Menjadi penikmat si kulit bundar sejak kecil seakan
rasanya ada banyak pengalaman yang dirasakan. Bagaimana sebuah tiap tim yang di
dukungan berhasil mencapai sesuatu yang ia inginkan. Apakah itu berupa
memenangkan piala bergengsi, promosi liga, mengalahkan rival hingga
menghentikan catatan buruk.
Pengalaman menyenangkan ini rasanya adalah mimpi para pemain, pelatih, dan bahkan suporter. Hanya saja, permainan tidak sepenuhnya datang dari taktik dan peluang diciptakan. Ada unsur yang paling menunjukkan dalam mengatur jalannya pertandingan: Wasit. Sontak setelahnya, muncul umpatan dari pemain, pelatih dan bahkan suporter. Seperti wasit Goblog atau wasit dibayar!
Nah karena perannya sangat sentra, ada banyak tim yang diuntungkan
dan dirugikan dalam waktu bersamaan. Jangan heran wasit menjadi penentu
kemenangan sebuah tim, terutama pada laga-laga yang krusial. Bahkan hanya dari keputusan yang salah atau
terburu-buru, arah sebuah laga akan berubah drastis.
Mental pemain yang kalah akan jatuh sedangkan yang menang dan diuntungkan akan naik. Alhasil bisa membalikkan keadaan. Rasanya buat fans bola sejati, pengalaman ini dirasakan tak terlupakan. Harus mencak-cak wasit hingga silaturahmi ke sosial medianya. Itu secara dunia maya, di dunia nyata ancaman pada pengadil bisa saja terjadi dari fans yang dirugikan. Bisa saja teror, pemukulan hingga sampai ke tahap pembunuhan.
Sebuah liga atau pertandingan yang bersih pun kadang
masih sulit dalam menerapkan tingkat kesalahan wasit hingga ke tahap maksimal.
Bagaimana dengan liga yang acakadut, sudah pasti wasit bisa dibeli dan permainan
mafia bermain di sana. Setiap laga sudah diketahui pemenangnya dan bandar judi
bermain di belakangnya.
Perangkat teknologi dalam Mengurangi Kesalahan
Sepak bola terus berkembang sesuai zaman. Saya rasa pertama sekali sebuah pertandingan dihasil teknologi datang dari teknologi garis gawang. Ada banyak keputusan yang sedikit meragukan khususnya dari tendangan yang sudah atau belum melewati garis gawang. Jelas momen sangat tidak mengenakkan dan bahkan ini awal datangnya teknologi di dalam sepakbola.
Langkah besar ini coba digali dengan beragam teknologi
baru. Ada banyak keputusan wasit yang dianggap merugikan terutama di kotak
penalti. Kemudian hadirnya asisten tambahan yang berada di kotak penalti yang
melihat sudut dari lebih dekat atas segala pelanggaran yang terjadi di sana.
Hasilnya masih jauh dari kata memuaskan, hingga akhirnya
hadir teknologi baru bernama VAR (Video Assistant Referee) yang
digunakan dalam sepak bola untuk membantu wasit dalam memutuskan keputusan yang
kontroversial. Hasilnya tingkat kesalahan wasit berkurang dan jadi jauh
profesional.
Namun apakah kesalahan dari pengadil lapangan sepenuhnya
hilang? Jelas tidak karena ia dijalankan oleh manusia. Meskipun masih banyak
tools yang bekerja dalam memudahkan informasi dan pengambilan keputusan, tetap
saja keputusan akhir diambil oleh wasit.
Bahkan tak jarang teknologi ini diabaikan karena wasit
menilai keputusannya sudah tepat. Jadi wasit dianggap pengambil keputusan
akhir, jadi jangan heran teknologi tak menghilangkan kesalahan sepenuhnya.
Malah menambah bumbu baru dalam kontroversi yang panjang dan berlarut-larut.
Jadi solusinya bagaimana?
Secara sistem yang sudah diterapkan. Kini bagaimana
menambahkan jam terbang dari wasit, terutama pelatihan dan pemahaman. Selain
itu, juga dibutuhkan pengambilan keputusan jitu, karena urusan tools di wasit
modern sudah lengkap. Jelas tingkat kesalahan makin kecil dari waktu ke waktu.
