Apa yang ada di benak masyarakat Indonesia saat mendengar
nama Takengon?
Hanya ada gambaran di kepala sebagian kita, sebuah kota
pegunungan yang berada di jantung Aceh. Daya tarik utamanya ialah keindahan
Danau Lot Tawar dan perkebunan kopi yang punya cita rasa mendunia. Nilai tawar yang
ia berikan membuat kota sejuk ini selalu di hati buat penikmat kopi.
Keindahan alam dan kesejukan kota ini seakan menyimpan tokoh penggerak muda. Ia siap memberikan gebrakan serta inspirasi pada negeri di bidang teknologi. Di saat kota asalnya masih kesulitan sinyal kala itu.
Seakan mampu menciptakan aplikasi yang mampu menyatukan
lulusan dengan masyarakat atas jasa yang ia miliki. Sesuatu yang sulit
dipercaya, saat teknologi masih hal yang kurang lazim di sana. Namun tekad
besar seakan memberi jalan ke sana.
Harga Kopi dan Melek Pendidikan
Gejolak harga kopi yang terus meningkat dan dipercaya
sebagai kopi yang punya cita rasa mendunia. Secara tak langsung membuat orang
tua daratan tinggi Gayo tak ragu menyekolahkan anaknya. Ada banyak anak-anak
dari masyarakat lokal berkuliah hingga ke Pulau Jawa.
Anak-anak para petani kopi yang berhasil bersekolah di sana, dianggap sukses karena akan memberikan perubahan besar ke daerahnya setelah kembali kelak. Harapan besar membuncah dari para orang tua, karena pendidikan jadi arah pengubah daratan Gayo.
Hanya dalam waktu singkat, ada banyak anak-anak Gayo yang
bertitel sarjana. Setelah menuntut ilmu di kampung orang, mereka kini kembali
ke daratan Gayo, tanah air tercinta. Namun nestapa pun tiba, ada banyak dari alumnus
bertitel sarjana tanpa lahan pekerjaan.
Banyak dari mereka yang kini, harus menganggur atau
kembali membantu orang tua di kebun atau mencari ikan di danau. Tak jarang
harus bekerja rendahan di kantor yang tak sesuai dengan ilmu dan bakat yang
dimiliki.
Pasti ada rasa kecewa karena pengalaman mereka menimba
ilmu di sana tidak bisa digunakan di daerahnya. Mungkin dari para sarjana
tersebut sebagian tertunduk lesu di kedai kopi, sesekali melihat lembar koran.
Mana kala ada lamaran kerja yang sesuai spesifikasi jurusannya.
Bagi anak dara, hal serupa menghantui. Tak jarang merasa
peluang mencari kerja sulit membuat mereka cuma peluang: menikah selagi muda
dan ada yang meminang atau bahkan membantu ibu di dapur sembari menyibukkan
diri dengan pekerjaan.
Sebagai catatan, di Provinsi Aceh sangat sedikit
perusahaan besar yang mau berinvestasi di sana. Anak muda tak jarang harus
memutar otak sembari mengembalikan Marwah dan ilmu pengetahuannya. Tak jarang
terjun ke dunia bisnis, mengharapkan bersaing jadi abdi negara hingga
mempertahankan passion besarnya.
Salah satu pemuda yang berhasil menerobos batas itu adalah Azza Aprisaufa. Ide sederhana dan kegundahan akan para lulusan di Tanah Gayo seakan mendorongnya membuat aplikasi yang bisa menghubungkan para sarjana. Mengumpulkan bakat-bakat terbaik di kotanya dan terhubung dengan yang membutuhkan jasanya.
Kami punya skill dan jasa yang bisa dijual, sedangkan kalian para masyarakat punya masalah. Kini keduanya ibarat pertemuan penjual dan pembeli. Aplikasi tersebut ibarat pasar yang menyatukan keduanya.
Pada tahun 2024, jumlah pengangguran terbuka di Aceh pada
bulan Februari adalah 5,56% atau sekitar 145.560 jiwa, Angkanya ada sebanyak 12
ribu anak muda aceh yang menganggur tak tahu ke mana arahnya.
Artinya dari setiap lulusan ini punya 1 skill dan bila
diberdayakan artinya ada lebih 12 ribu skill dan lapangan kerja yang hadir.
Melahirkan perputaran ekonomi yang sangat besar. Untuk rakyat Aceh saat ini
yang berjumlah 5,4 juta jiwa.
