia butuh banyak sudut kamera, sensor hingga tentu saja penerapan internet dan komputer ngebut dalam melakukan analisis data secara real-time.

Selanjutnya adalah proses pelatihan dan penyesuaian terutama pada pertandingan level amatiran. Ini agar bisa nantinya diterapkan ke pertandingan besar secara berjenjang. Ini memungkinkan AI untuk belajar dari kesalahan dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu.

 

Bila dirasa sudah layak, kini kembali kepada komunitas olahraga dalam hal ini fans. Apakah teknologi AI perlu ada atau tidak. Karena AI adalah buatan manusia yang mudah melakukan kesalahan dan bahkan bisa dimanipulasi saat pertandingan berlangsung

 

Jelas butuh komunitas olahraga dari mulai  pemain, pelatih, dan penggemar, untuk penggunaan AI sebagai pengadil lapangan. Hal ini dapat melibatkan edukasi tentang manfaat AI dalam meningkatkan keadilan dan konsistensi dalam permainan.

 

Bila dirasa cocok, AI akan menjadi wasit yang mengatur sebuah pertandingan. Hal yang dulunya mustahil namun kini menjadi kenyataan.  AI dapat menjadi alternatif yang efektif dalam peran pengadil lapangan dalam olahraga.

 

Lalu muncul pertanyaan, bagaimana wujudnya? Berbentuk program komputer atau sebuah robot?

Implementasi AI sebagai wasit dalam olahraga dapat berupa program komputer yang menjalankan algoritma pengenalan gambar dan kecerdasan buatan untuk menganalisis situasi permainan. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti berupa sistem komputer.

 

Nantinya AI akan diimplementasikan dengan sistem komputer yang terhubung ke kamera dan sensor di lapangan. Sistem ini akan menerima feed video langsung dari pertandingan dan menggunakan algoritma pengenalan gambar untuk menganalisis situasi permainan.

Bisa juga dengan penggunaan VAR Dalam olahraga seperti sepak bola, AI dapat digunakan sebagai bagian dari sistem VAR. Tim wasit dapat menggunakan teknologi VAR untuk memeriksa ulang situasi yang kontroversial dan memastikan keputusan yang benar di lapangan.

 

Bahkan bisa dari program komputer yang akan menganalisis data. Nantinya akan diimplementasikan sebagai program komputer yang menganalisis data pertandingan untuk memberikan wawasan kepada wasit manusia. Program ini dapat digunakan untuk memantau statistik permainan, menyoroti pola permainan, dan memberikan rekomendasi kepada wasit dalam pengambilan keputusan.

 

Jadi tidak ada wasit berbentuk robotkah?

Meskipun AI dalam bentuk robot fisik juga merupakan kemungkinan, implementasi ini mungkin lebih rumit dan tidak praktis dalam banyak olahraga. Kebanyakan implementasi AI sebagai wasit cenderung menggunakan program komputer yang berjalan di sistem komputer atau perangkat lunak untuk menganalisis situasi permainan dan memberikan bantuan kepada wasit manusia.

Artinya di sini, peran manusia masih ada terutama pertandingan sepak bola yang identik dengan peluit. Wasit dalam menghentikan pertandingan butuh peluit dan di sini AI atau robot masih sulit melakukannya. Tidak mungkin harus melihat reply dan sebagainya. Namun tidak ada yang tahu, ada cara yang bisa diterapkan bahwa sepak bola tak perlu wasit berwujud manusia.

 

AI yang Belajar Lebih Jauh akan Sepak Bola

Karena ia menggunakan konsep Deep Learning, jelas AI akan belajar akan sejumlah informasi. Mulai dari menggali pemain, sistem taktik, permainan hingga pemain yang berpotensi membuat pelanggan. Nantinya ia akan memberikan perhatian khusus pada pemain tertentu atau bahkan melindungi pemain yang berpotensi dicederai selama laga berlangsung.

 

Ada pula berupa proses pemberdayaan pengambilan keputusan. Nantinya AI dapat memberdayakan wasit manusia dalam pengambilan keputusan dengan memberikan wawasan dan rekomendasi yang lebih baik berdasarkan analisis data yang cermat. Hal ini dapat membantu wasit membuat keputusan yang lebih akurat dan konsisten.

 

Serta AI wasit juga berperan pada pengembangan kemampuan pemain. Nantinya data yang dikumpulkan oleh AI selama pertandingan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu pemain, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka meningkatkan kinerja mereka di lapangan.

Tak hanya sebagai wasit, bahkan AI wasit dianggap mampu pemahaman taktik, permainan dan kelebihan dan kekurangan pemain. Sehingga risiko pemain cedera bisa berkurang dan ini krusial terutama pertandingan di lapangan yang tidak rata, suhu yang tidak sesuai hingga faktor kelelahan lainnya.

 

Tantangan Teknis dalam Implementasi AI sebagai Wasit

Meskipun dalam kebanyakan kasus, wasit manusia menggunakan peluit untuk menghentikan pertandingan atau memberikan tanda, implementasi yang sama pada AI mungkin tidak praktis. Namun, beberapa alternatif dapat dipertimbangkan seperti adanya sistem audio.