Mencoba Variasi baru dalam Pengadil Lapangan
Mengurangi kesalahan dari pengadil lapangan tentunya
membuat pertandingan jadi menarik. Semua keputusan yang diberikan tentunya tidak
merugikan kedua belah pihak dan manusiawi. Bagaimana pengadil lapangan yang
sebenarnya bukan manusia tapi berwujud kecerdasan buatan?
Jelas ini menarik dan patut dicoba, ini dianggap terobosan baru sekaligus kegundahan manusia akan olahraga yang dianggap sangat manusiawi tapi kadang merugikan di satu pihak. Hadirkan AI seakan memberikan dimensi berbeda dalam wasit di masa depan.
Bagaimana bila ini bisa diterapkan dan diimplementasikan
pada pertandingan sesungguhnya. Jelas saja makin menarik dan bahkan tugas wasit
yang dianggap tugas manusia, perlahan digantikan oleh AI. Bila berhasil, nanti
ada opsi pertandingan yang dipimpin oleh wasit manusia atau AI.
Selain itu juga, kinerja wasit harus meningkat bila tak
mau periuknya direbut oleh sebuah program yang lebih tegas dan pintar
dibandingkan dirinya. Lalu bagaimana implementasinya, berikut secara detailnya.
Peran AI bila menjadi Pengadil Lapangan
Menciptakan AI yang paham dalam sebuah sistem
pertandingan sepakbola jelas mudah dibandingkan menciptakan wasit yang
kompeten. Butuh ribuan jam terbang yang membuat wasit tersebut layak dalam
memimpin pertandingan. Bahkan masih punya tingkat kesalahan (ini manusiawi).
Lalu apa kelebihan AI dan bisa dianggap selangkah lebih
maju bila ditunjuk dalam pengadil lapangan, berikut ulasannya:
Tingkat objektivitas, AI dapat diprogram untuk membuat keputusan berdasarkan aturan yang jelas
tanpa memihak kepada salah satu tim atau pemain. Hal ini dapat mengurangi
risiko bias subjektif yang mungkin terjadi pada wasit manusia.
Punya analisis cepat, Pada AI dapat menganalisis situasi dalam hitungan detik dan memberikan
keputusan dengan cepat dan konsisten. Ini dapat membantu mengurangi waktu
terbuang dalam memutuskan situasi kontroversial dan mempercepat jalannya
permainan.
Pengurangan kesalahan manusia, Manusia tidak luput dari kesalahan, baik itu karena keterbatasan penglihatan atau tekanan emosional. Penggunaan AI dapat membantu mengurangi kesalahan yang terjadi akibat faktor-faktor manusiawi ini.
Keputusan yang konsistensi, Dengan menggunakan AI, keputusan dalam olahraga dapat menjadi lebih
konsisten dari waktu ke waktu, karena algoritma yang sama akan digunakan untuk
situasi yang serupa. Artinya AI tidak ada pengambilan keputusan plin-plan
terutama sekali akibat tekanan pemain atau bahkan fans tuan rumah misalnya.
Efisiensi dalam pengeluaran biaya, Nah dengan menggunakan AI sebagai wasit atau asisten wasit dalam olahraga
tertentu dapat mengurangi biaya yang terkait dengan pelatihan dan kompensasi
untuk wasit manusia. Hadirnya AI, biaya ini bisa dialihkan pada riset lebih
lanjut dalam penerapan AI di bidang perwasitan.
Penerapan AI sebagai Pengadil Lapangan
Menciptakan AI yang bergerak di bidang perwasitan jelas
jadi sesuatu yang menarik. Terutama sekali konsepnya yang dihadirkan jadi anti
tesis dalam wasit manusia yang sangat ceroboh dan merugikan.
