Friday, July 12, 2024

Jasa Sarjana, Teknologi Berdaya untuk Keberlanjutan Para Sarjana

 

Apa yang ada di benak masyarakat Indonesia saat mendengar nama Takengon?

 

Hanya ada gambaran di kepala sebagian kita, sebuah kota pegunungan yang berada di jantung Aceh. Daya tarik utamanya ialah keindahan Danau Lot Tawar dan perkebunan kopi yang punya cita rasa mendunia. Nilai tawar yang ia berikan membuat kota sejuk ini selalu di hati buat penikmat kopi.

 

Keindahan alam dan kesejukan kota ini seakan menyimpan tokoh penggerak muda. Ia siap memberikan gebrakan serta inspirasi pada negeri di bidang teknologi. Di saat kota asalnya masih kesulitan sinyal kala itu.

 

Seakan mampu menciptakan aplikasi yang mampu menyatukan lulusan dengan masyarakat atas jasa yang ia miliki. Sesuatu yang sulit dipercaya, saat teknologi masih hal yang kurang lazim di sana. Namun tekad besar seakan memberi jalan ke sana.

 

Harga Kopi dan Melek Pendidikan

Gejolak harga kopi yang terus meningkat dan dipercaya sebagai kopi yang punya cita rasa mendunia. Secara tak langsung membuat orang tua daratan tinggi Gayo tak ragu menyekolahkan anaknya. Ada banyak anak-anak dari masyarakat lokal berkuliah hingga ke Pulau Jawa.

 

Anak-anak para petani kopi yang berhasil bersekolah di sana, dianggap sukses karena akan memberikan perubahan besar ke daerahnya setelah kembali kelak. Harapan besar membuncah dari para orang tua, karena pendidikan jadi arah pengubah daratan Gayo.

Hanya dalam waktu singkat, ada banyak anak-anak Gayo yang bertitel sarjana. Setelah menuntut ilmu di kampung orang, mereka kini kembali ke daratan Gayo, tanah air tercinta. Namun nestapa pun tiba, ada banyak dari alumnus bertitel sarjana tanpa lahan pekerjaan.

 

Banyak dari mereka yang kini, harus menganggur atau kembali membantu orang tua di kebun atau mencari ikan di danau. Tak jarang harus bekerja rendahan di kantor yang tak sesuai dengan ilmu dan bakat yang dimiliki.

 

Pasti ada rasa kecewa karena pengalaman mereka menimba ilmu di sana tidak bisa digunakan di daerahnya. Mungkin dari para sarjana tersebut sebagian tertunduk lesu di kedai kopi, sesekali melihat lembar koran. Mana kala ada lamaran kerja yang sesuai spesifikasi jurusannya.

 

Bagi anak dara, hal serupa menghantui. Tak jarang merasa peluang mencari kerja sulit membuat mereka cuma peluang: menikah selagi muda dan ada yang meminang atau bahkan membantu ibu di dapur sembari menyibukkan diri dengan pekerjaan.

 

Sebagai catatan, di Provinsi Aceh sangat sedikit perusahaan besar yang mau berinvestasi di sana. Anak muda tak jarang harus memutar otak sembari mengembalikan Marwah dan ilmu pengetahuannya. Tak jarang terjun ke dunia bisnis, mengharapkan bersaing jadi abdi negara hingga mempertahankan passion besarnya.

 

Salah satu pemuda yang berhasil menerobos batas itu adalah Azza Aprisaufa. Ide sederhana dan kegundahan akan para lulusan di Tanah Gayo seakan mendorongnya membuat aplikasi yang bisa menghubungkan para sarjana. Mengumpulkan bakat-bakat terbaik di kotanya dan terhubung dengan yang membutuhkan jasanya.

Kami punya skill dan jasa yang bisa dijual, sedangkan kalian para masyarakat punya masalah. Kini keduanya ibarat pertemuan penjual dan pembeli. Aplikasi tersebut ibarat pasar yang menyatukan keduanya.

Pada tahun 2024, jumlah pengangguran terbuka di Aceh pada bulan Februari adalah 5,56% atau sekitar 145.560 jiwa, Angkanya ada sebanyak 12 ribu anak muda aceh yang menganggur tak tahu ke mana arahnya.

 

Artinya dari setiap lulusan ini punya 1 skill dan bila diberdayakan artinya ada lebih 12 ribu skill dan lapangan kerja yang hadir. Melahirkan perputaran ekonomi yang sangat besar. Untuk rakyat Aceh saat ini yang berjumlah 5,4 juta jiwa.