Andai saja ada 120 sarjana saja atau persentasenya 1% saja
dari jumlah pengangguran saat ini yang bergabung dengan Jasa Sarjana. Itu
artinya ada 120 jasa yang bisa ia hadirkan dan membantu banyak masyarakat. Langkah
kecil ini jelas memaksimalkan bonus demografi dalam membangun negeri.
Jasa Sarjana Lahir dari Kegundahan
Bang Azza begitu sangat senang setelah lulus menjadi Sarjana
Argonomi di salah satu perguruan tinggi di Sumatera Utara. Ada harapan besar
setelahnya bisa bekerja di perusahaan perkebunan kenamaan. Namun itu tak
terjadi hingga ia harus bekerja di perusahaan yang tak ada kaitannya dengan
dunia pertanian.
Bang Azza harus bekerja di perusahaan saham milik Malaysia
yang kemudian berganti bekerja di perusahaan agensi perjalanan. Alasan utama
bekerja di sana terbatasnya peluang dan mengharuskan beliau banting setir. Rasanya
gelar yang sesuai dengan tempat kerja adalah sebuah kefanaan.
Pengalaman ini tentunya dirasakan oleh puluhan ribu fresh
graduate dengan segudang mimpi. Bermodalkan ijazah melamar ke perusahaan
atau instansi pemerintah. Tentu saja hasilnya nihil karena kouta yang sedikit
dan tentu saja dikalahkan kekuatan orang dalam.
Sembari menyambung hidup, Bang Azza juga bercerita ia bekerja serabutan mulai dari jualan batik titipan teman, membuat kreasi dan menjualnya kembali, pokoknya saya memanfaatkan kekosongan dengan kreativitas. Hingga tentu saja mengasah skill public speaking jadi lebih tajam dan tentu saja ilmu koding.
Pengalaman dan pengetahuan ini jadi fondasi dasar dalam
menciptakan aplikasi Jasa Sarjana di masa depan. Bang Azza tentunya sangat
aktif di dunia pendidikan karena sebelumnya ia sudah mendirikan lembaga
bimbingan belajar (bimbel) dengan namanya sendiri Saufa Center yang berlokasi
di kampung halamannya. Takengon sejak 2010.
Di sanalah, tempat bimbelnya berkembang pesat hingga
akhirnya bisa menyewa dua tempat berbeda. Punya sebanyak 48 guru dengan
berbagai bidang ilmu dan tentunya ada lebih dari 500 murid belajar rutin
menuntut ilmu di sana.
Tak berhenti di situ saja, sebagai layanan Bimbel, hati dari Bang Azza tergugah dari salah seorang ibu. Ia menawarkan anaknya yang lulusan arsitek untuk diterima bekerja di sana. Kemampuannya yang dirasa tak bisa dioptimalkan di daerahnya, apalagi sang ibu berharap banyak setelah anaknya lulus kuliah.
Bang Azza sendiri tak bisa menampung semuanya karena
keterbatasan tempat dan pekerja. Mungkin ada banyak lulusan serupa yang harus
menganggur dan bernasib sama dengan anak tersebut. Ide inilah yang membulatkan
tekat Bang Azza melakukan terobosan dan menambung lebih banyak anak muda. Awal
mula Jasa Sarjana terbentuk.
Aplikasi Bimbel yang Bertransformasi jadi Jasa Multi Ilmu
Mulanya Bang Azza membuat aplikasi pemesanan guru privat sehingga
setiap orang yang membutuhkan jasa guru privat bisa memesannya melalui aplikasi
pun dan kapan pun. Aplikasi ini bernama saufacenter.com. Mirip dengan nama
bimbelnya namun kini berupa aplikasi yang punya jangkau lebih luas.
Beliau juga menjelaskan konsep awalnya, Konsep yang
diusung Azza mirip aplikasi transportasi online yang mempertemukan penumpang
dan pengemudi. Aplikasi ini akan menemukan masyarakat yang membutuhkan jasa apa
pun dengan para sarjana yang berdomisili di kota tersebut.
Pada aplikasi tersebut, pelanggan bisa memesan beragam
jasa mulai dari guru privat, arsitek, pendamping lansia, pendamping wisata,
tutor pembuatan aplikasi, pelatih tari, konsultan lingkungan, dan pelatih public
speaking. Jumlah itu terus bertambah seiring makin banyak sarjana yang
bergabung di aplikasi buatan Bang Azza.
Tentunya pelanggan cukup merogoh kocek Rp 30.000 s.d Rp 40.000
ribu per jam, orang bisa memesan jasa tersebut sesuai kebutuhan. Guru yang
berhalangan masuk kelas, misalnya, bisa memesan guru pengganti agar anak didik
mereka tetap bisa belajar. Atau mereka turis yang butuh pemandu wisata saat
tiba di Takengon, bisa memesan pemandu wisata dan akan mengarahkan
tempat-tempat terbaik di Takengon.
Ada 80-an orang dengan berbagai keahlian yang bergabung
dalam aplikasi ini. Sebanyak 11 orang di antaranya adalah lulusan pascasarjana.
Mereka kini memiliki kegiatan dan bisa menyalurkan ilmu yang mereka dapat. Total
ada sebanyak 10 pemesanan melalui aplikasi setiap harinya, modal besar nantinya
lahir aplikasi Jasa Sarjana.
Tahun 2018 adalah tahun kunci buat Bang Azza, ia menjadi
salah satu Tokoh Penting Satu Indonesia Award. Menciptakan aplikasi berbasis
teknologi yang membantu memberdayakan keahlian para sarjana dan mengurangi
pengangguran terdidik di Aceh Tengah.
Cikal Bakal Hadirnya Jasa Sarjana
Jalan panjang terukir, sejak tahun 2016 berbekal tekad
dan kemampuan kodingnya, ia pun mulai mengembangkan sistem yang ia rencanakan tersebut.
Namun karena keterbatasan sumber daya manusia, maka ia pun berupaya untuk
merintisnya seorang diri.
Buat yang belum tahu, proses koding jelas sangat rumit. Dan
butuh kesabaran ekstra. bermodal pengalaman kuliah dulu akhirnya aplikasi Jasa
Sarjana berhasil lahir. Memang kala itu masih sangat jauh dari kata sempurna.
Tapi itu sebagai modal awal mempromosikan buatan anak pelosok Aceh.
Namun seiring berjalannya waktu, aplikasi Jasa Sarjana makin
responsif berkat dukungan dari tim programmer lainnya yang kini hadir membantu
mewujudkan visinya. Memang dalam hal ini ada banyak kendala sampai aplikasi
terwujud.
Tak berhenti di situ saja, ada kendala yang harus
diselesai. Pertama dimulai dari desain antar muka yang interaktif. Desain yang
menarik sangat penting dalam aplikasi pendidikan. Aplikasi harus mudah
digunakan oleh pengguna dengan berbagai tingkat pemahaman teknologi. Memastikan
desain yang sesuai dengan target pengguna dan membuat navigasi yang mudah dapat
menjadi kendala dalam pengembangan aplikasi pendidikan.
Apakah di situ saja selesai? Ini semua baru permulaan,
banyak tantangan lain yang menyusul. Aplikasi harus menyediakan fitur-fitur
yang menarik, interaktif, dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan
sehingga pengguna merasa termotivasi dan terus menggunakannya.
Beliau bercerita banyak mengenai bagaimana bisa satu hati
meyakinkan programmer. Memang Bang Azza paham mengenai koding hanya saja secara
advance beliau butuh programmer andal. Siapa sih yang mau dan paham betul
ide yang beliau presentasikan.
Sejak awal membuat aplikasi di tahun 2017, ia bercerita
belum pernah bertemu secara langsung dengan programmer. Beliau juga berterima
kasih, karena berhasil mempresentasikan idenya dalam wujud aplikasi Jasa
Sarjana.
Jatuh bangun ia mencari programmer hingga akhirnya ia
menggunakan jasa dari kota lain. Nyatanya, apa yang dihasilkan belum sesuai
dengan ekspektasi. Ia merasa blue print yang ia inginkan pun belum bisa diterjemahkan oleh beberapa programmer
pada saat itu.
Meski melalui berbagai rintangan, tak mencegah Azza untuk
terus berupaya menyempurnakan aplikasi yang dibuatnya. Bahkan dengan optimis ia
ceritakan pada saya, bahwa hingga saat ini sudah tak ada lagi masalah dalam
rekayasa kodingnya. Artinya, ia berhasil melewati tantangan itu.
Tahap akhir tentu saja cara mengintegrasikan pada banyak
sistem lain. Menyesuaikan dengan jumlah jenis ponsel pengguna. Jelas di tahap
ini memusingkan kata beliau. Hal ini bisa melibatkan tantangan teknis dalam
menghubungkan dan memastikan kesesuaian data, serta kompatibilitas dengan
sistem yang sudah ada.
Namun dari itu semua tantangan terbesar adalah datang
dari kepercayaan masyarakat. Berbekal dengan terpilih Bang Azza sebagai salah
satu Indonesia Award. Seakan membuktikan bahwa, nasional sudah mempercayai
aplikasi yang beliau buat, karena dianggap sangat detail.
Urusan pembiayaan juga lumayan rumit sama halnya dengan
kepercayaan. Untuk bisa membuat sebuah aplikasi jelas sangat mahal. Membangun,
mengembangkan, dan memelihara aplikasi pendidikan membutuhkan sumber daya
finansial yang cukup. Awal mulanya, semua aplikasi dibuat dari dompet pribadi
Bang Azza pribadi.
Di tahap tertentu beliau ingin menyerah, ia bercerita
dalam pembuatan aplikasi Jasa Sarjana hingga jadi begitu responsif membutuhkan
dana yang sangat besar. Bang Azza mengatakan, budget yang dikeluarkan hampir
menyentuh angka 200 jutaan.
Akhirnya di Oktober 2022. Aplikasi Jasa Sarjana berhasil
rilis di Google PlayStore dan App Store. Setelah perjuangan begitu panjang
selama bertahun-tahun. Meski begitu, ia menyadari masih ada tantangan baru yang
menunggunya di depan; meyakinkan masyarakat bahwa yang ia buat ini adalah hal
yang hebat dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Satu Indonesia Award Lompatan Besar Bang Azza dan Jasa
Sarjana
Menjadi bagian dari Satu Indonesia Award jelas satu
kebanggaan. Tahun 2018 adalah langkah baru, berkat menjadi nominasi Satu
Indonesia Award. Aplikasinya menjadi terkenal banyak orang. Bang Azza juga
bercerita ia pernah menawarkan aplikasinya secara door-to-door
mengenalkan aplikasi Saufacenter.com ini, mengisi acara radio 3x seminggu,
menyisir pasar dan acara pesta.
Bahkan Bang Azza pernah bercerita mengenai aplikasinya
ditolak oleh pejabat besar di daerahnya. Namun di satu kesempatan, beliau
mendapatkan kesempatan menjadi narasumber di salah satu kampus ternama di Medan
situlah pejabat menuntut ilmu tersebut. Ia tergugah dengan aplikasinya dan
percaya bahwa Jasa Sarjana memberikan peluang besar.
Gagasan awal untuk terjun di Satu Indonesia Award jelas
dianggap sangat berani. Bang Azza juga bercerita bahwa ia ingin aplikasi yang
ia buat ini dikenal oleh banyak orang. Ia pun mengajukan diri dengan ide
menciptakan aplikasi yang bisa menghubungkan antara masyarakat dan sarjana di
kotanya.
Selama masa Satu Indonesia Award, ia jelas minder. Ada
banyak pesaing yang datang dari kota-kota besar yang ada di Indonesia. Secara
kemampuan teknologi, ide, dan tentu saja inovasi jelas lebih maju. Namun beliau
punya tekad besar agar aplikasi ini bisa diketahui banyak orang. Sekaligus
membuktikan anak kampung dari Aceh juga tak kalah hebat dari orang perkotaan.
Saat proses penjurian pun berlangsung, Bang Azza
bercerita hal utama yang menjadi alasannya dalam mendirikan aplikasi Jasa
Sarjana karena melihat problematika di masyarakatnya. Ada begitu banyak sarjana
yang punya beragam skill harus menganggur. pemerintah, dan perusahaan lupa
menangkap dan membuat angka pengangguran di Aceh cukup tinggi.
Hadirnya aplikasi Jasa Sarjana di tengah masyarakat, bak
oase di padang pasir. Ada banyak yang berhasil diberdayakan. Pada periode enam
bulan saja, ada sekitar 208 sarjana dari segala jurusan yang ada di kota dan
kabupaten Aceh Tengah berhasil diberdayakan.
"Dari situ saya ingin memberitahu bahwa aplikasi ini
sengaja dibuat untuk mengonversi segala jurusan yang ada di sebuah universitas
untuk menjadi seluas-luasnya kebutuhan masyarakat", tuturnya dengan penuh
tekad.
Pada proses penjurian, Bang Azza bercerita hadirnya Bapak
Nadiem Makarim sebagai juri tamu. Siapa yang tak kenal dengan Founder Go-Jek
dan kini Menteri Pendidikan RI. Beliau terpukau atas ide dasar dari Jasa
Sarjana yang kala itu masih berupa SaufaCenter.com. Bahkan Go-Jek kala itu
belum memiliki aplikasi yang bisa menghubungkan para sarjana dengan
pelanggannya. Termasuk ini salah satu inspirasi lahirlah Go-Academy.
Tak hanya itu saja, yang menjadi juri di Bidang Teknologi kala itu adalah Bapak Onno W. Purbo, Ph.D, seorang Pakar Teknologi Informasi terkemuka asal Indonesia. Beliau juga takjub dengan anak muda dari pelosok Aceh mampu membuat aplikasi pendidikan yang selama ini belum berhasil diimplementasikan bahkan dari anak perkotaan sekalipun.
Saat penjurian pun juga, pihak Astra sedikit pesimistis
ide dari Bang Azza bisa berhasil. Tingkat keberhasilan dan tentu saja
menghubungkan banyak sarjana dalam satu aplikasi sangat sulit. Selain dari
faktor pendanaan, Bang Azza harus bisa meyakinkan masyarakat dan akademisi
masuk dalam aplikasi Jasa Sarjana.
Tapi dengan semangatnya beliau berkata: Kami yakin bisa,
membesarkan Jasa Sarjana. Melalui tagline khas Jasa Sarjana: "Satu
Aplikasi, Seribu Tenaga Ahli", Siap memberdayakan SM terbaik negeri agar
masyarakat menjadi lebih cerdas, kompeten dan menyelesaikan masalahnya bersama
para ahli di kota tempat tinggalnya.
Satu hal yang menarik dari Jasa Sarjana adalah kemampuan
memanfaatkan bidang ahli yang kadang sulit ditemukan. Keahlian ini bisa berguna
di saat-saat genting. Bagaimana ia bercerita terkait proses pembagian ahli
warisan. Ternyata di Jasa Sarjana tersedia ahli yang memahami proses pembagian
harta warisan. Sehingga masalah yang bisa saja genting bila tak bisa dipecahkan
berhasil diselesaikan dari Jasa Sarjana.
Mengenal Aplikasi Jasa Sarjana secara Mendalam
Sebelumnya penulis sudah menjelaskan perjuangan panjang
Azza Aprisaufa dalam merintis berdirinya SaufaCenter.com hingga akhirnya Jasa
Sarjana menjadi aplikasi pendidikan. Membuat beliau menjadi penerima Satu
Indonesia Award di tahun 2018.
Hanya saja, masih banyak yang belum paham konsep Jasa
Sarjana bekerja. Keunggulan yang dimiliki hingga tentu saja respons yang sangat
intuitif dalam menawarkan jasa. Pertemuan dan perbincangan di Roadshow Astra di
Aceh masih cukup kurang.
Keesokan harinya kami membuat janji bertemu, bersama
rekan blogger lainnya kami mendapatkan 1 jam pengalaman melihat dan merasakan
bagaimana aplikasi Jasa Sarjana berjalan. Hal menarik tentunya aplikasi Jasa
Sarjana dirancang sedemikian rupa agar para sarjana juga bisa memanfaatkan
keahlian lain di luar latar belakang kompetensi pendidikannya.
Beliau lalu membuka ponsel, ia memperlihatkan bagaimana
cara awal bisa mendaftar di Jasa Sarjana. Pada proses registrasi. Tak sekedar
dimintai keahlian dasar saja tapi juga ijazah. Bagi yang lulusan sarjana
pendidikan harus melampirkan ijazah matematikanya.
Namun andai saja si sarjana tersebut juga punya skill
lainnya di luar dari latar belakang ijazahnya. Ia juga harus mempertanggung
jawabkan keahliannya. Tentunya harus ada kualifikasi lebih dan tentu saja makin
banyak klien yang bisa dilayani.
Pada sistem Jasa Sarjana juga terdapat dua aplikasi yakni
untuk yang digunakan oleh penyedia jasa dan pengguna jasa. Tentunya aplikasi
akan memisahkan antar penyedia jasa dan pengguna jasa. Bahkan pengguna jasa
pada sejumlah jasa ia bisa menjadi pengguna jasa.
Konsep dari aplikasi Jasa Sarjana Indonesia untuk
terhubung dengan ribuan sarjana di kotanya masing-masing, hingga keunggulan
fitur dan fungsi layanan sangat lengkap yang meliputi: sistem keamanan,
pembayaran, tarik saldo, top up, ragam kategori, pemilihan layanan
online/offline, GPS tracking, mapping dan pilih tenaga ahli.
Saat ini sudah ada lebih dari 20 keahlian yang ada di
Jasa Sarjana dan bisa saja bertambah dengan makin banyaknya skill para sarjana.
Tentunya makin banyak kota yang menjadi ekspansi dari aplikasi Jasa Sarjana.
Jelas makin banyak pelanggan yang siap menggunakan jasanya.
Bang Azza melakukan demo dari aplikasi Jasa Sarjana
secara detail. Beliau melakukan proses pemesanan jasa konsultasi public
speaking. Waktu yang dipilih adalah mulai pukul 11:15 WIB sampai dengan pukul 12:15
WIB. Tak lama kemudian aplikasi akun penyedia Jasa beliau mendapatkan
notifikasi bahwa ada salah satu klien yang ingin melakukan konsultasi public
speaking.
Pada aplikasi Jasa Sarjana akan melakukan proses GPS
tracking dan mapping pada lokasi klien dan penyedia jasa. Sehingga
bila jaraknya terlalu jauh, bisa saja penyedia jasa mempertimbangkan mengambil
job tersebut.
Tentu saja dengan makin luasnya jangkauan aplikasi hingga
ke kabupaten atau kota. Akan banyak lahir calon sarjana yang tergabung dalam aplikasi
Jasa Sarjana. Rentang bayaran yang didapatkan cukup menarik antara
Rp30.000-40.0000 untuk sejam proses pendampingan dan konsultasi.
Fitur-Fitur Canggih ala Jasa Sarjana
Punya tagline: Satu Aplikasi, Seribu Tenaga Ahli.
Jelas saja ada ribuan keahlian sedang menunggu pemiliknya. Sebagai user, Anda
tentunya bisa menemukan pendamping profesional yang ada di sekitar Anda.
Para user juga bisa melakukan proses Top up menggunakan
bank mana pun. Setelahnya user bisa membuat pesanan order trainer. Nah.. saat
trainer pun sudah ditemukan, kini saatnya adalah melakukan komunikasi berupa
atur lokasi orderan untuk bertemu.
Fleksibilitas waktu adalah keunggulan dari Jasa Sarjana.
Para Sarjana bisa menyesuaikan waktu dengan kliennya sehingga terasa seperti
freelancer. Adanya fitur berupa online dan offline membuat pengguna bisa
memanfaatkan waktu kosongnya untuk bekerja di tempat lain. Sedangkan saat
online bisa menerima orderan Jasa Sarjana.
Selain itu ada fitur yang cukup berguna yaitu Panic
Button. Fitur ini berguna saat memicu respons cepat dalam situasi darurat
andai saja trainer berlaku tidak sesuai dengan yang diinginkan. Server langsung
merespons dengan cepat sehingga hal yang tidak diinginkan yang merugikan salah
satu pihak bisa segera dicegah.
Bagaimana bisa jadi dalam bagian Jasa Sarjana?
Syaratnya kini cukup mudah, cukup Anda termasuk lulusan
S1, S2, dan S3 dari dalam maupun luar negeri sekalipun. Lalu tinggal bergabung
saja pada join.jasasarjana.id. Nantinya pihak HRD akan melakukan proses
verifikasi pada sejumlah sarjana dengan berbagai kualifikasi latar pendidikan.
Cerita Langsung Trainer Jasa Sarjana
Penulis mencoba menuliskan menggali lebih banyak aplikasi
Jasa Sarjana. Akhirnya mempertemukan saya dengan salah seorang trainer Jasa
Sarjana. Nama beliau adalah Malida Putri. Meskipun pertemuan berlangsung secara
daring, namun saya cukup banyak menggali pengalaman beliau menjadi tentor
belajar Bahasa Jepang.
Putri pun merasa bahwa aplikasi dari Jasa Sarjana
sangatlah intuitif. Adanya sejumlah fitur sangat membantu, salah satunya adalah
aplikasi chat. Aplikasi ini sangat berguna berdiskusi dengan user sehingga bisa
lebih fleksibel dalam proses mengajar.
Beliau juga bercerita bagaimana sistemnya berlaku saat
pengorder bisa mengklik waktu dalam proses belajarnya saat dirasa siap.
Sehingga proses belajar optimal sesuai dengan waktu belajar yang sudah
disorder.
Setelah proses belajar selesai, Putri juga bercerita
bahwa trainer bisa mengklik tombol: pembelajaran selesai dan tentu saja user
bisa langsung mengklik proses pembayaran. Artinya trainer langsung mendapatkan
bayaran setelah proses belajarnya selesai.
Tak hanya itu saja, Putri yang merupakan jebolan kampus
Muhammadiyah ini, juga merasa terbantu saat waktu fee-nya ia sering mendapatkan
orderan dari pelanggan. Bisalah buat tambahan uang jajan dikala waktu senggang,
pungkasnya.
Pengalaman menjadi bagian dari Jasa Sarjana tentu saja
membuat anak muda sepertinya bisa memaksimalkan ijazah dan bahkan skill
lainnya. Tentunya cukup membantu, apalagi ada banyak skill yang bisa. Jasa
Sarjana cukup membantu dalam menyejahterakan para sarjana.
Di akhir proses zoom, beliau juga berpesan sedikit. Andai
saja Jasa Sarjana bisa bertumbuh dengan sangat besar. Bahkan di sejumlah
kota-kota besar, tentu saja ada banyak sarjana seperti dirinya yang mendapatkan
efeknya.
Membesarkan Jasa Sarjana Melalui Kampus
Setelah membuat aplikasi saja tidaklah cukup. Bang Azza
dan Jasa Sarjana tahu ada banyak kendala harus dihadapi. Dunia aplikasi
sangatlah kompetitif yang mampu menawarkan fitur dan berbagai jasa. Keunikan
saja tak cukup karena harus ada pengguna setia dan penyedia jasa saja.
Bang Azza juga belajar bagaimana cara pemasaran,
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pengguna, dan penyediaan aplikasi
yang baik. Inilah yang saat ini Bang Azza lakukan, beliau sangat giat dalam
melakukan kerja sama dengan sejumlah instansi pendidikan dan pemerintah.
Ada sejumlah kampus yang sudah bekerja sama dan melakukan
proses tanda tangan MoU. Salah satunya adalah dengan pihak UMSU Sumatera Utara.
Itu belum lagi sejumlah kampus yang ada di Aceh. Mulai dari UIN-Ar Raniry, Bina
Bangsa Getsempena, hingga USK. Sedangkan di kampung halaman beliau di Takengon,
kampus yang sudah bekerja sama adalah Universitas Gajah Putih.
Kepakan saya Jasa Sarjana coba dibesarkan lagi, itu baru
kampus yang cukup ternama yang ada di Aceh. Ada banyak kampus kecil lainnya
yang belum bermitra dengan Jasa Sarjana. Tak tertutup kemungkinan, bertambah
jumlah perguruan tinggi yang jadi bagian Jasa Sarjana, tentu sangat
menguntungkan daerah tersebut.
Jasa Sarjana Berdedikasi Besar pada Negeri
Selama ini Jasa Sarjana hanya sebatas aplikasi yang
menguntung ketiga pihak saja. Penyedia Jasa, Pencari Jasa dan pemilik server
saja. Bang Azza bercerita bahwa potensi Jasa Sarjana lebih dari itu. Beliau pun
mengatakan bahwa Pak Nadiem Makarim selaku juri sangat tertarik dengan Jasa
Sarjana.
Ia tak sempat memikirkan bahwa dari aplikasi Go-jek bisa
menambahkan lini bisnis serupa di bidang pendidikan. Inilah yang kemudian menginisiasikan
lahirnya Go-Academy. Pak Nadiem juga tertarik dengan program Jasa Sarjana,
namun Bang Azza menolak untuk merger dan ingin membesarkan nama Jasa Sarjana
sendiri.
Dalam wawancaranya, Bang Azza lalu meminta pulpen dan
secarik kertas kepada saya. Beliau mendeskripsikan bila saja sarjana yang ada
di Indonesia dengan optimalkan. Saat ini ada sebanyak 38 Provinsi di Indonesia
dengan 514 kota/kabupaten dan 83.763 desa/kelurahan.
Katakan saja ada 1 sarjana yang diberdayakan di setiap
514 kabupaten/kota di Indonesia. Jasanya digunakan hanya 1 jam saja. Setiap
jasa yang digunakan ada di rentang harga Rp30.000 s.d Rp 40.000. Berarti ada
perputaran uang sebesar Rp 20.56 juta, itu hanya dari 1 interaksi penyedia jasa
dan kliennya di seluruh Indonesia selama sejam.
Dalam sebulan akan hasilkan uang hingga Rp 616,8 juta dan
dalam setahun angkanya hingga lebih dari 7,4 miliar. Jelas sekali ada
perputaran ekonomi yang sangat besar apalagi bila diimplementasikan pada PAD
(Pendapatan Asli Daerah).
Bang Azza mengatakan, setiap jasa pengguna ada biaya
admin hingga sebesar Rp.15.000. Coba kembali kita jumlah ini sebagai keuntungan
PAD daerah. Katakan saja ada satu saja aktivitas dari penyedia jasa, jumlahnya
kita rata-ratakan 2 jam. Artinya dalam sehari pemerintah setempat mendapatkan
Rp.30.000, selama sebulan nominalnya adalah 900 ribuan dan akhir tahun nilainya
adalah Rp 10,8 juta.
Terlihat kecil nominalnya, itu dari 1 sarjana saja yang
diberdayakan. Bagaimana bila jumlah ada 10, 100 atau bahkan 1000 sarjana di
daerah tersebut. Jelas saja daerah mendapatkan keuntungan dari memberdayakan sarjana.
Sebagai sedikit catatan, menurut data BPS per bulan
Februari tahun 2024. Ada sebanyak 1,045.706 orang pengangguran terbuka yang
bergelar sarjana di Indonesia. Jumlah ini tentu terus meningkat meskipun
sedikit turun dari tahun sebelumnya. Penyebab utamanya, tak lain karena daya
serap lapangan kerja yang terbatas.
Andai saja ada sebanyak 1% saja dari para sarjana
tergabung dalam Jasa Sarjana. Itu artinya ada sebanyak 1.045 orang. Mereka
mendapatkan jasa dari rerata sebanyak 1 jam setiap harinya. Itu artinya ada
perputaran uang mencapai Rp 44,8 juta di seluruh Indonesia (biaya konsultasi
Rp.40.000). Dalam sebulan nominalnya mencapai Rp.1,045 miliar dan selama
setahun menyentuh angka Rp 12,5 miliar.
Nominal yang besar hanya dari memanfaatkan 1% saja
sarjana yang tergolong pengangguran terbuka di Indonesia. Ada potensi besar yang
bisa pemerintah dapatkan bila mengoptimalkan angkatan kerja. Tanpa harus
membuka lapangan kerja namun mengoneksikan pencari kerja dan yang membutuhkan
jasa.
Bang Azza juga bercerita bahwa dia pun Ikhlas dan rela
aplikasinya bisa diberdayakan di sejumlah kabupaten/kota di Indonesia bahkan
tanpa ada embel-embel namanya. Tujuannya satu, bagaimana para sarjana bisa
memaksimalkan potensinya. Tingkat pemerintah setempat menangkap peluang ini
menjadi potensi besar.
Mimpi Besar Jasa Sarjana dan Bang Azza pada Negeri
Tak terasa waktu dengan berbincang-bincang dengan Bang
Azza selesai. Banyak rasa penasaran yang belum berhasil digali, namun ada
banyak pelajaran yang kami petik setelah dari Penerima Satu Indonesia Award
tahun 2018 tersebut.
Satu kalimat yang beliau ucapkan adalah:
"Lakukanlah hal apa pun yang bermanfaat meskipun itu hal kecil, itu jauh lebih baik dari pada apa yang Anda pikirkan itu besar namun malah justru itu yang menjadi bagian dari masalah. Tunjukkan dan buktikanlah karya Anda hingga mereka mempercayainya," pungkas Azza.
Astra pun tak salah memilih putra-putri terbaik negeri
dalam menyebarkan semangat Astra dalam menginspirasi negeri. Bang Azza sudah membuktikan asal daerah
bukanlah halangan, bersaing bersama 5961 peserta lainnya hingga akhirnya jadi
bagian dari Satu Indonesia Award. Melakukan gebrakan teknologi yang awal
mulanya diragukan berhasil dan berkembang. Kini menjadi preferensi sejumlah
kampus ternama di Sumatera.
Ini baru langkah awal dan ada langkah lanjutan lainnya yang siap beliau impikan. Jasa Sarjana bisa menjangkau setiap kabupaten/kota di seluruh negeri. Akhir pertemuan pun kami berfoto bersama dan siap melakukan hal serupa sesuai bidangnya layaknya apa yang Bang Azza lakukan.
Semoga tulisan ini menginspirasi kita semua akan kepedulian
pada para sarjana dan masyarakat, nantinya semesta akan membalas semua lelah
kita menjadi secercah harapan besar.
0 komentar:
Post a Comment