Untuk mempersiapkan sebuah AI menjadi pengadil lapangan
atau wasit dalam olahraga, beberapa langkah yang perlu dilakukan dimulai dari
proses pelatihan data pada AI tersebut. Nantinya AI akan dilatih dengan
menggunakan data yang mencakup berbagai
situasi dalam olahraga tersebut. Data ini dapat berupa rekaman video
pertandingan, statistik permainan, aturan permainan, dan informasi lain yang
relevan.
Data tersebut juga akan disesuaikan dengan regulasi dari
setiap kebijakan yang harus diambil dengan tepat dan cepat. Ini akan membentuk
pola yang akan dikenali oleh AI, dan akan digunakan dalam pengambilan
keputusan. Ini melibatkan pengembangan
algoritma yang mampu menganalisis data dan mengekstrak fitur-fitur penting dari
situasi permainan.
Hampir sama dengan penerapan regulasi dan peraturan, AI akan diprogram dalam berbagai jenis pelanggaran seperti offside, handball, pemberian penalti hingga mengusir pemain yang melakukan pelanggaran berat.
Bila dirasa sudah cukup baik dalam proses uji validasi
dan tingkat akurasinya. AI akan diuji dengan keputusan yang sesuai dengan
pertandingan sungguhan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan data
uji yang beragam dan melibatkan pengawasan oleh ahli olahraga.
Bahkan bisa dinilai nilai rapor dari kinerjanya. Makin
banyak pertandingan, makin pintar AI dalam mengenali pertandingan dan keputusan
berat yang akan ia ambil. Masa ini yang paling lama hingga AI dianggap sudah
siap diterapkan.
Penerapan AI juga harus mendukung teknologi. Konsepnya hampir dengan penerapan VAR atau Goal Line Technology. Ia butuh banyak sudut kamera, sensor hingga tentu saja penerapan internet dan komputer ngebut dalam melakukan analisis data secara real-time.
Selanjutnya adalah proses pelatihan dan penyesuaian
terutama pada pertandingan level amatiran. Ini agar bisa nantinya diterapkan ke
pertandingan besar secara berjenjang. Ini memungkinkan AI untuk belajar dari
kesalahan dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu.
Bila dirasa sudah
layak, kini kembali kepada komunitas olahraga dalam hal ini fans. Apakah
teknologi AI perlu ada atau tidak. Karena AI adalah buatan manusia yang mudah
melakukan kesalahan dan bahkan bisa dimanipulasi saat pertandingan berlangsung
Jelas butuh komunitas olahraga dari mulai pemain, pelatih, dan penggemar, untuk
penggunaan AI sebagai pengadil lapangan. Hal ini dapat melibatkan edukasi
tentang manfaat AI dalam meningkatkan keadilan dan konsistensi dalam permainan.
Bila dirasa cocok, AI akan menjadi wasit yang mengatur
sebuah pertandingan. Hal yang dulunya mustahil namun kini menjadi
kenyataan. AI dapat menjadi alternatif
yang efektif dalam peran pengadil lapangan dalam olahraga.
Lalu muncul pertanyaan, bagaimana wujudnya? Berbentuk
program komputer atau sebuah robot?
Implementasi AI sebagai wasit dalam olahraga dapat berupa
program komputer yang menjalankan algoritma pengenalan gambar dan kecerdasan
buatan untuk menganalisis situasi permainan. Ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti berupa sistem komputer.
Nantinya AI akan diimplementasikan dengan sistem komputer yang terhubung ke kamera dan sensor di lapangan. Sistem ini akan menerima feed video langsung dari pertandingan dan menggunakan algoritma pengenalan gambar untuk menganalisis situasi permainan.
Bisa juga dengan penggunaan VAR Dalam olahraga seperti
sepak bola, AI dapat digunakan sebagai bagian dari sistem VAR. Tim wasit dapat
menggunakan teknologi VAR untuk memeriksa ulang situasi yang kontroversial dan
memastikan keputusan yang benar di lapangan.
Bahkan bisa dari program komputer yang akan menganalisis
data. Nantinya akan diimplementasikan sebagai program komputer yang
menganalisis data pertandingan untuk memberikan wawasan kepada wasit manusia.
Program ini dapat digunakan untuk memantau statistik permainan, menyoroti pola
permainan, dan memberikan rekomendasi kepada wasit dalam pengambilan keputusan.