 

Nah.. di sini AI akan dilengkapi dengan sistem suara atau speaker yang digunakan untuk menghasilkan suara yang sesuai untuk memberikan sinyal atau komunikasi kepada pemain dan penggemar. Sebagai contoh, AI dapat memancarkan suara untuk menghentikan pertandingan atau memberikan peringatan kepada pemain.

 

Ada juga dengan cara sistem penerapan visual, nah di sini AI akan diberikan sistem visual. Apakah itu berupa layar LED atau lampu, untuk memberikan sinyal kepada pemain dan penggemar. Misalnya, lampu khusus dapat menyala untuk menghentikan pertandingan atau memberikan peringatan.

Tahapan paling masuk akan tentunya ada komunikasi wasit manusia. Di sini peran wasit manusia ibarat sebatas asisten. AI akan bekerja sebagai pengambil keputusan utama.  Dalam kasus ini, wasit manusia tetap bertanggung jawab untuk menghentikan pertandingan dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang diberikan oleh AI.

 

Terakhir tentu saja penerapan VAR. Nantinya VAR AI dapat digunakan untuk menganalisis situasi permainan dan memberikan rekomendasi kepada wasit manusia. Wasit manusia kemudian dapat menggunakan komunikasi dengan sistem VAR untuk menghentikan pertandingan atau mengambil tindakan lainnya.

Unik memang penerapan AI, karena implementasinya menghadapi tantangan baru. Ibarat dulu pertama sekali Goal Line Technology dan VAR hadir pertama kali. Namun, dengan pendekatan yang cermat dan pengembangan teknologi yang tepat, solusi yang efektif dapat ditemukan untuk mengatasi tantangan ini.

 

Tantangan Kompleks saat AI Wasit Sepenuhnya Diterapkan

Saat diterapkan, jelas makin banyak dan kompleks masalah yang harus dihadapi. Bisa saja demo besar dari para persatuan wasit yang selama ini hidup dari pekerjaannya. Atau pihak-pihak yang merasa sepak bola adalah pertandingan manusiawi, jadi harus dipimpin oleh manusia juga. Bahkan dianggap menghilangkan kesan manusiawi di dalamnya.

Beragam keluhan ini serupa saat Goal Line Technology dan VAR diterapkan, seiring dengan berjalannya waktu. Pemain, pelatih, dan suporter menerimanya dengan penuh. Perlahan keraguan terjawab dengan percuma. Lalu tinggal bagaimana sebuah pertandingan makin lebih adil dan AI di sini adalah jawabannya.

 

Berikut sejumlah kendala dan tantangan kompleks yang harus AI wasit hadapi saat ia merasakan beban seperti yang wasit manusia rasakan selama ini.

 

Pengenalan akan situasi pada sebuah laga, AI harus mampu mengenali dan menginterpretasikan berbagai situasi permainan yang terjadi dengan cepat dan akurat. Hal ini meliputi pengenalan pelanggaran, penalti, atau gol dalam konteks aturan permainan yang berlaku.

Penanganan situasi yang kompleks atau kontroversial, Ini paling krusial karena terdapat situasi dalam olahraga yang sangat kompleks atau kontroversial, di mana keputusan wasit dapat memiliki dampak besar pada hasil pertandingan. AI perlu dilatih untuk menangani situasi-situasi ini dengan cermat dan objektif.

 

Faktor keamanan dan privasi data, Penggunaan AI dalam olahraga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan privasi data. Data video dan statistik yang dikumpulkan selama pertandingan harus dijaga keamanannya dan digunakan sesuai dengan aturan privasi yang berlaku.

 

Faktor pemeliharaan dan peningkatan kinerja, pada proses implementasi AI sebagai wasit membutuhkan pemeliharaan yang teratur dan peningkatan kinerja berkelanjutan. Ini meliputi pelatihan terus menerus AI dengan data baru, penyesuaian algoritma, dan pengembangan teknologi yang lebih canggih.

Dengan memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini, implementasi AI sebagai wasit dalam olahraga dapat menjadi lebih efektif dan diterima secara luas. Rasanya di awal penerapannya, peran manusia sangat dibutuhkan. Lama-kelamaan saat dianggap sudah cukup maksimal, peran manusia makin mengecil dan bahkan keputusan kontroversi bisa diambil dengan tegas oleh sang wasit.

 

Jadi nantinya, peran wasit AI akan maksimal, tidak ada lagi fans karbitan yang berteriak wasit goblok, wasit bayar hingga meneror pasca pertandingan. Wasit AI dianggap jauh lebih revolusioner dalam pengambilan keputusan, bila masih belum memuaskan semua pihak.

Sebaiknya pemain atau fans, belajar lebih jauh akan regulasi dan peraturan pertandingan dengan benar. Tidak terpancing FOMO atau Euforia sejenak yang membuat banyak fans dadakan. Semoga saja di masa depan, tidak ada sosial media wasit seperti Instagram wasit yang kena seruduk fans. Karena AI tidak punya sosial media dan tak perlu takut ancaman teror.

 

Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua dan akhir kata, Have a Nice Days.

Share:

1 comment:

  1. Dalam dunia pendidikan dan penelitian, AI telah banyak digunakan, bahkan ada sekolah yang telah menggantikan pengajarnya dengan AI. Bukan tidak mungkin wasit olahraga akan tergerus oleh AI juga, ya? Waah. Agak menakutkan juga ini.

    ReplyDelete

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer