Apa yang ada di pikiran kita saat berada di tengah laut sedang memancing
ikan? Sudah pasti yang dibayangkan adalah deburan angin laut dan tentu saja tak
ada sinyal. Rasanya bawa ponsel adalah hal kemustahilan dan tentu saja hobinya
sementara tidak diganggu istri.
Memancing di tengah laut memang sangat menantang, menjauhkan manusia dengan segala hingar bingar dunia perkotaan dan jagat maya yang menyita pikiran. Hanya saja liburan di tempat seperti itu menyisakan sesuatu kebosanan dan ketinggalan informasi buat masyarakat perkotaan.
Sesuatu yang menyita pikiran tetap saja dibutuhkan khususnya akses internet
di era modern. Lokasi di tengah laut atau bahkan di tempat terpencil punya
kendala utama yaitu koneksi internet yang buruk. Masyarakat yang sudah lama
berdiam diri di kota seakan ingin kembali ke habitatnya.
Rasanya internet sudah menjadi kebutuhan yang sulit dipisahkan. Mungkin hiburan
memancing seakan lebih bermakna tanpa kehilangan segala informasi up to date
yang ada di worldwide sekalipun. Sembari menunggu strike dari gigitan
ikan di laut, ada baiknya menonton serial video terbaru. Atau bahkan bisa live
status, sesuatu yang jarang bisa dilakukan karena tak terjangkau oleh internet.
Internet buat Kebutuhan Masyarakat Modern
Berkat internet seakan mampu menghilangkan jurang pemisah yang begitu jauh
dari setiap masyarakat terutama di era digital. Kebutuhan yang rasanya sulit
ditawar-tawar lagi, bukan hanya sebatas multimedia namun menjadi hajat hidup
masyarakat modern. Itulah gambaran sebegitu mendesaknya kebutuhan internet yang
kini dibutuhkan masyarakat global.
Di belahan bumi lain, kita bisa tahu informasi kerusuhan massa yang terjadi
di Amerika, Para jemaah haji Indonesia yang tiba di tanah suci hingga
pertandingan sepakbola yang sedang berlangsung seru di daratan Eropa. Semuanya
berkat sambung internet yang cepat dan merata, membuat segala informasi terbagi
secara luas.
Hanya butuh layanan khusus yang bisa menjangkau itu semua, sampai akhirnya Starlink hadir sebagai pemberi perbedaan terutama menggunakan internet Low Earth Orbit (LEO). Keunggulan LEO dalam konteks Starlink adalah akses internet yang luas dan inklusif. LEO memungkinkan akses internet yang lebih luas dan inklusif, karena satelit dapat menjangkau daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh infrastruktur internet BTS.
Selain itu, LEO juga memungkinkan kecepatan internet yang lebih tinggi,
yaitu hingga 250-300 Mbps, yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan yang
ditawarkan oleh satelit geostasioner. LEO menggunakan satelit orbit rendah yang
mengorbit pada ketinggian rata-rata 550 km, menghasilkan latensi yang jauh
lebih rendah dan kecepatan internet yang lebih tinggi dibandingkan dengan
satelit geostasioner yang berada di ketinggian 36.000 km. Pastinya aksesnya
sangat stabil dan diandalkan kapan saja.
Berbicara Keadilan Internet buat Masyarakat Indonesia
Ketimpangan internet di Indonesia dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, infrastruktur internet di Indonesia masih terbatas dan tidak merata di seluruh wilayah. Beberapa daerah masih kesulitan mendapatkan akses internet yang stabil dan cepat, terutama di daerah-daerah terpencil. Kedua, biaya internet di Indonesia masih relatif tinggi, sehingga hanya beberapa orang yang dapat mengakses internet dengan biaya yang terjangkau.
Terakhir ialah kualitas internet di Indonesia masih belum memenuhi standar
internasional, sehingga pengguna internet di Indonesia masih mengalami gangguan
dan keterlambatan dalam mengakses internet. Keempat, akses internet di
Indonesia masih terbatas pada beberapa provider, sehingga pengguna internet di
Indonesia masih terbatas dalam pilihan provider yang tersedia.
Kini pemerintah Indonesia telah berupaya mengurangi ketimpangan Internet
dengan beberapa langkah. Salah satu langkah yang dilakukan adalah pengembangan
infrastruktur internet di seluruh wilayah dengan mengembangkan jaringan fiber
optik dan meningkatkan kecepatan internet di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, pemerintah juga telah berupaya meningkatkan akses internet
mobile dengan mengembangkan layanan 3G dan 4G di seluruh wilayah, sehingga
pengguna dapat mengakses internet di mana saja dan kapan saja. Termasuk di
dalamnya bekerja sama dalam mengembangkan layanan internet berbasis satelit seperti
Starlink. Agar mampu menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh
infrastruktur internet berbasis BTS.
Yuk Kenalan Jauh dengan Starlink
Banyak yang belum mengenal Starlink, wahnya baru terasa saat Elon Musk
mendarat ke Indonesia. Disambut hangat oleh Opung Luhut saat pertama sekali mendarat.
Ternyata ada hal besar yang ia tawarkan di Indonesia, kan Indonesia sejak dulu
dikenal sebagai market yang baik dalam mencari pelanggan.
Apalagi pengguna internet terbesar di dunia dan pertumbuhan yang cukup
cepat. Kini orang di pelosok bisa punya kualitas internet sama baik dan bahkan lebih cepat dibandingkan dengan
perkotaan berkat adanya Starlink. Layanan
ini resmi diluncurkan di Indonesia pada 19 Mei 2024 lalu, berbarengan dengan
event World Water Forum 2024 yang berlangsung di Bali.
Kelebihan Starlink adalah akses dari mana saja dan tahan cuaca, pemasangan yang mudah, kuota tanpa batas, dan internet yang stabil. Selain itu, Starlink juga menawarkan kecepatan internet yang tinggi, mencapai hingga 250-300 Mbps, dengan latensi yang relatif rendah dibandingkan dengan satelit umumnya.
Namun, Starlink juga memiliki kekurangan, seperti harga unit dan aksesoris
yang cukup mahal, serta gangguan karena penghalang. Meskipun demikian, Starlink
diharapkan dapat memberikan solusi bagi daerah-daerah yang masih kesulitan
mendapatkan akses internet yang memadai.
Dengan demikian, Starlink menawarkan solusi yang revolusioner untuk
mengatasi masalah keterhubungan di daerah terpencil. Dengan teknologi canggih
dan cakupan global, layanan ini berpotensi mengubah lanskap digital di
Indonesia, menjembatani kesenjangan digital, dan membuka peluang baru bagi
masyarakat di wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Akses Internet, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Di era modern seperti saat ini, koneksi internet jadi sesuatu yang wajib.
Berbagai perangkat elektronik seakan sudah terkoneksi dengan internet. Segala
aktivitas seakan melibatkan internet, selain memudahkan juga mampu membuat
ekonomi sebuah negara berkembang dengan pesat.
Negara maju di dunia sudah pasti punya penetrasi internet yang bisa diakses
dengan mudah oleh masyarakatnya. Ada hubungan yang sangat besar antara
penetrasi internet dengan kemajuan bangsa, apalagi saat ini dunia sudah
memasuki Revolusi Industri 4.0.
Sebagai gambaran nyata, saat ini dunia dihuni lebih dari 7,7 miliar
penduduk. Jumlah yang besar tersebut nyatanya baru 4,5 miliar saja yang baru
terkoneksi dengan internet atau 60% total penduduk dunia. Total ada 40% atau
sekitar 2,2 miliar lainnya yang belum mendapatkan akses tersebut.
Ada begitu banyak negara yang masih kesulitan internet, terutama negara
berkembang dan negara yang masih tertinggal. Paling banyak ada di Asia dan
Afrika dan sebagian di benua Amerika latin. Penetrasi internet hanya ada di
perkotaan saja, sedangkan di daerah terpencil terasa begitu payah.
Lalu di Indonesia, selalu negara berkembang pun belum sepenuhnya
mendapatkan akses internet memadai. Total ada 196,7 juta atau sekitar 73,7%
penduduk yang sudah mendapatkan. Sedangkan lebih dari 70 juta lainnya belum
mendapatkan internet yang layak.
Umumnya mereka datang dari kalangan yang hidup di daerah terpencil yang
minim akses. Jangankan akses internet, untuk akses jalan dan listrik saja masih
sulit. Sehingga ini menjadi tugas kita bersama dalam pemerataan internet di
negeri tercinta.
Membangun koneksi yang menghubungkan ke seluruh Indonesia tergolong berat.
Meskipun Indonesia sudah punya Palapa Ring yang membentang dari barat, tengah,
dan timur Indonesia. Hanya saja koneksi tidak cukuplah baik di daerah dengan
perkotaan. Ada saja kendala yang menghalangi internet yang ngebut di sejumlah
wilayah tersebut.
Faktor dari kontur alam yang beragam dan medan menantang yang memisahkan
setiap wilayah. Ini membuat BTS dan kabel serat optik tidak mampu optimal. Itu
belum lagi di perairan yang sudah pasti jauh dari sinyal berdampak akses di
laut sangat sulit.
Teknologi yang paling masuk akal dalam menjawab itu semua adalah internet
berbasis satelit. Masalah medan yang sulit khususnya lokasi tak terjangkau oleh
BTS selaku pemancar dari internet berbasis serat optik. Pada sistem internet
satelit, lokasi bukan masalah karena ia terkoneksi langsung dengan satelit yang
ada di orbit bumi. Bisa dibilang ini jadi jawaban internet bukan hanya di
Indonesia tapi di seluruh dunia.
Masalah di sejumlah negara di dunia pun sama, medan yang sulit, kemampuan
teknologi sebuah negara yang masih rendah hingga faktor politik membuat
internet tidak bisa diakses oleh setiap orang. Adanya internet satelit bisa
memutus sekat tersebut, khususnya dalam melihat dunia jadi lebih luas.
Itulah yang coba SpaceX hadirkan melalui ide dan misi besar mereka dalam
mengembangkan internet satelit untuk semua bangsa tanpa terkecuali. Tentu saja
dengan harga terjangkau dan kualitas internet stabil, sesuatu yang diidamkan
banyak orang.
Melihat Konsep Kerja
Starlink
Sebagai salah satu
perusahaan pionir dalam mengembangkan proyek satelit konstelasi luar angkasa.
SpaceX dianggap punya konsep unik dalam menjalankan Starlink. Mulai dari proses
peluncuran, peletakan satelit di orbit rendah bumi, jumlah satelit yang
dimiliki hingga proses komunikasi satelit hingga bisa dinikmati masyarakat
dunia.
Tugas pertama dalam
meletakkan Starlink datang dari aksi wahana SpaceX Falcon 9, tugasnya adalah
mengantarkan hingga 12 ribu satelit di orbit rendah. Dalam proses sekali
pengantar bisa mencapai 60 satelit, berarti total mencatat ratusan penerbangan.
Ukuran satelitnya
pun relatif kecil, hanya 250 kg dan akan hancur di luar angkasa saat masa
pakainya selesai. Sebagai catatan, Starlink menjadi penyedia internet satelit
pertama yang memanfaatkan orbit rendah Bumi yang mengorbit antara 540 km hingga
570 km di atas permukaan Bumi.
Alasan berada di
orbit rendah bumi karena mengirimkan data jauh lebih cepat. Ini karena
rendahnya latency hingga hanya 15 milidetik. Bandingkan ini dengan
latensi internet satelit standar 594 hingga 624 milidetik. Pada proses
pengujian kecepatan internet Starlink telah mencapai 100 Mbps dan angka terus
bisa terus meningkat sampai hasil final yaitu hingga 1 Gbps.
Proses kerjanya
adalah dengan kemampuan latency rendah dari internet satelit.
Satelit-satelit ini terkoneksi satu dengan yang lain menggunakan laser
untuk pin point data dari 1 belahan bumi ke belahan bumi
lainnya. Total hingga 12 ribu unit yang membentuk seperti koordinat dalam
mengirimkan sinyal ke bumi.
Kemudian pertunjukan di bumi
dimulai, sudah ada provider yang menangkap sinyal tersebut. Mirip dengan
konsep VSAT yang sebelumnya sudah pernah ada dalam sistem komunikasi. Nanti
konsep lebih sederhana dan lebih cepat dalam proses koneksi ke bumi karena VSAT
masih mengandalkan frekuensi radio.
Kemudian setiap pengguna akan memiliki set
top box dalam menangkap koneksi internet. Sudah pasti internet tidak
terhalang sedikit pun. Semuanya berada di atas langit sehingga proses
latency jadi lebih cepat dibandingkan dengan internet serat optik yang
butuh BTS.
Seberapa Penting Kehadiran Starlink di Indonesia
Starlink di Indonesia sangat penting karena membawa perubahan signifikan di
industri telekomunikasi. Kehadiran Starlink membantu meningkatkan akses
internet di daerah-daerah terpencil dan pedesaan yang sebelumnya sulit
dijangkau oleh jaringan konvensional. Dengan teknologi satelit Low Earth Orbit
(LEO), Starlink dapat menjangkau lokasi yang sulit dijangkau dan memberikan
kecepatan internet yang lebih tinggi, yang sangat berguna untuk daerah-daerah
yang memiliki tantangan geografis.
Starlink juga membantu meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan
publik secara keseluruhan. Dengan akses internet yang lebih baik, masyarakat
dapat mengakses informasi kesehatan yang penting, menghubungi layanan kesehatan
jarak jauh, dan mengakses layanan publik secara online, seperti pembayaran
pajak, pendaftaran kendaraan, dan layanan administrasi lainnya.
Selain itu, Starlink juga membantu meningkatkan potensi ekonomi lokal di
daerah-daerah terpencil dengan memberikan akses internet yang lebih baik.
Dengan konektivitas internet yang lebih baik, masyarakat di daerah-daerah
terpencil dapat lebih mudah mengakses informasi penting, mengikuti perkembangan
teknologi, dan meningkatkan kualitas pendidikan mereka.
Dalam konteks Indonesia, Starlink sangat penting karena negara ini memiliki
tantangan geografis yang serupa dengan Filipina dan Malaysia, di mana Starlink
telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan
adopsi layanan Starlink, Indonesia dapat mengharapkan dampak positif yang sama,
membuka peluang baru bagi masyarakat di daerah-daerah yang selama ini
terisolasi dari kemajuan teknologi.
Bagaimana Cara Menggunakan Starlink
Penggunaan Starlink dapat dimulai dengan mendaftar terlebih dahulu di situs
resmi Starlink dan memilih paket layanan yang sesuai dengan kebutuhan. Setelah
pendaftaran, pengguna harus memasang perangkat Starlink di lokasi yang sesuai,
yang terdiri dari antena, router, dan modem. Pemasangan harus dilakukan oleh
teknisi yang berpengalaman untuk memastikan kualitas sinyal yang stabil.
Setelah pemasangan, pengguna harus mengkonfigurasi perangkat Starlink
dengan memasukkan informasi akun dan mengatur setting jaringan. Pengguna dapat
mengakses dashboard Starlink untuk mengatur setting jaringan dan memantau
kualitas sinyal. Setelah konfigurasi selesai, pengguna dapat menggunakan
layanan Starlink untuk mengakses internet, berkomunikasi melalui SMS, telepon,
dan berbagai aplikasi lainnya. Starlink juga menawarkan fitur Direct-to-Cell
yang memungkinkan pengguna untuk mengakses internet langsung ke ponsel mereka.
Pemerintah Indonesia juga berupaya mengawasi penggunaan layanan Starlink
dengan mengawasi kerja sama Starlink dengan penyelenggara jasa internet di
Indonesia dan menegaskan pentingnya adanya Network Operation Center (NOC) di
Indonesia untuk memastikan keamanan data pengguna dan persaingan yang sehat
antar penyelenggara jasa internet.
Dampak Buruk Kehadiran Starlink di Tanah Air
Sebagai layanan yang tidak berasal dari Indonesia, jelas Starlink rentan
pada tindakan penyalahgunaan. Ada pihak-pihak tak bertanggung jawab dalam
penggunaan internet. Sudah pasti tak ada batasan seperti internet positif ala
internet yang kita gunakan. Akses apa saja bisa tembus ke sana karena sistemnya
satelit dan tak berhubungan dengan provider dalam negeri.
Faktor lainnya tentu saja dampak pada industri telekomunikasi dalam negeri.
Sebagai gambaran, saham perusahaan teknologi nasional pada rontok saat Starlink
masuk. Selain berdampak pada persaingan usaha, ia juga dapat menurunkan pendapatan
operator telekomunikasi lokal dan bahkan menuju kebangkrutan terutama dari
perang harga dan kecepatan akses.
Lalu juga, kehadiran Starlink dapat berdampak pada kebutuhan infrastruktur
internet di Indonesia. Dampak ini dapat berupa tidak perlu lagi membangun
menara BTS yang perlu biaya tinggi, namun juga dapat berupa penurunan kualitas
jaringan internet jika tidak dikelola dengan baik.
Terakhir tentu saja aspek kesehatan, kehadiran Starlink akan berdampak pada
kesehatan penggunanya terutama masyarakat pelosok. Pengaruh gelombang
elektromagnetik di udara yang dapat berbahaya bagi kesehatan, apalagi dengan
latensi yang rendah.
Untuk itu, pemerintah harus membuat regulasi khusus dalam mengatur Starlink.
Memang penggunanya tak sebanyak pengguna internet di perkotaan tapi bila tak
berhasil diatur, masyarakat pelosok yang terdampak besar dari isu penyalahgunaan
data hingga kesehatan mereka.
Perbandingan Harga Starlink dengan Provide Lokal Pride
Perbandingan harga Starlink dengan layanan internet lokal di Indonesia
menunjukkan bahwa Starlink memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan
paket internet yang ditawarkan oleh penyedia layanan internet lokal (ISP) di
Indonesia. Harga langganan Starlink mulai dari Rp 750.000 per bulan, sedangkan
ISP lokal seperti IndiHome dan Biznet menawarkan paket internet dengan harga
mulai dari Rp 200.000-an per bulan.
Namun, Starlink juga menawarkan kecepatan internet yang lebih tinggi, yaitu
hingga 250-300 Mbps, yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan yang
ditawarkan oleh ISP lokal. Selain itu, Starlink juga menawarkan akses internet
yang lebih stabil dan tidak terbatas, yang dapat menjadi alternatif yang lebih
menarik untuk beberapa pengguna.
Dalam beberapa kasus, pengguna dapat memilih kombinasi paket internet dari
ISP lokal yang berbeda untuk mendapatkan kecepatan dan fitur yang lebih sesuai
dengan kebutuhan mereka, yang dapat menjadi alternatif yang lebih terjangkau
dibandingkan dengan Starlink.
Dalam sintesis, perbandingan harga Starlink dengan layanan internet lokal
di Indonesia menunjukkan bahwa Starlink memiliki harga yang lebih tinggi,
tetapi juga menawarkan kecepatan dan fitur yang lebih tinggi. Pengguna harus
mempertimbangkan kebutuhan mereka dan membandingkan harga serta fitur yang
ditawarkan oleh Starlink dengan ISP lokal sebelum membuat keputusan.
Target Utama Pengguna Starlink
Pertama tentu saja, mereka yang datang dari pengguna di daerah terpencil. Starlink dapat membantu pengguna di daerah terpencil yang sulit mendapatkan akses internet yang stabil dan cepat. Layanan ini dapat menjangkau daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh infrastruktur internet menggunakan BTS.
Selanjutnya datang dari pengguna yang membutuhkan kecepatan tinggi. Bisa
dikatakan Starlink menawarkan kecepatan internet yang tinggi, mencapai hingga
250-300 Mbps, yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan yang ditawarkan
oleh satelit yang kita pakai saat ini. Kecepatan ini sangat berguna bagi
pengguna yang membutuhkan akses internet yang cepat untuk berbagai aktivitas
online.
Selain itu, ini memberikan layanan internet yang stabil, sehingga pengguna
dapat menggunakan internet dengan aman dan stabil. Layanan ini sangat berguna
bagi pengguna yang membutuhkan akses internet yang stabil untuk berbagai
aktivitas online.
Terakhir tentu saja pengguna yang ingin menggunakan kouta tanpa batas. Starlink
menawarkan kuota tanpa batas, sehingga pengguna dapat menggunakan internet
sepuasnya tanpa ada batasan kuota. Hal ini sangat berguna bagi pengguna yang
membutuhkan akses internet yang stabil dan cepat untuk berbagai aktivitas
online.
Kesimpulan Akhir
Dampak dari kehadiran Starlink di Indonesia dapat membantu meningkatkan
akses internet di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur
internet ala lokal pride. Namun, kehadiran Starlink juga menimbulkan beberapa
kontroversi, seperti mengganggu industri telekomunikasi nasional, mengancam
kedaulatan negara, dan berpotensi disalahgunakan untuk kejahatan.
Dampak negatif lainnya adalah potensi penyalahgunaan internet, pengaruh
pada industri telekomunikasi, dan gangguan pada infrastruktur internet. Selain
itu, biaya langganan Starlink relatif tinggi dibandingkan dengan penyedia
layanan internet lokal, sehingga dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Kini tinggal kita yang memilih, mau pakai provider lokal atau Starlink.
Karena semua tujuannya sama, yaitu untuk akses internet yang ngebut. Jangan
sampai keluar kata-kata khas: Internet cepat untuk apa! Semoga tulisan ini
memberikan inspirasi tentang internet satelit bernama Starlink. Akhir kata, Have
a Nice Days...
0 komentar:
Post a Comment