Jadi tidak ada wasit berbentuk robotkah?
Meskipun AI dalam bentuk robot fisik juga merupakan kemungkinan, implementasi ini mungkin lebih rumit dan tidak praktis dalam banyak olahraga. Kebanyakan implementasi AI sebagai wasit cenderung menggunakan program komputer yang berjalan di sistem komputer atau perangkat lunak untuk menganalisis situasi permainan dan memberikan bantuan kepada wasit manusia.
Artinya di sini, peran manusia masih ada terutama
pertandingan sepak bola yang identik dengan peluit. Wasit dalam menghentikan
pertandingan butuh peluit dan di sini AI atau robot masih sulit melakukannya.
Tidak mungkin harus melihat reply dan sebagainya. Namun tidak ada yang tahu,
ada cara yang bisa diterapkan bahwa sepak bola tak perlu wasit berwujud
manusia.
AI yang Belajar Lebih Jauh akan Sepak Bola
Karena ia menggunakan konsep Deep Learning, jelas AI akan
belajar akan sejumlah informasi. Mulai dari menggali pemain, sistem taktik,
permainan hingga pemain yang berpotensi membuat pelanggan. Nantinya ia akan
memberikan perhatian khusus pada pemain tertentu atau bahkan melindungi pemain
yang berpotensi dicederai selama laga berlangsung.
Ada pula berupa proses pemberdayaan pengambilan keputusan.
Nantinya AI dapat memberdayakan wasit manusia dalam pengambilan keputusan
dengan memberikan wawasan dan rekomendasi yang lebih baik berdasarkan analisis
data yang cermat. Hal ini dapat membantu wasit membuat keputusan yang lebih
akurat dan konsisten.
Serta AI wasit juga berperan pada pengembangan kemampuan pemain. Nantinya data yang dikumpulkan oleh AI selama pertandingan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu pemain, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu mereka meningkatkan kinerja mereka di lapangan.
Tak hanya sebagai wasit, bahkan AI wasit dianggap mampu
pemahaman taktik, permainan dan kelebihan dan kekurangan pemain. Sehingga
risiko pemain cedera bisa berkurang dan ini krusial terutama pertandingan di
lapangan yang tidak rata, suhu yang tidak sesuai hingga faktor kelelahan
lainnya.
Tantangan Teknis dalam Implementasi AI sebagai Wasit
Meskipun dalam kebanyakan kasus, wasit manusia
menggunakan peluit untuk menghentikan pertandingan atau memberikan tanda,
implementasi yang sama pada AI mungkin tidak praktis. Namun, beberapa
alternatif dapat dipertimbangkan seperti adanya sistem audio.
Nah.. di sini AI akan dilengkapi dengan sistem suara atau
speaker yang digunakan untuk menghasilkan suara yang sesuai untuk memberikan
sinyal atau komunikasi kepada pemain dan penggemar. Sebagai contoh, AI dapat
memancarkan suara untuk menghentikan pertandingan atau memberikan peringatan
kepada pemain.
Ada juga dengan cara sistem penerapan visual, nah di sini AI akan diberikan sistem visual. Apakah itu berupa layar LED atau lampu, untuk memberikan sinyal kepada pemain dan penggemar. Misalnya, lampu khusus dapat menyala untuk menghentikan pertandingan atau memberikan peringatan.
Tahapan paling masuk akan tentunya ada komunikasi wasit
manusia. Di sini peran wasit manusia ibarat sebatas asisten. AI akan bekerja
sebagai pengambil keputusan utama. Dalam
kasus ini, wasit manusia tetap bertanggung jawab untuk menghentikan
pertandingan dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang diberikan oleh
AI.
Terakhir tentu saja penerapan VAR. Nantinya VAR AI dapat digunakan untuk menganalisis situasi permainan dan memberikan rekomendasi kepada wasit manusia. Wasit manusia kemudian dapat menggunakan komunikasi dengan sistem VAR untuk menghentikan pertandingan atau mengambil tindakan lainnya.