 

Andai saja ada 120 sarjana saja atau persentasenya 1% saja dari jumlah pengangguran saat ini yang bergabung dengan Jasa Sarjana. Itu artinya ada 120 jasa yang bisa ia hadirkan dan membantu banyak masyarakat. Langkah kecil ini jelas memaksimalkan bonus demografi dalam membangun negeri.

 

Jasa Sarjana Lahir dari Kegundahan

Bang Azza begitu sangat senang setelah lulus menjadi Sarjana Argonomi di salah satu perguruan tinggi di Sumatera Utara. Ada harapan besar setelahnya bisa bekerja di perusahaan perkebunan kenamaan. Namun itu tak terjadi hingga ia harus bekerja di perusahaan yang tak ada kaitannya dengan dunia pertanian.

 

Bang Azza harus bekerja di perusahaan saham milik Malaysia yang kemudian berganti bekerja di perusahaan agensi perjalanan. Alasan utama bekerja di sana terbatasnya peluang dan mengharuskan beliau banting setir. Rasanya gelar yang sesuai dengan tempat kerja adalah sebuah kefanaan.

 

Pengalaman ini tentunya dirasakan oleh puluhan ribu fresh graduate dengan segudang mimpi. Bermodalkan ijazah melamar ke perusahaan atau instansi pemerintah. Tentu saja hasilnya nihil karena kouta yang sedikit dan tentu saja dikalahkan kekuatan orang dalam.

 

Sembari menyambung hidup, Bang Azza juga bercerita ia bekerja serabutan mulai dari jualan batik titipan teman, membuat kreasi dan menjualnya kembali, pokoknya saya memanfaatkan kekosongan dengan kreativitas. Hingga tentu saja mengasah skill public speaking jadi lebih tajam dan tentu saja ilmu koding.

Pengalaman dan pengetahuan ini jadi fondasi dasar dalam menciptakan aplikasi Jasa Sarjana di masa depan. Bang Azza tentunya sangat aktif di dunia pendidikan karena sebelumnya ia sudah mendirikan lembaga bimbingan belajar (bimbel) dengan namanya sendiri Saufa Center yang berlokasi di kampung halamannya. Takengon sejak 2010.

 

Di sanalah, tempat bimbelnya berkembang pesat hingga akhirnya bisa menyewa dua tempat berbeda. Punya sebanyak 48 guru dengan berbagai bidang ilmu dan tentunya ada lebih dari 500 murid belajar rutin menuntut ilmu di sana.

 

Tak berhenti di situ saja, sebagai layanan Bimbel, hati dari Bang Azza tergugah dari salah seorang ibu. Ia menawarkan anaknya yang lulusan arsitek untuk diterima bekerja di sana. Kemampuannya yang dirasa tak bisa dioptimalkan di daerahnya, apalagi sang ibu berharap banyak setelah anaknya lulus kuliah.


Bang Azza sendiri tak bisa menampung semuanya karena keterbatasan tempat dan pekerja. Mungkin ada banyak lulusan serupa yang harus menganggur dan bernasib sama dengan anak tersebut. Ide inilah yang membulatkan tekat Bang Azza melakukan terobosan dan menambung lebih banyak anak muda. Awal mula Jasa Sarjana terbentuk.

 

Aplikasi Bimbel yang Bertransformasi jadi Jasa Multi Ilmu

Mulanya Bang Azza membuat aplikasi pemesanan guru privat sehingga setiap orang yang membutuhkan jasa guru privat bisa memesannya melalui aplikasi pun dan kapan pun. Aplikasi ini bernama saufacenter.com. Mirip dengan nama bimbelnya namun kini berupa aplikasi yang punya jangkau lebih luas.

 

Beliau juga menjelaskan konsep awalnya, Konsep yang diusung Azza mirip aplikasi transportasi online yang mempertemukan penumpang dan pengemudi. Aplikasi ini akan menemukan masyarakat yang membutuhkan jasa apa pun dengan para sarjana yang berdomisili di kota tersebut.

 

Pada aplikasi tersebut, pelanggan bisa memesan beragam jasa mulai dari guru privat, arsitek, pendamping lansia, pendamping wisata, tutor pembuatan aplikasi, pelatih tari, konsultan lingkungan, dan pelatih public speaking. Jumlah itu terus bertambah seiring makin banyak sarjana yang bergabung di aplikasi buatan Bang Azza.

Tentunya pelanggan cukup merogoh kocek Rp 30.000 s.d Rp 40.000 ribu per jam, orang bisa memesan jasa tersebut sesuai kebutuhan. Guru yang berhalangan masuk kelas, misalnya, bisa memesan guru pengganti agar anak didik mereka tetap bisa belajar. Atau mereka turis yang butuh pemandu wisata saat tiba di Takengon, bisa memesan pemandu wisata dan akan mengarahkan tempat-tempat terbaik di Takengon. 

Ada 80-an orang dengan berbagai keahlian yang bergabung dalam aplikasi ini. Sebanyak 11 orang di antaranya adalah lulusan pascasarjana. Mereka kini memiliki kegiatan dan bisa menyalurkan ilmu yang mereka dapat. Total ada sebanyak 10 pemesanan melalui aplikasi setiap harinya, modal besar nantinya lahir aplikasi Jasa Sarjana.

 

Tahun 2018 adalah tahun kunci buat Bang Azza, ia menjadi salah satu Tokoh Penting Satu Indonesia Award. Menciptakan aplikasi berbasis teknologi yang membantu memberdayakan keahlian para sarjana dan mengurangi pengangguran terdidik di Aceh Tengah.

 

Cikal Bakal Hadirnya Jasa Sarjana

Jalan panjang terukir, sejak tahun 2016 berbekal tekad dan kemampuan kodingnya, ia pun mulai mengembangkan sistem yang ia rencanakan tersebut. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia, maka ia pun berupaya untuk merintisnya seorang diri.

 

Buat yang belum tahu, proses koding jelas sangat rumit. Dan butuh kesabaran ekstra. bermodal pengalaman kuliah dulu akhirnya aplikasi Jasa Sarjana berhasil lahir. Memang kala itu masih sangat jauh dari kata sempurna. Tapi itu sebagai modal awal mempromosikan buatan anak pelosok Aceh.

 

Namun seiring berjalannya waktu, aplikasi Jasa Sarjana makin responsif berkat dukungan dari tim programmer lainnya yang kini hadir membantu mewujudkan visinya. Memang dalam hal ini ada banyak kendala sampai aplikasi terwujud.

 

Tak berhenti di situ saja, ada kendala yang harus diselesai. Pertama dimulai dari desain antar muka yang interaktif. Desain yang menarik sangat penting dalam aplikasi pendidikan. Aplikasi harus mudah digunakan oleh pengguna dengan berbagai tingkat pemahaman teknologi. Memastikan desain yang sesuai dengan target pengguna dan membuat navigasi yang mudah dapat menjadi kendala dalam pengembangan aplikasi pendidikan.

 

Apakah di situ saja selesai? Ini semua baru permulaan, banyak tantangan lain yang menyusul. Aplikasi harus menyediakan fitur-fitur yang menarik, interaktif, dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga pengguna merasa termotivasi dan terus menggunakannya.

 

Beliau bercerita banyak mengenai bagaimana bisa satu hati meyakinkan programmer. Memang Bang Azza paham mengenai koding hanya saja secara advance beliau butuh programmer andal. Siapa sih yang mau dan paham betul ide yang beliau presentasikan.

 

Sejak awal membuat aplikasi di tahun 2017, ia bercerita belum pernah bertemu secara langsung dengan programmer. Beliau juga berterima kasih, karena berhasil mempresentasikan idenya dalam wujud aplikasi Jasa Sarjana.

 

Jatuh bangun ia mencari programmer hingga akhirnya ia menggunakan jasa dari kota lain. Nyatanya, apa yang dihasilkan belum sesuai dengan ekspektasi. Ia merasa blue print yang ia inginkan pun belum bisa diterjemahkan oleh beberapa programmer pada saat itu.

 

Meski melalui berbagai rintangan, tak mencegah Azza untuk terus berupaya menyempurnakan aplikasi yang dibuatnya. Bahkan dengan optimis ia ceritakan pada saya, bahwa hingga saat ini sudah tak ada lagi masalah dalam rekayasa kodingnya. Artinya, ia berhasil melewati tantangan itu.

 

Tahap akhir tentu saja cara mengintegrasikan pada banyak sistem lain. Menyesuaikan dengan jumlah jenis ponsel pengguna. Jelas di tahap ini memusingkan kata beliau. Hal ini bisa melibatkan tantangan teknis dalam menghubungkan dan memastikan kesesuaian data, serta kompatibilitas dengan sistem yang sudah ada.

 

Namun dari itu semua tantangan terbesar adalah datang dari kepercayaan masyarakat. Berbekal dengan terpilih Bang Azza sebagai salah satu Indonesia Award. Seakan membuktikan bahwa, nasional sudah mempercayai aplikasi yang beliau buat, karena dianggap sangat detail.

 

Urusan pembiayaan juga lumayan rumit sama halnya dengan kepercayaan. Untuk bisa membuat sebuah aplikasi jelas sangat mahal. Membangun, mengembangkan, dan memelihara aplikasi pendidikan membutuhkan sumber daya finansial yang cukup. Awal mulanya, semua aplikasi dibuat dari dompet pribadi Bang Azza pribadi.

 

Di tahap tertentu beliau ingin menyerah, ia bercerita dalam pembuatan aplikasi Jasa Sarjana hingga jadi begitu responsif membutuhkan dana yang sangat besar. Bang Azza mengatakan, budget yang dikeluarkan hampir menyentuh angka 200 jutaan.

Akhirnya di Oktober 2022. Aplikasi Jasa Sarjana berhasil rilis di Google PlayStore dan App Store. Setelah perjuangan begitu panjang selama bertahun-tahun. Meski begitu, ia menyadari masih ada tantangan baru yang menunggunya di depan; meyakinkan masyarakat bahwa yang ia buat ini adalah hal yang hebat dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

 

Satu Indonesia Award Lompatan Besar Bang Azza dan Jasa Sarjana

Menjadi bagian dari Satu Indonesia Award jelas satu kebanggaan. Tahun 2018 adalah langkah baru, berkat menjadi nominasi Satu Indonesia Award. Aplikasinya menjadi terkenal banyak orang. Bang Azza juga bercerita ia pernah menawarkan aplikasinya secara door-to-door mengenalkan aplikasi Saufacenter.com ini, mengisi acara radio 3x seminggu, menyisir pasar dan acara pesta.

 

Bahkan Bang Azza pernah bercerita mengenai aplikasinya ditolak oleh pejabat besar di daerahnya. Namun di satu kesempatan, beliau mendapatkan kesempatan menjadi narasumber di salah satu kampus ternama di Medan situlah pejabat menuntut ilmu tersebut. Ia tergugah dengan aplikasinya dan percaya bahwa Jasa Sarjana memberikan peluang besar.

 

Gagasan awal untuk terjun di Satu Indonesia Award jelas dianggap sangat berani. Bang Azza juga bercerita bahwa ia ingin aplikasi yang ia buat ini dikenal oleh banyak orang. Ia pun mengajukan diri dengan ide menciptakan aplikasi yang bisa menghubungkan antara masyarakat dan sarjana di kotanya.

 

Selama masa Satu Indonesia Award, ia jelas minder. Ada banyak pesaing yang datang dari kota-kota besar yang ada di Indonesia. Secara kemampuan teknologi, ide, dan tentu saja inovasi jelas lebih maju. Namun beliau punya tekad besar agar aplikasi ini bisa diketahui banyak orang. Sekaligus membuktikan anak kampung dari Aceh juga tak kalah hebat dari orang perkotaan.

 

Saat proses penjurian pun berlangsung, Bang Azza bercerita hal utama yang menjadi alasannya dalam mendirikan aplikasi Jasa Sarjana karena melihat problematika di masyarakatnya. Ada begitu banyak sarjana yang punya beragam skill harus menganggur. pemerintah, dan perusahaan lupa menangkap dan membuat angka pengangguran di Aceh cukup tinggi.

 

Hadirnya aplikasi Jasa Sarjana di tengah masyarakat, bak oase di padang pasir. Ada banyak yang berhasil diberdayakan. Pada periode enam bulan saja, ada sekitar 208 sarjana dari segala jurusan yang ada di kota dan kabupaten Aceh Tengah berhasil diberdayakan.

 

"Dari situ saya ingin memberitahu bahwa aplikasi ini sengaja dibuat untuk mengonversi segala jurusan yang ada di sebuah universitas untuk menjadi seluas-luasnya kebutuhan masyarakat", tuturnya dengan penuh tekad.

 

Pada proses penjurian, Bang Azza bercerita hadirnya Bapak Nadiem Makarim sebagai juri tamu. Siapa yang tak kenal dengan Founder Go-Jek dan kini Menteri Pendidikan RI. Beliau terpukau atas ide dasar dari Jasa Sarjana yang kala itu masih berupa SaufaCenter.com. Bahkan Go-Jek kala itu belum memiliki aplikasi yang bisa menghubungkan para sarjana dengan pelanggannya. Termasuk ini salah satu inspirasi lahirlah Go-Academy.

 

Tak hanya itu saja, yang menjadi juri di Bidang Teknologi kala itu adalah Bapak Onno W. Purbo, Ph.D, seorang Pakar Teknologi Informasi terkemuka asal Indonesia. Beliau juga takjub dengan anak muda dari pelosok Aceh mampu membuat aplikasi pendidikan yang selama ini belum berhasil diimplementasikan bahkan dari anak perkotaan sekalipun.

Saat penjurian pun juga, pihak Astra sedikit pesimistis ide dari Bang Azza bisa berhasil. Tingkat keberhasilan dan tentu saja menghubungkan banyak sarjana dalam satu aplikasi sangat sulit. Selain dari faktor pendanaan, Bang Azza harus bisa meyakinkan masyarakat dan akademisi masuk dalam aplikasi Jasa Sarjana.

 

Tapi dengan semangatnya beliau berkata: Kami yakin bisa, membesarkan Jasa Sarjana. Melalui tagline khas Jasa Sarjana: "Satu Aplikasi, Seribu Tenaga Ahli", Siap memberdayakan SM terbaik negeri agar masyarakat menjadi lebih cerdas, kompeten dan menyelesaikan masalahnya bersama para ahli di kota tempat tinggalnya.

 

Satu hal yang menarik dari Jasa Sarjana adalah kemampuan memanfaatkan bidang ahli yang kadang sulit ditemukan. Keahlian ini bisa berguna di saat-saat genting. Bagaimana ia bercerita terkait proses pembagian ahli warisan. Ternyata di Jasa Sarjana tersedia ahli yang memahami proses pembagian harta warisan. Sehingga masalah yang bisa saja genting bila tak bisa dipecahkan berhasil diselesaikan dari Jasa Sarjana.

 

Mengenal Aplikasi Jasa Sarjana secara Mendalam

Sebelumnya penulis sudah menjelaskan perjuangan panjang Azza Aprisaufa dalam merintis berdirinya SaufaCenter.com hingga akhirnya Jasa Sarjana menjadi aplikasi pendidikan. Membuat beliau menjadi penerima Satu Indonesia Award di tahun 2018.

 

Hanya saja, masih banyak yang belum paham konsep Jasa Sarjana bekerja. Keunggulan yang dimiliki hingga tentu saja respons yang sangat intuitif dalam menawarkan jasa. Pertemuan dan perbincangan di Roadshow Astra di Aceh masih cukup kurang.

 

Keesokan harinya kami membuat janji bertemu, bersama rekan blogger lainnya kami mendapatkan 1 jam pengalaman melihat dan merasakan bagaimana aplikasi Jasa Sarjana berjalan. Hal menarik tentunya aplikasi Jasa Sarjana dirancang sedemikian rupa agar para sarjana juga bisa memanfaatkan keahlian lain di luar latar belakang kompetensi pendidikannya.

 

Beliau lalu membuka ponsel, ia memperlihatkan bagaimana cara awal bisa mendaftar di Jasa Sarjana. Pada proses registrasi. Tak sekedar dimintai keahlian dasar saja tapi juga ijazah. Bagi yang lulusan sarjana pendidikan harus melampirkan ijazah matematikanya.

 

Namun andai saja si sarjana tersebut juga punya skill lainnya di luar dari latar belakang ijazahnya. Ia juga harus mempertanggung jawabkan keahliannya. Tentunya harus ada kualifikasi lebih dan tentu saja makin banyak klien yang bisa dilayani.

 

Pada sistem Jasa Sarjana juga terdapat dua aplikasi yakni untuk yang digunakan oleh penyedia jasa dan pengguna jasa. Tentunya aplikasi akan memisahkan antar penyedia jasa dan pengguna jasa. Bahkan pengguna jasa pada sejumlah jasa ia bisa menjadi pengguna jasa.

 

Konsep dari aplikasi Jasa Sarjana Indonesia untuk terhubung dengan ribuan sarjana di kotanya masing-masing, hingga keunggulan fitur dan fungsi layanan sangat lengkap yang meliputi: sistem keamanan, pembayaran, tarik saldo, top up, ragam kategori, pemilihan layanan online/offline, GPS tracking, mapping dan pilih tenaga ahli.

 

Saat ini sudah ada lebih dari 20 keahlian yang ada di Jasa Sarjana dan bisa saja bertambah dengan makin banyaknya skill para sarjana. Tentunya makin banyak kota yang menjadi ekspansi dari aplikasi Jasa Sarjana. Jelas makin banyak pelanggan yang siap menggunakan jasanya.

Bang Azza melakukan demo dari aplikasi Jasa Sarjana secara detail. Beliau melakukan proses pemesanan jasa konsultasi public speaking. Waktu yang dipilih adalah mulai pukul 11:15 WIB sampai dengan pukul 12:15 WIB. Tak lama kemudian aplikasi akun penyedia Jasa beliau mendapatkan notifikasi bahwa ada salah satu klien yang ingin melakukan konsultasi public speaking.

 

Pada aplikasi Jasa Sarjana akan melakukan proses GPS tracking dan mapping pada lokasi klien dan penyedia jasa. Sehingga bila jaraknya terlalu jauh, bisa saja penyedia jasa mempertimbangkan mengambil job tersebut.

 

Tentu saja dengan makin luasnya jangkauan aplikasi hingga ke kabupaten atau kota. Akan banyak lahir calon sarjana yang tergabung dalam aplikasi Jasa Sarjana. Rentang bayaran yang didapatkan cukup menarik antara Rp30.000-40.0000 untuk sejam proses pendampingan dan konsultasi.

 

Fitur-Fitur Canggih ala Jasa Sarjana

Punya tagline: Satu Aplikasi, Seribu Tenaga Ahli. Jelas saja ada ribuan keahlian sedang menunggu pemiliknya. Sebagai user, Anda tentunya bisa menemukan pendamping profesional yang ada di sekitar Anda.

 

Para user juga bisa melakukan proses Top up menggunakan bank mana pun. Setelahnya user bisa membuat pesanan order trainer. Nah.. saat trainer pun sudah ditemukan, kini saatnya adalah melakukan komunikasi berupa atur lokasi orderan untuk bertemu.

 

Fleksibilitas waktu adalah keunggulan dari Jasa Sarjana. Para Sarjana bisa menyesuaikan waktu dengan kliennya sehingga terasa seperti freelancer. Adanya fitur berupa online dan offline membuat pengguna bisa memanfaatkan waktu kosongnya untuk bekerja di tempat lain. Sedangkan saat online bisa menerima orderan Jasa Sarjana.

Selain itu ada fitur yang cukup berguna yaitu Panic Button. Fitur ini berguna saat memicu respons cepat dalam situasi darurat andai saja trainer berlaku tidak sesuai dengan yang diinginkan. Server langsung merespons dengan cepat sehingga hal yang tidak diinginkan yang merugikan salah satu pihak bisa segera dicegah.

 

Bagaimana bisa jadi dalam bagian Jasa Sarjana?

Syaratnya kini cukup mudah, cukup Anda termasuk lulusan S1, S2, dan S3 dari dalam maupun luar negeri sekalipun. Lalu tinggal bergabung saja pada join.jasasarjana.id. Nantinya pihak HRD akan melakukan proses verifikasi pada sejumlah sarjana dengan berbagai kualifikasi latar pendidikan.

 

Cerita Langsung Trainer Jasa Sarjana

Penulis mencoba menuliskan menggali lebih banyak aplikasi Jasa Sarjana. Akhirnya mempertemukan saya dengan salah seorang trainer Jasa Sarjana. Nama beliau adalah Malida Putri. Meskipun pertemuan berlangsung secara daring, namun saya cukup banyak menggali pengalaman beliau menjadi tentor belajar Bahasa Jepang.

 

Putri pun merasa bahwa aplikasi dari Jasa Sarjana sangatlah intuitif. Adanya sejumlah fitur sangat membantu, salah satunya adalah aplikasi chat. Aplikasi ini sangat berguna berdiskusi dengan user sehingga bisa lebih fleksibel dalam proses mengajar.

 

Beliau juga bercerita bagaimana sistemnya berlaku saat pengorder bisa mengklik waktu dalam proses belajarnya saat dirasa siap. Sehingga proses belajar optimal sesuai dengan waktu belajar yang sudah disorder.

 

Setelah proses belajar selesai, Putri juga bercerita bahwa trainer bisa mengklik tombol: pembelajaran selesai dan tentu saja user bisa langsung mengklik proses pembayaran. Artinya trainer langsung mendapatkan bayaran setelah proses belajarnya selesai.

 

Tak hanya itu saja, Putri yang merupakan jebolan kampus Muhammadiyah ini, juga merasa terbantu saat waktu fee-nya ia sering mendapatkan orderan dari pelanggan. Bisalah buat tambahan uang jajan dikala waktu senggang, pungkasnya.

 

Pengalaman menjadi bagian dari Jasa Sarjana tentu saja membuat anak muda sepertinya bisa memaksimalkan ijazah dan bahkan skill lainnya. Tentunya cukup membantu, apalagi ada banyak skill yang bisa. Jasa Sarjana cukup membantu dalam menyejahterakan para sarjana.

 

Di akhir proses zoom, beliau juga berpesan sedikit. Andai saja Jasa Sarjana bisa bertumbuh dengan sangat besar. Bahkan di sejumlah kota-kota besar, tentu saja ada banyak sarjana seperti dirinya yang mendapatkan efeknya.

 

Membesarkan Jasa Sarjana Melalui Kampus

Setelah membuat aplikasi saja tidaklah cukup. Bang Azza dan Jasa Sarjana tahu ada banyak kendala harus dihadapi. Dunia aplikasi sangatlah kompetitif yang mampu menawarkan fitur dan berbagai jasa. Keunikan saja tak cukup karena harus ada pengguna setia dan penyedia jasa saja.

 

Bang Azza juga belajar bagaimana cara pemasaran, pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pengguna, dan penyediaan aplikasi yang baik. Inilah yang saat ini Bang Azza lakukan, beliau sangat giat dalam melakukan kerja sama dengan sejumlah instansi pendidikan dan pemerintah.

 

Ada sejumlah kampus yang sudah bekerja sama dan melakukan proses tanda tangan MoU. Salah satunya adalah dengan pihak UMSU Sumatera Utara. Itu belum lagi sejumlah kampus yang ada di Aceh. Mulai dari UIN-Ar Raniry, Bina Bangsa Getsempena, hingga USK. Sedangkan di kampung halaman beliau di Takengon, kampus yang sudah bekerja sama adalah Universitas Gajah Putih.

Kepakan saya Jasa Sarjana coba dibesarkan lagi, itu baru kampus yang cukup ternama yang ada di Aceh. Ada banyak kampus kecil lainnya yang belum bermitra dengan Jasa Sarjana. Tak tertutup kemungkinan, bertambah jumlah perguruan tinggi yang jadi bagian Jasa Sarjana, tentu sangat menguntungkan daerah tersebut.

 

Jasa Sarjana Berdedikasi Besar pada Negeri

Selama ini Jasa Sarjana hanya sebatas aplikasi yang menguntung ketiga pihak saja. Penyedia Jasa, Pencari Jasa dan pemilik server saja. Bang Azza bercerita bahwa potensi Jasa Sarjana lebih dari itu. Beliau pun mengatakan bahwa Pak Nadiem Makarim selaku juri sangat tertarik dengan Jasa Sarjana.

 

Ia tak sempat memikirkan bahwa dari aplikasi Go-jek bisa menambahkan lini bisnis serupa di bidang pendidikan. Inilah yang kemudian menginisiasikan lahirnya Go-Academy. Pak Nadiem juga tertarik dengan program Jasa Sarjana, namun Bang Azza menolak untuk merger dan ingin membesarkan nama Jasa Sarjana sendiri.

 

Dalam wawancaranya, Bang Azza lalu meminta pulpen dan secarik kertas kepada saya. Beliau mendeskripsikan bila saja sarjana yang ada di Indonesia dengan optimalkan. Saat ini ada sebanyak 38 Provinsi di Indonesia dengan 514 kota/kabupaten dan 83.763 desa/kelurahan.

 

Katakan saja ada 1 sarjana yang diberdayakan di setiap 514 kabupaten/kota di Indonesia. Jasanya digunakan hanya 1 jam saja. Setiap jasa yang digunakan ada di rentang harga Rp30.000 s.d Rp 40.000. Berarti ada perputaran uang sebesar Rp 20.56 juta, itu hanya dari 1 interaksi penyedia jasa dan kliennya di seluruh Indonesia selama sejam.

 

Dalam sebulan akan hasilkan uang hingga Rp 616,8 juta dan dalam setahun angkanya hingga lebih dari 7,4 miliar. Jelas sekali ada perputaran ekonomi yang sangat besar apalagi bila diimplementasikan pada PAD (Pendapatan Asli Daerah).

 

Bang Azza mengatakan, setiap jasa pengguna ada biaya admin hingga sebesar Rp.15.000. Coba kembali kita jumlah ini sebagai keuntungan PAD daerah. Katakan saja ada satu saja aktivitas dari penyedia jasa, jumlahnya kita rata-ratakan 2 jam. Artinya dalam sehari pemerintah setempat mendapatkan Rp.30.000, selama sebulan nominalnya adalah 900 ribuan dan akhir tahun nilainya adalah Rp 10,8 juta.

 

Terlihat kecil nominalnya, itu dari 1 sarjana saja yang diberdayakan. Bagaimana bila jumlah ada 10, 100 atau bahkan 1000 sarjana di daerah tersebut. Jelas saja daerah mendapatkan keuntungan dari memberdayakan sarjana.

 

Sebagai sedikit catatan, menurut data BPS per bulan Februari tahun 2024. Ada sebanyak 1,045.706 orang pengangguran terbuka yang bergelar sarjana di Indonesia. Jumlah ini tentu terus meningkat meskipun sedikit turun dari tahun sebelumnya. Penyebab utamanya, tak lain karena daya serap lapangan kerja yang terbatas.

 

Andai saja ada sebanyak 1% saja dari para sarjana tergabung dalam Jasa Sarjana. Itu artinya ada sebanyak 1.045 orang. Mereka mendapatkan jasa dari rerata sebanyak 1 jam setiap harinya. Itu artinya ada perputaran uang mencapai Rp 44,8 juta di seluruh Indonesia (biaya konsultasi Rp.40.000). Dalam sebulan nominalnya mencapai Rp.1,045 miliar dan selama setahun menyentuh angka Rp 12,5 miliar.

 

Nominal yang besar hanya dari memanfaatkan 1% saja sarjana yang tergolong pengangguran terbuka di Indonesia. Ada potensi besar yang bisa pemerintah dapatkan bila mengoptimalkan angkatan kerja. Tanpa harus membuka lapangan kerja namun mengoneksikan pencari kerja dan yang membutuhkan jasa.

 

Bang Azza juga bercerita bahwa dia pun Ikhlas dan rela aplikasinya bisa diberdayakan di sejumlah kabupaten/kota di Indonesia bahkan tanpa ada embel-embel namanya. Tujuannya satu, bagaimana para sarjana bisa memaksimalkan potensinya. Tingkat pemerintah setempat menangkap peluang ini menjadi potensi besar.

 

Mimpi Besar Jasa Sarjana dan Bang Azza pada Negeri

Tak terasa waktu dengan berbincang-bincang dengan Bang Azza selesai. Banyak rasa penasaran yang belum berhasil digali, namun ada banyak pelajaran yang kami petik setelah dari Penerima Satu Indonesia Award tahun 2018 tersebut.

 

Satu kalimat yang beliau ucapkan adalah: 

"Lakukanlah hal apa pun yang bermanfaat meskipun itu hal kecil, itu jauh lebih baik dari pada apa yang Anda pikirkan itu besar namun malah justru itu yang menjadi bagian dari masalah. Tunjukkan dan buktikanlah karya Anda hingga mereka mempercayainya," pungkas Azza.

 

Astra pun tak salah memilih putra-putri terbaik negeri dalam menyebarkan semangat Astra dalam menginspirasi negeri.  Bang Azza sudah membuktikan asal daerah bukanlah halangan, bersaing bersama 5961 peserta lainnya hingga akhirnya jadi bagian dari Satu Indonesia Award. Melakukan gebrakan teknologi yang awal mulanya diragukan berhasil dan berkembang. Kini menjadi preferensi sejumlah kampus ternama di Sumatera.

 

Ini baru langkah awal dan ada langkah lanjutan lainnya yang siap beliau impikan. Jasa Sarjana bisa menjangkau setiap kabupaten/kota di seluruh negeri. Akhir pertemuan pun kami berfoto bersama dan siap melakukan hal serupa sesuai bidangnya layaknya apa yang Bang Azza lakukan.

Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua akan kepedulian pada para sarjana dan masyarakat, nantinya semesta akan membalas semua lelah kita menjadi secercah harapan besar.

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kenalan Blogger

My photo
Blogger & Part Time Writer EDM Observer