Unik memang penerapan AI, karena implementasinya
menghadapi tantangan baru. Ibarat dulu pertama sekali Goal Line Technology dan
VAR hadir pertama kali. Namun, dengan pendekatan yang cermat dan pengembangan
teknologi yang tepat, solusi yang efektif dapat ditemukan untuk mengatasi
tantangan ini.
Tantangan Kompleks saat AI Wasit Sepenuhnya Diterapkan
Saat diterapkan, jelas makin banyak dan kompleks masalah yang harus dihadapi. Bisa saja demo besar dari para persatuan wasit yang selama ini hidup dari pekerjaannya. Atau pihak-pihak yang merasa sepak bola adalah pertandingan manusiawi, jadi harus dipimpin oleh manusia juga. Bahkan dianggap menghilangkan kesan manusiawi di dalamnya.
Beragam keluhan ini serupa saat Goal Line Technology dan
VAR diterapkan, seiring dengan berjalannya waktu. Pemain, pelatih, dan suporter
menerimanya dengan penuh. Perlahan keraguan terjawab dengan percuma. Lalu
tinggal bagaimana sebuah pertandingan makin lebih adil dan AI di sini adalah
jawabannya.
Berikut sejumlah kendala dan tantangan kompleks yang
harus AI wasit hadapi saat ia merasakan beban seperti yang wasit manusia
rasakan selama ini.
Pengenalan akan situasi pada sebuah laga, AI harus mampu mengenali dan menginterpretasikan berbagai situasi permainan yang terjadi dengan cepat dan akurat. Hal ini meliputi pengenalan pelanggaran, penalti, atau gol dalam konteks aturan permainan yang berlaku.
Penanganan situasi yang kompleks atau
kontroversial, Ini paling krusial karena terdapat situasi
dalam olahraga yang sangat kompleks atau kontroversial, di mana keputusan wasit
dapat memiliki dampak besar pada hasil pertandingan. AI perlu dilatih untuk
menangani situasi-situasi ini dengan cermat dan objektif.
Faktor keamanan dan privasi data, Penggunaan AI dalam olahraga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan
privasi data. Data video dan statistik yang dikumpulkan selama pertandingan
harus dijaga keamanannya dan digunakan sesuai dengan aturan privasi yang
berlaku.
Faktor pemeliharaan dan peningkatan kinerja, pada proses implementasi AI sebagai wasit membutuhkan pemeliharaan yang teratur dan peningkatan kinerja berkelanjutan. Ini meliputi pelatihan terus menerus AI dengan data baru, penyesuaian algoritma, dan pengembangan teknologi yang lebih canggih.
Dengan memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini,
implementasi AI sebagai wasit dalam olahraga dapat menjadi lebih efektif dan
diterima secara luas. Rasanya di awal penerapannya, peran manusia sangat
dibutuhkan. Lama-kelamaan saat dianggap sudah cukup maksimal, peran manusia
makin mengecil dan bahkan keputusan kontroversi bisa diambil dengan tegas oleh
sang wasit.
Jadi nantinya, peran wasit AI akan maksimal, tidak ada lagi fans karbitan yang berteriak wasit goblok, wasit bayar hingga meneror pasca pertandingan. Wasit AI dianggap jauh lebih revolusioner dalam pengambilan keputusan, bila masih belum memuaskan semua pihak.
Sebaiknya pemain atau fans, belajar lebih jauh akan
regulasi dan peraturan pertandingan dengan benar. Tidak terpancing FOMO atau
Euforia sejenak yang membuat banyak fans dadakan. Semoga saja di masa depan,
tidak ada sosial media wasit seperti Instagram wasit yang kena seruduk fans.
Karena AI tidak punya sosial media dan tak perlu takut ancaman teror.
Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua dan akhir
kata, Have a Nice Days.
Dalam dunia pendidikan dan penelitian, AI telah banyak digunakan, bahkan ada sekolah yang telah menggantikan pengajarnya dengan AI. Bukan tidak mungkin wasit olahraga akan tergerus oleh AI juga, ya? Waah. Agak menakutkan juga ini.
ReplyDelete